Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2007
S30633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Sintesis dengan menggunakan metode indirect (pembuatan substrat gelas terlebih dahulu), metode pendinginan cepat (rapid quenching) dan metode milling telah dilakukan serta karakterisasi bahan konduktor superionik berbasis gelas (AgI)x(LiPO3)1-x dengan variasi penambahan AgI (x) = 0,0; 0,3; 0,5 dan 1,0. Hasil yang diperoleh pada komposisi AgI (x) = 0,0 berupa bahan substrat gelas LiPO3 transparan (bening), untuk x = 0,3 dan 0,5 diperoleh produk yang masing-masing terdiri dari dua komponen yaitu hijau kekuningan sebagai komponen dominan AgI dan bening transparan kekuningan sebagai komponen dominan LiPO3 dan untuk x = 1,0 diperoleh padatan AgI berwarna hijau kekuningan sebagai garam terlelehkan (molten salt). Sedangkan bahan yang telah mengalami proses milling (after milling) berupa serbuk berwarna kuning untuk komponen dominan AgI dan berupa serbuk berwarna coklat untuk komponen dominan LiPO3.
Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa substrat gelas LiPO3 dan komponen-komponen bening kekuningan merupakan bahan gelas bersifat amorf, sedangkan garam terlelehkan AgI dan komponen-komponen berwarna hijau kekuningan merupakan bahan yang masih memiliki sifat kristalin. Untuk bahan after milling baik komponen dominan AgI dan komponen dominan LiPO3 pola difraksi sinar-X menunjukkan perubahan ke arah yang lebih amorf.
Pengukuran konduktifitas ionik dengan LCR-meter menunjukkan bahwa peningkatan komposisi AgI akan meningkatkan konduktifitas komponen dominan LiPO3. Adanya proses milling akan meningkatkan nilai konduktifitas karena selain memperkecil ukuran partikel juga memperbesar luas permukaan, memperbanyak kontak partikel, mengurangi porositas sehingga memudahkan proses difusi ion-ion dan membentuk jejak konduksi yang lebih baik. Konduktifitas komponen dominan LiPO3 tertinggi pada temperatur ruang dan frekuensi 1 Hz adalah 6,639 x 10-7 S/cm pada komposisi AgI (x) = 0,3 meningkat menjadi 2,040 x 10-6 S/cm setelah dimilling. Konduktifitas komponen dominan AgI pada x = 0,3 adalah 1,138 x 10-5 S/cm meningkat menjadi 7,049 x 10-5 S/cm setelah dimilling. Konduktifitas komponen dominan AgI pada x = 0,5 adalah 3,942 x 10-5 S/cm meningkat menjadi 1,298 x 10-4 S/cm setelah dimilling. Secara umum komponen dominan AgI memiliki konduktifitas yang lebih tinggi daripada komponen dominan LiPO3.
Karakterisasi sifat termal dengan DTA (Diffential Thermal Analysis) menunjukkan temperatur transisi gelas (Tg) komponen dominan LiPO3 turun pada komposisi AgI x = 0,3 yaitu 2330C bila dibandingkan dengan komponen dominan LiPO3 pada komposisi AgI x = 0,0 yaitu 240,50C. Sementara itu, komposisi AgI yang semakin besar secara konsisten akan meningkatkan Tg dari komponen dominan AgI. Temperatur transisi gelas akan mengalami penurunan pada masing-masing bahan yang telah mengalami proses milling. Bahan AgI murni tidak memiliki temperatur transisi gelas.
Kekerasan Vickers komponen LiPO3 tertinggi diperoleh pada komposisi AgI x = 0, 0 sedangkan pada komposisi yang lain kekerasannya lebih rendah. Sementara itu, kekerasan komponen AgI terendah diperoleh pada x = 1,0, sedangkan pada komposisi lain kekerasannya lebih tinggi. Pengukuran densitas terhadap komponen LiPO3 menunjukkan bahwa komposisi AgI yang semakin besar meningkatkan densitas komponen LiPO3 serta akan menaikkan densitas komponen AgI. Secara umum, densitas komponen LiPO3 lebih rendah daripada komponen AgI.Konsistensi ini terdapat pula pada bahan yang telah mengalami proses milling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yulius Surya Panca Putra
"ABSTRAK
Sintesis dengan metode pendinginan cepat (rapid quenching) dan karakterisasi bahan konduktor superionik berbasis gelas (AgBr)x(LiP03)1-x dengan variasi penambahan AgBr (x) = 0,0; 0,3; 0,5 dan 1 ,0 telah dilakukan. Hasil y~ng diperoleh pada komposisi AgBr (x) = 0,0 berupa bahan substrat gelas LiP03 transparan (bening) dan tidak berwarna, untuk x = 0,3 dan 0,5 diperoleh produk yang masing-masing terdiri dari dua komponen dengan warna berbeda yaitu hijau sebagai komponen AgBr dan merah muda bercampur putih sebagai komponen LiP03 dan untuk x = 1,0 diperoleh padatan AgBr berwarna hijau sebagai garam terlelehkan (molten salt). Karakterisasi difraksi sinar-X menunjukkan bahwa substrat gelas LiP03 dan komponen-komponen berwarna merah muda bercampur putih merupakan bahan gelas bersifat amort, sedangkan garam terlelehkan AgBr dan komponen-komponen berwarna hijau merupakan bahan yang masih memiliki sifat kristalin dengan perubahan struktur ke arah amort. Karakterisasi morfologi dan komposisi unsur pada komponen LiP03 dengan SEM-EDS memperlihatkan adanya pertumbuhan presipitat AgBr di dalam matriks gelas yang semakin jelas dengan persen berat yang meningkat dengan semakin besarnya komposisi AgBr. Sementara pada komponen AgBr, mortologinya tidak jauh berbeda untuk semua komposisi AgBr. Penambahan AgBr dengan komposisi x = 0,5 akan menurunkan persen berat total dari Ag dan Br di dalam komponen. Pengukuran densitas terhadap komponen LiP03menunjukkan bahwa komposisi AgBr yang semakin besar meningkatkan
densitas komponen LiP03 dan sebaliknya akan menurunkan densitas komponen AgBr. Secara umum, densitas komponen LiP03Iebih rendah daripada komponen AgBr. Kekerasan Vickers komponen gelas tertinggi diperoleh pada komposisi AgBr (x) = 0, 5 sedangkan pada komposisi yang lain kekerasannya lebih rendah. Sementara itu, komposisi AgBr yang semakin besar secara konsisten menurunkan kekerasan komponen AgBr. Karakterisasi sifat termal dengan DSC menunjukkan temperatur transisi gelas {Tg) komponen LiP03 turun pada komposisi AgBr (x) = 0,3 dan kembali naik pada x = 0,5 sebagai akibat kristalisasi dan presipitasi AgBr di dalam matriks gelas. Sementara itu, komposisi AgBr yang semakin besar secara konsisten akan meningkatkan Tg dari komponen AgBr. Pengukuran konduktifitas ionic dengan LCR-meter menunjukkan bahwa peningkatan komposisi AgBr akan meningkatkan konduktifitas komponen LiP03. Konduktifitas komponen LiP03 tertinggi pada temperatur ruang dan frekuensi 1 Hz adalah 2,3736 X 1 o-7 S/cm pada komposisi AgBr (x) = 0,5. Konduktifitas komponen AgBr turun pada x = 0,5 akibat adanya presipitasi AgBr dan mencapai maksimum pada x = 1,0 yaitu 3,8949 x 1 o-7 S/cm. Secara umum komponen AgBr memiliki konduktifitas yang lebih tinggi daripada komponen LiP03."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, ], [2006, 2006]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nikmatin
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmilah
"Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi dielektrik amorf terhadap bahan berbasis barium titanat dengan penambahan unsur Pb. Dalam penelitian ini cuplikan Ba(1_,¢Pb,Ti0, diperoleh melalui metalurgi serbuk dengan bahan dasar BaCO3, PbCO,, dan TiO2 yang merupakan grade reagen dari E-Merck dengan perbandingan stoikidmetri nominal masing-masing 0,1 : 0,9 : 1. Analisis tennal menunjukkan bahwa bahan memiliki titik leleh pada 1350°C dimana temperatur tersebut lebih rendah dari BaTiO, Fasa gelas diperoleh melaiui pemanasan bahan hingga meleleh pada temperatur 1350°C diikuti oleh pendinginan oepat dalam medium nitrogen cair hingga membentuk cairan super dingin_ Difraktogram sinar-X dengan cacah step dan panjang gelombang. A (Cu Ka.)=1,5405 A yang diperoleh pada temperatur kamar, menunjukkan hilangnya seluruh puncak Bragg dan terjadi penggeiembungan cacah latar pada bahan. Kurva distribusi radial hasil pengamatan tanpa melakukan reduksi data diperoieh dengan menggunakan paket program kristallografi GSAS, secara kualitatif menunjukkan keminpan dengan fungsi distribusi radial yang ditunjukkan oleh zat cair sederhana. Pengukuran terhadap besaran konstanta dielelctrik relatif menunjukkan kenaikan yang tinggi pada 12O°C hingga 360°C dan temperatur curie dicapai pada 140°C dimana nilai konstanta dielektdk relatifnya adalah 4,13x10°.' Jangkauan temperatur yang Iebar dengan konstanta dieiektrik tinggi yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel cocnk untuk temperatur tinggi dan berfluktuasi pada daerah jangkauan tersebut.

Barium titanate based with amorphous dielectric materials with Pb as a substituent atom have been synthesized and characterized. ln this study, Ba(,_,,Pb,,TiO3 were synthesized by using powder metallurgy trom BaCO3, PbCO3 and Ti02, which were reagents from E-Merck with nominal stoichiometric ratio of 0.1 : 0.9 : 1 respectively. Themwal analysis showed that the sample melting point is of 1350°C which is lower than that of BaTiO3. The glassy states was obtained by heating at the melting point temperature of 1350°C followed by quenching in liquid nitrogen media rapidly when the supercooled conditions achieved. The X-ray diffractograms were obtained with step scan and 2. (Cu Ka) =1,5405 A at room temperature showed the Bragg peaks dissapeared completely and the fluctuation of background prohle was occurred. The observed radial distribution function without data reduction were obtained by using of GSAS crystallographic software package which qualitatively showed that the function resembles the radial distribution function belongs to simple fluids. The relative dielectric constant that was measured from room temperature showed that there is a signiticant increasing value starting at 120°C up to 36O°C and the Curie temperature was occurred at 140°C while the value of corresponding relative dielectric constant is of 4,13x105. Broad range of temperature in which high dielectric constant was obtained indicates that the sample is suitables for high and tluctuating temperature in the range."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dikaji kinetika kristalisasi bahan gelas metalik Zr-Cu, Zr-Cu-Al dan Zr-Cu-NiAl. Bahan paduan gelas metalik berbasis Zirkonium dipanaskan pada temperatur 340 dan 420°C. Sampel pada kondisi awal (27°C) dan yang telah dipanaskan diuji menggunakan difraksi sinar x. Kinetika kristalisasi secant kualitatif diidentifikasi dari kinetika pertumbultan butir melalui analisis pelebaran garis spektrutn berkas terdifraksi menggunakan persamaan Scherrers. Analisis data pola difraksi menunjukkan Zr-Cu memiliki puncak yang !Anil tajam dibanding Zr-Cu-Al dan ZrCu-Ni-Al pada temperatur pemanasan yang sama.. Perhitungan ukuran butir menunjukkan pada petnansan 340°C berturut-turut 42 nun untuk Zr-Cu, 25 nm untuk Zr-Cu-Al dan 34 nm untuk Zr-Cu-Ni-Al, sedangkan pada 420°C berturut-turut 81 nm untuk Zr-Cu dan 44 urn untuk Zr-Cu-Ni-Al. Pertumbuhan butir semakin meningkat dengcol ineningkatnya l'.-mperatur clan waktu pemanasan. Energi aktivasi pertninbuhan Nair pada enplikan Zr-Cu-Al, clan Zr-Cu-Ni-Al bet-tuna-turn( adalah 161.13,09 dan [ U62.1,34 Unto!. Orde kristalisasi sebagai parameter laju pengintian dipengaruhi oleh temperatur dan lama pemanasan."
JURFIN 8:25 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Haniyah Nadhira
"Penelitian efek substitusi Ti pada paduan La0.85Ba0.15Mn(1-x)TixO3 ( x = 0, 0.1, 0.15, and 0.2) dipersiapkan dengan metode mechanical milling selama 25 jam, suhu kalsinasi sebesar 800oC selama 10 jam dan suhu sintering 1200oC selama 12 jam berdasarkan hasil uji TGA dan DSC. Kurva XRD (X-Ray Diffraction) menunjukkan fasa tunggal, sistem kristal monoklinik dengan group ruang (space group) ’I 1 2/c 1’ pada suhu ruang. Terdapat kenaikan pada parameter kisi, volum unit sel, dan ukuran kristalit rata-rata dengan meningkatnya substitusi Ti. Hasil SEM (Scanning Electron Microscopy) menunjukkan morfologi bahan, distribusi ukuran partikel dan porositas pada paduan. Ukuran partikel rata-rata paduan didapatkan dengan menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Rata-rata ukuran partikel meningkat setelah mendapatkan perlakuan pemanasan sintering.

Research on the effect of titanium substitution on the structure and the particle morphology characterization of manganites with La0.85Ba0.15Mn(1-x)TixO3 ( x = 0, 0.1, 0.15, and 0.2) was carried out. Materials were prepared by using a mechanical milling method for 25 hours. The calcination and sintering temperatures attained based on TGA and DSC results were 800o C for 10 hours and 1200o C for 12 hours. X-ray diffraction patterns of the width La0.85Ba0.15Mn(1-x)TixO3 ( x = 0, 0.1, 0.15, and 0.2) showed single phase, monoclinic system and space group ’I 1 2/c 1’at room temperature. Lattice parameters, volume unit cell, and mean crystallite size increased along with increases in Ti substitution. Scanning electron microscopy (SEM) showed the morphology, surface, distribution of particle size, and porosity of the compound. The mean particle size of the obtained compounds was determined by using a Particle Size Analyzer. Mean particle size increased after the use of the sintering process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Rizky
"ABSTRAK
Telah dilakukan pembuatan lapisan tipis Barium Zirkonium Titanat dengan
menggunakan metode CSD (Chemical Solution Deposition) pada substrat Pt.
Perbandingan komposisi Zr : Ti, temperatur annealing, tebalnya lapisan, dan
waktu penahanan temperatur annealing menjadi variabel untuk mendapatkan film
tipis BZT yang terbaik. BZT dengan variasi perbandingan Zr : Ti sebesar 0,1 : 0,9,
temperatur annealing 800°C, dan jumlah lapisan sebanyak 5 lapis didapatkan
sebagai variabel terbaik. Variabel BZT terbaik digunakan sebgai variabel untuk
pendopingan dengan Indium, kemudian hasilnya dianalisa dan diperhitungkan
secara teoritik polarisasi spontan dari BZT yang didoping dengan Indium yang
nilainya sebesar 22.93 μC/cm

Abstract
Experimental study on making of Barium Zirconium Titanate thin films using the
CSD (Chemical Soulution Deposition) method on Pt substrate is reported. The
ratio between Zr : Ti, annealing termperature, film thickness, and annealing
temperature holding time are the variable to achieve best BZT thin films. BZT
with Zr : Ti ratio 0,1 : 0,9, annealing temperature 800°C, and layer number 5 are
the best result acquired. The best BZT result is used as variable for doping with
Indium, then the result will be analyzed and calculated the spontaneous
polarization teoritically from BZT doped by Indium and the spontaneous
polarization is 22.93 μC/cm2.;"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>