Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165328 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifiane
"ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
pertumbuhan dan perkembangan daerah slum pada tahun 1970, ta
hun 1975, tahun 1980 dan tahun 198^, juga mengklasifikasikan
daerah slum tersebut.
Variable yang dipakai meliputi keteraturan bangunan, kv/alitas
fisik bangunan, Penggunaan tanah, kepadatan penduduk dan utilitas
kota yang meliputi sarana listrik, ledeng dan riol.
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah ;
Bagaimana pola penyebaran daerah slum di wilayah Jakarta Sela
tan tahun 1970 - 1984; Bagaimana kv/alitas fisik lingkungannya;
Adakah kaitannya dengan aspek hak atas tanah,
Untuk dapat. menjawab perraasalahan di atas digunakan metode ko
relasi/ super impose peta-peta dari variable-variable terse
but di atas; Survey lapangan dengan memakai sample bertingkat
dan korelasi deskriptif.
Akhir dari tulisan ini adalah suatu ringkasan yaitu :
- Pola penyebaran daerah slum di wilayah Jakarta Selatan tidak
merata merupakan perkembangan daerah pemukiman padat pa.
da daerah dengan kwalitas pemukiman jelek, tidak teratur
dan utilitas kota juga kurang seperti listrik, riol dan le
deng tidak ada.
- Perkembangan daerah slum dipengaruhi oleh pertambahan pendu
duk yang pesat dan kurangnya kemampuan penyediaan tanah perumahan.
- Program perbaikkan kampung telah meningkatkan kv/alitas fi
sik lingkungan pemukiman, sedang pembangunan perumahan tanpa
izin pada tanah negara ada pengaruhnya terhadap hak atas
tanah tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Lucianto
"ABSTRAK
Menurut Jakob Oetaina ( 1986 ) peredaran suatu suratkabar
dipengaruhj oleh tiga hal, yaitu : tingkat pendidikan untuk mampu
membaca dan inemahanii isi berita, tingkat pendapatan untuk mainpu
membeli, serta 'availibility' adanya suratkabar di tempat itu
( parameter yang digunakan adalah jarak dari pusat distribusi ).
Dilihat dari segi persebarannya, suratkabar di Indonesia
menurut Hasjim Nangtjik ( 1978 ) dapat diklasifikasikan menjadi
suratkabar nasional yang beredar hampir di. seluruh wilayah negara
dan suratkabar daerah yang penerbitan dan peredarannya terutama
di suatu atau beberapa daerah saja. Suratkabar daerah adalah
suratkabar yang tumbuh di daerah dan eksistensinya tergantung
kepada perannya dalam pembangunan di daerah itu.
Suratkabar daerah yang doininan oplahnya dan beredar di Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah, Suara Merdeka yang
berpusat di Kotamadya Semarang dan Kedaulatan Rakyat yang
berpusat di Kotamadya Yogyakarta.
Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui pola peredaran
suratkabar daerah Suara Merdeka dan Kedaulatan Rakyat di Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1993.
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, inaka inasalah
Yang akan dicoba dijawab adalah tentang bagaimana pola peredaran
suratkabar daerah Suara Merdeka dan Kedaulatan Rakyat di Jawa
Tengah dan Daerah Istiinewa Yogyakarta pada tahun 1993, dan
bagaimana hubungan antara jumlah peredaran kedua suratkabar
daerah dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jarak
dari pusat distribusi.
Pengklasifikasikan data dari sekala ordinal menjadi sekala
interval dilakukan untuk memudahkan di dalain analisis secara
kuantitatif, yang dilanjutkan dengan pengregionan pada peta
juinlah peredaran suratkabar, peta indeks nilai tingkat
pendidikan, peta tingkat pendapatan daerah, dan peta jarak dan
pusat distnibusi. Teknik super imposed peta ( pertampalan peta )
dilakukan, untuk melihat hubungan antara jumlah peredaran
suratkabar dengan indeks nilai tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan daerah, dan jarak dari pusat distribusi. Korelasi
statistik dipakai untuk memperkuat analisis dengan menggunakan
program Microstat,untuk korelasi multiple dan parsial, serta
regresi linier berganda.
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Untuk suratkabar daerah Suara Merdeka, pola peredarannya di
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tersebar tidak
inerata dan dominan terdapat di Kabupaten Semarang dan Daerah
Istiinewa Yogyakarta.
Sedangkan pola peredaran suratkabar daerah Kedaulatan Rakyat
di kedua wilayah tersebut, tersebar inerata dan dominan
inengeloinpok di sebelah tenggarawilayah penelitian, meliputi
Kabupaten Karanganyar, Kiaten, Magelang, Fürworejo, dan
Sukoharjo, serta Daeràh Istimewa Yogyakarta.
2. Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jarak dari pusat
distribusi berpengaruh terhadap juinlah peredaran kedua
suratkabar daerah tersebut, dan yang paling berperan adalah
tingkat pendidikan, diikuti tingkat pendapatan dan jarak dan
pusat distribusi.

"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asril
"Dalam konsep WTU dikedepankan bahwa wilayah- wilayah yang terletak pada ketinggian 0 sampai 7 meter dpi. merupakan wilayah rawa dan endapan dengan air tanah tawar terbatas. Wilayah 7 sampal 25 meter dpi. merupekan wilayah pemusatan penduduk dan memiliki air tanah tawar banyak. (Sandy, 1982; Depdagri, 1983)
Salah satu penyebab keterbatasan air tanah tawar di wilayah ketinggian 0 sampai 7 meter dpi. tersebut adalah intrusi air laut yang menyebabkan air tanah menjadi payau/asin (Ruili, 1987; PAM Jaya, 1929) Bila melihat kemampuan PAM Jaya yang saat ini baru mampu melayani 60 persen dari kebutuhan penduduk, maka adanya pemakaian air gerobak di wilayah wilayah dengan ketinggian 0-7 meter dpl.
Sehubungan dengan hal tersebut, masaiah yang dibahas adalah:
1. Bagairnana pola distribusi pemakai air gerobak di DKI Jakarta?
2. Bagaimana kaitan antara distribusi pemakai air gerobak dengan wilayah pelayanan PAM, wilayah intrusi air laut, kepadatan penduduk dan kepadatan sumur artesis yang digunakan oleh industri, perdagangan dan jasa ? "
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Alamsjah Asril
"ABSTRAK
Batang Hari dengan luas daerah allran sungalnya hampir meliputi i darl
luas wilayah Propinsi Jambi sering menimbulkan ban^r diberbagai teift--
pat teimasuk di Kotamadya Jaiobi.
Atas dasar pemikiran. tersebut maka tujuan darl penullsan Inl adalah un
tuk mengetabui wilayah klkisan dan v/ilayah endapan daerah aliran Ba
tang Hari.
Untuk mencapal apa yang dilnglnkan maka dia^nkan permasalahan l»Bagalmana
bentuk muka bumi daerah aliran Batang Haii? 2»Dimana saja terjadi
kikisan dan endapan? 3.Bagaimana akibat dari sifat-sifat tersebut diatas
apabila musim hujan tiba ?
Batasan: wilayah penelitian hanya mencakup daerah aliran Batang Hari
yang teimasuk dalam wilayah Propinsi Jambi..
Untuk menjawab permasalahan maka metode yang digunakan dalam pembahasan
adalah metode korelasi peta.
Dari hasil korelasi peta ketinggian dan peta lereng akan diperoleh gam
baran bahwa bagian Barat merupakan wilayah pegunungan vulkanik, bagian
tengah merupakan wilayah lipatan dan bagian Timur merupakan wilayah da
taran rendah berawa/daerah rawa Jambi, yang tertuang dalam peta fisiograli.
Dari hasil korelasi inipun dapat diperoleh peta wilayah kikisan
dan wilayah endapan dan apabila dikorelasikan dengan peta lereng dan
peta penggunaan tanah maha akan dihasilkan peta wilayah terkiMs.
Apabila dari semua sifatS tersebut dikorelasikan lagi dengan peta curah
hujan, dimana wilayah aliran Batang Hari curah hujannya cukup besar
lebih dari 2000 mn/tahun maka apabila musim hujan tiba dengan periode
waktu yang cukup lama di daerah aliran Batang Hari akan banjir,
terutama pada wilayah dataran rendah berawa bagian Timur serta diberbagai
tempat di wilayah lipatan berupa cekungan2 dan pada kanan kiri
Batang Hari yang datar serta pendangkalan alur Batang Hari akibat mate
rial-material hasil pengikisan dibawa arus sungai diendapkan.
Dazi hasil pembahasan dapat dibuat rin^asan sebagai berikut :
1.Bentuk muka bumi daerah aliran Batang Hari adalah bagian Barat meru
pakan milayah pegunungan vulkanik yang berbukit dan bergunung, bagi
an tengah merupakan wilayah lipatan yang bergelombang dan bagian Ti
mur merupakan wilayah dataran rendah berawa/daerah rawa Jambi.
2.Wilayah kikisan terletak pada ketinggian 10^1000 meter dari muka laut
atau lebih yang merupakan wilayah pegunungan dan wilayah lipatan
dengan kendringan lereng atau lebih.Pada ketinggian 7-10 meter
dari muka laut kikisan yang terjadi tidak jelas, sangat kecil dimana
bentuk muka bumi hampir datar, banyak cekungan2 terutama di kanan ki
ri Batang Hari.Wilayah endapan terletak pada ketinggian 0-10 meter
dari muka laut, merupakan wilayah dataran rendah beraw^daerah rawa
Jambi terutama pada bagian hilir Batang Hari.
3.Akibat dari sifat2 tersebut di atas apabila musim hujan tiba, daerah
aliran Batang Hari akan banjir, terutama di wilayah dataran rendah
berawa/daerah rawa Jambi dan pada cekungan2 di wilayah lipatan tej>»
utama di kanan kiri Batang Hari yang datar serta dangkalnya alur Ba
tang Hari akibat material-material hasil pengikisan yang dibawa arus
sungai diendapkan."
1989
S33401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Lake area , such as Klakah , Ranu Gedang and Ranu Segaran , is the past settlements area which occupied by people since the neolithic period which were marked by the use of square pickaxe artifact. Activity in ranu region continu until the next period which is characterized by the existence of megalithics monuments, the remains of on old temple, and tomb from the early days of the entry of Islam, even now, the location of ancient settlements are still used as a residential location."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper is based on an observation on mollusc's life in mangrove forest of sepanjang Island, Sumenep Regency, east Java. a total of 25 species of molluscs that belong to 12 families was found in the Island. However only 19 species were used to found in Sepanjang's mangrove, others were immigrants from the sea. This paper also discusses the mollusc's density, reproduction conservation and potency."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Saraswati
"Pemerintah kota dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah memperkirakan bahwa tahun 2010, penggunaan tanah kota mencapai 73 persen, sedangkan 63 persen diantaranya untuk permukiman. Perluasan wilayah tutupan itu, selain tidak sesuai dengan harapan agar Depok menjadi wilayah resapan, diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan lokal maupun wilayah. Dari hasil penelitian, penduduk yang tinggal di permukiman perumnas maupun di permukiman sederhana, sama-sama melakukan perluasan bangunan rumahnya guna memenuhi kebutuhannya. Perluasan bangunan itu dimungkinkan karena adanya kelebihan tanah di masing-masing jenis permukiman itu. Perbedaan pertambahan luas wilayah tutupan itu disebabkan oleh berbagai variabel antara lain variabel luas tanah asal, lama tinggal, jumlah orang yang tinggal di rumah itu serta jumlah anak dan komposisi anggota keluarga. Sedangkan variabel pengeluaran rumah tangga itu per bulan, tidak menjadi penentu untuk penduduk melakukan perluasan bangunan rumahnya.

The Depok Land Use Planning predicts that in 2010, urban land use will be 73 percent, while 63 percent is for settlement. Depok is allocated for catchment area, so the expansion of paving area should be monitor. In this study, there were four types of settlement lower and middle type in perumnas and in middle type (perumnas kecil dan besar serta perumahan sederhana kecil dan besar). Average of paved area in the perumnas kecil was 66 m², in perumnas besar was 89.5 m². In perumahan sederhana kecil was 54.4 m² and in perumahan sederhana besar was 121.3 m². Land square meter and length of stay were the variables that infl uence the expansion of paved area. They did that because they have more space to expand their house, and now, there was no open space left."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syarif Hidayatulloh Ali
"Skripsi ini membahas tentang sebaran wilayah banjir tahun 2002,2007 dan 2008 di wilayah Rawa Buaya Jakarta Barat. Curah hujan, topografi dan penggunaanmerupakan variabel yang digunakan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan sebaran wilayah wilayah banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran banjir tahun 2002 dan 2007 hampir merata didaerah penelitian meliputi tanggul sungai, dataran banjir dan rawa belakang (back swamp), sementara pada kejadian banjir tahun 2008 sebarannya hanya meliputi dataran banjir dan rawa belakang. Variabel Curah Hujan yang paling mempengaruhi sebaran dan luas wilayah banjir di Rawa Buaya.
This research explains about the spread of flood area in 2002, 2007 and 2008 in Rawa Buaya, West Jakarta. The rainfall, topography, and land use are some variables pointed to knowing the difference and the tantamount about the spread of flood area. Research?s result shows that the spread of flood area in 2002 and 2007 nearly flat in the natural leeve, flood plain, and back swamp. While in 2008, the spread covered only in flood plain and back swamp. Rainfall variable influences more to the spread and the flood-breadth-area in Rawa Buaya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34137
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Peta-peta yang mencakup wilayah batas maritim antar negara sudah banyak dibuat dan diterbikan, baik oleh penerbitan lokal maupun penerbitan asing. Permasalahan yang ada adalah mengenai penulisan dan pemilihan nama geografis yang memerlukan suatu pengakuan politis kedaulatan suatu bangsa, keanekaragaman bahasa daerah, kesulitan transliterasi serta perbedaan-perbedaan ejaan yang ada, sangat berpangaruh pada rancunya sistem penulisan
Untuk membuat dan menerbitkan peta-peta yang mencakup kedaulatan negar lain, seorang kartografer atau pakar toponimi perlu hati-hati, mempunyai wawasan luas dan sikap netral dalam menentukan mana geografis pada peta yang akan dibuat.
Suatu tinjauan pada penulisan nama geografis di wilayah batas maritim antar negara mencakup beberapa alternatif yang disebabkan oleh kondisi geografis, politik dan kompleksitas bahasa-bahasa daerah di wilayah tersebut, akan diuraikan dalam tulisan ini dengan mengambil contoh wilayah Aia Tenggara dan beberapa rekomendasi dalam tulisan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memilih dan mementukan nama geografis pada pembuatan peta-peta dan dokumen-dokumen lai, terutama yang mencakup negara-negara tetangga. "
341 JBM 1:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Banjarmasin: Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Kalimantan Selatan, 2011
348.02 HIM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>