Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastari
"Mengacu pada UU Pokok No. 9 Tahun 1960, mengenai arti SEHAT, dinyatakan bahwa wanita muda usia belumlah layak untuk menanggung suatu keluarga, karena belum memilikj persiapan yang matang dalam hal mental dan fisik untuk menghadapi berbagai hal yang menyangkut keluarga. Kemudian Pula ada pemikiran bahwa, makin muda seorang wanita memasuki perkawinan, makin panjang masa reproduksinya, sehingga jumlah anak yang akan dilahirkan akan semakin banyak. Untuk itulah BKKBN membatasi usia yang paling ideal untuk menikah adalah diatas 20 tahun. Sehingga dapat diharapkan sasaran perkawinan yang sehat dan bahagja dapat tercapai dan jumlah kelahiran dapat ditekan. Kabupaten Karawang sebagai daerah pertanian, hingga saat ini masih banyak ditemui perkawinan usia muda, dan hal ini ditegaskan sendiri oleh Bupati Karawang (Kompas, 20 Nov. 1990).
Adapun sebagai daerah penelitiannya diambil Kecamatan Karawang yang merupakan ibukota kabupaten, yang memiliki persentase usia kawin muda wanita cukup tinggi sekitar 52,38%. Selain itu Pula kecamatan ini dapat jelas dibedakan karakteristik wilayahnya. Masalah Bagaimana distribusi banyaknya wanita kawin muda di pedesäan, peralihan dan perkotaan dan dari faktor tingkat pendidikan, status pekerjaan dan mata pencaharian orang tua, faktor manakah yang paling berpengaruh ?
Hipotesa Banyaknya wanita kawiri muda di Kecamatan Karawang di daerah pedesaan persentasenya tinggi, di daerah peralihan persentasenya sedang dan di daerah perkotaan persentasenya rendah dan distribusinyà sangat di pengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan, status pekerjaan dan mata pencaharian orang tua"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gultom, Novitasia Elsera
"Pernikahan di usia dini atau yang disebut dengan early marriage merupakan suatu bentuk pelanggaran hak-hak anak dan hak-hak manusia. Indonesia merupakan negara yang memiliki angka pernikahan dini cukup tinggi, dimana menempati posisi ke-37 dunia dan ke-2 ASEAN setelah Negara Kamboja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tren dan dampak yang ditimbulkan dari pernikahan usia dini di Indonesia dengan analisis data SDKI 2012. Pada penelitian ini menggunakan menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang meliputi analisis, univariat dan bivariat dengan desain potong lintang. Penelitian ini memakai sampel Wanita Usia Subur (WUS) 35-49 tahun yang pernah kawin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tren dari pernikahan usia dini menurun menjadi 30,5% pada tahun 2012, yang sebelumnya 48,1% pada tahun 2007. Dampak yang berhubungan dengan pernikahan usia dini adalah fertilitas dan status kawin. Dampak yang paling berhubungan adalah fertilitas.

Marriage at an early age, or the so-called early marriage is a form of violation of children's rights and human rights. Indonesia is a country that has a fairly high rate of early marriage, which occupies the 37th position of the world and the 2nd ASEAN after the State of Cambodia. The aim of the study is to describe how about the trends and the impact of early marriage in Indonesia with secondary data analysis of IDHS 2012. In this study using the data of the Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) which includes univariate and bivariate analysis were used the design of cross-sectional study. The sample of this study using Eligible Women 35-49 years who ever married. The result showed that the trend of early marriage decreased to 30,5% in 2012, which previously 48,1% in 2007. Early marriage associated with fertility and marital staus. The most associated impact with early marriage is fertility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Eka Putri
"Pernikahan dini dapat menimbulkan beberapa dampak bagi tahap perkembangan remaja, termasuk dampak secara psikologis dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan remaja perempuan terkait dampak tersebut. Desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif ini dilakukan kepada 101 responden yang merupakan siswi kelas VII, VIII, dan IX. Peneliti melakukan analisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 56.44% responden memiliki pengetahuan yang kurang terkait dampak psikologis pernikahan dini. Selain itu, sejumlah 51.49% responden juga memiliki pengetahuan yang kurang terkait dampak sosial pernikahan dini. Sosialisasi melalui intervensi keperawatan perlu dikembangkan dan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tersebut, sebagai salah satu upaya pencegahan pernikahan dini pada remaja, khususnya remaja perempuan.

Early marriage gives some impacts related to the developmental stage of adolescent, included psychological and social impacts. The objective of this research is to describe the knowledge of female adolescents regarding that impacts. This quantitative and descriptive research is conducted towards 101 respondents, who are the students from VII, VIII, and IX grades. This research uses univariate analysis. The result shows that 56.44% respondents have less level of knowledge regarding the psychological impacts. Besides that, 51.49% respondents also have less level of knowledge regarding the social impacts. Socialization using nursing intervention has to be developed and applied to increase that knowledge, as one of the efforts to prevent early marriage among adolescents, especially female adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ela
"Nationally, the rate of child marriage in Indonesia a decline, the trend for marriages decreased from 33.49% children who had been married before the age of 18 in 2000, fell to 27.36% in 2008, yet it still happens disparity, where child marriage is more common in rural than in urban areas (UNICEF, 2011). Pringkasap village is one of the highest Village that the number of marriages in the District Pabuaran in 2011, the number of marriage age <20 years is 28%, with 42% of them are mating with the level of primary and secondary school education.
This study was conducted to understand the dynamics of early marriage on dropout in the Village Pringkasap 2014. Study was a qualitative study with indepth interviews, the results of this study indicate an intention to perform an early marriage is influenced by, the attitude of the parents, influence of peers, teen jobs, teen attitudes, patterns of dating and unwanted pregnancy. The impact of early marriage is the limited teenage promiscuity, lack of family economy, the obligation to take care of the household, and LBW (Low Birth Weight). The barriers program maturation Age of Marriag is not yet done BKR and PIK program in the village, it is necessary for the formation of a society PIK existing organizations such as youth clubs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Widia Pangesti
"Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki asosiasi anatara usia pernikahan pada ibu terhadap pendidikan intergenerasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) gelombang 5 dengan menggunakan model regresi logistik biner. Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah anak yang telah berusia 25 tahun atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendidikan intergenerasi sebagai variabel tidak bebas dan usia pernikahan ibu sebagai variabel bebas utama. Variabel bebas lainnya yang digunakan adalah jenis kelamin, pendidikan ayah, rasio biaya pendidikan, tempat tinggal, dan wilayah tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pernikahan ibu berkorelasi positif dan berdampak secara siginifikan terhadap pendidikan intergenerasi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas memiliki pendidikan intergenerasi yang rendah lebih tinggi pada anak yang lahir dari ibu menikah pada saat usia 18 tahun atau kurang daripada pada anak dari ibu yang menikah pada usia lebih dari 18 tahun. Pengaruh yang sama ditunjukkan setelah dikontrol terhadap jenis kelamin, pendidikan ayah, rasio biaya pendidikan, tempat tinggal, dan wilayah tempat tinggal. Penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas pendidikan intergenerasi yang rendah lebih tinggi pada anak yang berjenis kelamin perempuan, memiliki ayah dengan tingkat pendidikan rendah, memiliki rasio biaya pendidikan rumah tangga yang rendah, bertempat tinggal di pedesaan, serta berdomisili di Pulau Jawa.

This study investigated the association between maternal age at marriage and intergenerational education in Indonesia. This study used a binary logistic regression model with secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) wave 5 in 2014. The unit of analysis used in this study was children aged 25 years or older with. This study used intergenerational education as the dependent variable and maternal age of marriage as the main independent variable. Meanwhile, other independent variables used were gender, father's education, the ratio of education costs, place of residence, and region of residence. The results of the study showed that mother’s age at marriage age was positively correlated and significantly impacted intergenerational education in Indonesia. It shows that the probability of having a low intergenerational education was higher among children who were born to mothers who were married at child’s age (18 years or younger) than among children of mothers who were married at older than 18 years. The same effect was shown after controlling for gender, father's education, the ratio of education costs, place of living area, and place of residence. This study shows that the probability of low intergenerational education was higher for female children, had fathers with low levels of education, had a low ratio of household education expenditure, lived in rural areas, and lived in Java."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhekti Setya Ningrum
"Anak usia dini perlu mendapat asupan nutrisi yang baik dan adekuat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu upaya pemenuhan asupan nutrisi adalah melalui sarapan. Kebiasaan sarapan yang ditanamkan sejak anak dalam usia dini dapat mendukung pola pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kebiasaan sarapan pada anak usia dini yang berada di Pendidikan Anak Usia Dini Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptive dengan menggunakan sampel anak usia dini yang berada di Pendidikan Anak Usia Dini Cijantung Jakarta Timur dan berusia 3-5 tahun. Responden berjumlah 103 anak yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen untuk menggambarkan kebiasaan sarapan pada anak usia dini yang dikembangkan sendiri. Hasil penelitian ini menggambarkan sebagian besar responden memiliki frekuensi sarapan 6-7 kali dalam seminggu, 62,1% responden menyatakan malas untuk sarapan, dan 82,5% waktu sarapan pada saat sebelum berangkat sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang memiliki fokus kebiasaan sarapan anak usia dini.

Children in early childhood phase need a good and adequate intake of nutrition to support their growth and development. One way to fulfill the intake of nutrition is by giving them breakfast. Breakfast habits that is planted since early childhood phase can support the next pattern of children's growth and development. This study aimed to describe the breakfast habits of children in early childhood phase in Early Childhood Education at Cijantung District, East Jakarta. The design of this study was simple descriptive research design. The sample was children in early childhood phase in Early Childhood Education at Cijantung district East Jakarta whose aged 3 until 5 years old. The respondents used were chosen by stratified random sampling technique, were 103 in number. Instrument which developed by researcher was used to describe breakfast habits of early childhood. The result of this study showed that the majority respondents had breakfast 6-7 times in a week, 62,1% respondent did not have breakfast because of feeling lazy, and 82,5% respondent had breakfast before go to school. The result of this study can be used as a reference for the next study focusing on breakfast habits of children in early childhood phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyawati
"WHO/UNICEF dan pemerintah Indonesia telah mencanangkan lnisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian ASI eksklusifi Sebagai bagian manajernen laktasi yang relatif baru, IMD hams disoasialisasikan secara benar dan luas tidak hanya kepada kalangan tenaga medis saja tetapi juga pada masyarakat. Lokasi yang dipilih sebagai sasaran untulc mengetahui pelaksanaan IMD adalah Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat pada bulan Mei 2008. Puskesmas ini merupakan wilayah percontohan dalam program HSP USAID, sebagai tindak lanjut pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku pada Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KPP KIBBLA).
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi yang mendalam mengenai IMD pada ibu neonatal, mengidentiiikasi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat ibu neonatal dalam pelaksanaan IMD. Sedangkan manfaat penclitian (1) menjadi masukan pengarnbil keputusan dalarn program KIA dan Gizi; (2)masukan bagi pengembangan ilmu perilaku dalam metode pendekatan terhadap peningkatan IMD; (3)untuk menindaklanjuti penelitian ini. Metode yang digunakan adalah pendckatan kualitatif§ dengan sampel penelitian bejumlah 65 infonnan terbagi atas 5 informan kunci (4 bidan dan ldokter) dan 60 infon-nan (48 ibu neonatal, 6 suami, 6 orang tua). Teknik pengumpulan data melalui Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan Wawancara Mendalam (WM). Disini obsen/asi bclum dilakukan. Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : membuat catatan dari wawancara dan rekaman kaset, rekapitulasi hasil, transkrip, pengkategorian data, mcmbuat rnatriks dan analisis isi.
Hasil penelitian rncngambil kesimpulan bahwa pengctahuan infonnan ibu neonatal masih rendah, karena kurangnya sosialisasi/ticlak adanya penyuluhan mengenai IMD. Dengan demikian perlu adanya sosialisasi/penyuluhan tentang IMD bagi ibu hamil yang dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan, dcngan menggunakan metode tatap muka dan juga menggunakan media terutarna Iembar balik dan leaflet.

WHO/UNICEF and the govemment of Indonesia have declared the method of early initiative breastfeeding as a part to optimalize the effort of giving breast milk. As a part of lactation management which is relatively new, early initiative breastfeeding should be well socialized, not only to medical coalegues but also to the community. The chosen location as a target in order to know the early initiative breastfeeding in Cengkareng community health center, West Jakarta in May 2008. This public health center is a role model in Health Service Program of USAID, as a follow up of Behavioral Change Communication for Mother, Newbom Baby and Child Health.
The objectives of this study is to gain infomation about early initiative breastfeeding on neonatal mother, to identify the predisposition factors, the conceived factors, the strenghten factors on neonatal mother in carried out early initiative breastfeeding. The benefit of this study is to: (1) give inputs for the decision making in mother and child health program and nutrition; (2) give inputs for the development of behavioral science for approach method to elevate the early initiative breastfeeding; (3) to give follow up for this study. The method is qualitative approach, with 65 informan divided into 5 key informan (4 midwives and l medical doctor) and 60 informan (48 neonatal mothers, 6 husbands, 6 parents). The collecting data is by Directed Group Discussion and in depth Interview. Observation has not been carried out on this study. The management data is carried out by some steps, i.e: making records of interviews and cawette recording, result recapitulation, transcript, data categorization, making mattiks and content analysis.
The conclusion of this study is the knowledge of neonatal mother is still low, because of the lack of sosialization or promotion about early initiative breastfeeding. Theneby, it is important to give sosialization or promotion about early initiative breastfeeding for pregnant mother which is given when mothers check their pregnancy, by using face-to-face method and media, especially with reverse sheet and leaflet.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Solikin
"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan mobilisasi dini pasca bedah digestif. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, menggunakan metode deskriktif korelasi non eksperimental serta menggunakan desain cross sectional. Sampel berjumlah 59 responden pasca bedah digestif dengan pendekatan purposive sampling. Data dianalisis dengan Uji Chi-Square dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan faktor yang berhubungan signifikan adalah stres pasca bedah digestif, nyeri, tingkat pendidikan, tingkat keparahan dan dukungan keluarga (p < 0,05). Faktor yang paling berhubungan adalah stres (OR 5,526). Disimpulkan bahwa stres merupakan variabel yang paling berhubungan dengan pelaksanaan mobilisasi pasca bedah digestif di RSUD Ulin Banjarmasin.

The goal from this research is to know factors relating with and factors most relating with implementation of early mobilization after digestive surgery. Type of research is quantitative, using descriptive correlation method and is a non experimental research using cross sectional design. There are 59 samples of respondents. To know the most relating factor, data is being analyzed with Chi-square test method with purposive sampling.
Result of this research is that factor that significantly relating is stress after digestive surgery, pain education level, degree of serious condition and family support (P < 0,05). the most relating factor is stress (OR 5.526). Summary of this research stress is the most relating variable, relating with implementation of mobilization after digestive surgery at RSUD Ulin, Banjarmasin."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28480
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Aditya
"Pemerataan pelayanan bagi seluruh kalangan merupakan sebuah topik yang sering diperbincangkan di tingkat internasional dan juga nasional. Kerentanan lansia membuat percepatan akan vaksinasi diperlukan untuk mencegah Covid-19. Dalam pelaksanaannya diperlukan akses yang baik dan kebijakan yang memadai untuk lansia dalam proses vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akses lansia pada program vaksinasi Covid-19 di Kota Tangerang, dengan menggunakan teori akses dari Saurman (2016) yang membagi akses menjadi 6 dimensi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan post positivist melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa akses pelayanan vaksinasi lansia sudah tersedia dengan baik secara fisik maupun akses non fisik, namun, terdapat beberapa hal yang perlu dioptimalkan terutama dalam hal sumber daya pemerintah maupun terkait koordinasi antar elemen agar pelayanan dapat diakses dengan baik oleh masyarakat lansia. Kemudian diperlukan ketersediaan lansia dalam mengakses pelayanan tersebut dengan baik, hal tersebut disebabkan terdapat ketimpangan antara masyarakat yang bersedia untuk mencari informasi mengenai pelayanan dan mendapatkan pelayanan tersebut dengan masyarakat yang tidak memiliki keperdulian atau kemauan dalam mengakses pelayanan vaksinasi Covid-19

Equitable distribution of services for all circles is a topic that is often discussed at the international and national level. The vulnerability of the elderly makes the acceleration of vaccination necessary to prevent Covid-19. In its implementation, it is necessary to have good access and adequate policies for the elderly in the vaccination process. This study aims to analyze the access of the elderly to the Covid-19 vaccination program in Tangerang City, using the access theory from Saurman (2016) which divides access into 6 dimensions. This research is a descriptive research, with a post-positivist approach through data collection techniques in-depth interviews and literature study. The results in this study indicate that access to vaccination services for the elderly is available both physically and non-physically, however, there are several things that need to be optimized, especially in terms of government resources and related to coordination between elements so that services can be accessed properly by the elderly community. Then the availability of the elderly is needed in accessing these services properly, this is because there is an imbalance between the elderly community who are willing to seek information about services and get these services and the elderly people who do not have the concern or willingness to access Covid-19 vaccination services."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>