Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosmala Sari
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S34059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji M. Darda
"Perkembangan Kota Jakarta yang semakin tinggi intensitasnya dihadapkan pada keterbatasan lahan di pusat kota, akibatnya perkembangan akan mengarah ke daerah pinggiran kota yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kec. Ciputat dan Kec. Pamulang Penelitian ini menyampaikan penjelasan tentang perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran Kota Jakarta, dilihat dari perkembangan permukimannya dalam kurun waktu tahun 1991-2007 terkait dengan variabel-variabel yang diteliti. Perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran ini dapat diidentifikasi dari perkembangan permukiman. Perkembangan permukiman ini dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, jaringan jalan, fasilitas pendidikan dan harga tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi bersifat menyebar dengan karakteristik yang berbedabeda. Permukiman teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang jauh dari DKI Jakarta dan tidak terlalu dipengaruhi oleh akses tetapi oleh harga tanah yang sangat rendah. Sedangkan pada permukiman tidak teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang dekat dengan DKI Jakarta dan tidak dipengaruhi oleh harga tanah melainkan dekat dengan akses yang mendekati DKI Jakarta dan juga fasilitas pendidikan seperti kampus.

The development of Jakarta that has inclined in intensity faced with the limitation of land in the city causes its development course to the urban fringe area, which administratively is in the Ciputat and Pamulang Regency. This research inform descriptions about the development that happens in the urban fringe area in Jakarta, viewed from the development of its settlements during 1991-2007 concerned with the research variables. The development which happens in urban fringe area can be identified from the change of settlement. This change of settlement is affected by density of peoples, roads, facility of education and price of land.
The output of research shows that such development is cluster with differents characteristic. The orderly settlements are more concentration in region long from DKI Jakarta and not always affected by roads but by the low price of land. But the disorder settlement more concentration in region near from DKI Jakarta and not affected by price of land but near accces to Jakarta and facility education like campus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifasia Endah Secundarti
"ABSTRAK
Kota Administratif Bekasi merupakan salah satu kota yang
terkena dampak dari dinamika kota metropolitan Jakarta,
dimana di dalam Inpres No. 13/1976, Kotif Bekasi, berfungsi
sebagai daerah penyangga Jakarta. Di dalam Kebijaksanaan
Tata Ruang Daerah Kabupaten Dati II Bekasi, Kotif Bekasi
diperuntukan bagi perumahan, industri, pusat pemerintahan,
pendidikan dan pusat perdagangan, sehingga telah mendesak
antara lain perubahan penggunaan tanah yang bersifat pedesaan
ke bentuk penggunaan tanah yang bersifat perkotaan.
Masalah yang dibahas yaitu Dimana wilayah perkotaan, perali
han dan pinggiran tahun 1983 dan 1992 dan bagaimana perubahannya.
Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif
dengan pertarapalan peta variabel penduduk, penggunaan tanah,
jaringan jalan aspal, fasilitas kota dan pusat keramaian.
tfilayah perkotaan tahun 1983 terletak di bagian tengah,
wilayah peralihannya terletak di sisi barat dan timur wilayah
perkotaan. Sedangkan wilayah pinggirannya mengelilingi
wilayah peralihan. Wilayah perkotaan tahun 1992 terletak
memanjang di bagian tengah, membelah Kotif Bekasi dari barat
sampai timur, sehingga wilayah perkotaannya sejajar dengan
jalan tol Jakarta-Cikampek, wilayah peralihannya di sisi
utara, tenggara dan barat wilayah perkotaan. Sedangkan
wilayah pinggirannya berada di pinggir batas wilayah Kotif
bagian utara dan selatan.
Bertambah luasnya wilayah perkotaan karena perubahan
wilayah dari pinggiran dan peralihan menjadi perkotaan. Arah
pertambahan tersebut adalah mulai dari bagian tengah ke arah
barat dan timur Kotif Bekasi sesuai dengan lokasi pintu
gerbang tol Jakarta-Cikampek.
Wilayah peralihan juga mengalami pertambahan luas, arah
pertambahan tersebut adalah ke arah utara, tenggara dan
barat dari wilayah Kotif Bekasi, yang berbatasan langsung
dengan wilayah kota Jakarta dan dekat gerbang tol Jakarta-
Cikampek."
1995
S33528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Yulaswati
"Perkembangan kegiatan sosio ekonomi di Jakarta,
berpengaruh pula di wilayah Botabek. Hal ini membawa dampak pada semakin beraneka ragamnya jenis kegiatan. Sehingga membentuk hubungan yang berintensitas tinggi antara Jakarta dengan wilayah di sekitarnya, terutama wilayah di pinggiran kota dan koridor antar kota. Untuk itu maka dalam penelitian ini ingin diungkapkan kondisi pelayanan angkutan umum di pinggiran Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nuraisyah Dewi
"Penelitian ini merupakan penelitian murni dengan menggunakan metode qualitatif yang membahas perkembangan konsepsi wilayah pinggiran kota dan penerapannya di Depaltemen Geograi UI. Metode analisis yang digunakan adalah analisis isi dan analisis komparatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terjadi perkembangan konsepsi wilayah pinggiran kota di Departemen Geografi UI pada periode 1980-an sampai 2000-an. Pada periode 1980-an konsepsi wilayah pinggiran kota didominasi oleh pendekatan pemanfaatan lahan dan pendekatan sosial, periode 1990-an didominasi oleh pendekatan wilayah fungsional dan periode 2000-an didominasi oleh pendekatan sosial.
Metodologi yang diterapkan untuk menentukan wilayah pinggiran kota di Departemen Geografi UI juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada Periode 1980-an, metodologi yang diterapkan didominasi oleh pendekatan sosial dengan penerapan teknik deliniasi wilayah pinggiran kota berdasarkan administratif. Pada Periode 1990-an, metodologi yang diterapkan untuk menentukan wilayah pinggiran kota didominasi oleh pendekatan sosial dan wilayah fungsional dengan penerapan teknik deliniasi Wilayah pinggiran kota berdasarkan jarak dari pusat kota. Periode 2000-an, metodologi yang diterapkan untuk menentukan wilayah pinggiran kota didominasi oleh pendekatan pemanfaatan lahan (ruang bersifat kontinurn) dengan penerapan teknik deliniasi Wilayah pinggiran kota lebih ditekankan berdasarkan pemanfaatan lahan secara gradual. Secara keseluruhan dalam periode 1980-an hingga 2000-an, studi Wilayah pinggiran kota di Departemen Geografi UI memperlihatkan adanya percampuran gagasan (inkonsistensi) teoritis yang mana deinisi, kriteria dan metodologi yang diterapkan untuk menentukan wilayah pinggiran kota pada suatu studi tidak bersumber dan satu teori wilayah pinggiran kota.

This is pure research which use a qualitatif method to explain development of urban fringe and its applied in Department of Geography, University of Indonesia. Analysis method was content analysis and comparative analysis. The result of this study concluded that urban fringe concept in Department of Geography, University of Indonesia from l980’s until 2000’s period have development. l980's period, concept of urban fringe was dominated by land refonn and social approach. l990’s period concept of urban fringe was dominated by functional approach and 2000's period concept of urban fringe was dominated by social approach.
The method implemented to determine urban fringe was also significantly developed. In l980’s period, the method was dominated by social approach with delineation of urban fringe with administrative. In l990's period, the method was dominated by functional and social approach with delineation of urban fringe with distance from central business district. In 2000's period, the method was dominated by land reform approach with delineation of urban fringe With view of land reform gradual. In general, in l98O's until 2000's period, the study of urban fringe in Department of Geography, University of Indonesia show a mix of theoritical ideas (inconsistency) Where the definition, criteria and methodology use to detennine the urban fringe in certain studies were not originated from urban fringe theory.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34099
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
" Pertumbuhan kota yang semakin pesat dan didukung dengan semakin besarnya mobilitas, menimbulkan adanya daerah pertanian yang dipengaruhi oleh kota. Hal ini akan berdampak pada pertanian, pola penggunaan tanah dan struktur tenaga kerja pertanian di daerah tersebut. Karena yang paling jelas dalam melihat dampak pertumbuhan penduduk terhadap tanah adalah pada tingkat administrasi paling bawah, sehingga daerah yang dikaji Kelurahan krukut Limo Depok. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik wilayah pinggiran kota Jakarta mempengaruhi distribusi dan mobilitas tenaga kerja pertanian. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif dengan metode overlay peta. Wilayah penelitian dibagi atas tiga klasifikasi, yaitu wilayah dengan karakteristik sangat dinamis, dinamis dan kurang dinamis. Didapatkan hasil bahwa pada wilayah sangat dinamis hanya terdapat 8 orang penggarap. Pada wilayah dinamis terdapat 6 petani pemilik dan 76 penggarap. Sedangkan pada wilayah kurang dinamis, 55 dari 150 petani memiliki tanah pertanian. Disimpulkan bahwa konsentrasi penggarap pada wilayah dinamis dan kurang dinamis. Konsentrasi petani pemilik pada wilayah kurang dinamis. Wilayah yang menjadi tujuan utama penggarap adalah wilayah dinamis dan petani pemilik pada wilayah kurang dinamis. Semakin dinamis suatu wilayah, semakin sedikit jumlah tenaga kerja pertanian dengan status pemilik dan mendorong penggarap untuk bermobilitas dalam bertani. Kata kunci: dinamis; distribusi; karakteristik wilayah; mobilitas; tenaga kerja pertanian. viii+88 hlm; gbr; peta;tab; lamp. Bibliografi: 18 (1982-2005) iii"
Universitas Indonesia, 2007
S33958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwiyanti Kusumaningrum
"Deurbanisasi Jakarta mengakibatkan dominasi demografik perlahan mulai teralihkan ke pinggiran Jakarta (Bodetabek). Spill over atau pelimpahan penduduk kota ke pinggiran inilah yang kemudian memberi dampak langsung terhadap penduduk kampung asli daerah pinggiran. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana bentuk dan seberapa jauh transisi urban yang terjadi pada penduduk kampung di daerah Karawaci akibat deurbanisasi dalam hal kegiatan konsumsi. Metodologi yang dilakukan bersifat kualitatif berupa wawancara mendalam terhadap tiga generasi pada keluarga informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi penduduk kampung berubah dari generasi ke generasi. Perubahan pola konsumsi tersebut berubah mengikuti perkembangan wilayah. Selain itu, jarak fisik dan jarak sosial yang muncul di antara penduduk kampung dan penduduk pendatang mempengaruhi proses perubahan pola konsumsi pada generasi ketiga. Interaksi yang terjadi pada jarak fisik dan jarak sosial itulah yang menyebabkan perubahan pola konsumsi penduduk kampung, ketika penduduk pendatang secara tidak langsung mempengaruhi proses pengambilan keputusan penduduk kampung dalam berbelanja.

Deurbanization of Jakarta has involved the demographic domination gradually overtaken by the districts and municipalities (Bodetabek). The spillover of urban people to urban periphery has shown the direct effects to the kampung dwellers (local people) in urban periphery. This research aims to look at how far the urban transition happen to local people at Karawaci especially the dynamics in consumption patterns. This research uses qualitative methods to answer the research questions, with in depth interview as the key to dig out the informations based on 3 generations.
The result shows that the consumption pattern changes based on regional development. The first generation's consumption pattern was accompanied by the paddys and vegetables production. The second generation's consumption pattern was relatively same as the first generation, but the difference is, now the fulfillment of the consumption of rice and vegetables obtained from the market, unlike the first generation. The third generation's consumption pattern is now more complex caused by the spillover of urban people and the shopping centres that grow rapidly. The local consumption dynamics is affected by the social distance an physical distance between local people and urban people especially at the third generation, where the third generation is the generation which most local people interact with urban people.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43003
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Adiwijaya
"Penelitian ini merumuskan wilayah potensi konflik berdasarkan identifikasi persepsi wilayah pelayanan usaha dari masing-masing individu, Komponen Peta Mental Dalam proses pemetaan gambaran secara umum yang ditampilkan merupakan bentuk-bentuk geometris yang berupa titik, garis, area, dan permukaan, dari pemodelan mental map spasial Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan ditemukan adanya wilayah territorial yang  kuat dari pedagang baik jenis pedagang sate Madura baik yang mangkal/menetap maupun pedagang sate Madura keliling. Titik lokasi pedagang sate Madura mangkal membentuk pola yang teratur dan tidak terdapat posisi yang berhimpitan antara mereka namun titik lokasi tersebut memiliki radius wilayah, radius wilayah tersebut merupakan bentuk territorial yang di anggap sebagai suatu kepemilikan. Wilayah pedagang sate Madura keliling berbentuk mengikuti bentuk jalan dan juga merupakan bentuk territorial dan di anggap sebagai suatu kepemilikan pedagang. Wilayah territorial tersebut tidak dapat terlihat oleh kasat mata dari pengolahan data terjadi tumpang tindih yang menjadi potensi konflik. Penelitian mengungkapkan bahwa Pedagang sate Madura baik yang mangkal maupun yang keliling  dari sebaran lokasinya mengikuti pola jaringan jalan sebaran pedagang sate Madura tersebut menunjukkan konsentrasi tinggi pada wilayah pemukiman padat tidak teratur namun memiliki banyak jaringan jalan.

This research formulates conflict potential areas based on the identification of the perception of the business service area of ​​each individual, Mental Map Components In the mapping process the general picture displayed is geometric shapes in the form of points, lines, areas, and surfaces, from mental map spatial modeling Pancoran District, South Jakarta, found a strong territorial area of ​​traders, both types of Madura satay traders, both resident and traveling Madura satay traders. The location points of the Madura satay traders hang out in an orderly pattern and there is no overlapping position between them, but the location points have an area radius, the radius of the area is a territorial form which is considered as ownership. The area of ​​the traveling Madura satay traders is shaped to follow the shape of the road and is also a territorial form and is considered as a trader's ownership. The territorial area cannot be seen by the naked eye from data processing, there is an overlap which becomes a potential conflict. The study revealed that Madura satay traders, both those who hung out and who traveled from their locations, followed the pattern of the road network distribution of the Madura satay traders, showing high concentrations in densely irregular residential areas but with many road networks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>