Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Suci Wahyuni
"Senyawa 2-(4-hidroksibenzilidena)-6-benzilidenasikloheksanon
merupakan senyawa karbonil á,â tidak jenuh yang termasuk dalam turunan
2,6-dibenzilidenasikloheksanon. Beberapa senyawa dari turunan 2.6-
dibenzilidenasikloheksanon telah terbukti mempunyai aktivitas inhibitor
siklooksigenase meskipun aktivitasnya masih rendah. Senyawa 2-(4-
hidroksibenzilidena)-6-benzilidenasikloheksanon disintesis melalui dua tahap.
Langkah pertama adalah sintesis 2-benzilidenasikloheksanon dengan
mereaksikan benzaldehida dan sikloheksanon dalam suasana basa. Hasil
sintesis ini direaksikan dengan p-hidroksibenzaldehida dalam suasana asam.
Hasil yang diperoleh dimurnikan dengan cara rekristalisasi dan dikarakterisasi
dengan pemeriksaan titik lebur, kromatografi lapis tipis, spektrometri infra
merah dan spektrometri 1H-NMR. Sintesis 2-(4-hidroksibenzilidena)-6-
benzilidenasikloheksanon menghasilkan rendemen sebanyak 41,46 %. Data
spektrum infra merah dan 1H-NMR menunjukkan hasil sintesis adalah
senyawa 2-(4-hidroksibenzilidena)-6-benzilidena sikloheksanon yang
diharapkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fabelita Eka Sari
"Senyawa asam N2-(2-benzilidenasikloheksilidenil) isonikotinat hidrazida merupakan senyawa hidrazon dari isoniazida. Senyawa ini diharapkan mempunyai aktivitas yang lebih baik dibandingkan isoniazida, karena mempunyai lipofilisitas yang lebih baik. Dalam rangka memperoleh senyawa tersebut, telah dilakukan percobaan sintesis. Untuk mensintesis senyawa tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah sintesis 2-benzilidenasikloheksanon yaitu dengan mereaksikan benzaldehida dan sikloheksanon dalam suasana basa. Langka kedua adalah hasil sintesis 2-benzilidenasikloheksanon direaksikan dengan isoniazida dalam suasana asam. Hasil yang diperoleh dimurnikan dengan cara rekristalisasi dan dikarakterisasi dengan pemeriksaan titik lebur, kromatografi lapis tipis, spektrometri inframerah dan spektrometri HNMR. Data spektrum inframerah dan HNMR menunjukkan bahwa senyawa asam N2-(2-benzilidena sikloheksilidenil) isonikotinat hidrazida yang diharapkan belum terbentuk. Senyawa yang dihasilkan dengan cara tersebut adalah asam N2 - benzilidenil isonikotinat hidrazida berupa serbuk kristal berwarna kuning pucat dan mempunyai jarak lebur 190-193°C.

N2-(2-benzylidenecyclohexilydenyl) isonicotinic acid hydrazide is a hydrazone compound from isoniazide. This compound is expected to have better activity than isoniazide, because it have a better lipophilicity. In order to obtain this compound, synthesis experiments have been carried out. To synthesize it, the first step was to synthesis of 2-benzylidenecyclohexanone by reacting benzaldehyde with cyclohexanone in basic condition. The second step was reacted 2-benzylidenecyclohexanone with isoniazide in acidic condition. The result was purified by recrystalization. It was characterized by melting point, thin layer chromatography, infrared spectrometry and HNMR spectrometry. Infrared and HNMR spectrum proved that compound of N2-(2-benzylidene cyclohexilydenyl) isonicotinic acid hydrazide was not formed. The compound produced by this method was N2-benzylidenyl isonicotinic acid hydrazide, powder form of pale yellow crystals and it have a melting range 190-193°C."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33045
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Hariria
"N,N'-divanilidenaetilendiamina adalah senyawa hasil modifikasi kurkumin yang mempunyai efek koleretika. Dilihat dari strukturnya, senyawa ini dapat disintesis dari vanilin dan etilendiamina, dimana keberhasilan reaksi tergantung pada keasaman medium reaksi. Pada penelitian ini, sintesis senyawa dibuat dalam berbagai pH. Kemudian dilakukan pemeriksaan pendahuluan, identifikasi kimia, titik lebur dan penentuan struktur molekul dengan menggunakan spekrometer ultra ungu-cahaya tampak, infra merah dan resonansi magnetik inti. Dari hasil sintesis, didapatkan serbuk berwarna kuning yang pada penyimpanan mengalami perubahan menjadi coklat kekuningan kecuali yang disintesis pada pH 1. Pada identifikasi kimia, senyawa memberikan reaksi cincin perak terhadap pereaksi Tollens dan warna hijau terhadap Feri klorida. Titik lebur senyawa 208,5-208,9 °C. Dari hasil penentuan struktur, spekrum uv-vis memperlihatkan pola dan Xmaks yang hampir sama dengan vanilin. Spektrum infra merah memperlihatkan telah terbentuk gugus imina dan dari spektrum magnetik memperlihatkan atom Hidrogen yang berasal dari senyawa dan cemaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa yang disintesis adalah senyawa N,N'-divanilidenaetilendiamina dengan pH optimal sintesisnya adalah 1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hawa
"Karbonidrat, merupakan senyawa organik yang ditemukan di alam dengan unsur utama penyusunnya karbon, nidrogen, dan oksigen. Salah satu jenis senyawa karbonidrat yang paling sering dijumpai adalan sukrosa. Sukrosa memiliki banyak gugus nidroksil seningga sukrosa dapat membentuk senyawa ester apabila direaksikan dengan senyawa yang memiliki gugus karboksilat Salan satu conton senyawa yang memiliki gugus karboksilat ialan senyawa asam vanilat yang terbentuk dari reaksi oksidasi senyawa vanilin. Pada penelitian ini senyawa ester bernasil disintesis dari sukrosa dan asarn vanilat. Asarn vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang telan dioksidasi olen Ag2O yang terbentuk dari reaksi AgNO3 dengan NaOH yang berlebin Asam vanilat yang dinasilkan pada percobaan seberat 2,8866 g dengan rendemen sebesar 85,89%. Kemudian esteritikasi sukrosa dengan asam vanilat pada percobaan ini sama-sama dilakukan dengan menggunakan DCC dan D|\/IAP sebagai aktivator dan katalis, tetapi keduanya dibuat dengan Cara berbeda. Selain itu jumlan sukrosa dan asam vanilat yang digunakan pada masing-masing reaksi pun berbeda pula. Ester pertama dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding delapan, menggunakan D|\/IF sebagai pelarut, serta melalui proses pengadukan 24 jam pada temperatur ruang. Sedangkan ester kedua dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding tiga, menggunakan piridin sebagai pelarut, serta melalui proses refluks 24 jam pada temperatur 6O°C. Ftendemen ester yang diperoleh sebesar 9,22% untuk ester pertama dan 15,03% untuk ester kedua. Kedua ester yang diperoleh diuji dengan KLT dan FTIFL"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyssa Adriana
"ABSTRAK
Oksazolon merupakan golongan senyawa heterosiklik dengan lima atom penyusun. Oksazolon telah diteliti manfaatnya sebagai senyawa prekusor dan senyawa dengan aktivitas biologis. Senyawa ini umumnya disintesis dengan mendehidrasi asetilglisin atau benzoilglisin kemudian mengkondensasinya dengan benzaldehid. Reaksi ini menggunakan katalis anhidrida asetat dan natrium asetat anhidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis asetilglisin dan 4-(4?-hidroksi-3?-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on yang merupakan turunan dari senyawa benzilidena oksazolon. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan sintesis asetilglisin dengan mereaksikan glisin dengan anhidrida asetat. Pada tahap kedua dilakukan sintesis oksazolon dengan mereaksikan asetilglisin, yang telah diperoleh dari tahap pertama, dengan vanilin. Hasil sintesis diisolasi dan dimurnikan dengan proses rekristalisasi. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan pengujian jarak lebur. Struktur senyawa yang telah murni dielusidasi dengan metode spektrofotometri UV-Vis, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi 1H-NMR. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi serbuk berwarna kuning. Kemurnian ditunjukkan oleh kromatogram dengan bercak tunggal dan jarak lebur, yaitu 76-78°C. Interpretasi data elusidasi struktur tidak menunjukkan senyawa yang diharapkan, melainkan 4-formil-2-metoksifenilasetat dengan randemen sebesar 1,82%.

ABSTRACT
Oxazolone is one of five members heterocyclic compounds. Oxazolone has been studied for its purpose as precursor and biologically active compound. This compound is generally synthesized by dehydrating the acetylglycine or benzoylglycine then condensing them with benzaldehyde. This reaction uses acetic anhydride and sodium acetate anhydrous as catalyst. The objective of this research was to synthesize acetylglycine and 4-(4?-hydroxy-3?-methoxybenzylidene)-2-methyloxazol-5-one which is a benzylidene oxazolone derivate. This research was done in two steps. In the first step, the acetylglycine was synthesized by reacting glycine with acetic anhydride. In the second step, the oxazolone was synthesized by reacting the acetylglycine which had been obtained from the first step with vanillin. The product was isolated and purified by recrystallization. The purity test was done by thin layer chromatography and melting range determination. The structure of pure compound was elucidated by spectrophotometry UV-Vis, infrared spectroscopy, and 1H-NMR spectroscopy. In this research, the yellow solid had been isolated. The purity was shown by the single-spot chromatogram and melting range, said 76-78°C. The interpretation of structure elucidation data didn?t show the expected compound, otherwise it was 4-formyl-2-methoxyphenylacetate and the yield was 1,82%."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Listarina
"ABSTRAK
Vanilin adalah suatu bahan tambahan makanan yang digunakan sebagai pemberi rasa pada kue, minuman ringan, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman, derivat suatu vanilin yaitu vanilil butil eter dapat digunakan sebagai

ABSTRACT
Vanillin is a food additive used as a flavoring in cakes, soft drinks, and others. Along with the times, a vanillin derivative is vanillyl butyl ether could be used as warming agents. The aim of this study were to synthesis vanilla butty ether from vanillin X and to obtain the levels of vanillyl butyl ether?s synthesis compound. Synthesis vanillyl butyl ether used catalytic sodium borohydride. Synthesis performed in strongly acidic conditions and neutralized with Na2CO3 solution.
The purity of vanillyl butyl ether?s synthesis were detected by thin layer chromatography-densitometry, structure ether?s formation were identificated by
infrared spectrophotometry, retention time and levels of vanillyl butyl ether were determined by gas chromatography. From the analysis by infrared spectrophotometry and gas chromatography, vanillyl butyl ether?s synthesis compound equal of standard vanillyl butyl ether. Analysis was performed using gas chromatography with VB-wax column (60 m x 0,32 mm), column temperature was programmed 160-220oC, increased by 2oC/minute and held for 5 minutes. The temperature of injector and detector were 230 and 250oC; helium gas flow rate was 1,0 ml/minute; injection volume was 1,0 l, and detected with a flame ionization detector. At this optimum condition, retention time of standard vanillyl butyl ether was 10,094 minutes and retention time of vanillyl butyl ether?s synthesis compound was 10,095 minutes. The levels of vanillyl butyl ether?s synthesis compound was 38,01 + 0,63%. The yield of vanillyl butyl ether?s synthesis was 79,86 %.
pemberi rasa hangat atau yang disebut dengan warming agent. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis vanilil butil eter dari vanilin cap X dan memperoleh kadar vanilil butil eter hasil sintesis. Sintesis vanilil butil eter menggunakan katalis natrium borohidrida. Sintesis dilakukan dalam kondisi asam
kuat dan dinetralisasi dengan larutan Na2CO3. Vanilil butil eter hasil sintesis diuji kemurniannya dengan KLT densitometri, pembentukan gugus eter diidentifikasi
dengan spektrofotometer infra merah, waktu retensi dan kadar vanilil butil eter hasil sintesis dianalisis dengan kromatografi gas. Dari hasil analisis dengan
spektrofotometer infra merah dan kromatografi gas, senyawa vanilil butil eter hasil sintesis sama dengan standar vanilil butil eter. Pada kromatografi gas,
analisis dilakukan dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), temperatur kolom terprogram 160-220oC, kenaikkan 2oC/menit dan dipertahankan selama 5 menit.
Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 250oC; laju alir gas helium 1,0 ml/menit, volume penyuntikkan 1,0 l, dan dideteksi dengan detektor
ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi standar vanilil butil eter adalah 10,094 menit dan waktu retensi vanilil butil eter hasil sintesis adalah
10,095 menit. Kadar vanilil butil eter hasil sintesis adalah 38,01 + 0,63%.
Rendemen senyawa vanilil butil eter hasil sintesis sebesar 79,86%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1799
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Kurniati
"Vanilin 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehid adalah senyawa organik aromatik yang banyak digunakan sebagai bahan pewangi dan perasa dalam makanan, minuman dan industri farmasi. Sintesis vanillin bisa dilakukan dengan cara alami dan sintetik. Namun, produksi dengan cara alami ini tidak dapat memenuhi permintaan vanillin yang tinggi. Dalam penelitian ini, vanilin disintesis dari trans-isoeugenol dengan metode elektrooksidasi menggunakan elektroda kasa platina dan elektrolit natrium nitrat NaNO3 dalam metanol. Penentuan potensial oksidasi dilakukan dengan menggunakan metode voltametri siklik. Kemudian, elektrolisis trans-isoeugenol dilakukan dengan memvariasikan potensial oksidasi, waktu elektrolisis, penambahan air dan memvariasikan konsentrasi trans-isoeugenol untuk menentukan kondisi optimum dalam sintesis vanilin. Hasil elektrolisis dipekatkan untuk memperoleh kristal padat vanilin dan kemudian dikarakterisasi dengan kromatografi lapis tipis, Kromatografi Gas Spektro Massa GC-MS dan FTIR. Hasil elektrolisis menunjukkan bahwa kondisi optimum, diperoleh pada potensial 1.2 V dalam 30 menit tanpa penambahan air dalam 0.1 M trans-isoeugenol dengan yield vanilin sebesar 23.15 dan selektivitas 32.29.

Vanillin 4 hydroxy 3 methoxybenzaldehyde is an aromatic organic compound widely used as perfumes and flavoring material in the industries of foods, beverages and pharmaceutical. Vanillin can be produced by natural and synthetic process. However, the production under a natural process can not meet the high demand on vanillin. In this study, vanillin was synthesized from trans isoeugenol by the electrooxidation method using platinum gauze electrode and electrolyte sodium nitrate NaNO3 in methanol. The required oxidation potential was determined using cyclic voltammetric method. The electrooxidation of trans isoeugenol was carried out by varying the oxidation potential, the period of electrolysis, the addition of water and varying the concentration of trans isoeugenol to obtain the optimum condition in the synthesis of vanillin. The electrolysis products were concentrated to obtained the solid crystals of vanillin which were characterized by Thin Layer Chromatography, Gas Chromatography Mass Spectrometry GC MS and FTIR. The analysis results showed that the optimum condition, was obtained at the potential of 1.2 V in 30 minutes without water addition in 0.1 M trans isoeugenol. The yield of vanillin was 23.15 and the selectivity was 32.29."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Pratiwi
"Sintesis ramah lingkungan pada senyawa imina telah dilakukan dari turunan vanilin dan 2-hidroksi asetofenon dengan variasi kecepatan stirer dalam pelarut air. Selanjutnya, dilakukan kolom dan karakterisasi hasil produk serta uji toksisitas, antibakteri, dan antioksidan. Produk A [((E)-4-(1-(2-hydroxyphenyl) ethylidene amino)-1,5-dimethyl-2-phenyl-1H-pyrazol-3(2H)-one)] diperoleh dari turunan 2-hidroksi asetofenon pada kecepatan 250 rpm selama 24 jam. Sedangkan, vanilin menghasilkan produk B pada kecepatan 450 rpm selama 15 menit. hasil menunjukan bahwa % yield untuk produk A dan B bertutur-turut sebesar 40.68% dan 19.76%. Uji aktivitas antioksidan dan aktivitas biologi seperti: toksisitas dan antibakteri menunjukan hasil bahwa produk B lebih bersifat toksik dan aktif sebagai antioksidan dibandingkan produk A. Sementara uji aktivitas antibakteri menunjukan bahwa kedua produk tersebut memiliki respon positif terhadap bakteri S.aureus dan E.coli.

The green synthesis of imine compound was determined from vanillin and 2-hydroxy acetophenone. It had been synthesized under varying stiring speed in water solution. After that, the process was followed by kolom and chatacterization the reaction product, which were further examinated for its Tocicity, antibacterial and antioxidant activities test. The Product A, [((E) -4- (1- (2-hydroxyphenyl) ethylideneamino) -1,5-dimethyl-2-phenyl-1H-pyrazol -3 (2H) -one)] was synthesized from 2-hidroxy acetophenon under stiring 250 rpm and 24 hour reaction time. Meanwhilevanilin was determined product B ([((E) -4- (4-hydroxy- 3- (vinyloxy) benzylideneamino) -1,5-dimethyl-2-phenyl-1H- pyrazol-3 (2H) - one)]) under stiring 450 rpm and 15 minute reaction time. The % yield of product A and B were respectively 40.68% and 19.76%. The antioxidant and biological activities like toxicity and antibacterial activity showed that the product B are toxic and more active as an antioxidant than product A. While the antibacterial activity test showed that both products have a positive response to S. aureus bacteria and E. coli bacteria."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Priasti Siwi
"ABSTRAK
Permintaan vanillin yang terus meningkat baik dari industri maupun farmasi, mendorong para peneliti untuk mencari metode sintesis vaniliin yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis vanillin dari bahan isoeugenol dengan metode elektrokimia dengan menggunakan elektroda Pt, Grafit dan Stainless steel. Sebagai studi awal dilakukan penentuan nilai potensial oksidasi dari masing-masing elektroda kerja dengan metode voltametri siklik. Dilanjutkan dengan penentuan kondisi optimum untuk memperoleh % yield yang maksimum. Dengan menggunakan elektroda platina, didapatkan % yield sebesar 34,4 % dari cis- isoeugenol, dan 30,72 % dari trans-isoeugenol. Sedangkan dengan elektroda grafit 10,14 % untuk cis isoeugenol dan 12,4 % untuk trans-isoeugenol. Hasil elektrolisis di karakterisasi dengan instrumen FTIR dan GC-MS. Spektra FTIR menunjukan puncak pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1 yang menunjukan daerah khas karbonil dan 2 puncak vibrasi C-H khas aldehid pada 2730 cm-1 dan 2860 cm-1 . Sedangkan, hasil MS menunjukkan pola fragmentasi vanilin pada nilai m/z 152, 151,137,109,81,51, dan 15.

ABSTRAK
The increased demand on Vanilla both from industries and pharmaceuticals, encourage researchers to find the effective and efficient methods of synthesis vaniliin. In this study, vanillin was synthesized from isoeugenol by the electrochemical method using Pt , Grafit and Stainless Steel electrodes . A preliminary - study was conducted to obtain the oxidation potential value of each working electrode by cyclic voltametric method. Then, the optimum conditions were determined to obtain the maximum % yield. With the platinum electrode, % yield was obtained from cis-isoeugenol, and 28,69 % from trans-isoeugenol. Meanwhile with the graphite electrodes, 7,21 % yield was obtained from cis isoeugenol and 10,51 % from the trans-isoeugenol. FTIR spectra showed peaks at wave number around 1700 cm-1 which shows a typical area of the carbonyl and two vibration peaks typical aldehyde C-H at 2730 cm -1 and 2860 cm-1. Meanwhile, the results of MS showed the fragmentation pattern of vanillin on the value of m / z 152, 151,137,109,81,51, and 15."
2016
S64234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanto
"ABSTRAK
Vanili, selain dapat diperoleh dengan cara isolasi dari buah vanila,juga dapat dihasilkan dengan cara sintesis. Salah satu cara sintesis vanili yaitu melalui reaksi Reimer-Tiemann dengan substrat guaiakol dan pereaksinya kloroform. Guaiakol tersebut akan diubah menjadi ion guaiakolat oleh larutan KOH alkoholis yang ditambahkan, sedangkan kloroform oleh gugus hidroksida akan diubah menjadi diklorokarbena , setelah itu baru terjadi reaksi antara ion guaiakolat atau guaiakol dengan diklorokarbena.
Guaiakol pada penelitian ini diperoleh dengan cara sintesis dari pirokatekol, melalui serangkaian tahap reaksi yang terdiri dari benzoilasi, metilasi dan hidrolisis dalam suasana basa, dan diperoleh hasil dengan rendemen 52%. Disamping itu dicoba juga dengan cara lain yaitu asetilasi,metilasi dan hidrolisis dalam suasana basa , dan diperoleh hasil dengan spektrum yang kurang jelas, maka dengan cara ini dianggap gagal. Metilasi dalam penelitian ini dilakukan dengan diazometana.
Penelitian ini bertujuan untuk memberi nilai tambah pirokatekol dan guaiakol serta mengoptimalisasi reaksi Reimer-Tiemann dengan cara penambahan katalis transfer fasa tetrabutil amonium perkiorat , tetrametil amonium yodida dan 18-crown eter-6 ,pada suhu 45°C dengan putaran 1000 rpm selama 4 jam. Dengan menggunakan katalis transfer fasa tetrabutil amonium perkiorat dapat mencapai rendemen 65,8% , sedangkan dengan katalis tetrametil amonium iodida 51,4% dan katalis 18-crown ether-6 sebesar 27,9%.

ABSTRACT
One method of synthesis vanillin is via Reimer-Tiemann reaction with substrate guaiacol and chloroform reagent, chloroform .will be converted bit hydroxy ion to dichlorocarbene and then reaction with guaiacol solution.
Guaiacol in this research is obtained from pyrocathecol, via step reactions : benzoilation, methylation and hydrolysis in base conditions and product has yield 52%. Synthetic of guaiacol from pyrocathecol via step acetylation reaction is failure.
The aim of this research is to increase value on pyrocathecol, guaiacol and optimalization Reimer-Tiemann reaction with phase transfer catalysts : tetrabutyl ammonium perchlorate (TBAP), tetramethyl ammonium iodidate (THAI) and 18-crown ether-6 (18C6) at temperature 45°C and 1000 rpm for 4 hours. Yield of reactions with TBAP, THAI and 18C6 catalysts are 65,6%, 51,4% and 27,9%, respectively.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>