Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Sari Wulaningsih
"Senyawa kurkumin merupakan salah satu sumber antioksidan potensial yang dapat diperoleh dari tanaman kunyit kunyit (Curcuma longa Linn) atau temulawak (Curcuma Xanthoriza). Pada penelitian ini gugus karbonil (C=O) kurkumin akan direduksi menjadi gugus hidroksi (OH) degan menggunakan reduktor LiAlH4. Setelah itu, kurkumin hasil reduksi dicampur dengan antioksidan lain yaitu katekin. Katekin merupakan senyawa polifenol utama yang terdapat pada teh hijau. Katekin dapat diisolasi dari daun teh dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut dan partisi. Katekin yang diperoleh dari hasil isolasi dicampurkan dengan kurkumin tereduksi dengan perbandingan mol 1:1, 1:10, dan 10:1. Variasi perbandingan mol ini digunakan untuk melihat sejauh mana peranan antioksidan kurkumin tereduksi dan katekin dalam campuran. Campuran katekin dan kurkumin hasil reduksi dengan perbandingan 1:1 ternyata memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan kurkumin hasil reduksi, katekin, maupun campuran kurkumin tereduksi dan katekin dengan perbandingan 1:10 dan 10:1. Hal ini ditandai dengan semakin kecilnya nilai IC50, yaitu sebesar 8,55 µg/mL atau 10 kali lipat dibandingkan dengan nilai IC50 dari katekin sebesar 85,44 µg/mL dan 12 kali lipat dibandingkan dengan nilai IC50 kurkumin reduksi sebesar 102,63 µg/mL. Penambahan mol baik bagi kurkumin tereduksi maupun katekin dalam campuran tidak berpengaruh besar bagi aktivitas antioksidan campuran, dimana untuk campuran kurkumin dan katekin 1:10 diperoleh IC50 sebesar 35,26 µg/mL dan untuk campuran kurkumin dan katekin 10:1 diperoleh IC50 sebesar 49,37 µg/mL. Aktivitas antioksidan campuran dengan perbandingan 1:10 dan 10: 1 masih kurang bagus dibandingkan dengan campuran kurkumin dan katekin 1:1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riswijanto
"Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah yang banyak terdapat di Indonesia. Kunyit dikenal karena memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai zat warna, bumbu masak dan juga obat. Banyaknya senyawa antioksidan sintetis, telapi penggunaannya masih dibatasi karena beberapa antioksidan tersebut bersifat karsinogenik. Pada penelitian ini dilakukan isolasi kurkumin dari rimpang kunyit dengan menggunakan soxlet dan pelarut yang digunakan adalah etanol. Kemudian dilakukan hidrogenasi terhadap kurkumin tersebut {kurkumin merupakan salah satu komponen dalam kunyit yang memberikan wama kuning dan juga memiliki aktivitas antioksidan) untuk menghilangkan wama kuning pada kurkumin, dilakukan Hidrogenasi melalui 2 tahapan, yaitu : reduksi dengan NaBH< dan Oksidasi dengan reagen Cromat. Kurkumin dan kurkumin terhidrogenasi ini kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode TLC-Fluoresence. Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah kurkumin sebanyak 0,4810 gram (1,3%) dan hasil hidrogenasi sebanyak 0,1170 gram (31,45%). Dari uji aktivitas antioksidan diketahui bahwa kurkumin terhidrogenasi memiliki aktivitas antioksidan diantara kurkumin dan tokoferol. Dengan waktu induksi kurkumin, kurkumin terhidrogenasi, dan tokoferol secara berurutan adalah sebagai berikut: 105,120,dan> 120 menit."
2005
SAIN-9-3-2004-25
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fetty Febiyanty
"ABSTRAK
Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah yang banyak terdapat
di Indonesia. Kunyit dikenal karena memiliki banyak manfaat, diantaranya
adalah sebagai zat warna, bumbu masak dan juga obat. Selain itu, kunyit
memiliki kemampuan sebagai antioksidan, anti inflamasi, dan anti kanker.
Walaupun sekarang banyak terdapat antioksidan sintetis, tetapi
penggunaannya masih dibatasi karena beberapa antioksidan tersebut bersifat
karsinogenik. Karena itulah pada saat ini dikembangkan antioksidan alami
yang berasal dari tumbuhan. Antioksidan tambahan ini diharapkan tidak
memberikan warna, rasa, dan aroma karena dapat mengganggu penampilan
dari produk.
Pada penelitian ini dilakukan isolasi kurkumin dari rimpang kunyit
dengan menggunakan soxlet dan pelarut yang digunakan adalah etanol.
Kemudian dilakukan hidrogenasi terhadap kurkumin tersebut (kurkumin
merupakan salah satu komponen dalam kunyit yang memberikan warna
kuning dan juga memiliki aktivitas antioksidan) untuk menghilangkan warna
kuning pada kurkumin. Hidrogenasi dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu ;
reduksi dengan NaBH4 dan Oksidasi dengan reagen Cromat. Kurkumin dan
kurkumin terhidrogenasi ini kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan
menggunakan metode TLC-Fluoresence.
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah kurkumin sebanyak
0,4810 gram (1,3%) dan hasil hidrogenasi sebanyak 0,1170 gram (31,45%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbyatul Adawia
"Senyawa turunan tiazol merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antioksidan. Pada penelitian ini menggunakan (+)- camphor sebagai prekursor dalam mensintesis senyawa turunan tiazol. Senyawa turunan tiazol disintesis dengan mereaksikan senyawa tiazol berbasis kamfor yang terbentuk dengan senyawa aldehid aromatik yaitu 2-hidroksi benzaldehid dan sinamaldehida. Senyawa hasil sintesis dimurnikan, diidentifikasi menggunakan KLT, dan diuji titik lelehnya, serta dikarakterisasi menggunakan Fourier-transform infrared spectroscopy, ultraviolet-visible spectroscopy, nuclear magnetic resonance spectroscopy, dan LC-MS. Setelah itu, senyawa hasil sintesis diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH. Pada penelitian ini, diperoleh hasil sintesis senyawa camphor thiosemicarbazone sebesar 81,54%, senyawa camphor tiazolidin-4-on sebesar 32,538%, dan senyawa turunan camphor tiazolidin-4-on 1 dengan persen yield campuran sebesar 98,7%. Potensi aktivitas antioksidan ditinjau dengan menggunakan metode DPPH dan diperoleh nilai IC50 senyawa camphor thiosemicarbazone sebesar 103,08 ppm, senyawa camphor tiazolidin-4-on sebesar 26978,16 ppm, dan senyawa turunan camphor tiazolidin-4-on sebesar 3909,14 ppm.

Thiazole derivatives compounds are heterocyclic compounds that have several biological activities such as antioxidants. In this study, (+)-camphor was used as a precursor in the synthesis of thiazole derivatives. Thiazole derivative compounds were synthesized by reacting the thiazole based camphor compound with aromatic aldehyde compounds, namely 2-hydroxy benzaldehyde and cinnamaldehyde. The synthesized compound purified and identified using TLC, and tested for their melting points, and characterized using fourier-transform infrared spectroscopy, ultraviolet-visible spectroscopy, nuclear magnetic resonance spectroscopy, and Liquid Chromatography-Mass Spectrometer. After that, the synthesized compounds were tested for their antioxidant activity using DPPH method. In this study, percent yield of the synthesis of camphor thiosemicarbazone compounds were 81,54%, camphor thiazolidine-4-on were 32,538%, and camphor thiazolidine-4-on derivatives were 98,7% as a mixed compounds. The potential antioxidant activity was monitored using DPPH method and the IC50 value of camphor thiosemicarbazone was 103,08 ppm, camphor thiazolidine-4-on was 26978,16 ppm, and camphor thiazolidine-4-on derivatives compound was 3909,14 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chantika Octaviani Putri
"Tiazol dan Oksazol merupakan senyawa heterosiklik beranggota lima yang mengandung sulfur/oksigen dan nitrogen pada posisi 1 dan 3. Derivat kedua Senyawa ini banyak diaplikasikan dalam bidang farmasi dan kesehatan karena memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antioksidan, analgesik, antibakteri, antikanker, antiviral, anti alergi, antihipertensi, antiinflamasi, antimalaria, antijamur, dan antipsikotik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa derivat tiazol dan oksazol dalam dua tahap. Tahap awal, prekursor berupa tiourea dan urea direaksikan dengan etil 2-kloro asetoasetat untuk menghasilkan senyawa 1 derivat tiazol dan oksazol. Tahap akhir, senyawa 1 derivat tiazol dan oksazol direaksikan dengan hidrazin hidrat untuk menghasilkan senyawa 2 derivat tiazol dan oksazol. Reaksi awal kedua senyawa derivat tiazol dan oksazol ini didasarkan pada kondensasi Hantzsch. Senyawa derivat tiazol dan oksazol yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan uji titik leleh, kromatografi lapis tipis (KLT), FTIR, UV-Vis, dan GC-MS. Senyawa 1 derivat tiazol yaitu etil 2-amino-4-metil- 1,3-tiazol-5-karboksilat berhasil disintesis dengan massa produk sebesar 2,978 gram dan kemurnian sebesar 100%. Senyawa 1 derivat oksazol yaitu etil 2-amino- 4-metil-1,3-oksazol-5-karboksilat dengan massa produk campuran sebesar 0,8351 gram dan kemurnian sebesar 4,69%. Senyawa 2 derivat tiazol dan oksazol belum berhasil terbentuk dan masih merupakan senyawa 1 derivat tiazol dan oksazol. Aktivitas antioksidan senyawa derivat tiazol dan oksazol diuji dengan metode DPPH dan didapatkan nilai IC50 sebesar 64,75; 80,73; 275,3; 280,39 ppm.

Thiazole and oxazole are five-membered heterocyclic compounds containing sulfur/ oxygen and nitrogen in positions 1 and 3. The derivatives of these two compounds are widely applied in the pharmaceutical and medical fields because they have various biological activities such as antioxidants, analgesics, antibacterial, anticancer, antiviral, anti-allergic, antihypertensive, anti- inflammatory, antimalarial, antifungal, and antipsychotic. In this study, the syntheses of thiazole and oxazole derivatives are carried out in two stages. Initially, the precursors in the form of thiourea and urea are reacted with ethyl 2-chloro acetoacetate to produce compound 1 of thiazole and oxazole derivatives. Subsequently, compound 1 of thiazole and oxazole derivates are reacted with hydrazine hydrate to produce compound 2 of thiazole and oxazole derivatives. The initial reactions of these two thiazole and oxazole derivatives are based on the Hantzsch condensation. The formations of thiazole and oxazole derivatives are then characterized using melting point, thin layer chromatography (TLC), FT-IR, UV-Vis, and GC-MS. Compound 1 of thiazole derivative, ethyl 2-amino-4- methyl-1,3-thiazol-5-carboxylate, was successfully synthesized with mass of 2.978 gram and purity of 100%. Compound 1 of oxazole derivative, ethyl 2-amino- 4-methyl-1,3-oxazol-5-carboxylate, was obtained with mixed mass of 0.8351 gram and purity of 4.69%. Compound 2 of thiazole and oxazole derivatives have not been successfully formed and are still compound 1 of thiazole and oxazole derivatives. The antioxidant activity of thiazole and oxazole derivatives was then tested using DPPH method and their IC50 values are 64.75; 80.73; 275.3; 280.39 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmawati Fitri
"Senyawa asam sinamat dan derivatnya merupakan senyawa yang terdapat secara alami di berbagai tumbuhan yang digunakan sebagai obat herbal. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis asam sinamat dan asam 4-hidroksi sinamat serta reaksi prenilasi pada kedua senyawa tersebut untuk kemudian diuji aktivitas antiarthritis secara in vitro. Sintesis asam sinamat dan asam 4-hidroksi sinamat dilakukan melalui metode Perkin menggunakan reagen benzaldehida, 4-hidroksi benzaldehida, anhidrida asetat dan katalis natrium asetat. Persen yield yang diperoleh yaitu 10,67% untuk asam sinamat dengan waktu refluks selama 3,5 jam dan 21,47% untuk asam 4-hidroksi sinamat dengan waktu refluks selama 12 jam. Kedua senyawa hasil sintesis tersebut dilakukan reaksi prenilasi menggunakan prenil bromida sebagai sumber gugus prenil dengan katalis superbasa ɣ-Alumina/NaOH/Na. Persen yield untuk senyawa asam sinamat terprenilasi yaitu 34% dan asam 4-hidroksi sinamat terprenilasi 36%. Karakterisasi keempat senyawa hasil sintesis dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Visible, spektrometer FT-IR dan GC-MS. Pada konsentrasi 250 ppm, asam sinamat memiliki aktivitas antiarthritis sebesar 89,21%, asam sinamat terprenilasi memiliki aktivitas antiarthritis sebesar 93,13%, asam 4-hidroksi sinamat terprenilasi aktivitas antiarthritis sebesar 91,67%, dan asam 4-hidroksi sinamat terprenilasi memiliki aktivitas antiarthritis sebesar 93,45%.

Cinnamic acid and its derivatives are natural compounds present in plants and have been used as herbal medicine. In this research, cinnamic acid and 4-hydroxy cinnamic acid was synthesized dan then prenylated. Cinnamic acid, 4-hydroxy cinnamic acid and the prenylated compounds were tested for their in vitro antiarthritic activity. Cinnamic acid was synthesized via Perkin method using benzaldehyde, sodium acetate and acetic anhydride, while 4-hydroxy cinnamic acid was synthesized using 4-hydroxy benzaldehyde, sodium acetate and acetic anhydride. The resulting cinnamic acid gave % yield of 10,67% with 3,5 hours reflux and for the 4-hydroxy cinnamic acid, it yields 21,74% with 12 hours reflux. Both the synthesized compounds were reacted with prenyl bromide to give prenylated cinnamic acid and prenylated 4-hydroxy cinnamic acid. The catalyst used in this prenylation is ɣ-Alumina/NaOH/Na superbase. Prenylated cinnamic acid yields 34% while prenylated 4-hydroxy cinnamic acid yields 36%. The four products were characterized with UV-Visible spectrophotometer, FT-IR spectrophotometer and mass spectrometer. Prenylated cinnamic acid and 4-hydroxy cinnamic acid have higher antiarthritic activities than cinnamic acid and 4-hydroxy cinnamic acid. At maximum concentration of 250 ppm, the antiarthritic activity of cinnamic acid was 89,21%, prenylated cinnamic acid was 93,13%, 4-hydroxycinnamic acid was 91,67%, and prenylated 4-hydroxycinnamic acid was 93,45%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Sari Nurhasanah
"Kurkumin sebagai senyawa alami yang memiliki aktivitas biologis yang beragam salah satunya antioksidan dan banyak digunakan sebagai senyawa obat. Akan tetapi, aplikasi kurkumin sebagai senyawa obat belum dapat optimal karena memiliki masalah pada stabilitas dan profil farmakokinetik yang buruk. Untuk memperbaiki masalah tersebut dapat dilakukan dengan memodifikasi struktur kurkumin menjadi analog kurkumin monokarbonil non-simetri yang bermotif 1,2,3-triazol. Pada penelitiaan ini, senyawa analog kurkumin monokarbonil disintesis dengan beberapa prinsip reaksi seperti propargilasi, kondensasi Claisen- Schmidt, dan sikloadisi azida-alkuna dengan variasi azido aromatik untuk membentuk cincin triazol. Senyawa hasil sintesis akan dimurnikan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan KLT serta dikarakterisasi dengan uji titik leleh, HRMS, FTIR, dan NMR. Hasil sintesis senyawa produk akhir memiliki rendemen berturut-turut untuk senyawa triazol 4-NO2 monokarbonil kurkumin 4- OCH3, triazol 4-Cl monokarbonil kurkumin 4-OCH3, triazol 4-COCH3 monokarbonil kurkumin 4-OCH3 adalah 70%; 83%; 86%, serta uji aktivitas antioksidan seluruh senyawa produk akhir terhadap radikal DPPH berturut-turut menunjukkan nilai inhibisi sebesar 68,17%; 73,35%; 71,94%.

Curcumin is a natural compound that has various biological activities, one of which is antioxidant and is widely used as a medicinal compound. However, the application of curcumin as a medicinal compound has not been optimal because it has problems with stability and a poor pharmacokinetic profile. To fix this problem, it can be done by modifying the structure of curcumin into a non-symmetrical monocarbonyl analog curcumin with a 1,2,3-triazole pattern. In this research, a monocarbonyl curcumin analog compound was synthesized using several reaction principles such as propargylation, Claisen-Schmidt condensation, and azide-alkyne cycloaddition with various aromatic azidos to form a triazole ring. The synthesized compound will be purified by column chromatography and identified by TLC. It will also be characterized by melting point, HRMS, FTIR, and NMR tests. The results of the synthesis of the final product compounds showed successive yields for triazole 4-NO2 monocarbonyl curcumin 4-OCH3, triazole 4-Cl monocarbonyl curcumin 4-OCH3, and triazole 4-COCH3 monocarbonyl curcumin 4-OCH3 of 70%, 83%, and 86%, respectively. The antioxidant activity test of all compounds of the final product against DPPH radicals showed inhibition value of 68.17%, 73.35%, 71.94%, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Triastuti
"Indonesia termasuk salah satu Negara tropis yang kaya akan tanaman rempah, salah satunya adalah kunyit. Kunyit memiliki banyak manfaat, antara lain mengobati beberapa penyakit, sebagai bumbu masak dan sebagai zat warna. SeJain itu kunyit juga memiliki aktivitas biologi seperti anti bakteri, antioksidan, anti inflamasi, anti mutagen, serta anti kanker.
Antioksidan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan tubuh, dalam hal mempertahankan tubuh dari kerusakaFfakibat radikal bebas. Untuk itu diperJukan antioksidan aJami yang aman serta memiliki aktivitas antioksidan yang besar.
Pada penelitian ini diJakukan isolasi senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dari kunyit yaitu kurkumin. Jsolasi dilakukan dengan menggunakan soklet dan pelarut etanol. Kemudian dilakukan reaksi reduksi yang dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dari kurkumin menggunakan UAIH4. Reduksi dilakukan dengan peJarut eter. Hasil isolasi kunyit, kurkumin, dan kurkumin tereduksi kemudian diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode Radical Scavenger.
Hasil isolasi kunyit menghasilkan kurkumin sebesar 0,8589 gram (2,86%), dan hasil kurkumin ter.e duksi sebesar 0,1397 gram (37,92%). Dari uji aktivitas antioksidan diketahui bahwa kurkumin yag tereduksi memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar, yaitu 12 kali dari kurkumin tanpa direduksi. Nilai IC50 kurkumin adalah 872,425 g/ml dan kurkumin yang tereduksi, adalah 67,798 g/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>