Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifah Dinda Lestari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31651
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Dermawan
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Situ Agathis Kampus UI, Depok. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi Gastropoda antara bulan November 2009 dan Januari 2010. Pengambilan sampel Gastropoda serta pengukuran parameter fisika dan kimia lingkungan dilakukan di 27 titik di Situ Agathis, yang terbagi atas tiga stasiun, masing-masing memiliki sembilan substasiun. Sampel Gastropoda yang berhasil didapatkan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan, dan indeks dominansi Simpson. Pengambilan sampel di stasiun a (pinggir barat situ) dan c (tengah situ) dilakukan sebanyak satu kali pengulangan menggunakan Petersen grab, sedangkan pengambilan sampel di stasiun b (pinggir timur situ) dilakukan sebanyak dua kali pengulangan menggunakan serokan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Agathis, yaitu: Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, dan Thiara scabra. Kepadatan Gastropoda tertinggi di Situ Agathis ditempati oleh Melanoides tuberculata, sebesar 3541 individu/m2. Tingkat keanekaragaman Gastropoda di Situ Agathis tergolong sedang, sebesar 1,669. Tingkat kemerataan Gastropoda di Situ Agathis tergolong hampir merata yaitu sebesar 0,802, dan tidak ada jenis Gastropoda yang mendominansi di Situ Agathis.

A study of community structure of Gastropods have been done at Situ Agathis Kampus UI, Depok. The purpose of this study is to know density, diversity, evenness, and dominance of Gastropods, between November 2009 and January 2010. Gastropods sampling and measurement of environmental physical and chemical parameters carried out at 27 point in Situ Agathis, which is divided into three stations of each with nine substations. Gastropods sample were identified and analyzed using Shannon-Wiener diversity index, evenness index, and Simpson's dominance index. The samples at station a (west edge situ) and station c (middle situ) were grabed using a one-time repetition Petersen grab, while sampling at the station b (eastern edge situ) are taken twice using a brook repetition. The results showed there are eight spesies of gastropods have been found in Situ Agathis, namely : Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata, and Thiara scabra. Melanoides tuberculata is the highest density Gastropod in Situ, amounting to 3541 individuals/m2. The level of diversity in Situ Agathis Gastropoda classified as moderate (H? = 1,669). The level of evenness in Situ Agathis Gastropoda pertained almost uniformly that is equal to 0,802, and there is no dominancy among Gastropod species found in Situ Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Munarto
"Penelitian tentang struktur komunitas Gastropoda di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia, Depok telah dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Situ Salam UI yang berkaitan dengan kelimpahan relatif, komposisi, dominansi, kemerataan dan keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel Gastropoda dilakukan pada 9 stasiun penelitian dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Salam sebanyak 9 jenis, yaitu Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata dan Thiara scabra. Stasiun 7 yang merupakan lokasi outlet memiliki jumlah jenis tertinggi, yaitu sebanyak 9 jenis dan memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi dengan nilai indeks sebesar 1,74. Jenis Gastropoda yang memiliki kelimpahan relatif tertinggi di Situ Salam adalah Melanoides tuberculata 48,5%.

A study of Gastropoda community at Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, has been conducted to know the structure community of Gastropods with reference to relative abundance, composition, domination, eveness and its diversity. Gastropods samples and abiotic parameters were taken at 9 stations with three repetitions. Result of research showed that 9 species of Gastropods were found, those are Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata and Thiara scabra. Station 7 which located at outlet of the Situ Salam has the highest number of species as well as highest diversity index that is 9 species and H? = 1,74, respectively. Melanoides tuberculata was the most abundance species with the relative abundance value of 48,5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rusnaningsih
"The research of the Gastropoda community structure in Pangkal Babu Mangrove forest was conducted on January until February 2012. The researcher used Purposive Random Sampling Method. There are 1950 Gastropods in mangrove forest of Pangkal Babu which consist of 15 species, 11 genera, and six families. From the 15 species, there are two types of the species which have a high frequency of subsistence. They are Cerithidea obtusa and Cassidula aurisjudae, that is 93.33% for each. The range of Gastropoda relative density is between 28 ind/m2-58.1 ind/m2, species diversity ranges from 1.5 to 1.9, evenness of species is between 0.553 to 0.684 and the distribution of species ranges from 2.4 to 3.9. In measuring of abiotic parameter, the temperature showed 29oC--34oC. Substrate salinity values at the research site varies between 20 ? -- 26 ?. Substrate type heavy foundation at Station 1, 2, and 3 in the Pangkal Babu Mangrove forest is a kind of mud contour and the degree of acidity of the mud (pH) varies between 5- 7. Spearman correlation test results indicated there is no correlation between the density of Gastropoda and abiotic parameters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31685
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmalia
"Penelitian mengenai studi populasi Anadara antiquata Linn. 1758 telah dilakukan di Teluk Sungai Pisang, Kota Padang, Sumatera Barat pada bulan Juni 2010. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui kepadatan, distribusi, dan beberapa aspek ekologis dari Anadara antiquata. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuadrat di 3 Stasiun, yang berbeda ekosistem (lokasi di depan ekosistem mangrove, lokasi di depan kebun kelapa, dan lokasi di depan pemukiman penduduk). Kepadatan populasi dan frekuensi kehadiran Anadara antiquata tertinggi terdapat pada lokasi di depan kebun kelapa (2,67 individu/m2 dan 100 %). Secara umum, pola distribusi dari Anadara antiquata di ketiga stasiun adalah mengelompok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jabang Nurdin
"Kepadatan dan pertumbuhan kerang darah Anadara antiquata L. di kawasan Teluk Sungai Pisang Kota Padang, Sumatera Barat telah dilakukan dari Maret sampai Desember 2004. Kerang A. antiquata dikoleksi dengan metoda sistimatik sampling. Lokasi pencuplikan kerang A. antiquata dibagi atas tiga strata. Masing-masing strata dibagi atas 3 stasiun berdasarkan kedalaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan tertinggi kerang A. antiquata ditemukan di stasiun 1 strata III yaitu 1.8 ind./m2 dan kepadatan terendah di stasiun 3 strata I yaitu 0.9 ind./m2. Laju pertumbuhan kerang A. antiquata yang tertinggi ukuran 3 cm yaitu 0,064±0,043 cm/ind./15 hari dan yang terendah ukuran 5 cm yaitu 0,009±0,011 cm/ind./15 hari dengan persamaan korelasi Y=0,087?0,0165X ; r=0,976.

The population density and growth of the cockle Anadara antiquata L. Pelecypoda in Pisang River bay area Padang city, west Sumatera. The research has been done from March to December in 2004. The cockles A. antiquata were collected with systimatic stratified method. The cockle A. antiquata colletion site were divided three strata. The each strata were divided three station based on the water depth.
Results of the research showed that the higest density of the cockle A. antiquata was found at station 1 strata III (1.8 ind./m2) and the lowest density at the station 3 strata I (0.9 ind./m2). The higest growth rate of A. antiquata was the length 3 cm (0.064 ± 0.043 cm/ind./15 day) and the lowest growth rate was the length 5 cm (0.009± 0.011 cm/ind./15 day) with corellation similarity Y=0.087?0.0165X; r=0.976)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mursalim
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Kelurahan Teluk Kabung Selatan Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang Propinsi Sumaera Barat. Latar belakang penulis meneliti masalah ini adalah karena selama ini telah banyak kebijakanlprogram pengentasan kemiskman dan keterbelakangan yang dilaksanakan di Kelurahan Teluk Kabung Selatan seperti IDT, PDMDKE, dan lain-lain, tetapi kenyataannya secara umum program tersebut dinilai gaga!. Dan sekian banyak penyebab terjadinya kegagalan tersebut, penyebab utama yang dijadikan alasan kegagalan oleh pelaksana program adalah karena rendahnya kualitas SDM dan kondisi geografis wilayah Kelurahan Teluk Kabung Selatan yang terisolir. Kalau alasan ini benar, maka apapun namanya program pengentasan kemiskinan yang akan dilaksanakan di Kelurahan Teluk Kabung Selatan, sudah dapat dipredìksi akan gagal. Karena rendahnya kualitas SDM dan kondisi wilayah yang terisolir tersebut, akan selalu dijadikan alasan gagalnya pelaksanaan program. Padahal rendahnya kualitas SDM dan kondisi geografis yang tensolir merupakan tugas dañ penanggung jawab program dan pelaksana program untuk merubahnya. Oleh karena itu, dengan ditetapkannya kembali Kelurahan Teluk Kabung Selatan sebagai lokasi pelaksanaan program pengentasan kemiskinan (Program PEMP), timbul pertanyaan apakah program ini akan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan Teluk Kabung Selatan, khususnya nelayan. Atau apakah akan bemasib sama dengan program sejenis yang sudah dilaksanakan sebelumnya, karena pada saat program ini diiaksanakan, kualitas SDM Kelurahan Teluk Kabung Selatan tetap masih rendah dan kondisi geografis wiíayahnya pun, juga masih terisolir.
Atas dasar itulah, penelitian ini ditujukan untuk : pertama, mengetahui proses pelaksanaan Program PEMP di Kelurahan Teluk Kabung Selatan; kedua mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan upaya mengatasinya. Untuk itu, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptit dengan teknik pengumpulan data studi kepusakaan, wawancara mendalam dan pengamatan Iangsung di lapangan.
Dan hasil penelitian terlihat bahwa rendahnya kualitas SDM dan kondisi geografis Kelurahan Teluk Kabung Selatan yang terisolir, memang merupakan penyehah kegagalan peiaksanaan program. Tetapi keduanya bukan merupakan penyebab utama. Penyebab utamanya, sebenarnya adalah kurarignya keseriusan pelaksana program dalam melaksanakan tugasnya.
Pada tahap awal pelaksanaan program, seperti dalam tahap sosialisasi program, pembentukan kelembagaan, dan penentuan jenis usaha KMP Sungal Pisang lndah, walaupun SDN4nya rendah dan kondjsj kelurahan yang terisolir, kegiatan Program PEMP berhasil dilaksanakan, Penyebabnya adalah karena pelaksana program serius melaksanakan tugasnya. Tetapi setelah itu, mulal terlihat ketidakseriusannya dalam melaksanakan tugas, yaitu menyatahgunakan dana pelatihan yang disediakan program untuk meningkatkan kualitas SDM nelayan KMP Sungai Pisang Endah dalam mengembangkan kegiatan usahanya, terutama pelatihan mengoperasikan kapal tonda multipurpose yang berteknologi tinggi. Padahal melalui survey yang dlakukannya sebelum sosialisasi, pelaksana program sudah mengetahui bahwa semua nelayan KMP Sungai Pisang belum mahir menggunakan kapal tonda multi purpose tersebut. Hal ini teijadi karena lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh penanggung jawab program terhadap pelaksanaan kegiatan Program PEMP yang dit akukan oleh pelaksana program.
Lemahnya pengawasan tersebut juga terlihat dan tidak maksimalnya peran pelaksana program yang bertugas untuk melakukan kegiatan pernbinaan, pendampingan, dan pengawasan terhadap pengembangan kegiatan usaha KMP Sungai Pisan g Indah. Akibatnya, semangat melaut nelayan KMP Sungai Pisang Indah menjadi turun. Mereka menjadi mudah menyerah pada nasib dan tidak kreatif ketika menemui ham batan dalain pelaksanaan program. Disamping itu, lemahnya pengawasan tersebut, menyebabkan pelaksana program menjadikan kondisi geografis Kelurahan Teluk Kabung Selatan yang jauh dan terisolir sebagai alasan untuk jarang datang ke Kelurahan Teluk Kabung Selatan melaksanakan tugasnya.
Walaupun pelaksanaan Program PEMP di Kelurahari Teluk Kabung Selatan dapat dikatakan gagal, tetapi aset-asetnya masih ada, yaitu satu unit kapal tonda multi purpose dan satu unit alat tangkap payang. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan sebelumnya, dimana talc satu pun asetnya kelihatan. Oleh karena ith, masih ada harapan program ini akan berhasil dilaksanakan di masa datang. Untuk perbaikannya direkomendasikan agar pelaksana program dan penanggung jawab program dapat berperan lebih serius dalain menjalankan pembinaan, pendampingan, dan pengawasan terhadap kegiatan usaha KMP Sungai Pisang Indah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T4376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Safrida
"Telah dilakukan penelitian mengenai studi populasi mimi juvenil Tachypleus gigas di Teluk Sungai Pisang. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun, yaitu Stasiun I di dekat ekosistem mangrove, Stasiun II di depan kebun kelapa, dan Stasiun III yang dekat dengan pemukiman penduduk. Setiap stasiun dibagi menjadi 4 substasiun. Setiap substasiun ditarik 3 belt transek 2 x 10 meter. Dilakukan pengukuran parameter abiotik yaitu suhu, salinitas, ukuran partikel substrat, kadar organik, dan kedalaman air pada setiap belt. Juvenil yang didapatkan diukur panjang prosoma, opistosoma, telson, lebar prosoma, dan berat tubuh. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 37 individu, terdiri dari 1 individu dari stasiun I, 25 individu dari stasiun II, dan 11 individu dari stasiun III. Suhu pada lokasi penelitian berkisar antara 29--31,5o C, salinitas berkisar antara 25--32 ppt, dan kadar organik berkisar antara 4,1 -- 9,2 %. Juvenil didapatkan dari kedalaman air yang bervariasi, yaitu 6 -- 33 cm. Substrat yang terdapat di lokasi penelitian adalah lumpur, pasir, lumpur berpasir, pasir berlumpur, kerikil berpasir, dan pasir berkerikil. Lebar prosoma mimi juvenil berkisar antara 33,25--68,01 mm, panjang prosoma 30,12--60,25 mm, panjang opistosoma 13,89 -- 41,30 mm, panjang telson 30,64 -- 70,22 mm, dan berat tubuh berkisar antara 3,16--25,5 gram. Korelasi positif terdapat pada hubungan antara panjang prosoma dengan lebar prosoma, panjang prosoma dengan berat tubuh, lebar prosoma dengan berat tubuh, lebar prosoma dengan kedalaman, dan lebar prosoma dengan telson. Jumlah individu dengan salinitas, suhu, dan kadar organik tidak memiliki korelasi. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Shafira Kurniawan
"Perairan Teluk Lampung di Kabupaten Pesawaran adalah salah satu wilayah pesisir dengan ekosistem padang lamun yang dipenuhi oleh kegiatan perikanan seperti budidaya kerang mutiara, keramba jaring apung, dan budidaya udang. Struktur komunitas di padang lamun dapat dipengaruhi oleh kegiatan manusia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi spesies, kepadatan, dan struktur komunitas Gastropoda di setiap stasiun, serta membandingkannya antar stasiun. Tujuan kedua yaitu untuk menguji korelasi kategori partikel sedimen terhadap kepadatan Gastropoda. Penelitian ini menggunakan metode line transect dan kuadran ukuran 0,5 m x 0,5 m. Gastropoda yang diperoleh sebanyak 17 famili, 49 spesies, dan 219 individu. Spesies yang mendominasi padang lamun Teluk Lampung adalah Canarium urceus berjumlah 39 individu dengan kepadatan 2,08 ind/m2. Kepadatan Gastropoda berkisar 6,13 – 17,06 ind/m2. Nilai keanekaragaman berkisar 2,58 – 2,89. Nilai kemerataan berkisar antara 0,86 – 0,96, Dominansi berkisar antara 0,07 – 0,11. Nilai kesamaan berkisar 0,21 – 0,67. Berdasarkan hasil uji ANOVA, terbukti bahwa terdapat perbedaan kepadatan Gastropoda pada stasiun penelitian dengan Sig. 0,008. Perbedaan dapat terjadi dikarenakan Gastropoda sangat dipengaruhi oleh jenis sedimen dan kondisi lingkungan. Hal tersebut diperkuat dengan Uji Spearman terdapat korelasi positif antara kepadatan Gastropoda dengan pasir sebesar 0,575, korelasi negatif dengan lempung sebesar -0,588, dan tidak berkorelasi dengan kerikil serta butiran.

The waters of Lampung Bay in Pesawaran Regency are one of the coastal areas with a seagrass ecosystem that supports fisheries activities such as pearl oyster cultivation, floating net cages, and shrimp cultivation. Human activities can influence the community structure in seagrass beds. This research aims to analyze the species composition, density, and community structure of gastropods at each station and compare them between stations. Additionally, it aims to test the correlation between sediment particle categories and gastropod density. This research uses the line transect method and 0.5 m x 0.5 m quadrants. Seventeen families, 49 species, and 219 gastropod individuals were obtained. The Canary pitcher, totaling 39 individuals with a density of 2.08 ind/m², dominates the seagrass beds of Lampung Bay. Gastropod density ranged from 6.13 to 17.06 ind/m². The diversity value ranges from 2.58 to 2.89, the evenness value ranges between 0.86 to 0.96, and dominance ranges between 0.07 to 0.11. The similarity value ranges from 0.21 to 0.67. The ANOVA test showed a significant difference in gastropod density at the research stations (Sig. 0.008). Differences can occur due to the influence of sediment type and environmental conditions on gastropods. The Spearman test confirmed a positive correlation between gastropod density and sand (0.575), a negative correlation with clay (-0.588), and no correlation with gravel and granules."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Informasi mengenai struktur komunitas ikan di padang lamun Pulau Tagulandang masih terbatas. Oleh karenanya pada bulan April 2012 dilakukan penelitian mengenai komunitas ikan di padang lamun Pantai Barat Pulau Tagulandang untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan kelimpahan ikan. Ikan ikan ditangkap dengan metode swept area menggunakan satu set jaring pantai (beach seine). Sejumlah 751 individu ikan, terdiri dari 49 jenis dari 32 famili berhasil dikumpulkan dari empat stasiun pengambilan contoh. Atherinomorus endrachtensis (Atherinidae) dan Halichoeres melanurus (Labridae) merupakan spesies-spesies yang dominan dan umum ditemukan. Hasil menunjukkan bahwa struktur komunitas ikan di padang lamun Pantai Barat Pulau Tagulandang memiliki keanekaragaman spesies yang sedang dengan keseragaman kelimpahan yang stabil.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>