Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Githa Ayu Hadirani
"Frekuensi peresepan obat racikan di Indonesia masih tinggi. Indonesia belum memiliki standar pembuatan obat racikan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas pelayanan kapsul racikan, keseragaman bobot, dan cemaran mikroba pada kapsul racikan. Sampel sebanyak 15 apotek diambil secara random dari total populasi apotek di Jakarta. Evaluasi kualitas pelayanan dilakukan dengan metode observasi melalui penebusan resep 30 kapsul racikan (bromheksin, klorfeniramin maleat, teofilin) pada masing-masing apotek. Parameter yang diamati adalah harga, waktu tunggu, pemberi informasi, dan informasi yang diberikan. Evaluasi keseragaman bobot kapsul racikan dilakukan berdasarkan keseragaman bobot kapsul (Farmakope Indonesia edisi III). Pengujian cemaran mikroba meliputi Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir dengan persyaratan menurut USP 30/NF 25 pada sediaan nonsteril, serta identifikasi bakteri patogen menggunakan media selektif (Cetrimide, Salmonella Shigella Agar, Eosin Methylen Blue, dan Manitol Salt Agar). Hasil evaluasi kualitas pelayanan resep kapsul racikan menunjukkan adanya variasi harga obat (Rp 34.000,- − Rp 115.000,-) dan waktu tunggu pasien (19-65 menit) antar apotek. Sebagian besar pemberian informasi bukan dilakukan oleh apoteker. Informasi obat yang diberikan masih terbatas. Kapsul racikan dari 3 apotek memenuhi syarat keseragaman bobot. Cemaran bakteri patogen tidak ditemukan pada seluruh sampel. Sebagian besar kapsul racikan memenuhi persyaratan jumlah bakteri dan kapang khamir. Kualitas pelayanan dan peracikan kapsul masih perlu ditingkatkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Awis Sekar Arum
"Obat racikan sering diresepkan di Indonesia. Namun, standar
pelayanan dan standar kualitas obat racikan belum ada. Penelitian ini
bertujuan mengevaluasi kualitas pelayanan resep puyer, keseragaman
sediaan, dan cemaran kimia pada puyer. Sampel sebanyak 10 apotek diambil
secara random dari total populasi apotek di Jakarta. Evaluasi kualitas
pelayanan dilakukan dengan metode observasi melalui penebusan resep
puyer amoksisilin dan resep puyer parasetamol pada masing-masing apotek.
Parameter yang diamati adalah harga, waktu tunggu, pemberi pelayanan,
dan informasi yang diberikan. Evaluasi keseragaman sediaan dilakukan
berdasarkan prosedur keragaman bobot kapsul keras (Farmakope Indonesia
IV). Analisis cemaran kimia pada puyer dilakukan dengan metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Hasil evaluasi kualitas pelayanan resep
puyer menunjukkan adanya variasi pada harga (Rp. 15.500,- - Rp. 28.200,-)
dan waktu tunggu (17-67 menit). Pemberi informasi di apotek sebagian besar
(70%) dilakukan bukan oleh apoteker. Informasi mengenai obat yang
diberikan masih terbatas. Seluruh sampel puyer amoksisilin dan parasetamol
tidak memenuhi syarat keseragaman sediaan. Cemaran parasetamol pada
puyer amoksisilin ditemukan di seluruh sampel apotek. Cemaran amoksisilin
pada puyer parasetamol ditemukan di 2 sampel apotek. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah kualitas puyer racikan dari segi keseragaman sediaan dan cemaran kimia masih kurang baik. Kualitas
pelayanan peracikan puyer masih harus ditingkatkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Muchzalita
"Peracikan adalah pekerjaan kefarmasian yang merupakan bagian utama dari pelayanan apotek. Penelitian mengenai pelayanan resep belum ada di apotek Depok. Obat racikan parasetamol sering diresepkan pada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan resep racikan puyer parasetamol di beberapa apotek Depok. Parameter yang dievaluasi adalah: keragaman bobot, harga, lama pelayanan, informasi, pemberi pelayanan resep puyer parasetamol. Selain itu, juga dievaluasi mengenai aktivitas dan peran apoteker di apotek. Dua puluh dari 68 apotek dipilih secara acak. Obat racikan puyer parasetamol diperoleh dengan cara penebusan resep dan pelayanan kefarmasian diperoleh dari kuesioner. Jumlah apotek individu adalah 80%, sisanya adalah apotek jaringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar obat puyer parasetamol (97,50%) tidak memenuhi keragaman bobot (Farmakope Indonesia IV). Harga bervariasi antara Rp. 5000,- - Rp. 17.800,- dan lama pelayanan peracikan bervariasi antara 9 - 41 menit. Pemberi informasi di apotek sebagian besar dilakukan bukan oleh apoteker. Informasi mengenai obat masih terbatas. Jumlah apoteker sebagai APA dan PSA adalah 13,33%. Jumlah apotek yang buka 24 jam adalah 22,22%. Apoteker yang bekerja selama 31-60 jam/minggu adalah 52,63%. Sebanyak 48,57% apotek melayani 0-5 lembar resep racikan per hari. Sebagian besar apotek (68,89%) meracik dengan mortir dan alu. Sebagian besar apotek (68,89%) membersihkan alat dengan cara dicuci sabun. Sebanyak 40% apoteker sering melakukan pelayanan secara langsung kepada pasien.
Kesimpulan penelitian ini adalah kualitas obat racikan dalam hal keragaman bobot masih kurang baik dan kualitas pelayanan masih harus ditingkatkan.

Compounding is pharmaceutical job that main part of pharmacy service. The research of dispensing is not yet in Depok pharmacy. Compounding prescription of paracetamol is prescribed to the children frequently. The aims of this research were to evaluate compounding prescription of paracetamol divided powder service in several Depok pharmacies. The parameters that evaluated were weight variety, price, service duration, information, dispenser paracetamol compounded divided powder. In addition, activity and function of pharmacists were also evaluated. Twenty of 74 pharmacies were chosen randomly. Paracetamol compounded divided powder was obtained by prescription and pharmaceutical care were obtained by questionnaires. A number of private pharmacies were 80%, the balance were dependent pharmacies.
The results showed that the paracetamol divided powder (97,50%) do not fulfill the requirements (4th Pharmacopeia of Indonesia) predominantly. Variation in price was between Rp. 5000,- - Rp. 17.800 and dispensing duration was between 9 - 41 minutes. The most information service of pharmacies were not given by pharmacist and the drug’s information was insufficient. A number of pharmacists as an APA and PSA were 13,33%. A number of pharmacies that open 24 hours were 22,22%. Duration work of pharmacists during 31-60 hours/week were 52,63%. At the rate of 48,57% pharmacies were served 0-5 compounding prescription daily. Partly of pharmacies (68,89%) were compounded by mortars and pestles. Partly of pharmacies (68,89%) were cleaned the equipments by soap. At the rate of 40% pharmacists were frequently served patient directly. The conclusion was quality service compounding divided powder based on w"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32939
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Muzaffar Abdoelkadir
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas layanan parkir di Pasar Santa Kota DKI Jakarta dari perspektif pengguna, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian melibatkan penggunaan lima dimensi SERVQUAL, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy, untuk mengevaluasi kualitas pelayanan parkir. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kualitas pelayanan parkir di Pasar Santa DKI Jakarta dapat dikategorikan sebagai baik. Analisis berdasarkan dimensi SERVQUAL mengindikasikan bahwa setiap dimensi, termasuk Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy, berada dalam kategori baik. Temuan ini menggambarkan bahwa persepsi pengguna terhadap kualitas pelayanan parkir di Pasar Santa secara umum positif. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman mendalam mengenai persepsi pengguna terhadap kualitas layanan parkir, dan hasilnya dapat menjadi landasan bagi pengelola pasar dan pihak terkait untuk meningkatkan aspek aspek tertentu dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan parkir di Pasar Santa Kota DKI Jakarta.

This research aims to analyze the quality of parking services at Santa Market in DKI Jakarta from the users' perspective, utilizing a quantitative approach. The research methodology involves the application of the five SERVQUAL dimensions, namely Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy, to assess the parking service quality. Data were collected through questionnaires distributed to 100 respondents. The research findings indicate that overall, the quality of parking services at Santa Market DKI Jakarta can be categorized as good. Analysis based on the SERVQUAL dimensions suggests that each dimension, including Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy, falls within the good category. These results portray a generally positive user perception of the parking service quality at Santa Market. This study contributes to a deeper understanding of user perceptions regarding parking service quality, and its outcomes may serve as a foundation for market management and relevant stakeholders to enhance specific aspects in the effort to improve parking service quality at Santa Market in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detje Rossa
"Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia sekarang cenderung "berjalan di tempat". Memperhatikan peran layanan yang semakin menonjol maka tidaklah heran apabila masalah layanan mendapat perhatian besar baik oleh masyarakat maupun instansi pemerintahan (Kantor Imigrasi Klas I Khusus Jakarta Selatan) itu sendiri baik secara khusus maupun dalam kaitan dengan pokok usaha / kegiatan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui tingkat kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Klas I Khusus Jakarta Selatan ditinjau dari dimensi (i) Tangible, (ii) Reliability, (iii) Responsiveness, (iv) Assurance dan (v) Empathy dengan menggunakan konsep lmportant Performance Analyst, konsep Service Quality (ServQual) dan menganalisi tingkat kesenjangan / perbedaan antara harapan yang diterima dengan kinerja yang telah dicapai oleh Kantor Imigrasi Klas I Khusus Jakarta Selatan, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dari ke 5 dimensi ServQual. Hasil penelitian menunjukkan pencapaian tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan pada Kantor Imigrasi Klas I Khusus Jakarta Selatan ditinjau dari 5 (lima) dimensi ServQual (Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy) adalah sebesar 0,83. Faktor pelayanan yang menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah kelompok Assurance sebesar 0,89 kemudian responsiveness 0,88 setelah itu kelompok Reliability 0,86. Faktor pelayanan yang menghasilkan tingkat kepuasan terendah adalah kelompok Empathy 0,81 dan kelompok Tangible 0,79. Dari hasil pencapaian tingkat kepuasan yang diperoleh, pelayanan yang diberikan oleh Kantor Imigrasi Jakarta Selatan masih kurang dari apa yang diharapkan oleh pengguna jasa keimigrasian (End User). Hal ini terbukti dari nilai kualitas pelayanan yang masih kurang dari 1 (satu). Seluruh aspek pelayanan secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan, maka untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan sebaiknya digunakan skala prioritas berdasarkan faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil penilaian kinerja pelayanan yang dilaksanakan oleh Kantor Imigrasi Klas I Khusus Jakarta Selatan, harus lebih berupaya meningkatkan kinerjanya untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dari hasil yang cukup baik menjadi baik bahkan lebih. Upaya tersebut terutama difokuskan kepada faktor-faktor yang terdapat dalam dimensi tangible, terutama ruang tunggu yang belum tertata rapih dan fasilitas umum (tempat parkir). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24604
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
S21256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
TA1123
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dayvi Selvians
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liestyodono B. Irianto
"Dalam era globalisasi sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara cepat, sejalan dengan hal tersebut maka baik organisasi bisnis maupun organisasi publik, khususnya Universitas Terbuka dituntut untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang efektif, efisien, kompetitif dan berorientasi kepada mahasiswa sebagai subyek pelayanan.
Kajian utama dalam penelitian ini adalah menitik beratkan kepada analisis proses pelayanan kemahasiswaan dan kualitas pelayanan di Universitas Terbuka. Pada proses pelayanan kemahasiswaan dianalisis sejumlah faktor yang diperkirakan mempengaruhinya, meliputi; strategi, sistem, struktur, ketrampilan SDM, gaya kepemimpinan dan pemilikan nilai. Sedang pada kualitas pelayanan dianalisis dari masing-masing dimensi kualitas pelayanan, meliputi; tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, melalui penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, proses pelayanan kemahasiswaan di UT belum menunjukkan kinerja pelayanan yang efektif;
Kedua, beberapa faktor yang mempengaruhi proses pelayanan adalah strategi yang diterapkan UT belum mengenai sasaran, sistem dan prosedur belum berfungsi secara optimal, struktur yang ada belum mengakomodasikan tugas pekerjaan secara maksimal; terjadinya penugasan yang overlap, kinerja pegawai belum optimal sebagai akibat kombinasi kemampuan dan kemauan yang masih rendah. Gaya kepemimpinan yang cenderung kepada pemberian tugas secara langsung tanpa melihat hirarkhi organisasi yang ada, pemilikan nilai-nilai yang masih berorientasi kepada kebutuhan ekonomi dan kebutuhan pokok yang paling mendasar.
Bertitik tolak dari kesimpulan penelitian diatas, dikemukakan rekomendasi sebagai berikut:
Pertama, perlu adanya upaya yang optimal berbagai fungsi dalam proses pelayanan kemahasiswaan, dengan memperbaiki dan meningkatkan kemampuan SDM, dengan didukung oleh perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.
Kedua, perlu adanya restrukturisasi organisasi untuk menghasilkan struktur organisasi yang ramping, efektif dan efisien.
Ketiga, Perlu adanya penataan kembali dalam kualifikasi, proporsi dan promosi SDM.
Keempat, Perlu adanya upaya peningkatan dan pemerataan kesejahteraan bagi semua karyawan, baik tenaga fungsional akademik maupun tenaga administrasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>