Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138565 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novianti Wulandari
"Tetrabutiltimah merupakan saiah satu senyawa tetraalkiltimah.
Senyawa ini^^isintesis untuk^ifuji^ebagai adittflsensifi menaikkan bilangan
oktan pengganti TEL(T€t^;aet^^^ead) yang toksisitasnya tinggi.
TetrabutiJtimah pjsMesis <3engan fnereaksikan Pibutittmab Piklorida
dengan logam Zn menggunakan katalis basa dan peJarut trietilamin. Reaksi
4ni fnenggunakan autedavedan dedangsung ^da subu 160°C daJam waktu
JK PERPUSTAKAAN S
pm\p A_~JJ 1 11
Identifikasi produk dengan FT-IR diperdeb puncak bHangan
^ombang 295S cm,2927cm'^ dan 2863cmyang merupakan puncak
bilangan gelombang alkana, diperkuat dengan muculnya puncak bilangan
gelombang unkik gugus -CR3 dan -CR2- pada 1379cm"^ dan 146Qcm ^
Muncul pula puncak bilangan gelombang 566cm'^ yang merupakan puncak
serapan nntuk 4katan SivC dan didukang dengan tldak munculnya puncak
bilangan gelombang untuk Sn-Cl pada serapan 300-380 cmSpektrum FTIR
yang didapatmendekati spektrum standar FT-IR yang berasal dari
senyawa Tetrabutiltimah komersial produksi aldrich"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imsa Hakam Sumadyo
"Senyawaan organotimah adalah senyawaan organQlogam yang banyak
diproduksi karena kegunaannya yang cukup banyak antara lain senyawa
penstabil pada PVC, pestisida, insektisida dan katalis. Diorganotimah merupakan
katalis homogen yang balk untuk pembuatan polisilikon, poliuretan dan polyester.
Kebutuhan timah dunia hingga tahun 2000 mencapai 150.000-;; 60.000 ton
pertahun dimana 20.000 ton pertahun untuk industri kimia.
Salah satu tahap membentuk dibutiltimah dikarboksilat iaiah melalui dibutil
timah dihalida kemudian diubah menjadi dibutiltimah oksida setelah direaksikan
dengan asam karboksilat akan berubah menjadi dibutiltimah dikarboksilat. Salah
satu bahan yang sering dipakai iaIah dibutiltimah diklorida. Telah diketahui pula
bahwa pembuatan dibutiltimah diklorida bila dengan metode langsung sulit untuk
dilakukan dengan cara biasa, untuk itu dicari jalan lain yaitu dengan mengubah
alkilnya menjadi yang lebih reaktif yaitu iodida Sintesa senyawa dibutiltimah diasetat dimulai dengan membuat
dibutlltimah diiodida dengan cara merefluk butil iodida (46 g) dengan serbuk
logam Sn (7,4 g) serta dengan katalis N,N-dibenzil N-butil amina (±3,38 g)
dengan pengadukan sedang dan pemanasan dengan suhu 110°C selama 6 jam.
Didapat hasil berupa padatan putih kekuningan. Kedalam padatan tersebut
dimasukkan NaOH 0,1M 100 ml kemudlan dengan pengadukan cepat selama 1
jam dalam larutan metanol 100 ml. Didapat hasil dibutiltimah oksida berupa
padatan putih. Ke dalam padatan tersebut dimasukkan dalam pelarut benzena
dan ditambahkan asam asetat (0,32 ml dengen berat jenis 1,05 ®/mi) dengan
perbandingan 1:2 direfluks dengan suhu 80°C selama 2 jam. ^
\
Hasil reaksi yang terjadi didapat 0,64 g (34,5%% dari Sn) dibutiltimah
diiodida, 0,52 g (81%% dari dibutiltimah diiodida) dibutiltimah oksida dan 3 ml
(17% % dari dibutiltimah oksida). Produk diuji dengan IR dan titik leleh untuk
tiaptahap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastoyo Martayanto
"Pada peneiltlan sebelumnya telah disintesis beberapa senyawa
organotlmah karboksilat yang blasa digunakan sebagal kataiis dan sebagal
penstabil PVC. Tetapi pada sintesis tersebut ternyata didapat senyawa yang
membentuk dimerlsasi dan pollmerlsasi milik perpustskaan
i^lVllPA-U I
Penelltian kail In! menggunakan llgan N, N-dietll ditiokarbamat sebagal
pengganti llgan karboksilat dan dlharapkan tidak terbentuk senyawa dimer
ataupun pollmer. Senyawa dibutll timah bis (N, N-dletll ditiokarbamat) dibuat
dengan cara mereakslkan dibutll tImah diklorlda dengan NaDDTC dalam
pelarut yang nonpolar. Peneiltlan Inl dllakukan dengan memvarlaslkan suhu
(30°, 40°, 50°, 60°C) serta varlasi waktu pengadukan (30, 60, dan 90 menit).
Hasll optimum terjadi pada suhu 50°C dengan waktu pengadukan
selama 60 menIt dan didapat kristal putlh kekunlngan. Berdasarkan anallsis UV-Vis dan FTIR diduga bahwa senyawa dibutil timah bis (N, N-dietll
ditiokarbamat) bergeometri oktahedral."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Maylani
"Senyawa organotimah pertama kali ditemukan sebagai Et2l2 oleh
Frankland pada tahun 1849. Senyawa organotimah itu sendiri dapat
diklasifikasikan menjadi senyawa tetraorganotimah (R4Sn), triorganotimah
(RsSnX), diorganotimah (R2SnX2) dan monoorganotimah (RSnXs). Diantara
klasifikasi senyawa organotimah, triorganotimah memiliki kegunaan yang
paling luas.
Senyawa Trifeniltimah Hidroksida adalah salah satu senyawa
triorganotimah yang dapat berfungsi sebagai biosida.
Pada penelitian ini sintesis senyawa trifenilimah Hidroksida ini
dilakukan melalui tiga tahapan sintesis, yaitu tahap 1, sintesis tetrafehiltimah dari timah (IV) klorida menghasilkan kristal putih sebesar 2.58 %. Tahap 2,
sintesis trifenjitimah Klorida dari tetrafeniltimah menggunakan persamaan
redistribusi Koscheskov, Sedangkan tahap 3 adalah sintesis Trifeniltimah
Hidroksida dari Trifeniltimah Klorida melalui reaksi substitusi nukleofil,
menghasilkan produk sebesar 7.1998 gram atau sekitar 72 %.
Identifikasi produk akhir dengan titik leleh menghasilkan titik leleh
sebesar 116 - 118 ®C (literatur 115 - 121 °C).
Identifikasi produk akhir dengan spektroskopi-IR diperoleh puncak
serapan OH pada 3600- 3200 cm"\ stretching vibrasi Sn - C pada daerah
500 - 400 cm"\ serapan Sn - O pada daerah 600 - 500 cm\ Akan tetapi
masih muncul serapan dari Sn - Cl pada daerah 300 - 400 cm'"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S30118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erman Surya Bakti
"Meningkatnya persaingan dan tuntutan efisiensi pada industri konstruksi menuntut adanya pengendalian mutu yang dikombinasikan dengan aspek ekonomis dan jadwal proyek. Hal ini memotivasi berbagai penelitian yang menghasilkan teknik-teknik peningkatan mutu dan efisiensi/efektifitas dari sebuah proyek seperti total quality management, value engineering, designability, contractability, constructability, operability, maintainability dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa salah satu peningkatan mutu proyek konstruksi yaitu penerapan peningkatan constructability pada tahap perencanaan dan perancangan proyek. Pendekatan ini dilakukan karena besarnya pengaruh perencanaan dan perancangan terhadap kualitas, biaya dan waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Pelaksanaan penelitian studi kasus ini dilakukan pada sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang industri konstruksi dengan pola design and build dimana penelitian difokuskan pada pemahaman, pelaksanaan, keuntungan, dan hambatan constructability di perusahaan tersebut dan dua buah proyek yang dijadikan studi kasus. Jenis penerapan constructability secara informal yang didapat pada studi kasus ini diindikasikan oleh tidak adanya prosedur tertulis tentang constructability, rendahnya tingkat lesson learned, tidak adanya koordinator constructability yang ditunjuk secara resmi, masih banyaknya hambatan pelaksanaan dan tidak adanya pencatatan kinerja constructability. Walaupun demikian pada pelaksanaan constructability secara informal ini, bahwa penerapan constructability pada tahap perencanaan dan perancangan terbukti meningkatkan kinerja proyek konstruksi, dengan variabel yang paling berpengaruh adalah penjadwalan berdasarkan construction sensitive dan fasilitas desain dalam mengefisienkan konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezhi Ramadhia Putra
"Kebutuhan manusia akan minyak bumi sekarang semakin besar. Karena itu diperlukan sumber energi lain sebagai alternatif, salah satunya adalah etanol. Peneliti-peneliti sebelumnya kebanyakan menggunakan bahan dari minyak sawit untuk memproduksi hidrokarbon, sedangkan pada penelitian ini digunakan etanol. Etanol merupakan senyawa dengan gugus oksigen dan dalam hal ini serupa dengan methanol. Reaksi dilakukan pada reaktor fixed bed pada kondisi atmosferik selama kurang lebih 3 jam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi 15% HZSM-5 pada suhu reaksi 450 °C merupakan kondisi optimum untuk mencapai angka oktan tertinggi yaitu 109.6, dimana pada kondisi ini terdapat sejumlah isoparafin, dan senyawa aromatis yang cukup besar.

Human needs of crude oil is getting bigger nowadays. Hence, we need a new source of energy, and one of them is ethanol. Previous research mostly used palm oil as the material to produce hydrocarbon, as for this research ethanol were used instead. The reaction was carried out on fixed bed reactor for more or less 3 hours.
This research concludes that the optimum condition to reach the higher octane number is 15% HZSM-5 with reaction temperature at 450 °C (RON 109.6). Quite large number of aromatic was found in this product along with a few isoparaffin compound.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43715
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiani Natalia
"Senyawa turunan sulokrin metil 3,8-dihidroksi-6-metil-9-oxo-9H-xanthen-1 karboksilat [A] dan asam 3,8-dihidroksi-6-metil-9-oxo-9H-xanthen-1 karboksilat [B] telah berhasil disintesis melalui reaksi adisi konyugasi alkohol (siklisasi) dan hidrolisis ester secara simultan. Sintesis ini dilakukan dengan mereaksikan sulokrin dalam pelarut aseton dengan basa KOH dalam akuades dengan perbandingan mol 1:1 pada suhu 100 °C menghasilkan rendemen masingmasing sebesar 65,56 % untuk senyawa [A] dan 11,04 % untuk senyawa [B]. Hasil optimasi proses sintesis melalui variasi perbandingan mol bahan baku awal sulokrin terhadap basa KOH dengan perbandingan berturut-turut 1:1; 1:2; 1:3; 1:4; dan 1:5, memberikan nilai rendemen tertinggi 65,56 % untuk senyawa [A] dengan perbandingan 1:1 dan 40,32 % untuk senyawa [B] dengan perbandingan 1:5. Identifikasi senyawa hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan dianalisis struktur molekulnya dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR, spektrometer LC-MS dan NMR (1H-NMR dan 13CNMR). Uji toksisitas metode brine shrimp lethality test (BSLT) terhadap senyawa [A] diperoleh nilai LC50 sebesar 32,84 μg/mL. Uji sitotoksisitas terhadap sel kanker leukemia HL60 diperoleh nilai LC50 untuk senyawa [A] sebesar 89,40 μg/mL.

The derivative sulochrin compounds (methyl 3,8-dihydroxy-6-methyl-9-oxo-9Hxanthene-1-carboxylate [A] and 3,8-dihydroxy-6-methyl-9-oxo-9H-xanthene-1-carboxylic acid [B]) have been synthesized by conjugating addition of alcohol (cyclization) and ester hydrolysis simultaneously. These two compounds were carried out in one step reaction between sulochrin in acetone and potassium hydroxide in distilled water by mol ratio of 1:1 yielded 65.56 % of [A] and 11.04 % of [B]. Optimization has been done by varying mol proportion of sulochrin toward KOH of 1:1; 1:2; 1:3; 1:4; and 1:5, respectively. The optimum yields of [A] and [B] were 65.56 % for 1:1 and 40.32 % for 1:5. The structure of products were analyzed and identified by TLC, FT-IR spctrophotometer, LC-MS and NMR spectrometer. The LC50 value of brine shrimp lethality test of [A] compound was 32.84 μg/mL. Cytotoxicity test on HL60 cells of [A] compound yielded IC50 89.40 μg/mL."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29030
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Rahadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>