Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninda Virlia Sasmita
"Penelitian bertujuan untuk melihat pengarurfaaanya gugus karbdksilat
pada serat rayon yang dimodifikasi dengan gugus amida melalui penentuan
harga kemampuan pertukaran ion, harga log Kd dan selektivitas pertukaran
terhadap Ion-ion logam berat, serta kecepatan pertukaran lonnya pada
beberapa suhu terhadap logam Cu (II). Selain itu juga dilakukan uji pendahuluan
pertukaran serat Pg-Am terhadap anion nitrat, sulfat, dan phosfat.
Percobaan dilakukan pada serat rayon yang telah dimodifikasi dengan
pencangkokan {grafting) dengan monomer akrilamida (Pg-Am) dengan 141,3
% grafting dan pada serat rayon yang dicangkok dengan campuran akril
amida dengan asam akrilat (Pg-AmAA) dengan 104,4% grafting. Kemampuan
pertukaran ditentukan dengan meng-gunakan HCI/NaOH pada beberapa konsentrasi.
Selektivitas pertukaran dipelajari dengan menentukan perbandingan
konsentrasi ion logam dan anion dalam serat dan dalam larutan pada
berbagai pH. Kecepatan pertukaran ion dipelajari dengan memvariasikan
waktu kontak serat yangtelah dimodifikasi dengan larutan Cu (II) pada suhu 25°, 36°, 45° dan 60°C. Pengukuran konsentrasi logam pada penelitian ini
dilakukan dengan AAS sedangkan pengukuran konsentrasi anion dalam
larutan ditentukan dengan spektrofotometer UV Vis.
Dari percobaan disimpulkan bahwa gugus karboksiiat tidak terialu
memberikan pengaruh pada kemampuan pertukaran ion serat Pg-Am. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin pekat konsentrasi HCI/NaOH
yang dipakai, semakin tinggi pula harga kemampuan tukar ion serat Pg-Am
dan Pg-AmAA. Kemampuan pertukaran ion untuk serat Pg-Am dan serat Pg-
AmAA berturut-turut mencapai 9,5 mek/gr dan 10,1 mek/gr. Penentuan harga
Kd serat-serat Pg-Am dan Pg-AmAA menunjukkan urutan selektivitas ion-ion
logam yang berbeda untuk pH asam maupun basa. Adanya gugus kartx)ksilat
berpengaruh terhadap selektivitas dan meningkatkan distribusi logam dalam
serat. Mekanisme penukaran ion yang terjadi pada serat Pg-Am adalah mekanisme
koordinasi sedangkan pada serat Pg-AmAA terjadi mekanisme koordinasi
dan mekanisme pertukaran ion. Pada uji penukaran anion, diperoleh
hasil bahwa serat Pg-Am tidak dapat berfungsi sebagai penukar anion untuk
phosfat. Urutan selektivitas anion yaitu P04^'< CH3C00' < NOs" < S04^'.
Serat Pg-Am mempunyai kecepatan pertukaran terhadap Cu (II) yang lebih
tinggi daripada serat Pg-AmAA. Untuk serat Pg-Am dalam waktu 1 menit,
85% - 95% gugus aktif telah ditukar oleh Cu (11) dan untuk Pg-AmAA dalam
waktu 2 menit baru 50% gugus yang dipertukarkan. Adanya gugus
karboksiiat juga meningkatkan kestabilan serat pada suhu tinggi.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Marsentiani
"Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer
grafting radiasi asam akrilat (AA) dan campuran asam akrilat dengan akrilamid
(AmAA) sebagai penukar ion logam berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengamh gugus amida terhadap sifat-sifat pertukaran ion serat rayon yang
dimodifikasi dengan gugus karboksilat. Parameter yang dipelajari adalah
kapasitas pertukaran, selektivitas pertukaran dan kinetika pertukaran. Dari data
yang diperoleh juga didapatkan informasi panas adsorpsi serat P-g-AA dan P-gf
AmAA terhadap logam Cu (II).
Penentuan kapasitas dilakukan dengan metode kolom dan titrasi asambasa.
Selektivitas pertukaran dilakukan terhadap logam Cu (II), Co (II), Cd (II), Cr
(III), Ni (II), Pb (II), Zn (II) dan Fe (III) dengan sistem batch dan larutan yang tidak diserap oleh serat diukur menggunakan AAS. Kinetika pertukarfn dan pai^^s^^
adsorpsi ditentukan dengan variasi waktu kontak dan suhu antara serat P-g-AA
(jan p.g-AmAA terhadap logam Cu (II).
Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan linear antara kapasitas tukar
Ion (mek/g) dengan % grafting maslng-masing serat. Makin tinggi % grafting,
kemampuan serat untuk menukarkan ionnya akan semakin tinggi pula.
Pada pH asam (3,0), urutan keselektifan logam adalah Cu > Pb > Cr > Zn
> Co > Ni > Cd > Fe untuk serat P-g-AA dan Cu > Cr> Pb > Fe > Ni > Co > Zn >
Cd untuk serat P-g-AmAA. Sedangkan pada pFI basa (8,0) adalah Pb > Cu > Cr
> Zn > Cd > Ni > Co > Fe untuk serat P-g-AA , dan Fe > Zn > Co > Pb > Ni > Cr
> Cd > Cu untuk serat P-g-AmAA. Pada kedua serat, penyerapan terlihat
melalui mekanisme pertukaran ion dan mekanisme koordinasi antara serat
dengan ion-ion logam. Kedua serat tidak selektif untuk digunakan pada pH
asam, sehingga baik sebagai penyerap ion-ion logam yang berasal dari limbah
industri. Dengan mengetahui harga Kd masing-masing logam, maka dapat
dilakukan pemisahan antara logam yang satu dengan yang lain,
Pengujian sifat kecepatan penyerapan menunjukkan bahwa waktu kontak
10 detik , serat belum mencapai kejenuhan. Jumlah ion Cu (II) yang diserap akan
semakin besar sesuai dengan kenaikan suhu. Reaksi antara serat P-g-AA dan
f
P-g-AmAA adalah reaksi endoterm, yang berarti menyerap panas untuk
melangsungkan reaksinya dengan logam Cu (II)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasridah
"Telah dilakukan kopolimerisasi cangkok pada serat rayon terikat silang N,N?-metilenbisakrilamida (NBA) dengan teknik ozonasi menggunakan monomer akrilamida dan asam akrilat untuk menghasilkan suatu serat penukar kation. Optimasi kondisi ikat silang diperoleh pada laju alir 0,3 L/min, waktu ozonasi 90 menit, konsentrasi NBA 5%, suhu 80oC dan waktu reaksi 60 menit dengan persen pencangkokan rata-rata 49,50. Serat rayon terikat silang menunjukkan ketahanan dalam asam dan basa yang lebih baik dan derajat pengembangannya dalam air lebih rendah. Ozonasi kembali pada serat rayon terikat silang digunakan untuk mencangkokan monomer-monomer. Pada pencangkokan akrilamid dengan konsentrasi 30% pada suhu 70oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 152,46 % dan pencangkokan asam akrilat dengan konsentrasi 30% pada suhu 50oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 169,77 %.
Melalui spektrum FT-IR, pada R-NBA muncul bilangan gelombang 1533,41 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus amida sekunder dari NBA, pada R-NBA-g-AAm terdapat puncak serapan yang tajam pada bilangan gelombang 1685,79 cm-1 yang menunjukkan munculnya gugus karbonil (C=O) dari amida sedangkan pada R-NBA-g-AA muncul puncak pada bilangan gelombang 1641,42 cm-1 menunjukkan pita serapan vibrasi rentang gugus karbonil (C=O) dari asam karboksilat. Kapasitas pertukaran ion yang diperoleh sebesar 1,1mek/g untuk RNBA-g-AAm dan 0,7 mek/g untuk R-NBA-g-AA. Penentuan tetapan distribusi ion Cu2+ pada pH 5 memberikan nilai sebesar 4,41 L/g untuk R-NBA-g-AAm dan 2,82 L/g untuk R-NBA-g-AAm.

Graft copolymerization on cross linked rayon fiber with N,N?-metilenbisacrylamide (NBA) carried out with ozonisation technique using monomer acrylamide and acrylic acid to produce a cation exchange fiber. Optimization conditions of cross- linked fiber obtained at flow rate of 0.3 L/min, ozonation time of 90 minutes with reaction temperature 80oC and reaction time of 60 minutes produces grafting percentage of 49.5. Cross-linked rayon fiber shows resistance towards acid and alkaline solution better and decreases degree in the of swelling. Further ozonation on cross-linked rayon fiber is use to graft the monomers. The grafting percentage for acrylamide is 152.46% (acrylamide concentration is 30% on 70oC for 90 minutes grafting time) and for acrylic acid is 169.77 % (acrylic acid concentration is 30% on 50oC for 90 minutes grafting time) respectively.
The FT-IR spectrum of wave numbers 1533.41 cm-1 indicate the presence of secondary amide groups of the NBA, a sharp absorption peak at wave numbers 1685.79 cm-1 for the carbonyl group (C = O) of the amide from R-NBA-g-AAm, and wave numbers 1641.42 cm-1 for vibration absorption band of the carbonyl group (C = O) of the carboxylate from R-NBA-g-AAm. Ion exchange capacity obtained are 1.1 meq/g for R-NBA-g-AAm and 0.7 meq/g for R-NBA-g-AA. Distribution constant for Cu2+ ions at pH 5 gave a value of 4.41 L/g R-NBA-g-AAm and 2.82 L/g for R-NBA-g-AA.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29070
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armi Wulanawati
"Senyawa 25,26,27,28,- tetrakarboksi -5,11,17,23 -tetra-tertbutilkaliks[ 4]arena, L- adalah ligan makrosiklik yang memiliki empat gugus karboksilat dan ukuran rongga yaang sesuai dengan ukuran jari-jari kation. Hal ini dimanfaatkan untuk membentuk kompleks dengan ion logam secara selektif melalui pertukaran ion, ikatan koordinasi, dan efek rongga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gugus karboksilat dalam ligan kaliks[4]arena pada ekstraksi kompleks Na-LH4 terhadap efisiensi ekstraksi, dibandingkan dengan kompleks Na+ dengan ligan LH2 yang hanya memiliki dua gugus karboksilat serta peran Na+ tersebut pada ekstraksi kompleks Ln-LH4 (Ln = Yb, Sm) dalam larutan buffer asetat dan larutan campuran tetrametilamoniumhidroksida dan HCl (TMAH·HCl). Untuk itu, dipelajari pengaruh pH fasa air dan konsentrasi LH4 bebas di fasa organik. Berdasarkan distribusi kompleks yang diperoleh pada berbagai kondisi reaksi tersebut, dapat diperkirakan proses ekstraksi pengompleksan yang terjadi dan spesi yang terbentuk. Hasil percobaan menunj ukkan bahwa dengan membandingkan persen ekstraksi kompleks Na-LH2 terhadap persen ekstraksi kompleks Na-L-, efisiensi ekstraksi meningkat dengan bertambannya gugus karboksilat yang dimiliki suatu ligan. Selain itu, efisiensi ekstraksi meningkat dengan bertambahnya pH fasa air dan kosentrasi ligan bebas di fasa organik. Hal yang serupa terjadi pula pada ekstraksi kompleks Ln-LH4 (Yb, Sm). Pada ekstraksi kompleks Ln3+ ini melibatkan dua spesi kompleks dengan spes1 kompleks pertama LH3 Yb Na+ terletak pada daerah yang lebih asam dibandingkan spesi kompleks kedua LH2 YbNa2+ akibat adanya ion logam natrium yang dapat bertindak sebagai koekstraktan, sehingga meningkatkan efisiensi ekstraksi kompleks lantanida."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onzi Aldi Ramaga
"Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat rayon-g-
(PMAA-co-MBAAm) yang dibuat melalui pencangkokan (grafting) asam
metakrilat (MAA) dan penambahan Methylene bis-Acrylamide (MBAAm)
sebagai kopolimer cangkok serat rayon-g-PMAA. Serat rayon yang
digunakan diperoleh dengan variasi dosis iradiasi 20 KGy dan 28 KGy, dan
variasi waktu pencangkokan 30 menit dan 90 menit. Dosis iradiasi
berhubungan dengan kerapatan pusat aktif yang terbentuk pada serat rayon
dan waktu pencangkokan berhubungan dengan pertumbuhan panjang rantai
tercangkok. Untuk menggambarkan panjang rantai tercangkok dilakukan
pengukuran viskositas instrinsik larutan dari serat yang dihidrolisis dengan
asam kuat pekat (H2SO4 72 %) dan pengukuran FTIR untuk gel (serat yang
tidak terhidrolisis dengan asam kuat pekat). Uji aplikasi serat rayon-g-
(PMAA-coMBAAm) dilakukan terhadap penentuan kapasitas adsorpsi
penukaran, selektivitas, serta kinetika adsorpsi penukarannya terhadap
beberapa ion logam. Semua percobaan dilakukan dengan metode Batch
dengan menentukan kadar ion-ion logam sebelum dan sesudah penyerapan
dengan menggunakan AAS. Pengukuran spektrum IR terhadap gel hasil
hidrolisis serat rayon-g-PMAA oleh asam sulfat pekat menunjukkan naiknya
intensitas serapan terhadap serat rayon-g-PMAA yang mengalami waktu
pencangkokan lebih lama. Uji Kapasitas adsorpsi penukaran terhadap ion ion H" dan Na"", memberikan nilai kapasltas terbesar untuk serat rayon-g-
(PMAA-co-MBAAm) dengan dosis iradiasi 28 KGy waktu pencangkokan 90
menit. Keselektifan keempat sampel serat rayon-g-(PMAA-co-MBAAm)
menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap ion logam dari pada
Co^'^dan Cd^* pada pH kisaran 4,0-7,0. Uji kinetika menunjukkan kesesuaian
dengan persamaan kinetika reaksi pseudo orde 1 untuk reaksi reversibel.
Serat dengan dosis 20 KGy-90 menit yang diperkirakan mempunyai
kerapatan pusat aktif tinggi dengan panjang rantai tercangkok panjang,
memberikan harga konstanta laju adsorpsi (K) yang lebih besar dibandingkan
dengan serat dosis 20 kGy-30 menit. Isoterm adsorpsi Freundlich yang
dipelajari pada serat dengan dosis 20 kGy-30 menit menunjukkan distribusi
energi penyerapan yang heterogen terhadap penyerapanlon logam Cu^^ dan
Co"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Azwar
"Keberhasilan PT Astra International sebagai perusahaan publik tentunya tidak diragukan lagi, sukses tersebut adalah hasil kerja keras dan penerapan strategi perusahaan yang tepat dalam pengelolaan proses ini. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) Cipta 2000 di Auto 2000 Ciledug telah berhasil meningkatkan produktivitas kerja karyawan di bagian service. Penelitian yang diangkat dari pelaksanaan GKM Cipta 2000 dengan tema mempercepat waktu pemeriksaan kerusakan komponen IIA telah berhasil menurunkan waktu pengerjaannya dari 192 menit menjadi 27 menit (sebesar 86%) setelah dibuatkan alat bantu khusus "Cipta IIA Tester". Selain itu dengan dilaksanakannya GKM Cipta 2000 ini telah dapat dihemat biaya sebesar Rp.3.960.000,- per tahun. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan GKM Cipta 2000 telah berhasil menumbuhkan pertisipasi karyawan dengan cara ikut menyumbangkan saran pada pertemuan kelompok, sehingga melahirkan ide-ide baru yang bisa digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang dihadapi, bekerja lebih aman dan cepat dan membuat karyawan lebih percaya diri dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dieni Lansi
"Pada penelitian ini dicoba pembuatan serat asam fosfet dari serat
rayon yang dicangkok dengan monomer glisidil metakrilat (GMA), dan selanjutnya
difungsionalisasi dengan larutan asam fosfat. Pencangkckan dllakukan
m«^nggunakan metode iradiasi awal daiam medium udara dengan
teknikemulsi dan atmosfer nitrogen. Hasil poncangkokan dinyatakan dalam
bentuk persen pencangkokan (%G). Parameter yang dipelajari adalah dosis
total Iradiasi yang berhubungan dengan kerapatan rental tercangkok, konsentrasi
monomer dan waktu pencangkokan yang berhubungan dengan panjang
rantal tercangkok. Fungsionaiisasi dilakukan dengan mempelajari pengaruh
persen pencangkokan dari rayon-g-PGMA yang digunakan, konsentrasi
larutan asam fosfat, dan suhu (32° 0 dan 98° 0). KarakterisasI serat asam
fosfat dilakukan dengan analisa spektrum FTIR dan kapasitas penukaran
ionnya terhadap ion logam Cu^"", selektivilasnya terhadap Ion Pb^^ dan Cu^",
dan kecepatan penukaran Ion terhadap Ion logam Pb^"^ yang dipelajari pada
pH 6,0. Pada penelitian ini juga dipelajari pengaruh struktur rantai ter
cangkok dari serat asam fosfat terhadap selektlvitas penukaran ionnya.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa %G cenderung menlngkat
dengan bertambahnya dosis iradiasi yang digunakan, konsentrasi monomer,
dan waktu reaksi. Data densitas rantal tercangkok menunjukkan semakin
tlnggl dosis Iradiasi maka semakin rapat jarak antar rantai tercangkok Pada dosis iradiasi yang sama, semakin tinggi konsentrasi monomer maka
rantai tercangkok akan semakin panjang. Reaksi fungsionalisasi memberikan
hasi! persen konversi GMAtertinggi sebesar 15,9% (0,81 mmol H3PO4)
dengan kapasitas adsorbs! serat asam fosfat terhadap ion Cu^'^ sebesar
3,1 meq/g untuk serat asam fosfat dengan kerapatan yang sedang. Hasi! ini
masih jauh iebih kecii daripada kapasitas RGP^ (6-7 mek/g). Serat asam
fosfat yang disintesis menun-jukkan tingkat seiektivitas yang lebih tinggi
terhadap ion logam Pb^* daripada ion oJ*. Semakin jarang jarak rar.tai
PGMA yang tercangkok, maka serat akan serriakin seieldif. Percobaan
f
penukaran ion menunjukkan bahwa serat m.emiliki kecepatan penukaran ion
yang baik karena kesetimbangan penukarannya dapat dicapai dalam vvcuctu 5
menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloma Karo Karo
"Pencangkokan 4-vinilpiridin pada serat polipropilen dengan teknik radiasi, sebagai alternatif untuk membuat serat penukar ion telah dilakukan, Pengaruh kondisi radiasi, metoda pencangkokan, dosis, laju dosis, jenis pelarut, komposisi pelarut , dan konsentrasi monomer terhadap kadar pencangkokan dipelajari. Analisis dan karakterisasi serat polipropilen sebelum dan sesudah pencangkokan dilakukan dengan, ESR, FT-IR, DTAITGA, XRD, dan SEM-EDAX . Kapasitas penukaran serat PP-g-4VP terhadap ion Cue` dalam larutan analisis dengan ICP-MS.
Hasil yang diperoleh dari ESR menunjukkan bahwa kondisi radiasi yang terbaik adalah oakum. Metoda yang memberikan kadar pencangkokan tertinggi adalah metoda simultan. Semakin tinggi dosis, laju dosis dan konsentrasi monomer, maka makin tinggi kadar pencangkokan. Makin menurun polaritas pelarut dalam pelarut homolog alkohol maka makin tinggi kadar pencangkokan, akan tetapi semakin tinggi kadar air didalam pelarut alkohol semakin tinggi kadar pencangkokan. Pelarut n-butanol menunjukkan kinetika pencangkokan lebih baik, dengan laju pencangkokan awal lebih tinggi di banding pelarut campuran metanol-air , Hubungan antara laju pencangkokan awal terhadap laju dosis dalam pelarut n-butanol adalah Rp = C I 0.35 ; sedangkan dalam pelarut metanol- air Rp = C I "7.
Spektrum serapan FT-IR menunjukkan munculnya pita serapan vibrasi ulur u (C=C) dan u(C-H) aromatik pada bilangan gelombang 1625 dan 3020 cm-', dan pita serapan vibrasi ulur u (C-N) pada bilangan gelombang 1177 dan 1388 cm 1, yang berarti 4-vinilpiridin berhasil dicangkokan pada serat polipropilen. Pengamatan dengan SEM memperlihatkan perbedaan diameter dan permukaan serat polip ropilen sebelum dan sesudah dicangkok, sedangkan dari EDAX menunjukkan ion Cue+ telah diadsorpsi oleh serat PP-g-4VP dan terdistribusi secara merata, dengan kapasitas penukaran 3,4 mek/gram serat. Termogram DTAITGA menunjukkan pencangkokan 4-vinilpiridin pada serat polipropilen menunukkan kesetabilan termalnya, dan dari diffraktogram XRD menunjukkan terjadi perubahan fasa kristalin serat polipropilen setelah dicangkok.

Influence of Solvents on Graft Copolymerization Kinetics of 4-vinilpiridin onto Polypropylene Fibers by Simultaneous Methods in Vacuum Atmosphere Radiation graft copolymerization of 4-vinilipiridin onto polypropylene fibers, for synthesis of ion exchange fibers has been done. The effect of radiation condition, graft methods, dose, dose rate, solvents and monomer concentrations on the grafting yields was also studied. Analysis and characterization of polypropylene fibers before and after grafting was done by ESR, FT-IR, DTAITGA, XRD and SEM-EDAX. The ion exchange capacity of PP-g-4VP fibers on Cue+ ion was determined by ICP-MS.
The ESR spectra showed that vacuum atmosphere was the best irradiation condition. The higher grafting yields were obtained by simultaneous method. The grafting yields increased with increasing dose, dose rate, monomer concentration and H2O content within alcohol-water solvents system. The grafting yields also increased if polarity of alcohol decreased in using homologue alcohol solvent system. The initial copolymerization rate in n-butanol solvents was higher than methanol-water solvents, with Rp = C 10.35 in n-butanol and, Rp = C I 0.57 in methanol-water solvents, Infra red spectra showed characteristic band sorption on wave length 1625 and 3020 cm 'I for C-H and C=C aromatic stretching, and 1177 and 1388 cm-' for C-N stretching. Observation by using SEM-EDAX showed the difference between polypropylene before and after grafted by 4-vinilpiridin, and Cue+ ion was homogeneously adsorbed by PP-g-4VP fibers, with adsorbed capacity 3.4 meg/gr. DTAITGA thermogram showed, that grafted 4-vinilpiridin onto polypropylene fibers was decreased its thermal stability, and X-ray diffractogram showed that crystalinity of polypropylene was changed after grafted by 4-vinilpiridin.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>