Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Furqoni Cahaya Mahastika
"Etil karbamat atau uretan (H2NCOOC2H5) adalah senyawa ester etil dari asam karbamat (NH2COOH) yang mengkontaminasi makanan dan minuman hasil fermentasi mulai dari kadar ng/l hingga mg/l. Pembentukan etil karbamat dalam minuman beralkohol terjadi secara alamiah. Jalur yang paling umum yaitu melalui reaksi urea dengan etanol. International Agency for Research on Cancer (IARC) menggolongkan etil karbamat ke dalam kelompok 2A (probably carcinogenic to human). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar etil karbamat dalam minuman beralkohol dengan metode kromatografi gas yang dilengkapi dengan kolom kapiler VB-Wax dan detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector / FID). Analisis dilakukan pada suhu isotermal dengan suhu awal kolom 200ºC, menggunakan helium sebagai gas pembawa dengan laju alir 0,6 ml/menit. Pengaturan suhu injektor dan suhu detektor adalah 230ºC. Metode ini linier dengan koefisien korelasi 0,9990 dalam rentang konsentrasi 6004?15010 μg/ml. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) etil karbamat berturutturut adalah 0,527 mg/ml dan 2,005 mg/ml. Metode ini divalidasi dengan koefisien variasi (KV) 0,88?1,41% dan perolehan kembali etil karbamat pada sampel A sebesar (101,34 + 0,25)%, sampel B sebesar (99,77 + 0,20)%, dan sampel C sebesar (100,35 + 0,55)%. Penerapan metode ini pada tiga merek minuman beralkohol menunjukkan bahwa etil karbamat tidak terdeteksi pada sampel dengan kandungan etanol kurang dari 5% (sampel A). Sedangkan pada sampel dengan kandungan etanol 14,7% (sampel B) dan 43% (sampel C) etil karbamat terdeteksi dengan kadar yang bervariasi, tergantung pada persentase kandungan etanol dari tiap-tiap sampel. Kadar etil karbamat dalam sampel B sebesar (7,06 + 0,169) mg/ml dan sampel C sebesar (9,38 + 0,081) mg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suchi Rahmadani
"Etanol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada tingkat
tertentu dapat menyebabkan kematian. Oleh karena efek samping etanol
yang cukup membahayakan bila terdapat dalam kadar yang cukup besar
dan penetrasinya yang relatif mudah maka penting untuk mengetahui
seberapa besar kadar etanol di dalam tubuh, khususnya pada pekerja pabrik
minuman beralkohol. Metode kromatografi gas (KG) dengan menggunakan
kolom kapiler CBP-10 dan detektor FID telah dicoba dan divalidasi untuk
mendeteksi dan menetapkan kadar etanol dalam darah. Kondisi KG yang
digunakan adalah sistem isotermal dengan suhu kolom 600C. Helium
digunakan sebagai gas pembawa dengan kecepatan alir 1,0 mL/menit.
Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan 1-propanol sebagai baku
dalam. Metode ini linier dalam rentang konsentrasi 0,001-0,8% v/v dengan
koefisien korelasi 0,9998. Lower limit of quantification (LLOQ) adalah 0,001%
v/v. Metode ini divalidasi dengan presisi (CV) 0,53-3,47% dan akurasi (%diff)
-3,86-7,46%. Perolehan kembali etanol bervariasi dari 96,14-107,46%. Hasil
dari validasi metode memenuhi untuk kriteria yang diberikan."
Universitas Indonesia, 2007
S32634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharnita Cernalia
"Penggunaan pemanis buatan dalam produk minuman sudah sedemikian meluas mencakup jenis pemanis buatan yang digunakan dan bentuk sediaan yang dibuat. Salah satu pemanis buatan yang digunakan pada produk minuman adalah aspartam, dimana memiliki tingkat kemanisan 180-200 kali gula biasa. Oleh karena adanya batasan penggunaan aspartam dalam asupan harian, perlu diteliti kandungan aspartam salah satunya yang terdapat dalam produk minuman ringan.
Pada penelitian kali ini dilakukan analisis aspartam secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Kondisi analisis menggunakan lempeng silika gel F254 sebagai fase diam, campuran pelarut butanol : asam asetat : air (4:1:1) sebagai fase gerak dan dianalisis pada ë 262 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien variasi kurang dari 2% dan akurasi 80-110%. Kurva kalibrasi dilakukan pada rentang 500-5000 ìg/ml menghasilkan linieritas 0,9982 dengan batas deteksi 1,0882 ìg dan batas kuantitasi 3,6274 ìg. Kadar aspartam dari sepuluh sampel minuman ringan, sampel mengandung aspartam pada sampel JO (3,4382 mg/g), sampel JM (3,4389 mg/g), sampel JJ (2,9287 mg/g) dan sampel KF (1,7839 mg/g), sedangkan sampel PI, NSH, NT, NHC, FS dan FB tidak dapat ditentukan.

The use of sweetener in the beverage products has been spread out very significantly. One of the sweetener that is commonly used in beverage products is aspartam which 180-200 times sweeter than the ordinary sugar. Since there is a limitation of the aspartam usage in the daily calories intake, it?s necessary to make a research about the aspartam content in the beverage products.
In this experiment, aspartam analysis in beverages using Thin Layer Chromatography Densitometry. The analysis condition was performed by using silica gel F254 as the stationary phase, mixture solvents contents of butyl alcohol : acetic acid : water (4:1:1) as the mobile phase and analysis in ë 262 nm. This experiment showed lower than 2% precision and accuracy between 80-110%. Calibration curve was performed in the range of 500-5000 ìg/ml, resulting good linearity 0.9982, limit of detection 1,0882 ìg and limit of quantitative 3,6274 ìg. Sample of aspartame contained JO (3.4382 mg/g), sample JM (3,4389 mg/g), sample JJ (2,9287 mg/g) and sample KF (1,7839 mg/g), whereas sample PI, NSH, NT, NHC, FS and FB can not determined.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32921
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachmi Adi Pratama
"Minuman beralkohol adalah minuman yang diproduksi dengan cara memfermentasikan bahan yang mengandung gula menjadi etanol dan karbondioksida. Telah diketahui, tidak hanya etanol saja yang menjadi bahan utama dalam minuman beralkohol, seringkali ditemukan adanya metanol dalam minuman beralkohol. Untuk menganalisis kandungan etanol dan metanol tersebut digunakan metode kromatografi gas. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar etanol dan metanol pada minuman beralkohol dengan kondisi analisis optimum campuran etanol dan metanol pada tekanan gas pembawa 70 kPa, suhu injektor 100ºC, suhu detektor 100ºC, menggunakan pemrograman suhu dengan suhu awal 30ºC dipertahankan selama 10 menit sampai suhu 150ºC dipertahankan 5 menit dan menggunakan butanol sebagai pelarut. Dari 7 sampel yang diperiksa, satu sampel mengandung metanol yaitu pada sampel D dengan kadar (0,1037 ±0,0032)% v/v, lima sampel mengandung etanol dengan kadar berturut-turut sebesar (12.6217 ± 0.1546)% v/v, (3,5825 ± 0,0927)% v/v, (13,1819 ± 0,6154)% v/v, (3,1758 ± 0,0768)% v/v dan (17,6964 ± 0,1157)% v/v.dan dua sampel tidak mengandung etanol dan metanol yaitu pada sampel A dan B.

Alcoholic beverages are drinks that produced by fermented compound that contain sugar become ethanol and carbondioxyde. As know, etanol not only the main component in alcoholic beverages, mostly found methanol in alcoholic beverages too. To analyze the ethanol and methanol contents, the gas chromatography methods is used. This research is purposed to determine the ethanol and methanol contents in alcoholic beverages.with optimum analytical condition of ethanol and methanol, with 70 kPa carrier gas pressure, 100ºC injector temperature, 100ºC detector temperature within temperature programmed with beginning temperature is 30ºC which maintaining for 10 minutes until the temperature 150ºC that maintaining for 5 minutes and using butanol as a solvent. Out of the 7 tested samples, one sample contain methanol in sample D with content is (0,1037 ±0,0032)% v/v, five samples contain ethanol with contents are (12.6217 ± 0.1546)% v/v, (3,5825 ± 0,0927)% v/v, (13,1819 ± 0,6154)% v/v, (3,1758 ± 0,0768)% v/v and (17,6964 ± 0,1157)% v/v respectively, and two samples are not contain ethanol and methanol which are in sample A and B."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Parfum merupakan jenis kosmetika yang terdiri dari pelarut dan pewangi. Kadang-kadang dalam parfum digunakan pelarut yang tergolong bahan beracun dan berbahaya, seperti metil etil keton (MEK) dan etilen glikol. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan metil etil keton dan etilen glikol dalam parfum sekaligus menetapkan kadarnya. Analisis kedua zat tersebut dalam parfum dilakukan menggunakan metode kromatografi gas dengan pemrograman temperatur, yaitu temperatur awal 30oC yang dipertahankan selama 5 menit lalu temperatur dinaikkan hingga 170oC dengan kenaikan suhu 4oC/menit dan dipertahankan selama 10 menit. Temperatur injektor dan detektor FID 230oC dan tekanan gas pembawa yang digunakan adalah 50 kPa. Hasil uji akurasi menunjukkan persen perolehan kembali sebesar (96,88 ± 2,30)% untuk MEK dan (101,00 ± 1,66)% untuk etilen glikol. Dari 5 sampel yang diperiksa, semua sampel tidak mengandung metil etil keton dan 4 sampel mengandung etilen glikol dengan kadar (0,86 ± 0,05)%v/v, (0,43 ± 0,02)%v/v, (0,38 ± 0,01)%v/v, dan (0,50 ± 0,02)%v/v."
Universitas Indonesia, 2006
S32539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Wispriyono
"Karbamat merupakan salah satu jenis pestisida yang banyak digunakan untuk membasmi hama buah dan sayur. Untuk menentukan bahwa residu karbamat dalam sayuran masih aman dikonsumsi manusia, telah dilakukan analisis beberapa residu karbamat seperti metomil, karbaril, karbofuran, dan propoksur. Sampel-sampel tomat, apel, selada air, kubis, dan sawi hijau dikumpulkan dari tiga supermarket dan satu pasar tradisional di Depok, Jawa Barat. Analisis dilakukan serempak untuk ke empat residu karbamat menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan pereaksi o-ftalaldehida dan 2-merkaptoetanol dalam reaktor pascakolom dengan detektor fluoresensi. Dari sampel-sampel buah dan sayur yang dianalisis, hanya sawi hijau asal pasar tradisional yang positif mengandung propoksur dengan kadar 1,2 mg/25 gram berat basah (0,048 mg/g berat basah). Dengan Acceptable Daily Intake (ADI) propoksur 0,005 mg/kg berat badan/hari, konsumsi sawi hijau harian seberat 20 g/hari masih cukup aman dari gangguan kesehatan akibat pajanan kronik propoksur dengan margin of safety 298,7 (> 100 sebagai batas aman).

Carbamat is a group of pesticides which is commonly used to control fruits and vegetables pests. To determine that carbamat residues in fruits and vegetables are safe for human consumption, carbamate residues such as methomyl, carbaryl, carbofuran, and propoxur in vegetables and fruits have been analyzed. Samples of tomato, apple, water lettuces, cabbage, and mustard greens were collected from three supermarkets and one traditional market in Depok, West Java. The analysis was carried out simultaneously for all four carbamate residues by high performance liquid chromatography using o-phtaladehyde and 2-mercaptoethanol reagents in post-column reactor with a fluorescence detector. Of fruits and vegetable samples analyzed, only mustard greens from traditional market positively containe-propoxur at 1.2 mg/ 25 gram wet weight (0,048 mg/gram wet weight). With Acceptable Daily Intake (ADI) of 0.005 mg/kg body weight/day, mustard greens consumption of 20 g/day is safe from adverse health effect from chronic exposure to propoxur with Margin of Safety of 298.7 (> 100 as safe limit)."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marshanada Ariqa Supriadi
"

Seiring dengan peningkatan konsumsi dan penjualan minuman beralkohol, peredaran minuman beralkohol juga terus mengalami perkembangan, seperti peredaran melalui jalur darat, air, dan udara dengan sarana angkutan yang juga berkembang. Tak hanya peredaran yang resmi dan patuh terhadap ketentuan atau peredaran legal yang berkembang, peredaran ilegal juga makin marak dilakukan oleh pelaku-pelaku yang ingin menghindari ketentuan dari pemerintah, seperti pengenaan cukai atas minuman beralkohol atau minuman mengandung etil alkohol (MMEA). Peredaran ilegal ini di beberapa negara telah melebihi kuantitas peredaran minuman beralkohol yang legal, salah satunya adalah di Indonesia. Salah satu dampak yang berkaitan dengan hal ini adalah penerimaan cukai yang tidak optimal sehingga fungsinya untuk menekan eksternalitas negatif dari MMEA juga tidak akan maksimal. Hal yang perlu dikaji berkaitan dengan hal ini adalah pengawasan cukainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengawasan cukai MMEA di Indonesia dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pengawasan hingga masih tingginya peredaran MMEA ilegal dengan menganalisis perbandingan dengan negara lain, Malaysia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga tahapan dalam proses pengawasan cukai MMEA di Indonesia, yaitu tahapan intelijen, tahapan penindakan, dan tahapan penyidikan. Lebih lanjut, dalam setiap tahapannya, terdapat hambatan-hambatan yang ditemui, baik dari internal maupun eksternal. Hambatan dari internal dapat berupa keterbatasan sumber daya, ketidaksinkronan peraturan, dan aksi korupsi oleh oknum aparat penegak hukum. Sementara itu, hambatan dari eksternal dapat berupa resistensi dari pelaku dan masyarakat, modus peredaran MMEA ilegal yang terus berkembang, dan kesulitan dalam menangkap pelaku utama. Secara garis besar, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh DJBC dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ditemui tersebut, mulai dari manajemen risiko sumber daya, kerja sama dengan inistitusi lain untuk membangun solusi teknologi sistem monitoring yang lebih baik, dan membentuk organisasi gabungan dengan inistitusi lain untuk mengefisiensikan pelaksanaan pengawasan.


Alongside the increase in consumption and sales of alcoholic beverages, the circulation of alcoholic drinks continues to develop, including distribution via land, water, and air using evolving transportation means. Not only does legal and compliant distribution grow, but illegal circulation is also increasingly carried out by individuals seeking to evade government regulations, such as taxes on alcoholic beverages or beverages containing ethyl alcohol (MMEA). In some countries, illegal circulation has surpassed the quantity of legally circulated alcoholic beverages, Indonesia being one example. One associated impact is suboptimal tax revenue, thereby limiting its function to mitigate negative externalities from MMEA. Supervision of taxation is crucial in this regard. The objective of this research is to analyze the supervision system of MMEA taxation in Indonesia and identify the obstacles faced in the supervision process, particularly in light of the persistently high illegal circulation of MMEA, comparing with Malaysia. This study utilizes a qualitative approach with data collection through literature review and in-depth interviews. Findings indicate that the supervision process of MMEA taxation in Indonesia consists of three stages: intelligence gathering, enforcement, and investigation. Each stage encounters various internal and external obstacles. Internal obstacles include resource limitations, regulatory inconsistencies, and corruption among law enforcement personnel. External obstacles include resistance from perpetrators and communities, evolving modes of illegal MMEA circulation, and difficulties in apprehending key perpetrators. Several solutions are proposed for the Directorate General of Customs and Excise (DJBC) to address these obstacles, such as resource management risk, collaboration with other institutions to develop better technological monitoring solutions, and forming joint organizations with other institutions to streamline supervision implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria
"Minuman beralkohol yang dikonsumsi oleh masyarakat dapat memicu karsinogenesis karena membentuk metabolit genotoksik N2-Etiliden-2’-deoksiguanosin yaitu sebuah DNA addition product. Akan tetapi, N2-Etiliden-2’-deoksiguanosin tidak stabil dalam bentuk deoksinukleosidanya, maka itu untuk analisis butuh direduksi dengan NaBH4 menjadi N2- Etil-2’-deoksiguanosin yaitu bentuknya yang lebih stabil. Analisis terhadap kadar N2-Etil- 2’-deoksiguanosin menggunakan metode sampling Dried Blood Spot (DBS) dari 15 subjek kelompok uji yang mengonsumsi minuman beralkohol dan 15 subjek kelompok kontrol negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan antara kadar N2-Etil- 2’deoksiguanosin antara subjek yang mengonsumsi minuman beralkohol dengan subjek yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Sampel DBS diekstraksi menggunakan seperangkat alat QIAamp DNA Mini Blood Kit dan dianalisis menggunakan instrument Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi – Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Pemisahan menggunakan kolom Acquity UPLC BEH C18 (2,1 mm x 100 mm; 1,7 !m), laju alir 0,1 mL/menit serta fase gerak kombinasi asam asetat 0,1% dan metanol dengan tipe elusi isokratik. Metode bioanalisis ini dengan alopurinol sebagai baku dalam telah memenuhi validasi parsial untuk akurasi dan presisi intra-hari serta kurva kalibrasi dan linearitas. Kurva kalibrasi N2-Etil-2’-deoksiguanosin diperoleh pada rentang 5 – 200 ng/mL dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,990. Hasil analisis pada 15 subjek kelompok uji menunjukkan konsentrasi N2-Etil-2’-deoksiguanosin yang berkisar antara 1,94 s.d 76,60 ng/mL, sementara 15 subjek kelompok negatif berkisar antara -0,08 s.d 1,68 ng/mL. Berdasarkan hasil uji statistik Mann Whitney, terdapat perbedaan signifikan antara kadar N2-Etil-2’- deoksiguanosin kelompok uji dan kelompok kontrol negatif dengan nilai p kurang dari 0,001. Adapun itu, nilai koefisien korelasi Spearman yaitu 0,866 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat.

Alcoholic drinks that are consumed by the general population cause carcinogenesis due to the formation of its genotoxic metabolite, N2-Ethylidene-2’-deoxyguanosine which is a DNA addition product. However, N2-Ethylidene-2’-deoxyguanosine is not stable in its deoxynucleotide form. For analysis, this metabolite is reduced into its stable form, N2-Ethyl- 2’-deoxyguanosine by NaBH4. Analysis of the concentration of N2-Ethyl-2’- deoxyguanosine utilizes Dried Blood Spot sampling method from 15 test subjects who consumes alcoholic beverages and 15 negative control group. This study aimed to determine the difference of N2-Ethyl-2’-deoxyguanosine concentration between subjects who consume alcoholic beverages and those who do not. DBS samples are extracted using tools from QIAamp DNA Mini Blood Kit and analyzed by Ultra High-Performance Liquid Chromatography – Tandem Mass Spectrometry (UHPLC-MS/MS). Seperation was performed using the column Acquity UPLC BEH C18 (2,1 mm x 100 mm; 1,7 !m), flow rate of 0,1 mL/min and mobile phase with the combination of 0,1% acetic acid and methanol using isocratic elusion. The calibration curve for N2-Ethyl-2’-deoxyguanosine ranges from the concentration of 5 – 200 ng/mL with a correlation coefficient of 0,990. The result of the analysis from 15 test subjects resulted in the concentration of N2-Ethyl-2’-deoxyguanosine ranges from 1,94 to 76,60 ng/mL, while 15 control negative subjects range from -0,08 to 1,68 ng/mL. From Mann Whitney statistical analysis, there is a significant difference in N2-Ethyl- 2’-deoxyguanosine concentration of subjects who consume alcoholic beverages and those who do not with a p score of less than 0,001. Furthermore, Spearman correlation coefficient which is 0,866 showed a positive and strong correlation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Alda Eunique Roulina
"Penjualan minuman beralkohol melalui aplikasi e-commerce merupakan dampak dari perkembangan digital yang meningkatkan akses transaksi secara daring. Akibatnya, anak memiliki akses untuk membeli dan mengkonsumsi minuman beralkohol tanpa pengawasan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek perlindungan konsumen anak dalam penjualan minuman beralkohol yang ditemukan dalam aplikasi Gojek. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan menganalisis aspek hukum perlindungan konsumen dalam penjualan dan konsumsi minuman beralkohol oleh anak serta implementasinya dalam aplikasi Gojek berdasarkan ketentuan hukum di Indonesia. Berdasarkan analisis yang dilaksanakan, penelitian ini menemukan adanya ketidakharmonisan antara peraturan dan pelaksanaan penjualan minuman beralkohol secara daring, khususnya melalui aplikasi e-commerce seperti Gojek. Ketentuan mengenai anak yang melakukan transaksi minuman beralkohol tidak dilaksanakan dengan optimal serta bersifat kontradiktif. Dengan demikian, untuk melaksanakan perlindungan anak  dibutuhkan peran aktif dan penyesuaian dari berbagai pihak yang terlibat, yaitu pelaku usaha, penyelenggara perdagangan sistem elektronik seperti Gojek, orang tua, dan pemerintah untuk memastikan bahwa regulasi dan pengawasan yang harus diimplementasikan dapat mencegah anak-anak dari akses dan konsumsi minuman beralkohol.

The sale of alcoholic beverages through e-commerce is an impact of digital development that increases access to online transactions. Consequently, children now have access to purchase and consume alcoholic beverages without adequate supervision. This paper aims to analyze the aspects of child consumer protection in the sale of alcoholic beverages found in the Gojek application. The general objective of this paper is to provide explanation and analyze the legal aspects of consumer protection in the sale and consumption of alcoholic beverages by children and its implementation in the Gojek application based on legal provisions in Indonesia. Based on the research undertaken, this paper finds the disharmony between existing regulations and the implementation of selling alcoholic beverages online, especially through e-commerce applications such as Gojek. The provisions regarding children who conduct alcohol transactions are not optimally implemented and are contradictory. Thus, in order to enforce child protection, active roles and adjustments are needed from various parties involved, namely business actors, e-commerce providers such as Gojek, parents, and the government to ensure that the regulations and supervision that must be applied are sufficient to prevent children from accessing and consuming alcoholic beverages."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>