Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Hening Prameswari
"Eksopolisakarida (EPS) telah banyak diteliti dapat diaplikasikan dalam bidang industri makanan, kesehatan, dan farmasi. Beberapa bakteri asam laktat (BAL) memiliki kemampuan menghasilkan EPS dengan adanya enzim sukrase, baik glukansukrase/ glukosiltransferase (gtf) maupun fruktansukrase/ fruktosiltransferase (ftf). Glukansukrase menghasilkan EPS berupa polimer glukan, sedangkan fruktansukrase menghasilkan polimer fruktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gen ftf penyandi fruktansukrase dari beberapa galur BAL yang diduga memiliki aktivitas fruktansukrase berdasarkan penelitian menggunakan metode visual. Skrining gen tersebut secara molekuler dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer degenerate yang berasal dari dua sekuens conserved region gen ftf beberapa galur BAL. Galur BAL yang digunakan untuk konstruksi primer adalah Bacillus subtilis, Bacillus stearothermophilus, Bacillus amyloliquefaciens, Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius, dan Lb. reuteri 121. Amplikon berukuran sekitar 700 pb dihasilkan oleh 7dari 21 DNA genomik dari galur yang digunakan, yaitu MBF PDG 3(1), MBF PDG 4, Weissella cibaria MBF WRS 3, Leuconostoc mesenteroides MBF 4-2, Leuconostoc mesenteroides MBF 7-5, Weissella confusa MBF PDG 10(1), dan Leuconostoc mesenteroides MBF WRS 6."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajitya Kurnia Hermawati
"Eksopolisakarida (EPS) yang diproduksi dari mikroorganisme memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam bidang industri pangan, kesehatan, dan farmasi. Beberapa bakteri asam laktat (BAL) memiliki kemampuan untuk menghasilkan EPS dan telah banyak dilaporkan memiliki gen- gen sukrase, glukosiltransferase (gtf) dan fruktosiltransferase (ftf). Dari penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa sumber- sumber yang memilki kandungan gula sukrosa berpeluang besar mengandung gen gtf maupun gen-gen sukrase lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gen gtf yang menyandikan enzim glukansukrase dari DNA genomik beberapa koleksi isolat BAL yang diisolasi dari makanan dan minuman tradisional Indonesia. Isolat BAL penghasil EPS diskrining pada medium modifikasi agar MRSsukrosa 10% untuk mencari koloni yang menghasilkan lendir. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer degenerate dari domain katalitik gen-gen gtf, DegFor dan DegRev, merupakan metode yang efisien untuk menskrining gen tersebut pada BAL. Amplikon dengan ukuran sekitar 660 pb dihasilkan oleh 11 dari 16 DNA genomik yang mewakili seluruh sumber bakteri. Tiga dari 11 yang positif memiliki dua amplikon di sekitar 660 pb."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
"Fruktansukrase merupakan salah satu enzim sukrase yang dapat menghasilkan eksopolisakarida (EPS) fruktan. Bakteri Asam Laktat (BAL) mampu menghasilkan EPS karena adannya aktivitas enzim sukrase, yaitu glukansukrase/ glukosiltransferase (gtf) dan fruktansukrase/fruktosiltransferase (ftf). EPS yang diproduksi oleh mikroorganisme berpotensi untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti industri pangan, kesehatan, dan farmasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan BAL yang dapat menghasilkan EPS fruktan pada media raffinosa dengan menggunakan sukrosa sebagai substrat. Raffinosa digunakan sebagai sumber karbon pada media agar MRS dalam penelitian ini. Raffinosa adalah suatu trisakarida yang akan dipecah oleh enzim fruktansukrase menjadi molekul glukosa-galaktosa dan fruktosa bebas. Pengamatan BAL pembawa fruktansukrase akan menghasilkan EPS fruktan berupa lendir pada media agar MRS. Dari 22 BAL penghasil fruktan yang diamati lebih lanjut dan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya secara molekuler, diduga bahwa 5 diantaranya hanya menunjukkan aktivitas enzim glukansukrase, dan 17 BAL lainnya memiliki aktivitas fruktansukrase selain glukansukrase.

Fructansucrase is one of sucrase’s enzyme that enable to produce exopolisaccharides (EPS) fructan. Lactic Acid Bacteria (LAB) are able to produce EPS because of the activity of sucrose genes, i,e. glucansucrase/glucosyltransferase (gtf) and fructansucrase/fructosyltransferase (ftf). EPS which have been produced by microorganism has chance to be used in many potential applications, such as in food, health, and pharmaceutical industries.
This study aimed to determine LAB which can produce EPS fructan on raffinose. Raffinose was used as carbon source in the modified MRS media used in this study. Raffinose is a trisaccharides which will be cleaved by fructansucrase enzyme generating glucose-galactose and free fructose molecules. LAB carries fructansucrase enzyme produced EPS fructan as observed on MRS-Raffinose agar medium as mucous colonies. Twenty-two fructan-producing LAB were further analyze by comparing to previous report obtained by moleculary study; five LAB reveal as glucansucrase only, while seventeen LAB possessed both fructansucrase and glucansucrase activities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32913
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah organisme yang memiliki status
GRAS (generally recognized as safe) dan diketahui dapat menghasilkan
banyak molekul Eksopolisakarida (EPS). Molekul EPS dinilai penting secara
ekonomi, bukan saja karena kontribusinya yang positif untuk industri makanan,
tetapi juga karena manfaatnya untuk kesehatan manusia. EPS dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Untuk sintesis EPS homopolisakarida dari sukrosa, BAL mempekerjakan
enzim ekstraselular besar yaitu glukosiltransferase (GTF) atau glukansukrase,
dan fruktosiltransferase (FTF) atau fruktansukrase. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi gen gtf dari DNA genomik beberapa BAL
penghasil EPS yang sebelumnya telah diisolasi dari beberapa sumber lokal.
DNA genomik BAL diekstraksi dari sel yang ditumbuhkan pada media MRS
dengan metode modifikasi Murray dan Thompson [1980] menggunakan CTAB.
DNA hasil ekstraksi kemudian dikuantifikasi menggunakan spektrofotometer
GeneQuant® untuk menentukan konsentrasi dan kemurniannya. Identifikasi
gen gtf sendiri dilakukan dengan melakukan metode Polymerase Chain
Reaction (PCR) dengan menggunakan primer degenerate dari daerah katalitik
gen gtf. Sebagai hasil akhir, 18 dari 21 DNA genomik isolat-isolat BAL
penghasil EPS yang digunakan dalam penelitian ini terbukti menghasilkan amplikon dengan ukuran 660 pb yang mengindikasikan adanya gen gtf ."
Universitas Indonesia, 2007
S32620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Eksopolisakarida (EPS) yang disintesis oleh bakteri asam laktat (BAL), memiliki banyak aplikasi dalam industri farmasi dan industri makanan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa EPS memiliki banyak efek yang menguntungkan bagi kesehatan dan farmasi, yaitu sebagai penurun kadar kolesterol, imunomodulator, antitumor dan efek prebiotik, serta aplikasinya dalam sistem penghantaran obat. Pada penelitian ini, enam isolat BAL hasil penelitian sebelumnya, ditumbuhkan pada medium modifikasi MRS-sukrosa 10%, dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 5 hari. Isolasi produk EPS dilakukan dengan metode pengendapan dengan menggunakan etanol dan sentrifugasi. Identifikasi EPS dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analisis dengan KLT dilakukan dengan menggunakan lempeng silika gel GF 254 dan n-butanol-etanol-air (5:3:2) sebagai fase gerak. Analisis dengan KCKT dilakukan dengan menggunakan kolom resin dengan ion Ca2+ sebagai fase diam, dengan air sebagai fase gerak. Selain itu, dilakukan juga pengukuran peningkatan viskositas supernatan kultur BAL yang memproduksi EPS sebagai salah satu parameter sifat fisik dengan menggunakan viskometer Ostwald. Dari hasil identifikasi, empat isolat LAB diketahui memproduksi EPS yang terdiri dari glukan dan fruktan, dan dua isolat LAB diketahui memproduksi EPS yang hanya terdiri dari glukan."
Universitas Indonesia, 2007
S32601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyanti Indah Lestari
"Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) adalah penyebab utama diare anak di negara berkembang terkait atas kemampuan ETEC dalam menghasilkan 2 jenis toksin, yaitu Heat-stable toxin (ST) dan Heat-labile toxin (LT) yang disandikan oleh gen ST dan LT. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi ETEC ST menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) serta mengetahui jumlah kejadian diare yang disebabkan oleh ETEC ST pada pasien diare anak di Jakarta. Metode PCR adalah metode pendeteksi yang sensitif, spesifik dan cepat untuk mendeteksi keberadaan gen penyandi ST pada sampel. Deoxyribonucleic acid (DNA) bakteri diekstraksi menggunakan boiling method, kemudian diamplifikasi menggunakan primer JW7 dan JW14. Hasil PCR positif ETEC ST ditunjukkan dengan adanya fragmen DNA pada ukuran 190 pb pada gel elektroforesis. Dari 683 sampel, sebanyak 44 (6,4%) sampel positif ETEC dan sebanyak 75% sampel dari hasil tersebut adalah ETEC yang memproduksi ST. Dari 156 sampel kelompok kontrol, sebanyak 3 (1,9%) sampel positif ETEC ST. Dari analisis data menggunakan metode Kai Kuadrat, diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna (P>0,05) antara prevalensi ETEC ST pada kelompok kasus dan kelompok kontrol, pasien wanita dan pria serta pada pasien berusia di bawah dan di atas 1 tahun. Analisis data menggunakan metode Fisher, diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna (P>0,05) antara pasien yang berasal dari Rumah Sakit dengan yang berasal dari PUSKESMAS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu bakteri penyebab diare yang sering ditemui adalah galur
Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC). Uji biokimia dan penentuan
serotipe tidak dapat membedakan galur ETEC dengan galur Escherichia coli
nonpatogenik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
ETEC menggunakan faktor virulensinya yaitu enterotoksin heat-labile (LT).
Metode yang diaplikasikan untuk identifikasi enterotoksin LT adalah
Polymerase Chain Reaction (PCR) multipleks karena metode ini tidak hanya
sensitif, spesifik, cepat, tetapi juga praktis karena mampu mengidentifikasi
gen LT bersamaan dengan gen toksin lainnya yaitu gen enterotoksin heatstable
(ST). Setelah diidentifikasi, sampel positif ETEC-LT ditentukan
prevalensi dan pola infeksi musimannya. Selain itu, ditentukan pula
perbedaan prevalensi ETEC-LT pada kelompok kasus-kontrol, kategori umur,
kategori jenis kelamin dan kategori asal sampel. Dari 683 isolat Escherichia
coli pasien diare anak-anak di Jakarta, metode ini berhasil mengidentifikasi
44 (6,4%) isolat yang positif ETEC, 8 (18,2%) diantaranya positif ETEC-LT.
Sementara pada 156 sampel kontrol, tidak ada isolat yang positif ETEC-LT.
Melalui analisis statistik Fisher Exact Test didapatkan perbedaan prevalensi
ETEC-LT yang tidak bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok kasus
diare. Demikian pula pada kategori asal sampel dan jenis kelamin. Namun
pada kategori usia, kelompok usia 6-11 bulan mendominasi kelompok usia lainnya. Analisis pola musiman infeksi ETEC-LT menyatakan bahwa
prevalensi tertinggi ETEC-LT terjadi pada bulan Februari yang merupakan
pertengahan musim hujan di Indonesia."
Universitas Indonesia, 2006
S32543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wangi Firdausi
"Eksopolisakarida (EPS) yang diproduksi dari bakteri asam laktat (BAL) memiliki nilai ekonomis yang penting karena berguna bagi industri makanan, farmasi dan kesehatan. Untuk mensintesis EPS dari substrat berupa sukrosa, BAL menggunakan suatu enzim ekstraselular berukuran besar yaitu enzim sukrase. Dari penelitian terdahulu, telah diketahui bahwa beberapa isolatisolat BAL mengandung gen-gen sukrase seperti gtf dan ftf yang berturutturut menyandikan glukansukrase dan fruktansukrase. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas dari enzim-enzim sukrase pada beberapa isolat-isolat BAL yang secara molekuler telah diketahui memiliki gen-gen sukrase. Supernatan dan pelet sel dari isolat-isolat BAL tersebut dianalisis dengan menggunakan elektroforesis gel SDS poliakrilamid (SDS-PAGE).
Dengan melakukan SDS-PAGE menggunakan penanda protein, ukuran molekuler dari enzim dapat diperkirakan, dan dengan menginkubasi gel dalam buffer sukrosa dan staining dengan pereaksi Schiff asam periodat, EPS yang berupa glukan dan/atau fruktan yang diproduksi oleh enzim-enzim tersebut dapat diamati. Semua isolat BAL yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Weisella confusa MBF 8-1, W. confusa MBF 8-2, Leuconostoc mesenteroides MBF 3-1 dan W. confusa MBF PDG10(1) menunjukkan adanya aktivitas-aktivitas sukrase pada ukuran yang bervariasi, mulai dari 10 hingga 43 kDa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32657
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evelina
"Beberapa Bakteri Asam Laktat (BAL) diketahui menghasilkan peptida antimikroba yang dikenal sebagai bakteriosin. Bakteriosin mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bakteri penghasil. Dari penelitian terdahulu, telah dilakukan skrining pada genus Streptococcus dan Weissella dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Farmasi Universitas Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa Streptococcus macedonicus MBF 10-2 dan Weissella confusa MBF 8-1 memiliki aktivitas bakteriosin terhadap bakteri indikator Leu. mesenteroides.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gen bakteriosin dari bakteri tersebut dengan teknik genomic library. Dalam hal ini DNA genomik BAL dipotong acak secara parsial dengan menggunakan enzim Sau3A1 dan diklon pada vektor pUC19 terdigest BamHI kemudian ditransformasikan ke dalam E.coli kompeten. Seleksi rekombinan dilakukan dengan seleksi koloni biru putih. Koloni putih yang didapat diidentifikasi dengan PCR koloni menggunakan kombinasi primer universal M13 dan degenerate Bac.
Hasilnya adalah dua dari tiga koloni putih klon Streptococcus macedonicus MBF 10-2 dan satu koloni putih dari klon Weissella confusa MBF 8-1 memberikan hasil PCR koloni yang positif dengan kedua kombinasi primer yang dipakai. Meskipun demikian setelah dilakukan sekuensing DNA, fragmen DNA tersebut teridentifikasi bukan sebagai gen bakteriosin.

Many Lactic Acid Bacteria (LAB) are known to produce antimicrobial peptides, termed bacteriocins. Bacteriocins can inhibit the growth of closely related bacteria. From previous study, screening was performed on genus Streptococcus and Weissella from the collection of Laboratory of Microbiology and Biotechnology Pharmacy Universitas Indonesia. Result showed that Streptococcus macedonicus MBF 10-2 and Weissella confusa MBF 8-1 possess bacteriocins activity against indicator bacteria Leu. mesenteroides strain TISTR 120 and JCM 6124.
This study aimed to isolate bacteriocins gene from those bacteria by using genomic library technique. Genomic DNA LAB was partially digested randomly using restriction enzyme Sau3A1 then was cloned to pUC19 vector which has been digested with BamHI, followed by transformation to competent E.coli. Recombinant selection was performed using blue white screening colonies and antibiotic marker. The white colonies was analyzed by Colony PCR using primer combination M13 universal dan degenerate Bac.
The result is two of three white colonies from Streptococcus macedonicus MBF 10-2 clone and one colony from Weissella confusa MBF 8-1 clone gave positif result of Colony PCR using two combinations primer. However, after DNA sequencing, the DNA fragment was identified not as bacteriocins gene.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1946
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>