Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202063 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Efikasi menjadi tema utama dalam pengembangan obat bahan alam. Jamu
NF adalah obat bahan alam dengan komposisi daun jeruk nipis (Citrus
aurantium), herba Stevia ( Stevia rebaudiana Bertonii M), biji Plantago ovata
(Plantago ovata Forssk ), herba Chicory (Cichorium intybus), herba Opuntia
ficus indica (Opuntia ficus-indica). Pada penelitian ini jamu NF diuji untuk
melihat pengaruhnya terhadap berat badan, kadar kolesterol total, dan kadar
trigliserida pada tikus putih jantan. Induksi obesitas dan hiperlipidemia
dilakukan secara eksogen dengan kuning telur 80%, lemak hewan 5%, dan
larutan gula 15%. Kontrol pembanding diberikan Orlistat. Penetapan kadar
dilakukan secara kolorimetri enzimatik menggunakan kolesterol oksidase
untuk kolesterol dan gliserol-3-fosfat oksidase untuk trigliserida. Hasil
menunjukkan bahwa dosis 0,432 g/200 g bb/hari belum dapat
mempertahankan berat badan secara bermakna, sedang dosis 0,864 g dan
1,728 g/200 g bb/hari memiliki efek mempertahankan berat badan secara
bermakna. Dosis 0,432 g, 0,864 g, dan 728 g/200 g bb/hari belum dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida secara bermakna (α
=0,05)."
Universitas Indonesia, 2007
S32581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Jamu pelangsing “SF” terhadap berat badan, kadar trigliserida dan kolesterol total. Pada percobaan ini digunakan 60 ekor tikus putih jantan dengan berat badan 200-300 g dan berumur 3-4 bulan yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I, II dan III merupakan kelompok kontrol normal, perlakuan dan pembanding (orlistat). Sedangkan Kelompok IV, V dan VI masing-masing diberi jamu pelangsing ”SF” dengan dosis 1,35 g/kg bb per hari 2,7g/kg bb per hari dan 5,4 g/kg bb per hari. Setiap kelompok diberi asupan diit tinggi lemak dan kolesterol, kecuali kontrol normal. Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari. Setelah 60 hari perlakuan, dilakukan pengambilan darah dilanjutkan dengan pengukuran kadar trigliserida dan kolesterol total secara spektrofotometri dengan metode enzimatik kolorimetri. Hasil uji ANAVA dan uji t berpasangan menunjukkan bahwa jamu pelangsing ”SF” dengan dosis 5,4 g/kg bb per hari dapat menghambat pertambahan berat badan, menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol total secara bermakna (p<0,05)."
Universitas Indonesia, 2007
S32628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erien Tannur Wijaya
"Latar Belakang
Glutathione (GSH) adalah antioksidan endogen yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Seiring bertambahnya usia kadar GSH dalam tubuh, termasuk di otak cenderung menurun sehingga meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif. Spirulina platensis merupakan mikroalga kaya nutrisi dan antioksidan, yang berpotensi mencegah kerusakan oksidatif pada otak. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh Spirulina platensis terhadap kadar GSH pada otak tikus Wistar dari berbagai usia, untuk mengetahui potensinya sebagai antioksidan di jaringan otak tikus berbagai usia.
Metode
Penenelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan organ otak sebagai bahan biologis tersimpan dari 30 tikus jantan Wistar yang dibagi menjadi enam kelompok. Tiga kelompok kontrol usia 12, 18, dan 24 minggu diberi akuades, sementara tiga kelompok perlakuan pada usia yang sama diberi ekstrak Spirulina platensis dengan dosis 200mg/kgBB per oral selama 29 hari. Kadar GSH diukur menggunakan metode Ellman. Hasil
Kadar GSH otak total pada kelompok kontrol yang diberi akuades usia 12 minggu yaitu 0,142±0,012 μg/mg protein, kelompok kontrol usia 18 minggu yaitu 0,150±0,031 μg/mg protein dan kelompok kontrol usia 24 minggu yaitu 0,110±0,016 μg/mg protein. Pada kelompok perlakuan yang diberi Spirulina platensis usia 12 minggu yaitu 0,117±0,023 μg/mg protein, kelompok perlakuan usia 18 minggu yaitu 0,114±0,022 μg/mg protein, dan kelompok perlakuan usia 24 minggu yaitu 0,094±0,020 μg/mg protein. Kesimpulan
Pemberian ekstrak Spirulina platensis dosis 200 mg/kgBB selama 29 hari pada tikus Wistar berbagai usia belum mampu mencegah penurunan kadar Glutathione (GSH) otak yang terjadi seiring bertambahnya usia.

Introduction
Glutathione (GSH) is an endogenous antioxidant that protects cells from free radical damage. As age increases, GSH levels in the body, including the brain, tend to decline, raising the risk of neurodegenerative diseases. Spirulina platensis is a nutrient-rich microalga with antioxidant potential, which may prevent oxidative damage in the brain. This study aims to evaluate the effect of Spirulina platensis on brain GSH levels in Wistar rats of different ages, to explore its potential as an antioxidant in brain tissues.
Method
This experimental study used stored brain tissue from 30 male Wistar rats divided into six groups. Three control groups aged 12, 18, and 24 weeks received distilled water, while the three treatment groups of the same ages were given Spirulina platensis extract at a dose of 200 mg/kgBW orally for 29 days. GSH levels were measured using the Ellman method.
Results
The total brain GSH levels in the control group given aquadest at 12 weeks were 0.142±0.012 μg/mg protein, at 18 weeks were 0.150±0.031 μg/mg protein, and at 24 weeks were 0.110±0.016 μg/mg protein. In the Spirulina platensis-treated group, the GSH levels at 12 weeks were 0.117±0.023 μg/mg protein, at 18 weeks were 0.114±0.022 μg/mg protein, and at 24 weeks were 0.094±0.020 μg/mg protein.
Conclusion
Administration of Spirulina platensis extract at a dose of 200 mg/kgBW for 29 days to Wistar rats of various ages has not been able to prevent the decrease in brain Glutathione (GSH) levels that occurs with age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvel Pratama Tjiaman
"Latar Belakang
Karbonil, yang merupakan produk sampingan dari oksidasi protein, sering kali meningkat seiring dengan penuaan. Spirulina platensis, alga mikroskopis yang kaya akan nutrisi dan antioksidan, telah menunjukkan potensi dalam mencegah akumulasi stres oksidatif di otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian Spirulina platensis terhadap kadar karbonil pada otak tikus Wistar berbagai usia, dengan harapan dapat memberikan wawasan mengenai manfaat Spirulina terhadap otak.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental menggunakan sampel biologis tersimpan dari otak tikus Wistar yang telah diberikan ekstrak etanol Spirulina platensis selama 29 hari per oral. Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok, 3 kelompok kontrol dengan usia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu, serta 3 kelompok yang diberi ekstrak Spirulina platensis dengan usia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu. Parameter yang digunakan adalah kadar karbonil yang diukur menggunakan metode Allen.
Hasil
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian Spirulina platensis menurunkan kadar karbonil otak, tetapi secara statistik tidak signifikan, pada semua kelompok usia dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerima suplementasi. Penurunan paling menonjol antara kelompok akuades dengan yang diberi Spirulina platensis terjadi pada kelompok tikus dengan usia 18 minggu.
Kesimpulan
Suplemen Spirulina memiliki potensi sebagai sumber antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif pada otak akibat penuaan meskipun penurunan karbonil yang terjadi tidak signifikan. Untuk menilai efek Spirulina terhadap otak, diperlukan kelompok tikus dengan usia yang lebih tua.

Introduction
Carbonyl, a byproduct of protein oxidation, often increases with aging. Spirulina platensis, a microscopic algae rich in nutrients and antioxidants, has shown potential in preventing the accumulation of oxidative stress in the brain. This study aims to evaluate the effect of Spirulina platensis administration on carbonyl levels in Wistar rats’ brain of various ages, with the hope of providing insight into the benefits of Spirulina on the brain.
Method
This study employed an experimental design using stored biological samples from the brains of Wistar rats administered ethanol extract of Spirulina platensis orally for 29 days. The samples were divided into six groups: three control groups aged 12 weeks, 18 weeks, and 24 weeks, and three groups receiving Spirulina platensis extract at the same ages. The parameter measured was carbonyl content, assessed using the Allen method. Results
The analysis showed that Spirulina platensis administration reduced brain carbonyl levels, but statistically insignificant, in all age groups compared to the control groups that did not receive supplementation. The most noticeable reduction between the aquadest group and the group given Spirulina platensis was observed in the 18-week-old rats. Conclusion
Spirulina supplementation has potential as an antioxidant source to reduce oxidative stress in the brain due to aging, although the observed reduction in carbonyl levels was not significant. Older rat age groups are needed to assess Spirulina’s effects on the brain.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Amelia Putri
"Latar Belakang Kerusakan lipid pada jaringan hati akibat proses peroksidasi oleh radikal bebas menghasilkan malondialdehid yang dapat digunakan sebagai parameter stres oksidatif. Berdasarkan penelitian terdahulu, Spirulina dikenal sebagai antioksidan alternatif untuk mengurangi radikal bebas. Penelitian ini akan mengetahui pengaruh pemberian Spirulina platensis terhadap kadar malondialdehid jaringan hati tikus berbagai kelompok usia. Metode Penelitian eksperimental dengan mengukur kadar malondialdehid sebagai pertanda terjadinya stres oksidatif pada 30 jaringan hati tikus wistar jantan yang berasal dari 6 kelompok, yaitu kelompok yang diberikan aquades berusia 12 minggu,18 minggu, dan 24 minggu, serta kelompok yang diberikan Spirulina platensis berusia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu. Kadar malondialdehid diukur dengan menggunakan metode TBARS. Hasil Rata – rata kadar malondialdehid pada kelompok tikus yang diberikan aquades tertinggi adalah kelompok usia 24 minggu (91,28 nmol/gram jaringan) dan terendah adalah kelompok usia 18 minggu (64,69 nmol/gram jaringan). Kadar malondialdehid setelah pemberian Spirulina platensis pada kelompok usia 12 minggu 0,96 kali lipat (p>0,05); usia 18 minggu 0,78 kali lipat (p<0,05); dan usia 24 minggu adalah 0,94 kali lipat (p<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberikan aquades. Kesimpulan Terjadi penurunan kadar malondialdehid pada usia tikus 12, 18, dan 24 minggu yang diberikan Spirulina platensis dibandingkan dengan aquades, meskipun hanya bermakna pada kelompok usia 18 dan 24 minggu.

Introduction Lipid damage in liver tissue due peroxidation process by free radicals produces malondialdehyde that used as a parameter of oxidative stress. Based on previous research, Spirulina is known as an alternative antioxidant to reduce free radicals. This research will determine the effect of giving Spirulina platensis on malondialdehyde levels in liver tissue of mice of various age groups. Method Experimental research measuring malondialdehyde levels as a sign of oxidative stress in 30 rat liver tissues from 6 groups, namely the group given aquades aged 12 weeks, 18 weeks and 24 weeks, and the group given Spirulina platensis aged 12 weeks, 18 weeks, and 24 weeks. Malondialdehyde levels were measured using the TBARS method. Results The highest average level of malondialdehyde in mice that given aquades was the 24 weeks age group (91.28 nmol/mg tissue) and the lowest was the 18 weeks age group (64.69 nmol/mg tissue). Malondialdehyde levels after administration of Spirulina platensis in the 12 weeks age group 0.96 times (p>0.05); age 18 weeks 0.78 times (p<0.05); and age 24 weeks was 0.94-fold (p<0.05) lower than the group given aquades. Conclusion There was a decrease in malondialdehyde levels in mice aged 12, 18 and 24 weeks who were given Spirulina platensis compared to aquades, although it was only significant in the 18 and 24 weeks age groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Yohanna Priscilla
"Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan adalah adanya radikal bebas yang berperan dalam stres oksidatif. Glutation (GSH) berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap kerusakan oksidatif dengan menangkal radikal bebas melalui elektron yang didonorkannya. Spirulina sp. merupakan antioksidan alami yang dapat meningkatkan kadar glutation. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol Spirulina plantesis terhadap kadar glutation ginjal tikus. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental. Sampel berjumlah 30 tikus wistar jantan dari berbagai usia (12, 18, dan 24 minggu) masing-masing terdiri dari kelompok spirulina dan kontrol, sehingga total 6 kelompok. Kadar GSH diuji dengan metode Elman. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA. Hasil Data menunjukkan kadar GSH pada ginjal tikus berusia 12 dan 18 minggu yang diberi ekstrak etanol spirulina lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Tikus kontrol berusia 24 minggu memiliki kadar GSH yang jauh lebih tinggi daripada yang berusia 12 dan 18 minggu. Tidak terdapat perbedaan bermakna di antara usia yang berbeda pada kelompok tikus yang diberi ekstrak etanol spirulina. Kesimpulan Pengaruh pemberian ekstrak etanol Spirulina platensis terhadap penundaan penuaan organ ginjal tampak lebih dominan khususnya di usia muda.

Introduction One of the causes of aging is the presence of free radicals which play a role in oxidative stress. Glutathione (GSH) plays a role in the body's defense mechanism against oxidative damage by removing free radicals through donating electrons. Spirulina sp. is a natural antioxidant that can increase glutathione levels. This study focused on determining the effect of administration of Spirulina plantesis ethanol extract on rat kidney glutathione levels. Method This study uses an experimental research design. The sample consisted of 30 male wistar rats of various ages (12, 18, and 24 weeks), with each consisting of spirulina and control groups, though the total was 6 groups. GSH levels were tested using the Elman method. Data analysis was performed by ANOVA test. Results Data showed that GSH levels in the kidneys of rats aged 12 and 18 weeks which were given spirulina ethanol extract were higher than the control group. Control mice aged 24 weeks had significantly higher levels of GSH than those aged 12 and 18 weeks. There were no significant differences between different ages in the group of mice given spirulina ethanol extract. Conclusion The effect of Spirulina platensis ethanol extract to delay the aging of the kidney organs was dominant especially at a young age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Rosiani Zaini
"Latar Belakang
Stres oksidatif cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada hati. Spirulina platensis, tanaman yang terkenal dengan sifat antioksidannya, dapat membantu mengurangi stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak pemberian Spirulina platensis terhadap kadar karbonil dalam jaringan hati tikus pada berbagai kelompok umur.
Metode
Sampel yang digunakan adalah hati tikus usia 12, 18, dan 24 minggu yang masing-masing kelompok usia telah diberikan Spirulina platensis dan kelompok kontrol tidak diberikan. Metode perhitungan yang digunakan adalah Metode Warburg-Christian untuk Pengukuran Protein dan Metode Allen untuk Pengukuran Karbonil.
Hasil
Konsentrasi karbonil tertinggi kelompok kontrol terdapat pada kelompok 18 minggu (0,743 nmol/mg protein), sedangkan terendah pada kelompok 24 minggu (0,423 nmol/mg protein). Konsentrasi karbonil tertinggi kelompok Spirulina terdapat pada kelompok 12 (0,678 nmol/mg protein), dan terendah pada kelompok 24 minggu (0,391 nmol/mg protein). Kelompok 12 minggu yang diberikan spirulina menunjukkan peningkatan konsentrasi karbonil sebanyak 1.215 kali dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok 18 minggu yang diberikan spirulina menunjukkan penurunan konsentrasi karbonil sebanyak 0.686 kali dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok 24 minggu yang diberikan spirulina menunjukkan peningkatan konsentrasi karbonil sebanyak 0.924 kali dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan
Kadar karbonil dalam jaringan hati meningkat pada kelompok kontrol dari kelompok usia 12 minggu ke 18 minggu. Sedangkan kadar karbonilnya menurun pada kelompok usia 18 minggu ke 24 minggu. Kelompok usia 12 minggu yang diberikan Spirulina menunjukkan peningkatan kadar karbonil dibandingkan kelompok kontrol. Sebaliknya, kelompok usia 18 minggu dan 24 minggu yang diberikan Spirulina menunjukkan penurunan kadar karbonil dibandingkan kelompok kontrol.

Introduction
Oxidative stress tends to rise as age increases, with the liver being notably affected. Spirulina platensis, a plant known for its antioxidant properties, may help reduce oxidative stress. This study aims to evaluate the impact of Spirulina platensis administration on carbonyl level in the liver tissues of rats across different age groups. Method
The sample will be rat liver with ages 12, 18, and 24 weeks in which each age group have been given Spirulina platensis and the controlled group will not be given. The method for calculations will use Warburg- Christian Method for Protein Measurement and Allen Method for Carbonyl Measurement.
Results
The highest carbonyl level in the control group was in the 18-week group (0.743 nmol/mg protein), while the lowest was in the 24-week group (0.423 nmol/mg protein). The highest carbonyl level in the Spirulina group was in 12-week group (0.678 nmol/mg protein), and the lowest was in the 24-week group (0.391 nmol/mg protein). The 12-week group given spirulina showed an increase in carbonyl level of 1,215 times compared to the control group. The 18-week group given spirulina showed a reduction in carbonyl level of 0.686 times compared to the control group. The 24-week group given spirulina showed an increase in carbonyl level of 0.924 times compared to the control group.
Conclusion
Carbonyl levels in liver tissue increased for control group from the 12-weeks to the 18- weeks age group. Meanwhile, the carbonyl levels decreased from 18-weeks to 24-weeks age group. The difference from the control to the spirulina of the 12-weeks age group showed an increase, while the difference from the control to the spirulina of the 18-weeks and 24-weeks age group showed a decrease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>