Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pada tahun 2004 jumlah hipermarket Carrefour di Indonesia mencapai
17 gerai, 11 diantaranya berlokasi di DKI Jakarta. Pemilihan lokasi adalah
salah satu strategi untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan lokasi hipermarket Carrefour di DKI
Jakarta dengan menggunakan pendekatan interaksi keruangan Ulmann yaitu:
complementarity; intervening opportunity; dan transferability. Lokasi
hipermarket Carrefour bervariasi dalam jarak terhadap perumahan, CBD,
pintu tol, persimpangan jalan, dan ritel lain. Selain itu luas hipermarket
Carrefour tidak sama antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Melalui
perhitungan statistik korelasi bivariate product moment Pearson didapatkan
korelasi kuat antara jarak hipermarket Carrefour dari pintu tol dengan luas
hipermarket Carrefour, dengan angka -0,689 dan signifikan untuk α 0,05.
Pada lokasi dengan jarak kurang dari 1,5 km dari pintu tol, hipermarket
Carrefour membangun sendiri gedungnya dengan luas lebih dari 10.000 m2.
Sedangkan di lokasi yang lain hipermarket Carrefour menyewa pada pusatpusat
perbelanjaan, dengan luas tidak lebih dari 8.000 m2."
Universitas Indonesia, 2006
S34031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Riaresmana
"Terdapat banyak alasan dalam penentuan sebuah lokasi, seperti pertimbangan biaya, jarak, waktu tempuh, aksesibilitas, kontak tatap muka, dan citra perusahaan. Aktifitas membutuhkan lokasi yang mudah dijangkau untuk keberhasilan ekonominya dan demi efisiensi fungsional maka cenderung tertarik menuju CBD. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi, maka penentuan lokasi bersifat semakin footloose, yaitu tidak harus terpaku pada suatu tempat. Aktifitas yang berbeda memiliki permintaan akan aksesibilitas yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persebaran lokasi studio radio FM berdasarkan karakteristik daerah di DKI Jakarta, serta melihat apakah dalam pemilihan lokasi studio, pihak radio menyesuaikan antara segmentasi target pendengarnya dengan karakteristik daerah.Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif. Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaannya penelitian ini termasuk penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 39 radio yang tersebar pada 30 titik lokasi studio. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling (sampel acak berstrata).
Analisa yang dilakukan merupakan analisa deskriptif, yaitu mendeskripsikan pada daerah dengan karakteristik tertentu yaitu CBD dan NON CBD terdapat radio dengan ciri segmentasi target pendengar seperti apa serta alasan pemilihan lokasi studionya. Analisa ini dilakukan dengan teknik korelasi peta antara informasi yang terdapat pada peta karakteristik daerah dengan peta persebaran lokasi studio radio berdasarkan segmentasi target pendengarnya.
Diperoleh kesimpulan bahwa pada CBD yang memiliki karakteristik daerah yaitu terdapat bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan (mall atau plaza), sebagian besar radio memiliki target pendengar SES A. Pada daerah permukiman, terdapat perbandingan yang seimbang antara radio dengan target pendengar SES A dan NON A. Tidak semua radio dalam memilih lokasi studio menyesuaikan antara karakteristik daerah dengan segmentasi target pendengarnya. Selain faktor citra lokasi, terdapat alasan lain yaitu memudahkan pola kontak dengan pengiklan dan pendengar, efisiensi biaya operasional, mempermudah koordinasi bisnis dan teknis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Sunandar
"Penelitian ini mengidentifikasi karakteristik lokasi kejadian kebakaran berdasarkan musim, karakteristik wilayah, dan variasi suhu permukaan daratan dengan menggunakan analisis deskriptif dan overlay. Untuk melihat korelasi kejadian kebakaran dengan kepadatan bangunan, kepadatan penduduk, persentase bangunan semi permanen, dan variasi suhu permukaan daratan digunakan analisis kuantitatif Pearson Correlation. Lokasi kejadian kebakaran memiliki kecenderungan terjadi pada wilayah yang memiliki suhu permukaan daratan yang tinggi. Semakin tinggi suhu permukaan daratan suatu wilayah, semakin banyak kejadian kebakaran yang terjadi. Berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan pula bahwa ada hubungan yang signifikan antara suhu permukaan daratan dengan frekuensi kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Secara temporal, kejadian kebakaran di DKI Jakarta pada tahun 2009 meningkat pada bulan kering dan menurun pada bulan basah. Lokasi kejadian kebakaran berdasarkan kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, dan persentase bangunan semi permanen tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata, berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan pula bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ketiga variabel tersebut dengan kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Pada tahun 2009, lokasi kejadian kebakaran di DKI Jakarta sebagian besar terjadi pada wilayah dengan karakteristik tingkat kerawanan sedang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Pranata Pembangunan Universitas Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), 1991
R 332.6 PET
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Cholid
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suranto
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Globalisasi memberi dampak negatif terhadap kesehatan suatu negara yakni, meningkatnya penyebaran penyakit akibat virus dari satu wilayah negara ke wilayah negara lain atau dari satu benua ke benua lain di seluruh dunia melalui kontak antarmanusia, hewan, daging, tumbuhan, atau makanan. Seperti halnya flu burung yang menjadi pandemi pada tahun 2003 di Asia termasuk Indonesia, dimana jumlah kasus penderita flu burung terbanyak yaitu berada DKI Jakarta. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana karakteristik lokasi penderita flu burung di DKI Jakarta. Metode yang dilakukan yaitu, memplotting lokasi penderita flu burung dan melihat tipe peternakan yang ada dalam radius 1 km dari titik penderita, lalu memplotting lokasi unggas yang terinfeksi H5N1 dan dicari jaraknya terhadap penderita, menentukan kepadatan penduduk, jumlah rumah tangga miskin, dan permukiman di lokasi penderita, maka akan didapat karakteristik lokasi penderita flu burung. Selanjutnya data diolah dengan membuat peta tiap variabel kemudian menggunakan metode overlay, menganalisis keberadaan lokasi penderita terhadap tipe peternakan yang ada dalam radius 1 km, jarak dengan lokasi unggas yang terinfeksi flu burung, kepadatan penduduk dan jumlah rumah tangga miskin. Hasil yang didapat adalah penderita flu burung di DKI Jakarta memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk dan proporsi rumah tangga miskin rendah, didominasi oleh tipe peternakan sektor 4 yaitu peternakan rakyat dan memiliki jarak relatif jauh dengan lokasi unggas positif flu burung. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumalasari
"Tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif terhadap data kepustakaan atau data sekunder. Yang menjadi permasalahan adalah apakah penetapan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modem sesuai dengan prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat? Apakah pemberian izin pendirian pasar modern dapat mematikan usaha pasar tradisional (usaha kecil) dilihat dari aspek hukum persaingan usaha? Yang perlu dipahami dengan berlakunya Prinsipprinsip persaingan usaha terhadap Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007 adalah harmonisasi hukum yang dapat memberikan jaminan dan kepastian hukum dalam menciptakan iklim persaingan yang sehat, kondusifj dan seimbang sehingga terwujud keadlian antara pelaku usaha kecil, menengah, besar, dan dapat mensejahterakan konsumen. Penataan hukum perpasaran swasta di DKI Jakarta telah diawali dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2002 yang secara normatif telah mengatur mengenai letak, perizinan, dan jam beroperasi pasar. Seiring pesatnya perkembangan ritel, maka berkembang pula kepentingan para penanam modal untuk mengembangkan usahanya di bidang ritel di Indonesia. Sehingga diperlukan peraturan mengenai perlindungan terhadap pelaku usaha kecil khususnya di bidang perizinan agar dapat tercipta level playing field yang seimbang. Sebagai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007 secara substansi belum dapat mengakomodasi kepentingan pelaku usaha kecil dan cenderung masih melindungi kepentingan pelaku usaha besar. Demikian Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007 belum selaras dengan prinsip-prinsip persaingan usaha. Sementara itu di bidang perizinan, implementasinya tidak terlepas dari budaya hukum Pemerintah Daerah yang berwenang dalam pemberian izin pendirian pasar modem.

The research method for this study is a juridical-normative study, while using literature or secondary documents. The issues of this study are the determination on Regulation o f the President the Republic o f Indonesia No.l 12 of 2007 concerning Organization and Directions o f Traditional Market, Shopping Centers, and Modem Stores suited with the principles of unfair business competition, and whether the permission of the modem market can harming a traditional market enterprise (small business) according to competition law aspect. Things to be understood with the enacted of principles of competition law and the regulation of president No.l 12 of 2007 is a harmonization of law so that can provide a guarantee and legal certainty in creating the fair competition, conducive, balance, and equity among small enterprise, micro, large, and creating a consumer's welfare. In building the private market's atmosphere in DKI Jakarta, the ordering private market law has begun by the presence of Regulation of District No.2 of 2002, which normatively regulate about zoning, licencing, and determining business hour. The development of retail also increasing the interest of investors to develop business in the Indonesia's retail sector. Therefore, there is a need to create regulation about small enterprise protecting particularly in licencing sector to creating an equal level playing field. As a result of this study, The Regulation of President No.l 12 o f2007 substantially not yet accomodate the interest o f small business enterprise and still tend to protect the interest of large business. Therefore the Regulation of President No.l 12 of 2007 has not been consistent with the principles of competition law. Meanwhile, the implication of licencing sector is related to the legal culture of Regional Government who have an authority in giving licency to establish a modem market."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T37350
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Shafia Rahmani
"Belanja pakaian kini tidak hanya dilakukan dengan membeli pakaian baru namun juga pakaian bekas atau dikenal dengan thrifting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi berdasarkan identitas pasar serta aksesibilitas pasar thrifting dan karakteristik konsumen berdasarkan perilaku konsumen yang terbagi atas motivasi belanja thrifting,demografi dan aktivitas belanja thrifting pada pasar thrifting di DKI Jakarta. Dalam mencapai tujuan penelitian tersebut, metode yang digunakan adalah metode analisis spasial deskriptif dengan data yang didapatkan dengan metode kuesioner dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa Pasar Senen dan Pasar Baru memiliki karakteristik lokasi yaitu mudah dilewati oleh transportasi umum serta kelas jalan berupa jalan arteri dan kolektor serta memiliki jumlah pedagang yang tinggi dengan fasilitas pasar yang lengkap. Pasar Kebayoran Lama hanya dilalui oleh jalan kolektor namun dapat diakses dengan semua jenis transportasi umum. Pasar Senen memiliki tipe konsumen rekreasi sering sesuai dengan karakteristik lokasi yang mudah dilewati jalan arteri dan kolektor serta transportasi umum dan simpulnya. Pasar Kebayoran Lama memiliki tipe konsumen “ekonomi cukup sering” dengan karakteristik lokasi yang mudah dilewati transportasi umum dan namun hanya dapat dilalui jalan kolektor. Pasar Baru memiliki tipe konsumen “ekonomi jarang” namun memiliki karakteristik lokasi mudah dilewati jalan arteri dan kolektor serta transportasi umum.

Shopping for clothes is now not only done by buying new clothes but also used clothes or known as thrifting. Thrifting is popular among young people because social media is spreading rapidly. This study aims to determine the characteristics of the location based on market identity and thrifting market accessibility and consumer characteristics based on consumer behavior which is divided into thrifting shopping motivation, demographics and thrifting shopping activities at the thrifting market in DKI Jakarta. In achieving the research objectives, the method used is descriptive spatial analysis method with data obtained by questionnaire method using accidental sampling technique. The results showed that Pasar Senen and Pasar Baru have location characteristics that are easy to pass by public transportation and road classes in the form of arterial and collector roads and have a high number of traders with complete market facilities. The Kebayoran Lama Market is only traversed by collector roads but can be accessed by all types of public transportation. The “frequent recreation” type of consumer chooses to shop for thrifting at Pasar Senen. The “quite frequent” economy type of consumer chooses to shop thrifting to Kebayoran Lama Market. The “rare economy” consumer type choose to shop thrifting Pasar Baru. Pasar Senen has a type of recreational consumer that is often in accordance with the characteristics of the location that is easy to pass by arterial and collector roads as well as public transportation and its nodes. Kebayoran Lama Market has a fairly frequent type of economic consumer and quite frequent recreation with the characteristics of a location that is easy to pass by public transportation but can only be passed by collector roads. Pasar Baru has a rare type of recreational consumer and a rare economy but has the characteristics of a location that is easy to pass by arterial and collector roads as well as public transportation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Kusumadelia
"Pasar adalah sebuah tempat manusia untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Kata pasar tidak akan terlepas dari kegiatan belanja. Manusia akan melakukan kegiatan belanja ketika datang ke pasar. Berbelanja adalah sebuah kegiatan konsumtif yang bertujuan untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya manusia yang berbelanja saja yang ada di dalam pasar. Dahulu, kegiatan belanja yang terjadi di dalam pasar melibatkan pihak pembeli dengan pihak penjual secara langsung. Selain itu, pada transaksinya juga terdapat proses tawar menawar. Dan, barang-barang yang dijual cenderung tidak tahan lama. Hal itulah yang membuat kegiatan belanja di dalam pasar cukup memakan waktu lama dan manusia harus lebih sering berbelanja. Sedangkan, manusia saat ini dapat dibilang tidak mempunyai banyak waktu untuk kegiatan tersebut.
Sesuai tuntutan zaman yang dilakukan oleh manusia-manusia modern, kegiatan berbelanja yang terjadi dalam sebuah pasar pun ikut berkembang. Kegiatan berbelanja kemudian berubah. Berbelanja saat ini dapat dilakukan secara cepat tanpa proses tawar menawar dengan pelayanan sendiri. Barang-barang yang ditawarkan juga berupa kemasan sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Pola perilaku manusia yang terus berkembang menuntut segala kegiatan yang lebih cepat dan praktis. Hal ini yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia di setiap kegiatannya. Akibatnya, banyak penyesuaian yang dilakukan dan akan terus mengalami perubahan, dari tata cara manusia berbelanja yang diterapkan di pasar hingga ruang-ruang kegiatan di dalam pasar.
Penulis ingin membahas lebih jauh lagi, seberapa besar pengaruh perubahan gaya hidup manusia terhadap arsitektur pasar, baik fisik maupun nonfisik, yang terwujud akibat kegiatan-kegiatan manusia yang terjadi di dalamnya.

The market is a place for human to get their needs. The word market will not separated to shop activity. People usually do this activity when they come in to the market-place. Shopping is a consumptive activity with purpose to get the daily needs. Formerly, shopping in the market directly involve a buyer and a seller. There is also a negotiation between them in their transaction. And, the commodities are not be able to keep in storage for a long time. As a consequence, shopping in the market always take a long time and people have to spent a lot of time to get their needs. Even though, people at this period could be said that they don?t have much time for shopping.
According to the time demand with modern people, shopping activity is also change. Now, shopping can be done in few moments without the negotiation process. The sellers are offered their commodities wrapped up so it?s possible to keep their commodities for a long time and the buyers also can keep their needs for the long period of time.
Human behaviors will always growing to follow the time and it is require everything faster and practical. It will influence the human acting in their activities. And, the results of it, many things inside the market, as a human place, are changed, from the shopping system until the space-activities in the marketplace.
I want to study this case further, so we will know how far the humanlifestyle influence market architecture, either physical or non-physical, that realized from human activities in the market.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48406
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>