Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Firmansyah
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S28107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasiyah M. Junus
"Suku banyak merupakan fungsi yang kontinu dan terdiferensial di himpunan bilangan nyata R. Sehingga, pada setiap interval tertutup, suku banyak mencapai nilai maksimum dan minimum pada titik stasioner atau titik batas interval. Cara yang biasa dipakai untuk menentukan nilai ekstrem suku banyak adalah metode Kalkulus dengan menggunakan turunan. Pada makalah ini dibahas metode menentukan nilai ekstrem suku banyak tertentu pada interval yang diberikan dengan menggunakan pertidaksamaan rata-rata aritmetika dan geometri, yang merupakan pengembangan gagasan yang diajukan oleh de Alwis.

A method for finding the extreme of certain polynomials using inequalities of the mean. A polynomial y = p(x) is continuous and differentiable on its domain R. Therefore, at any closed interval, the graph attains both the maximum and minimum values in the stationary points or the borders of the interval. The method commonly used to find the extremum is Calculus by using derivatives. This paper presents a method for finding the extremum of certain polynomials using inequalities of the mean based on de Alwis?s work."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Setya Putra
"ABSTRAK
Peatland fires encourage the government to restore peat function as natural water storage. One of the measures taken is to build a circumference dike to hold water to reduce excessive drainage. However, there is no study yet of the planned average water level that has to be maintained from the construction of circumference dike. Therefore, the aim of this study is to calculate the average water level on peatlands inside the circumference dike. The methods used consist of hydrological analysis, spatial analysis, and water level analysis. The results of the analysis shows that the average water level in normal years tends to be above the surface, except in the second half of August to the first half of November. In the second half of September to the second half of October, the peat has the potential to be burned. In a dry season the water tends to fall decline to the drainage boundary of peatland which is at -1.5 m which occurs in the second half of March to December. In the second half of February until December peatland has potential to be burned. From this research, it can be concluded that the calculations using this method is similar with in-situ observation data and can be used to calculate the average water level of peat with the same conditions in other locations."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
627 JTHID 10:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maury Wijaya
"Latar belakang : Tindakan diversi fekal sclama kurun waktu tertentu dapat menyebabkan hilangnya kekuatan dan kontraktilitas otot polos usus scrta atrofi villi mukosa usus segmen distal, yang secara makroskopis tampak scbagai perbedaan diameter
antara puntung proksimal dengan puntung distal.
Akhirnya, stoma tidak dapat dianastomosis langsung namun memerlukan prosedur Santulli terlebih dahulu, kemudian
penutupan stoma. Untuk mencegah morbiditas ini, anastomosis stoma harus sudah dilakukan sebelum puntung distal mengecil.
Tujuan : Untuk mengetahui rentang waktu rata-rata antara diversi fekal dan anastomosis secara langsung, antara diversi fekal dan prosedur Santulli, scrta antara prosedur Santulli dan penutupan Santulli.
Subyek & Cara Kerja : Subyek dari studi Kohort retrospektif ini adalah scmua pasien atresia ani dengan data rekam medis yang lengkap, yang telah dilakukan diversi fekal pada usia < 13 tahun dan sudah menjalani operasi PSARP, yang dirawat untuk dilakukan
operasi penutupan stoma di RSUPN-CM, antara bulan Juni 2006 dan bulan Pebruari 2010.
Hasil : Didapatkan 50 pasien, terdiri dari 25 laki-laki (8 anastomosis langsung; 17
Santulli) dan 25 perempuan (21 anastomosis langsung, 4 Santulli). Jenis atresia ani
dengan : fistel rektovestibuler (36%); fistel rektouretra (24%); tanpa fistel (18%); fistel
rektoperineal (10%); fistel rektovesika dan anus anterior (masing-masing 4%); scrta fistel
rektovagina dan kloaka (masing-masing 2%). Rentang waktu antara diversi fekal -
anastomosis langsung : rata-rata 427 (SD 213) hari, median 358 hari; antara diversi fekal
- prosedur Santulli: median 1267 (minimum 335, maksimum 6848) hari. Hasil uji
statistik non parametrik '2-independent samples' dengan Mann Whitney nilai p < 0.05.
Rentang waktu antara prosedur Santulli - penutupan Santulli: rata-rata 245 (SD 112)
hari.
Kesimpulan : Rentang waktu rata-rata antara diversi fekal - anastomosis langsung
dengan diversi fekal - proscdur Santulli berbeda Sebaiknya operasi penutupan stoma telah dilakukan sebelum waktu minimum perbedaan diameter puntung terjadi"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T59001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Togap P.
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan,'apakah minat siswa SMA terhadap matematika mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi matematikanya, apakah minat siswa laki-laki berbeda dengan minat siswa perempuan terhadap matematika, apakah prestasi matematika siswa laki-laki berbeda dengan prestasi matematika siswa perempuan.
Banyak faktor yang dianggap mempengaruhi prestasi belajar. Salah satu dari faktor itu adalah minat. Faktor minat dinggap menjadi kekuatan motivasi yang mempengaruhi besarnya kesadaran seseorang melakukan suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang karena interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu arah dan kualitas minat menjadi sangat beragam.
Dibanding dengan mata pelajaran lain matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang paling abstrak dan memerlukan kemampuan berfikir yang lebih tinggi. Siswa dengan tingkat inteligensi di atas rata-rata diasumsikan mampu mengikuti pelajaran matematika dengan prestasi baik. Namun orang yang tingkat inteligensinya di atas rata-rata tidak dengan sendirinya berprestasi dalam matematika, karena masih tergantung faktor lain misalnya minat.
Sejak lama mata pelajaran matematika dianggap milik lakilaki. Indikasi kecilnya persentase perempuan memasuki perguruan tinggi bidang eksakta sering dipakai sebagai pembenarannya. Oleh karena itu perlu dijawab apakah laki-laki lebih berminat terhadap matematika daripada perempuan? Jika perbedaan minat tidak ada apakah prestasi siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam matematika?
Sesuai permasalahan di atas penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara minat dengan prestasi matematika pada siswa laki-laki dan perempuan yang memiliki inteligensi di atas rata-rata, menemukan perbedaan minat siswa laki-laki dan perempuan terhadap matematika, dan untuk menemukan perbedaan prestasi matematika siswa laki-laki dan perempuan..
Penelitian ini dilakukan di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada lima SMA Negeri, melibatkan 200 orang siswa, masing-masing 100 orang siswa laki-laki dan 100 orang siswa perempuan.
Metode penelitian adalah metode survai yang bersifat korelasional. Ada tiga instrumen yang digunakan untuk menjaring data. Instrumen yang pertama adalah tes inteligensi yaitu CFIT Skala 3, yang digunakan untuk menjaring siswa yang memiliki inteligensi di atas rata-rata. Instrumen yang kedua adalah
skala minat, yang disusun peneliti dengan 25 butir soal untuk menjaring data tentang minat siswa. Instrumen yang ketiga adalah tes prestasi matematika. Tes ini disusun guru-guru matematika dari ke lima lokasi penelitian dan dikonsultasikan dengan pakar matematika dari FMIPA-IKIP Jakarta. Tes ini terdiri dari 50 butir soal dalam bentuk pilihan ganda.
Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (r=4.4063) antara minat dan prestasi matematika siswa. Koefisien determinasi sebesar 0,1650, berarti bahwa prestasi matematika dapat dijelaskan oleh skor minat sebesar 16,50 persen. untuk siswa laki-laki tingkat hubungan itu adalah 0,4120, dengan koefisien determinasi 0,1697. Sedangkan untuk siswa perempuan tingkat hubungan itu adalah 0,3844, dengan koefisien determinasi adalah 0,1478.
Walaupun rata-rata minat siswa laki-laki lebih tinggi sebesar 2,48 poin tetapi dari peluang uji beda dua rata-rata, nilai peluangnya hanya sebesar 0,0533, hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan minat laki-laki dan minat perempuan terhadap matematika pada tingkat signifikan (a) 5%. Demikian juga dengan prestasi matematika siswa. Walaupun prestasi matematika siswa laki-laki lebih tinggi sebesar 3,46 poin, tetapi dari peluang uji beda dua rata-rata, nilai peluangnya hanya sebesar 0,0792, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi dalam matematika antara laki-laki dan perempuan pada tingkat signifikan 5%.
Usaha peningkatan prestasi matematika perlu mendapat bimbingan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat meningkatkan sikap positif terhadap matematika, mengurangi kekhawatiran akan pelajaran matematika dan meningkatkan rasa tanggung jawab atas kegiatan belajar serta hasil yang diperoleh. Usaha ini akan dapat berhasil dengan baik, jika guru lebih mengenal kekuatan dan kelemahan siswa yang diajarnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itje Aisah Ranida
"ABSTRAK
Titik berat pembangunan dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap ke-II (PJP II) ini adalah ekonomi disertai dengan penbangunan sunberdaya manusia. Sejalan dengan hal itu, para pakar dalan bidang gizi dan kesehatan telah mencetuskan tinggi badan potensial sebagai indikator nyata yang digunakan untuk ukuran fisik manusia. Indikator ini diharapkan dapat menberikan indikasi terhadap upaya yang telah dilakukan.
Tinggi badan yang dicapai anak pada umur masuk sekolah dasar dapat memberikan gambaran tentang gangguan pertunbuhan yang diderita pada umur-umur sebelumnya, selain itu dapat nenunjukkan gambaran pertumbuhan anak sebagai gambaran taraf kesehatan dan gizi penduduk di wilayah yang bersangkutan.
Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang mempunyai prevalensi tinggi pada penyakit gangguan pertumbuhan (dalan hal ini penyakit gondok), juga daerah yang telah lebih dahulu (1988) melakukan pengukuran Tinggi Badan terhadap Anak Baru Masuk Sekolah oleh para peneliti dari Puslitbang Gizi Bogor, yang kemudian tahun 1994 Direktorat Bina Gizi Masyarakat melakukannya di seluruh Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah panel studi yang bertujuan ingin melihat/mempelajari hubungan antara daerah yang mempunyai kondisi endenik gondok di desa miskin dan tidak miskin dengan rata-rata tinggi badan anak baru masuk sekolah.
Hasil penelitian nenunjukkan bahwa selain variabel gondok ternyata variabel miskin (dalan hal ini status sosek) lebih mempunyai hubungan yang secara statistik cukup bermakna terhadap rata-rata tinggi badan. Hal ini terbukti dari hasil tenuan yang mengatakan bahwa, perubahan rata-rata TBABS tahun 1988 dan 1994 untuk anak kelompok umur 7 dan 8 tahun di desa tidak gondok tidak miskin lebih tinggi dari perubahan rata-rata desa gondok lainnya dengan kisaran 0.3 - 1.6 cm pada 95% CI dengan p = 0.016.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan adanya variable-variabel (gondok, miskin) yang berhubungan terhadap rata-rata tinggi badan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan, yang akhirnya dapat digunakan sebagai alat perbandingan antar daerah pada waktu yang sama atau membandingkan keadaan daerah yang sama antar waktu yang berbeda.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat sedikit dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan program kesehatan yaitu pada penentuan lokasi-lokasi sasaran, satu diantaranya adalah faktor rendahnya tingkat sosial ekonomi dan tingkat endemisitas.

ABSTRACT
The focus of The Long Term Development II is economic and human resource development. The result of the latter can be identified, among other things, by measuring children's potential height as a real indicator of physical measurement of human body.
The height of children entering elementary school gives a powerful indicator to depict growth retardation or forlir in the past. It globally explain health and nutritional status in the population the children residing.
Central Java is one of province with a high prevalence of goitre. Height measurement for children entering elementary school has been conducted by Nutrition Center for Research and Development Bogor in the province in 1988. The measurement has been expanded and conducted to all provinces in Indonesia.
This study is aimed to learn relationship between goitre endemicity with certain poverty level in villages and average height of children entering elementary school taking two cross-sectional ones, 1988 and 1994, the study attempts to see the height differences and changes with and between these years.
The results of the study shows poverty variable is more potent then goitre to give statistically significant relationship between the independent variables and the average height. Difference of average height of children entering elementary school for 7 and 8 aged groups in villages with No-goitre endemic and not poor in the years of 1988, 1994 is bigger than other combination of villages. The range is 0.3 - 1.6 cm with 95% CI, p = 0.016
Through this finding it is conducted that alleviating both goitre endemic and poverty will give the best achievement of potential average height.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Parada T. P.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T40284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies Zakaria
"Due to the rapid development in hospital industry recently, caused by risen public conciousness for better health care service and demand for high quality services at reasonable cost, it is required that hospital administrators should be able to manage the available resources efficiently and effectively. Human resources, espesially nurse is the most important aspect and play the biggest role in deciding smoothness in hospital operational and service quality. Appropriateness between amount, nurse qualification and working burden is one of an important aspects to achieve harmonic equilibrium between quality and service cost.

Sehubungan dengan pesatnya perkembangan perumahsakitan yang terjadi akhir akhir ini, sebagai akibat dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan permintaan akan pelayanan yang bermutu dengan biaya yang Iayak, maka kini administrator rumah sakit dituntut untuk terampil dalam mengelola sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. Sumber daya manusia, khususnya perawat merupakan faktor yang paling besar jumlahnya dan berperan penting dalam menentukan kelancaran operasional dan kualitas pelayanan rumah sakit. Adanya ketepatan antara jumlah, kualifikasi perawat dan beban kerjanya, merupakan salah satu aspek utama untuk terciptanya keseimbangan yang harmonis antara mutu dan biaya pelayanan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adeni Eka Suci
"Salah satu wilayah di Indonesia yang berada di zona gempabumi yaitu Kota Bengkulu. Kota Bengkulu diperkirakan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang cukup tinggi sehingga sering mengalami gempabumi dari intensitas kecil hingga besar. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Kota Bengkulu menggunakan metode inversi HVSR. Data mikrotremor pada 15 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke belakang untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan nilai Vs30 sebesar 212-437 m/s. Daerah dengan jenis tanah yang dihasilkan dari nilai Vs30 hasil inversi HVSR diketahui klasifikasi jenis tanah C mendominasi Kota Bengkulu sedangkan klasifikasi jenis tanah D tersebar di utara, selatan, dan tenggara Kota Bengkulu.

One of the areas in Indonesia that is in the earthquake zone is Bengkulu City. Bengkulu City is estimated to have a high level of earthquake vulnerability so that it often experiences earthquakes of small to large intensities. In order to minimize the impact of disasters, the building design must suit dynamic and local soil conditions. This study aims to consider the average shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) in Bengkulu City using HVSR inversion. Microtremor data at 15 points were analyzed using the HVSR method. The results of the HVSR analysis were then carried out by inversion with inverse modeling principles to obtain Vs30 from each measurement point. The results showed 212-437 m/s. Areas with soil types resulting from the Vs30 value of the HVSR inversion results show that soil type classification C dominates Bengkulu City, while soil type classification D is spread in the north, south and southeast of Bengkulu City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>