Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Mutiah
"Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Fisiologi Hewan Departemen Biologi FMIPA-UI untuk mengetahui pengaruh penggunaan air rebusan sirih (Piper betle L.) dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40% sebagai obat luka terhadap mencit (Mus musculus L.) jantan diabetes. Dua puluh empat ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kontrol normal, tanpa induksi aloksan (KK1); kontrol perlakuan hanya dicuci dengan NaCl 0,9% (KK2); kontrol pembanding, diberi Betadine (KK3); dan kelompok perlakuan air rebusan sirih konsentrasi 10% (KP1), 20% (KP2), dan 40% (KP3). Luka dibuat dengan metode Morton yang telah dimodifikasi. Pemberian bahan uji dan pengamatan dilakukan selama 12 hari berturut-turut. Pembentukan keropeng mulai terlihat di hari ke-4 pada seluruh kelompok mencit. Hasil analisis uji perbandingan berganda Mann-Whitney (a= 0,05) pada hari ke-12, menunjukkan bahwa rerata persentase penyembuhan luka KP2 (95,6% +3,854) dan KP3 (91,75% ± 4,721) tidak berbeda nyata dengan KK1 (97,13% ± 3,353 ); KP1 (84,76% ± 7.082), KP2 (95,6% ± 3,854), dan KP3 (91,75% ± 4,721) tidak berbeda nyata dengan KK3 (93,99% ± 4,489); KP1, KP2, dan KP3 tidak berbeda nyata satu sama lain; KP2 dan KP3 berbeda nyata dengan KK2 (68,64% ± 8,978). Berdasarkan data rerata persentase penyembuhan luka dan hasil analisis statistik tersebut, air rebusan sirih dengan konsentrasi 20% cenderung memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan presentase penyembuhan luka dibandingkan air rebusan sirih konsentrasi 10% dan 40%"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31439
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Rahadian
"Penelitian mengenai pengaruh pencekokan infus daun sirih merah (Piper betle L. Var. Rubrum ) terhadap tingkah laku geliat mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY telah dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI pada bulan Maret--Mei 2011. Mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok KK- sebagai kelompok kontrol negatif, yang hanya diberikan akuades. KK+ sebagai kelompok kontrol positif yang diberikan aspirin 65 mg/kg b.b. sebagai pembanding, serta KE1, KE2, dan KE3 sebagai kelompok eksperimen yang diberi infus daun sirih merah dengan dosis berturut-turut 4%, 2%, dan 1%. Asam asetat 1% dosis 10 ml/kg b.b. disuntikan secara intraperitonialuntuk reaksi geliat pada mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dapat mengurangi rasa sakit pada mencit dengan dosis terbaik 4%.

The Research on: The Effect of Infusion red betle Leaf (Piper betle L. Var. Rubrum) in writhing behaviour of mice (Mus musculus L.) males strain DDY. Has been conducted in laboratory of Developmental Biology, Departement of Biology, Faculty of Mathematic and Sciences, University of Indonesia on months March--May. Mice were divided into 5 groups, KK- as a negative control group which was given only Destilled water. KK+ as a positive control group given 65 mg/kg per weights as a comperative group. Groups KE1, KE2, KE3 are the experimental group which were given red betle leaf infusion in doses 4%, 2%, and 1%. Acetic acid 1% was injected intraperionally 10 ml/kg per weights to induced reaction in mice. The results showed that infussion of red betle leaf can reduce writhing behaviour causes of pain in mice, and the best dose is 4%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Reni Agustina
"Sirih merah (Piper cf. fragile, Benth.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan negatif, aktifitas antiinflamasi yang lebih baik daripada sirih hijau (Piper betle, Linn) dan telah diteliti aktivitasnya terhadap luka Diabetes Melitus (DM). Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) telah diteliti mempunyai aktivitas penyembuhan luka yang baik pada luka normal maupun luka DM dengan menstimulasi sintesis kolagen, meningkatkan sekresi kolagen, merangsang proliferasi fibroblast, aktivitas antibakteri dan antioksidan. Kombinasi antara sirih merah dan pegagan berpotensi menimbulkan efek sinergis berdasarkan bioaktifitasnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek kombinasi dari rebusan daun sirih merah dan rebusan herba pegagan yang diberikan secara topikal terhadap penyembuhan luka tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Hewan coba dibagi dalam 7 kelompok yaitu kelompok 1 merupakan kontrol normal, kelompok 2 kontrol induksi, kelompok 3 kontrol positif, kelompok 4 diberi dosis tunggal sirih merah, kelompok 5, 6 dan 7 diberi kombinasi rebusan daun sirih merah dan rebusan herba pegagan. Pengamatan dilakukan terhadap persentase penyembuhan luka selama 7 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi rebusan sirih merah 40% dan rebusan pegagan 20% mempunyai efek penyembuhan luka terbaik.

Sirih merah (Piper cf. fragile, Benth.) is known to have antibacterial activity against positive and negative Gram bacteria, anti inflammatory effect greater than sirih hijau (Piper betle, Linn) and had been proven to have healing activity towards diabetes wound. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) has been examined to have a good wound healing in normal and diabetes wound by stimulating collagen synthesis and fibroblast proliferation, increasing collagen secretion, and also having antibacterial and antioxidant activites. The combination of sirih merah and pegagan is expected to have potential synergic effect based on their bioactivity.
This study examined the wound healing effect of the combination of sirih merah leaves and pegagan herbs extract on diabetic rats that induced by alloxan. The experimental animals were divided into seven groups: group one as the normal control, group two as the induced control, group three as the positive control, group four which was given a single dose of sirih merah, group five, six, and seven which were given the combination of sirih merah leaves and pegagan herbs extract. The percentage of wound healing has been observed daily for seven days.
The results showed that the combination of sirih merah 40% and pegagan 20% have the best wound healing effect."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S928
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Maisari
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi hepatoprotektif infus simplisia sirih merah pada dosis 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v terhadap histologi hati Mus musculus L. jantan galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok, yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol perlakuan, dan tiga kelompok perlakuan. Kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol perlakuan diberi akuades selama 7 hari. Tiga kelompok perlakuan diberi infuse simplisia sirih merah dengan dosis masing-masing 2,4%, 4,8% dan 9,6% b/v selama 7 hari berturut-turut. Kelompok kontrol perlakuan dan tiga kelompok perlakuan diinduksi karbon tetraklorida pada waktu 2 jam setelah pemberian akuades atau infus terakhir.
Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan adanya pengaruh hepatoprotektif terhadap diameter rata-rata vena sentralis, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat basah organ hati. Data persentase derajat kerusakan lobulus hati juga menunjukkan adanya perbedaan tiap kelompok perlakuan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa infus daun sirih merah dosis 2,4% berpotensi sebagai hepatoprotektif."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S31585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
S31580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mandarini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31592
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Dian Savitri
"ABSTRAK
Untuk mengetahui pengaruh etanol terhadap beberapa parameter fertilitas hewan jantan, telah dilakukan suatu penelitian eksperimental dengan menggunakan etanol 40%, 50%, dan 60% yang diberikan satu kali secara oral dengan dosis 9 cc/kg berat badan terhadap menoit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss Derived. Setelah satu sikius spermatogenesis (36 han) dan 9 hari masa kawin dengan mencit betina normal, parameter fertilitas yang diamati adalah berat dan persentase berat testis dan vesika seminalis, jumiah spermatozoa total, persentase spermatozoa total, dan perubahan berat badan mencit jantan. Parameter fertilitas yang diperoleh dari hasil perkawinan mencit jantan perlakuan dengan mencit betina adalah jumlah fetus yang hidup dan mati, berat rata-rata fetus yang hidup, serta perbandingan antara fetus jantan dan fetus betina. Setelah semua data dianalisis pada taraf nyata a 0,05, dapat disimpulkan bahwa etano! 40%, 50%, dan 60% yang diberikan hanya satu kali untuk jangka waktu satu siklus spermatogenesis (36 han) dan 9 han masa kawin tidak mempengaruhi semua parameter fertilitas tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwoko Nugroho
"Penelitian tentang pengaruh ekstrak Pimpinella pruatjan Molkenb. (purwoceng) terhadap libido Mus musculus L. (mencit) jantan dilakukan di Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI. Dua puluh lima ekor mencit jantan dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol 1 (KK1) yang dicekok larutan carboxy methyl cellulose (CMC) 1%, kelompok kontrol 2 (KK2) yang dicekok suspensi asetaminophen dosis 140 mg/kg bb, serta 3 kelompok perlakuan (KP1, KP2, dan KP3) yang dicekok ekstrak P. pruatjan dengan dosis 32,5; 65; dan 130 mg/kg bb selama 3 hari yang sebelumnya dicekok asetaminophen dosis 140 mg/kg bb selama 30 hari.
Parameter libido yang diukur adalah latensi penunggangan, latensi intromisi, latensi ejakulasi, jumlah penunggangan, dan jumlah intromisi. Uji anava 1 faktor (α = 0,05) yang dilanjutkan dengan uji LSD (α = 0,05) menunjukkan bahwa pencekokan ekstrak P. pruatjan dosis 32,5 mg/kg bb (KP 1) selama 3 hari berturut-turut dapat meningkatkan libido, sementara pencekokan ekstrak P. pruatjan dosis 65 dan 130 mg/kg bb (KP 2 dan KP 3) tidak berpengaruh dalam meningkatkan libido."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiyana Mangi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitri
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui bahwa pemakaian ganja dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita. Pada pria terutama terjadi penurunan sekresi LH, FSH dan testosteron melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis, reduksi ukuran testis, dan regresi sel Leydig. Hal ini diduga dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit. Tetapi belum diketahui apakah pemberian ekstrak daun ganja dapat menekan proses spermatogenesis pada mencit.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak daun ganja secara kuantitatif terhadap sel-sel spermatogonik dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina. Ekstrak daun ganja dibuat secara maserasi dalam petrolium eter (titik didih 40-60°C), kemudian disaring dengan kertas saring dan diuapkan dengan rotary vacuum evaporator, selanjutnya dikeringkan dalam desikator. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral selama 40 hari dengan dosis 12,5 mg/kg bb, 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 100 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb. Masing-masing dosis dilarutkan dalam 0,3 mL CMC 1%, yang diberikan satu kali sehari, setiap hari selama 40 hari. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengambilan data parameter spermatogenesis antara lain jumlah sel spermatogonia A, sel spermatosit primer preleptoten, jumlah sel spermatosit primer pakhiten, jumlah sel spermatid, konsentrasi sel spermatozoa vas deferens, dan jumlah anak yang dihasilkan dari perkawinannya dengan mencit betina normal.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak daun ganja pada semua dosis kelompok perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap jumlah sel spermatogonia A, jumlah sel spermatosit primer preleptoten, dan jumlah anak yang dilahirkannya dibandingkan dengan kelompok control. Sedangkan dosis ekstrak daun ganja mulai 100 sampai 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatid dan jumlah sel spermatozoa vas deferens dibandingkan dengan kontrol. Sementara dosis 200 mg/kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah sel spermatosit primer pakhiten."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>