Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadiwijaya Lesmana Salim
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S33804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
"ABSTRAK
Partisipasi politik kaum muda di Indonesia telah dikenal jauh lebih awal dibandingkan fenomena serupa di negara-negara lain. Bila di Indonesia partisipasi politik kaum muda telah dikenal pada permulaan abad ke-20 maka di negara-negara barat, misalnya, gejala ini baru muncul pada tahun 60-an.
Keterlibatan kaum muda dalam berbagai peristiwa politik nasional seperti pada tahun 1908 (berdirinya Budi Utomo), 1928 (Sumpah Pemuda), 1945 (Revolusi Kemerdekaan), serta tahun 1966 (Tritura) bukan saja telah menempatkan kaum muda tersebut dalam posisi terhormat dalam sejarah nasional bangsa tetapi juga telah membangun citra tersendiri bagi peranan politik kaum muda di Indonesia.
Sejauh ini, ada dua teori besar yang mencoba menjelaskan tentang fenomema partisipasi politik. Pertama, disebut Partisipasi yang Otonom (Autonomous Participation), sedang yang kedua, dinamakan Partisipasi yang Dimobilisasi (Mobilized Participation). Teori yang pertama menjelaskan bahwa partisipasi politik itu bisa lahir karena kesadaran sendiri (tanpa paksaan atau tekanan dari siapa pun) dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya partisipasi ini antara lain adalah political efficacy, status sosial ekonomi yang dimiliki warga negara. Sementara teori yang kedua mengatakan bahwa partisipasi politik dapat pula lahir karena pengaruh dari luar. seperti adanva faktor peranan pemerintah.
Tesis ini mencoba membuktikan atau melihat sejauh mana kedua teori tersebut berlaku dalam kasus partisipasi politik kaum muda di wilavah Kecamatan Gegerbitung. Itulah sebabnya pokok masalah dari tesis ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut Pertama, apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi politik kaum muda tersebut ?. Kedua, apakah ada hubungan antara peranan pemerintah dengan partisipasi politik kaum muda tersebut ?.
Dalam usaha pembuktian tersebut tesis ini mendasarkan diri pada jenis penelitian analitik dengan tehnik analisa yang digunakan adalah kuantitatif, artinya dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus-rumus statistik (uji statistik) terhadap hipotesa yang telah ditetapkan sebelumnya guna mengetahui hubungan empirik antar variabel penelitian. Dengan cara ini akan diketahui bukan saja mengenai ada atau tidak adanya hubungan antara variabel penelitian tetapi juga arah dan kemaknaan hubungan tersebut (sesuatu yang tidak bisa diperoleh lewat analisa kualitatif).
Meskipun analisis kuantitatif tersebut diatas merupakan tehnik analisis dasar dalam tesis ini, namun untuk melengkapi pembahasan digunakan pula tehnik analisis tabel silang.
Atas dasar analisa kuantitatif yang telah dilakukan, tesis ini membuktikan bahwa : Pertama, ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi politik pemuda di Kecamatan Gegerbitung dan arah hubungan tersebut adalah positif, artinya, ada kecenderungan dimana semakin tinggi status sosial ekonomi maka akan semakin tinggi pula partisipasi politik. Kedua, ada hubungan antara peranan pemerintah dengan partisipasi politik pemuda di Kecamatan Gegerbitung dan arah hubungan tersebut adalah negatif, artinya, ada kecenderungan dimana semakin tinggi peranan pemerintah maka,partisipasi politik justru semakin menurun.
Sementara-itu, berdasarkan hasil analisis table silang diperoleh bukti pula bahwa tidak semua sub variable status sosial ekonomi dengan sub variabel partisipasi politik itu mempunyai hubungan positif. Oleh karena dalam kasus hubungan antara penghasilan dengan keikutsertaan dalam menghadiri kegiatan kampanye ternyata yang terjadi adalah hubungan negatif. Dilain pihak, mengenai hubungan antara variabel peranan pemerintah dengan variabel partisipasi politik'berdasarkan hasil analisis tabel silang diperoleh bukti pula bahwa dalam kasus hubungan antara ajakan para pejabat formal dengan keterlibatan dalam organisasi politik/ organisasi massa maka ajakan para pejabat formal ini dianggap cukup berpengaruh dalam mengajak responden untuk terlibat di organisasi massa tetapi kurang berpengaruh dalam mengajak respondem untuk terlibat di organisasi politik."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ria Andriani
"Ibu yang memiliki bayi prematur dihadapkan pada rasa takut, stres dan kecemasan yang bisa mengganggu hubungan antara ibu dan bayinya. Studi fenomenologi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu yang memiliki bayi prematur. Penelitian ini mengikutsertakan 8 partisipan yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian mengidentifikasi enam tema utama: (1) Gambaran bayi prematur, (2) Penyebab kelahiran bayi prematur, (3) Respon ibu terhadap kelahiran prematur, (4) Kemampuan melakukan perawatan bayi prematur di rumah, (5) Dukungan dalam merawat bayi prematur, (6) Harapan untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang baik. Rekomendasi dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi kebutuhan ibu dalam merawat bayi prematur di rumah.

Mothers of premature babies faced with the fear, stress and anxiety. This conditions can interfere with the relationship between mother and baby. Phenomenological study aims to know, how the mothers experiences treating premature infants. There are 8 Participants were taken with a purposive sampling involved in this study. The study identified six major themes: (1) Overview of premature infants, (2) Causes of preterm birth, (3) Mother?s response of preterm birth, (4) Ability to care of premature infants at home,(5) Support in caring for premature babies, (6) Hope to get good health care. Recommendations from this research are expected to identify the health needs of mothers in caring for premature babies at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Parlina
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26474
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigarlaki, Herke J. O.
"Hipertensi ditegakkan pada tekanan sistolik 140 mmHg/lebih saat beristirahat, tekanan diastolik 90 mmHg/lebih saat beristirahat atau keduanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan faktor berhubungan dengan hipertensi pada masyarakat desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Populasi yang diteliti adalah seluruh masyarakat di desa Bocor yang menderita hipertensi. Cara pengambilan sampel menggunakan cara non random accidental sampling, dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian kuesioner serta pengukuran tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan hipertensi terbanyak yang diderita masyarakat desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah adalah hipertensi grade I (53,93%). Faktor yang berhubungan yaitu: umur (28,43 %), jenis kelamin (30,39%), tingkat penghasilan (51,95%), tingkat pendidikan (35,29%), pekerjaan (44,11%), dan jumlah anak (42,15%), serta faktor makanan (29,41%). Sehingga perlunya membekali masyarakat dengan pengetahuan mengenai hipertensi, agar hipertensi dapat dicegah sejak dini dan agar masyarakat dapat menjalankan pola hidup sehat dan mengurangi asupan garam dalam makanan sehari-hari.

The Characteristic and Factors Related to Hypertension in Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Central Java, 2006. Hypertension is systolic blood pressure over 140 mmHg /more on resting or diastolic blood pressure over 90 mmHg / more on resting. This study using cross sectional methodology. The aim of this studis to acsess the characteristic and associated factors of hypertension in desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Central Java Province. The population of this research is people who live in desa Bocor and had hypertension. Sample gathered by non random accidental sampling, and data was taken by interviewing, filled a quesioner and measurement of blood pressure. The result of this study show that mostly people in desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Central Java Province categorize in hypertension grade I (53,93 %). We found associated factor: age (28,43 %), sex (30,39 %), income dietary factor (29,41 %). And we know that society needed to improve their knowledge of the hypertension, so that people can prevent hypertension and get a healthy life by reducing salt intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Topik Hidayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan diri dan kesehatan lingkungan di pondok pesantren. Penelitian ini dengan cara penyebaran kuesioner. Sampel dalam penelitian ini merupakan total dari populasi yaitu sebanyak 87 responden (santri). Analisa dengan menggunakan chi square pada 9 variabel dalam penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, jenjang pendidikan, pengetahuan, sikap , dukungan guru/ustadz, peran petugas kesehatan, peringatan dari ustadz, sanksi dari pesantren. Diantara 9 variabel tersebut tidak ada variabel yang berhubungan. Hasil penelitian menyarankan perlunya dibuat kebijakan, dan sanksi atau penghargaan kepada santri yang melakukan kebersihan perorangan dan kesehatan lingkungannya.

This study aimed to determine the factors associated with the behavior of personal hygiene and environmental health in a religious boarding school for Moslems. This study used by distributing questionnaires. The sample in this study is a population that is counted a total of 87 respondents (religious pupil). Analysis using chi square on 9 variabels in this study are age, sex, hierarchy of study, knowledge, attitude, support from teacher, an part of health officer, to remember from teacher, punishment from a religious boarding school for Moslems. Among the 9 variables not variables related. The outcome of the research to propose need to make policy, and punishment or appreciation for student at traditional Muslim school to make personal hygiene and environmental health."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S1405
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Harmany
"Masa anak balita relatif pendek, tetapi sarat dengan proses pertumbuhan dan perkembangan, sehingga masa anak balita tersebut menempati posisi penting dalam siklus kehidupan manusia. Kemiskinan erat hubungannya dengan keadaan gizi balita, karena penduduk miskin memiliki akses yang relatif kecil terhadap kebutuhan pangan dan pelayanan kesehatan dasar, serta biasa hidup dalam lingkungan yang kurang sehat. Umumnya anak balita yang hidup di dalam keluarga miskin mengalami gangguan pertumbuhan dan kurang gizi, namun ternyata ada sebagian. anak balita dan keluarga miskin mempunyai kemampuan untuk bertahan sehingga mampu untuk tumbuh kembang dengan baik. Karena itu timbul pertanyaan, faktor-faktor apakah yang menyebabkan anak balita keluarga miskin dapat mempunyai status gizi baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk rnengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi baik anak balita di daerah miskin yaitu Kabupaten Gunung kidul dan Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini menggunakan desain potog lintang (Cross Sectional) dengan 440 jumlah sampel yang diolah dari studi Penyimpangan Positif Status Gizi anak balita dan Faktor yang berperan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sukabumi, suatu penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Bogor bulan April - November 2000.
Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi gizi baik anak balita di Gunung Kidul 68,01 % dan di Sukabumi 67,43 %, hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan bermakna (p < 0,05) antara status gizi ibu (MT) dengan status gizi baik balita dan antara pendapatan keluarga dengan status gizi baik balita, serta tidak ada hubungan bermakna (P > 0,05) masing-masing antara karakteristik (umur ibu, pendidikan ibu, dan pengetahuan ibu), karakeristik keluarga (jumlah- anggota keluarga, dan keadaan rumah tinggal), konsumsi anak balita (energi dan protein), riwayat kesehatan anak, dan perilaku ibu (gizi dan kesehatan) dengan status gizi baik anak balita. Hasil analisis multivariat regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor yang dominan berhubungan dengan status gizi baik anak balita adalah pendapatan keluarga, status gizi ibu (IMT), dan umur ibu.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proporsi gizi baik masih rendah dan adanya beberapa faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi baik anak balita di daerah miskin. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota dalam merencanakan strategi upaya perbaikan konsumsi dan status gizi pada golongan rawan, perlu dipertimbangkan faktor dominan setiap daerah, sehingga strategi program yang telah direncanakan dapat tepat diterapkan pada setiap daerah. Untuk puskesmas perlu lebih digalakan program pemantauan pertumbuhan anak balita dan penyuluhan tentang pentingnya kegunaan KMS untuk memonitor pertumbuhan anak balita melalui penemuan ibu-ibu.

Short period of 0 - 5 years old is full of growth and development processes. Thus, it is the most important stage on human life cycle. Malnutrition is strongly associated with the poverty because of limited access to fill the necessity of food and health service among the poor. Commonly, children under five, who live in poor family, have interference of their development. Nevertheless, some children, who live in economic pressure, can survive to grow and develop well. This phenomenon is called "positive deviance". Then the question appears " What factors operate among those well nourished children ? ".
The purpose of this study is to find out about factors related to children under five's nutritional status in Gunung Kidul and Sukabumi. This study used cross sectional design of 440 children, who have been included, from 450 children as the sample of positive deviance study on children under five's nutritional status and associated factors which have a role in Gunung Kidul and Sukabumi. Nutrition Research and Development Center (Puslitbang) of Bogor did the study in April - November 2000.
The result indicated that proportion of well nourished children under five in Gunung Kidul was 68,01% and 67,43% in. Sukabumi. The chi-.square's test result showed that there's significant association (pO,O5) between mother's characteristics (age, education, and nutrition knowledge), family's characteristic (family's number and the residence's condition), good consumption of children (energy and protein), child morbidity, and mother's attitude (nu lion and health), and child nutrition status. The result of double logistic regression raultivariate analysis showed that family's income, mother's nutritional status, and mother's age are dominant factors which are associated with the children under five's nutritional status.
In summary, the result showed that the proportion of good nutritional status is still low and there are significant factors, which are related to the children under five's nutritional status in destitute area, in the manner of planning strategy to improve the consumption and nutrient status on high risk group, the district health office need to consider the plan which is appropriate with significant factors in each area. So, the program strategy can he applied appropriately. In addition, Health Center (Puskesmas) needs to strengthen the growth monitoring program of children under five and also the use of KMS as a tool to monitor child growth in every contact with mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurafni Ellizhona Fajrin
"ISPA merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang tinggi di Indonesia. Pencemaran udara dalam ruang menjadi salah satu sumber penyebab kejadian penyakit pada saluran pernapasan karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di dalam ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui gambaran dan hubungan Particulate Matter 10 (PM10) udara dalam ruang dengan kejadiaan gejala ISPA pada balita di Desa Sukaraja Kulon dan Sukaraja Wetan Kabupaten Majalengka tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah penduduk yang memiliki balita dan tinggal di sekitar industri genteng dan jalan. Metode pengambilan sampel yang dipakai adalah purposive sampling. Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara PM10 dengan kejadian gejala ISPA pada baita. Namun, gambaran PM10 sangat dipengaruhi oleh ventilasi rumah dan kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat.

Acute Respiratory Infection (ARI) is an infectious disease it is the most common couse of infant morbidity and mortality in Indonesia. Indoor air pollution to be one the couse of respiratory disease becouse most of the times spent in room. This research aims to determine the relationship of Particulate Matter 10 (PM10) as an indoor air pollutant with occurance symptoms of ARI among young children aged < 5 years in Desa Sukaraja Kulon and Sukaraja Wetan, Majalengka year 2013. The research uses cross-sectional study design. The respondents in this study were resident who have children and live around the roof tile industry and road. The sampling method used was purposive sampling. This research indicated no significant association between PM10 with symptoms of ARI in infants. However, the distribution of PM10 showed the high level in the air, it is strongly influence by the ventilation space and density of occupants which are not eligible."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusi Iriani
"Keteraturan membayar iuran yang merupakan salah satu komponen penting untuk dapat terselenggaranya dana sehat, sangat ditentukan oleh kemauan membayar iuran secara teratur oleh sehuuh anggotanya. Kemauan membayar iuran secara teratur yang merupakan bentuk perilaku kesehatan yang berhubungan dengan dana sehat dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposing, enabling dan reinforcing dimana ketiganya secara bersama-sama ataupun masing-masing dapat mempengaruhi perilaku tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian survey dengan rancangan potong lintang. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, dilaksanakan di desa tertinggal di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Dati II Bogor, dengan jumlah sampel 322 KK.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan kemauan membayar iuran dana sehat secara teratur. Variabel dependen penelitian adalah kemauan membayar iuran dana sehat secara teratur, sedangkan variabel independennya adalah faktor predisposing yang meliputi pendidikan, pengetahuan, persepsi, kebiasaan berobat dan tanggungan keluarga, faktor enabling yang meliputi pendapatan/pengeluaran keluarga, kelengkapan sarana pelayanan kesehatan, kemudahan pengumpulan iuran dan jarak tempuh, serta faktor reinforcing yang meliputi perilaku petugas.
Analisa data dilaksanakan dengan menggunakan analisa Univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa Bivariat dengan uji Kai kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemauan membayar iuran dana sehat secara teratur yang masuk dalam kategori baik hanya 35,5 % dan sisanya 66,5 % masuk dalam katagori tidak baik, dimana yang masuk kategori baik adalah peserta yang telah membayar iuran Dana Sehat secara terus menerus selama dua belas bulan dari bulan April 1997 sampai bulan Maret 1998, dan yang masuk kategori tidak baik adalah yang kurang dari itu.
Disamping itu variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik (p<0,05) dengan kemauan membayar iuran dana sehat secara teratur adalah variabel pendidikan, pengetahuan, persepsi, kebiasaan berobat selama satu tahun, kelengkapan sarana pelayanan kesehatan, jarak tempuh dan faktor reinforcing yaitu perilaku petugas. Sedang kebiasaan berobat periode satu bulan terakhir, tanggungan keluarga dan pendapatan /pengeluaran menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik.
Peneliti menyarankan agar program Dana Sehat di desa tertinggal di Kecamatan Sukaraja harus ditangani lebih profesional antara lain dengan meningkatkan fungsi Yayasan Rereongan Tegar Beriman dari sekedar hanya sebagai pengumpul dana menjadi suatu Badan Penyelenggara, menghitung kembali iuran peserta berdasarkan besarnya resiko kelompok, menyelenggarakan pelatihan/penyegaran program dana sehat bagi petugas untuk meningkatkan motivasi dalam menyelenggarakan program ini, mencari cara terbaik untuk kemudahan pengumpulan iuran, memberi insentif bagi kolektor, meningkatkan pemasaran social dana sehat, secara berkala perlu memilih desa yang menjadi penyelenggara dana sehat terbaik dan menyempurnakan keanggotaan Tim Pembina yang secara rutin akan melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi.
Apabila langkah-langkah diatas tidak dilaksanakan, akan sulit bagi Dana Sehat untuk dapat berkembang, bahkan dapat diprediksi akan mengalami kebangkrutan sehingga saran berikutnya adalah program Dana Sehat di desa tertinggal di Kecamatan Sukaraja sebaiknya dihentikan saja mengingat demikian berat dan kompleksnya kendala yang melingkupi pelaksanaan program tersebut. Selanjutnya diperkenalkan bentuk lain misalnya seperti pola JPKM (asuransi sosial terkendali) dimana keanggotaannya meliputi seluruh masyarakat Kabupaten Dati II Bogor, sehingga tercipta subsidi silang dari masyarakat yang mampu dan tidak mampu.
Disamping itu perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih luas dan dalam tentang faktor kemampuan membayar iuran dana sehat sehingga informasi yang didapat akan saling melengkapi dan dapat dijadikan bahan masukan bagi penentuan kebijakan penyelenggaraan dana sehat yang lebih baik.
Daftar Pustaka : 31 (1975-1998)

Contribution is one of the most important component for the viability of a health fund. It depends on the willingness to pay contribution regularly by all members. The willingness to pay contribution regularly is a health behavior that is influenced by predisposing, enabling and reinforcing factors, collectively or separately.
This research is a survey carried out in two under developed villages in Sukaraja Sub District Bogor, West Java. Using list of health fund members, primary and secondary data, were collected. We interviewed 322 families using a questionnaire developed specifically for this study.
The aim of this research is to identify factors related to the willingness to pay health fund contribution regularly. Dependent variable in this research is regular (12 consecutive months) contribution, while the independent variables are predisposing factors that include education, knowledge, perception, health seeking behavior and family responsibility. The enabling factors cover family income and expenditure, perception of health service facilities, ease of contribution collection, and distance to health providers, while the reinforcing factor covers officials' behavior.
Univariate and Bivariate analyses were performed:. we defined good willingness to pay if house hold pay contribution for 12 consecutive months while bad WTP if the house hold pay other wise. The result showed that 33,5 % of house hold surveyed had good WTP and 66,5 % did not pay contribution for full one year (bad WTP)
We conclude that seven out of ten dependent variables significantly related to good WTP. Sustainability of health fund in these two villages is very much determined by those seven variables.
Based on the results, we recommend that health fund programmed in under developed village should be prepared by adequate training for officials in order to increase the performance of this programmed. More over, implementation of health fund should not be imposed in poor and low educated communities.
Some financial Incentives for collectors can be considered, to increase their motivation in collecting contribution. We suggest to increase contribution and benefit to achieve optimum level of health fund.
If the performance remains poor we recommend that health funds in under developed villages should be stopped because of too many complex and handicaps while the costs of promoting it is too expensive
I recommend further comprehensive and long term research for policy decision to implement more sustainable insurance scheme.
References : 31 (1975-1998)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>