Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Nazilia Islamidina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33189
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Prayoga
"Kunyit dan mimba merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dan dengan mudah dapat dibudidayakan di Indonesia. Kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan kulit batang mimba yang diberikan kepada tikus dengan dosis 50 mg / kg bb kunyit dan 250 mg / kg bb mimba terbukti memberikan efek gastroprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas sediaan suspensi yang baik dari kombinasi ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dan kulit batang mimba(Azadirachta indica A. Juss) dengan menggunakan bahan pensuspensi. Bahan pensuspensi yang digunakan adalah natrium alginat dengan variasi konsentrasi yaitu 1%, 3%, dan 5%. Evaluasi yang dilakukan meliputi volume sedimentasi, viskositas, redispersi, ukuran partikel, uji stabilitas fisik, pH, dan penetapan kadar. Suspensi dengan konsentrasi natrium alginat 1% memiliki stabilitas yang paling baik.

The turmeric and neem have many benefits and easily cultivated in Indonesia. Combination of extract of turmeric rhizome and bark of neem which administered to rats at dose of 50 mg / kg body weight of turmeric and 250 mg / kg body weight of neem shown gastroprotective effect. The aim of this research is to determine good stability of suspension preparation of turmeric rhizome (Curcuma domestica Val.) and neem bark (Azadirachta ndica A. Juss) extracts combination using suspending agent. The suspending agent used were sodium alginate with various concentration of 1%, 3% and 5%. The evaluation was conducted on sedimentation volume, viscosity, redispertion, particle size, physical stability test, pH and assay. Suspension with concentration of sodium alginate 1% has the best stability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33145
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kusumaningtyas
"Beberapa penelitian melaporkan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A. Juss) masing-masing menunjukkan aktivitas gastroprotektif baik pada uji preklinik maupun klinik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas gastroprotektif kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada tikus yang diinduksi dengan asetosal. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 100- 150 gram sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I, II, III, IV, V, dan VI diberikan kombinasi ekstrak selama 7 hari sebelum diinduksi, kelompok VII sebagai kontrol negatif diberikan CMC 1% selama 7 hari sebelum dinduksi, kelompok VIII sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 1% dan tidak diinduksi dengan asetosal. Delapan jam setelah perlakuan, tikus dibedah dan dilakukan pengujian pada organ lambung meliputi perhitungan indeks ulkus, pemeriksaan keasaman lambung, determinasi mukus, dan pengamatan histologi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak rimpang kunyit (50 mg/kg bb) dan ekstrak kulit batang mimba (250 mg/kg bb) dapat menurunkan indeks ulkus secara signifikan, pembentukan mukus yang tinggi, serta didukung dengan hasil pengamatan histologi, yakni tidak ditemukannya perubahan bentuk dan ukuran sel parietal yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol normal.

Some studies reported that turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome and neem (Azadirachta indica A. Juss) bark extracts which each of them demonstrated strong gastroprotective activities on both preclinical and clinical studies. The objective of this study was to investigate the gastroprotective effect of turmeric rhizome and neem bark extracts on acetosal-induced gastric mucosal lesions in rats. Thirty two male Sprague Dawley rats 100-150 g bw used in the study were divided into 8 groups using Complete Randomized Design (CRD) method; group I, II, III, IV, V and VI received combination extracts orally in various doses for 7 days before acetosal, group VII served as negative control received orally 1% CMC for 7 days before acetosal, group VIII received orally 1% CMC solution and served as normal control. Eight hours after treatment, animals were sacrificed and the stomach were taken to measure ulcer index, gastric acid determination, mucus determination and histology examination. The result suggests that pretreatment with combination of turmeric rhizome (50 mg/kg bw) and neem bark extract (250 mg/kg bw) and was observed significantly reduced the ulcer index, demonstrated high mucus production, also suppported by histopatological examination with no significantly changing on parietal cells microscopic appearance compared with normal control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32936
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisya
"Ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A.Juss) dan kunyit (Curcuma domestica Val.) diketahui memiliki aktivitas gastroprotektif sehingga digunakan dalam pengobatan tukak lambung. Pemberian kombinasi kedua ekstrak tersebut dapat memberikan efek sinergis sehingga dosis yang digunakan dapat dikurangi. Dalam penelitian ini, kombinasi ekstrak kulit batang mimba dan kunyit diformulasikan menjadi sediaan granul mukoadhesif untuk meningkatkan efektivitasnya dengan memperpanjang waktu tinggal sediaan di lambung. Granul mukoadhesif dibuat dengan metode granulasi basah dalam enam formula menggunakan HPMC, Carbopol, dan kombinasi HPMC dan Carbopol sebagai polimer mukoadhesif. Granul yang dihasilkan dievaluasi meliputi distribusi ukuran partikel, laju alir, kadar air, daya mengembang, daya mukoadhesif dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off, serta disolusi. Uji bioadhesif in vitro menunjukkan bahwa seluruh formula memiliki daya mukoadhesif yang baik. Uji wash off menunjukkan penggunaan kombinasi HPMC dan Carbopol dapat meningkatkan daya mukoadhesif formula. Daya mukoadhesif meningkat dengan peningkatan jumlah HPMC. Hasil penelitian menunjukkan formula dengan kombinasi HPMC dan Carbopol (2:1) memiliki daya mukoadhesif yang terbaik dengan pelekatan 98,67% pada uji bioadhesif in vitro dan 38,00% pada uji wash off.

Neem bark (Azadirachta indica A.Juss) and turmeric (Curcuma domestica Val.) extracts have been found posses gastroprotective effect so that they are used in the treatment of gastric ulcer. Administration of combination of both extracts can give synergistic effect so that the administration dose can be reduced. In this research, combination of neem bark and turmeric extracts were formulated as mucoadhesive granules to improve their effectivenesses by increasing the residence time of dosage form in the stomach. Mucoadhesive granules were prepared by wet granulation method in six formulas using HPMC, Carbopol, and combination of HPMC and Carbopol as mucoadhesive polymers. Granules were evaluated for particle size distribution, flow rate, moisture content, swelling, mucoadhesive strength with bioadhesive in vitro test and wash off test, and dissolution. Bioadhesive in vitro test showed that all formulas have good mucoadhesive strength. Wash off test showed that combination of HPMC and Carbopol can improve mucoadhesive strength of formulas. Mucoadhesive strength increased with the increasing of HPMC. The result of this research indicated that formula with combination of HPMC and Carbopol (2:1) showed best mucoadhesive strength with percentage of mucoadhesion 98.67% in bioadhesive in vitro test and 38.00% in wash off test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1122
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desendy Syafrudin
"Ekstrak kulit kayu Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mempunyai khasiat yang potensial untuk mengontrol sekresi asam lambung dan mengobati tukak lambung. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sediaan tablet dari ekstrak kulit kayu mimba. Ekstrak diperoleh dari hasil rendaman ekstrak air kulit kayu mimba dan dikeringkan dalam oven vakum, hingga didapatkan ekstrak kering. Pembuatan tablet menggunakan metode cetak langsung dan menggunakan avicel PH102, maltodekstrin, amilum, primojel serta mg stearat dan talk sebagai bahan tambahan. Tablet dievaluasi menurut Farmakope Indonesia Edisi III dan IV, serta dilakukan uji higroskopisitas tablet dengan mengamati perubahan bobot tablet selama 6 hari dengan 2 perlakuan yang berbeda. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa formula A dengan bahan pengisi avicel 102 merupakan formula terbaik dari keempat formula lainnya.
Neem bark extract (Azadirachta indica A. Juss) has thus potential therapeutics to control gastric acid secretion and healing ulcus. The purpose of this study was to make tablet of neem bark extract. Neem bark extract was obtained from soaked of neem bark and dried with vacuum oven, until get dry extract. Direct compression method was used to make tablets and using avicel PH 102, maltodekstrin, starch, primojel also mg stearat and talk as excipients. The tablets evaluated according to Farmakope Indonesia 3rd and 4th edition, and hygroscopicity test was done by evaluating changes of tablet mass for six days in two different conditions. Result showed that the formula A with avicel PH 102 as filler, is the best formula from others."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumandi Juliyanto
"Peningkatan prevalensi kanker di Indonesia setiap tahunnya mendorong pengembangan modalitas terapi yang mampu meningkatkan efikasi pengobatan kanker. Pendekatan kombinasi radioterapi dengan terapi fototermal menjadi kandidat teratas modalitas terapi kanker dengan keunggulan pengobatan bersifat non-invasif. Menariknya, kedua kombinasi terapi tersebut dapat diterapkan pada satu agen terapi yaitu nanopartikel emas-198 yang memiliki aktivitas radioterapi melalui pemancaran partikel beta dan kemampuan konversi fototermal yang baik melalui sifat plasmon permukaan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanopartikel emas-198 menggunakan fraksi air ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) yang berfungsi sebagai agen pereduksi dan capping yang dapat menjaga kestabilan nanopartikel. Selanjutnya nanopartikel emas-198 dikonjugasikan dengan folat teraktivasi sebagai agen pembawa menuju reseptor folat yang terdapat pada permukaan sel kanker. Hasil sintesis dilakukan pengujian kemurnian radiokimia, pengamatan sifat optik dengan spektroskopi UV-Vis, pengamatan spektrum FTIR, dan pengamatan morfologi serta ukuran nanopartikel menggunakan TEM, SEM-EDX, dan PSA-PZC. Aktivitas fototermal nanopartikel emas-198 terkonjugasi folat diamati dengan mengevaluasi peningkatan suhu setelah iradiasi menggunakan laser pada panjang gelombang 532 nm dan 980 nm. Untuk menentukan potensi terapi radio-fototermal dari nanopartikel emas-198 terkonjugasi folat, dilakukan pengujian in vitro dengan metode uji MTT terhadap sel normal HaCaT dan sel kanker payudara MCF-7. Hasilnya, formulasi nanopartikel emas-198 menggunakan 0,6 mL ekstrak rimpang Curcuma domestica Val. dengan suhu reaksi 60°C menghasilkan koloid berwarna merah tua dengan morfologi nano-bola, diameter partikel rata-rata 32 nm, dan kemurnian radiokimia 100%. Konjugasi nanopartikel emas-198 dengan folat dapat dilakukan secara langsung dan memiliki selektivitas yang baik terhadap sel kanker MCF-7. Kombinasi terapi radio-fototermal menunjukkan efek sinergis dengan efikasi in vitro yang lebih baik dibandingkan dengan radioterapi saja menggunakan nanopartikel emas-198 terkonjugasi folat atau terapi fototermal saja menggunakan nanopartikel emas terkonjugasi folat.

The increasing cancer prevalence in Indonesia drives the development of therapeutic modalities that can improve cancer treatment efficacy. The combination technique of radiation and photothermal therapy is the leading choice for cancer therapeutic modality with the advantage of non-invasive treatment. Interestingly, the two combination therapies can be used on the same therapeutic agent gold-198 nanoparticles, which exhibit radiotherapy activity by generating beta particles and can convert light energy into heat energy via surface plasmon properties. In this study, gold-198 nanoparticles were synthesized using the water fraction of turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome extract, which acts as a reducing and capping agent, allowing the nanoparticles to remain stable. Furthermore, the gold-198 nanoparticles were conjugated with activated folate as a carrier agent toward folate receptors present in cancer cell surfaces. The synthesis results were examined for radiochemical purity, optical characteristics using UV-Vis spectroscopy, FTIR spectra, and morphology and size of nanoparticles using TEM, SEM-EDX, and PSA-PZC. The photothermal activity of folate-conjugated gold-198 nanoparticles was investigated by measuring the temperature increase following irradiation with 532 nm and 980 nm wavelength lasers. An in vitro test employing the MTT assay method was done on normal HaCaT cells and MCF-7 breast cancer cells to investigate the potential for radio-photothermal therapy of folate-conjugated gold-198 nanoparticles. As a result, the gold-198 nanoparticles synthesis formula uses 0.6 mL of Curcuma domestica Val. extract with a reaction temperature of 60°C produces a dark red colloid with a nano-spherical morphology, an average particle diameter of 32 nm, and 100% radiochemical purity. The direct conjugation of gold-198 nanoparticles with folate exhibits a high selectivity against MCF-7 cancer cells. Folate-conjugated gold-198 nanoparticles demonstrated a synergistic effect of radio-photothermal therapy with greater in vitro efficacy than radiotherapy alone using folate-conjugated gold-198 nanoparticles or photothermal therapy alone using folate-conjugated gold nanoparticles."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Atiek Soemiati
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antijamur kombinasi infus daun sirih, kulit buah delima dan rimpang kunyit terhadap Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dilusi untuk penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan metode difusi untuk penentuan diameter zona hambatan.
Hasil penentuan KHM menunjukkan bahwa infus daun sirih dan kulit buah delima mempunyai efek antijamur, sedangkan infus rimpang kunyit tidak mempunyai efek antijamur. Efek antijamur juga ditunjukkan dengan angka KHM kombinasi infus daun sirih dan infus kulit buah delima dengan perbandingan konsentrasi masing-masing 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml: 15,6 mg/ml dan 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. Efek antijamur juga ditentukan dengan mengukur zona hambatan terhadap 3 konsentrasi infus daun sirih dan 3 konsentrasi infus kulit buah delima serta 9 kombinasi keduanya. Ternyata efek antijamur kombinasi dua infus lebih besar daripada efek antijamur infus tunggalnya.

The investigation for antifungal effect of medicinal plants, combination infusion of Piper bettle leaves, Punica granatum Fructus Cortec, Curcuma domestica Rhizome. The tested demartophyta used Candida albicans. This research using dilution method to determine of minimum inhibitory concentration (MIC) and difusion method to determine zone inhibition around of disc.
The results of determination of MIC showed that combination infusion Piper bettle leaves with Punica granatum Fructus Cortex against C. albicans respectively, 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml : 15,6 mg/ml and 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. The determination for zone inhibition from 3 concentration of infusion of Piper bettle leaves with 3 concentration of Punica granatum Fructus Cortex with 9 combination against C. albicans showed that combination of two infusion is the larger than the single infusion.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Kestibawani
"Metode pengeringan beku digunakan untuk menyiapkan matriks kitosan-xanthan gum bermuatan ekstrak kunyit, kulit manggis, dan jahe untuk pemberian oral. Metode ini dapat meminimalisir kehilangan senyawa bioaktif selama persiapan dan dapat memberikan yield dan pemuatan yang tinggi. Kurkumin pada kunyit, α-mangostin pada kulit manggis, dan 6-gingerol pada jahe termasuk kedalam senyawa fenolik, maka dari itu memiliki aktivitas antioksidan yang bermanfaat bagi Kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi suplemen dengan pelepasan lambat sampai ke daerah usus halus, dimana penyerapan senyawa bioaktif dapat terjadi secara maksimal. Teknik enkapsulasi digunakan untuk melindungi ekstrak senyawa bioaktif dilepaskan didaerah yang ditargetkan. Teknik enkapsulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pembentukan kompleks polielektrolit. Kitosan dipilih sebagai drug carrier karena memiliki sifat biodegradabel, biokompatibel, non-toksik dan mukoadesif, namun mudah larut pada kondisi asam. Xanthan gum (XG) digunakan sebagai polimer aditif karena dapat melindungi kitosan dalam suasana asam. Seluruh formulasi memiliki yield diatas 90% dan pemuatan sekitar 12% (ekstrak kunyit), 1% (ekstrak jahe), dan 8% (ekstrak kulit manggis). Penambahan XG dapat membuat pelepasan senyawa bioaktif menjadi lebih lambat. Formulasi dengan 0,1XG merupakan yang paling baik untuk dijadikan suplemen antioksidan, karena dapat menahan pelepasan pada medium SGF dan paling banyak melepas senyawa bioaktif di SIF.

Freeze drying method is used to prepare the chitosan-xanthan gum (XG) matrices containing turmeric, mangosteen peel, and ginger extracts for oral administration. This method can minimize loss of bioactive compounds (BC) during preparation and provide high yield and loading. Curcumin in turmeric, α-mangostin in mangosteen peel, and 6-gingerol in ginger are phenolic compounds that have antioxidant activity which is beneficial to human health. The purpose of this study is to obtain extended release supplement formulations for small intestine, where absorption of BC can occur optimally. Encapsulation techniques can protect the BC to be released in targeted area, encapsulation technique used in this study is the formation of polyelectrolyte complex. Chitosan chosen as a drug carrier, because its biodegradable, biocompatible, non-toxic and mucoadesive properties, but dissolved under acidic conditions. XG is used as an additive polymer because it can protect chitosan at acidic condition. All formulations have yields above 90% and loading around 12% (turmeric), 1% (ginger), and 8% (mangosteen peel). The addition of XG can extend the release of BC. Formulation with 0.1XG is the best to be used as an antioxidant supplement, because it sustained the release in SGF Medium and releases the most bioactive compounds in SIF."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
"Infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,07 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 15,28 mm; pada konsentrasi infus dawn sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,20 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,67 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 17,42 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,78 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 18,28 mm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>