Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisarini
"Telah dilakukan dosimetri in vivo pasien kanker payudara menggunakan detektor Film Gafchromic EBT 2. Pasien adalah pasien terapi elektron 6 MeV menggunakan pesawat LINAC Elekta. Dari hasil kalibrasi film diketahui hubungan antara densitas optik dengan dosis. Variasi lapangan dilakukan pada lapangan 10 x 10 𝑐𝑐𝑐𝑐2 dan 14 x 14 𝑐𝑐𝑐𝑐2. Faktor-faktor di atas digunakan sebagai faktor koreksi pada penghitungan dosis yang diterima pasien. Sehingga dapat dihitung dosis yang diterima pasien. Dengan membandingkan dengan data dari Treatment Planning System (TPS), diketahui besar perbedaan dosis permukaan.

In vivo dosimetry for breast cancer patients using EBT 2 Gafchromic Film has been carried out. The patients are treated using 6 MeV electron beam from Elekta LINAC machine. The relation between optical density and dose from film calibration are obtained. Field variations were performed on the field of 10 x 10 𝑐𝑐𝑐𝑐2 and 14 x 14 𝑐𝑐𝑐𝑐2. The factors above are used as a correction factor in calculating the received dose by patients, therefore the dose can be calculated. A skin dose deviation is obtained by comparing data from the Treatment Planning System (TPS)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Purwaningsih
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dosis sinar-x Computed
Tomography dengan variasi pitch menggunakan film Gafchromic XR QA2 dan
TLD pada fantom kepala orang dewasa dan kepala pediatrik. Untuk tujuan
tersebut dilakukan pengukuran dan analisis profil dosis di sepanjang sumbu z
rotasi scan pada pusat fantom dan beberapa tepi di kedalaman 1 cm, analisis profil
dosis pada posisi yang sama dengan nilai pitch yang berbeda, dan analisis profil
dosis pada kepala orang dewasa dan kepala pediatrik. Dari pengukuran dan
analisis data diperoleh hasil profil dosis pada scan kepala orang dewasa dan
kepala anak-anak dengan nilai dosis maksimal di tengah, menurun pelan ke arah
tepi dengan tendensi cenderung simetri. Profil dosis dengan variasi nilai pitch,
diperoleh nilai dosis yang semakin menurun dengan bertambahnya nilai pitch.
Profil dosis pada scan kepala orang dewasa memiliki nilai dosis lebih besar dari
pada dosis pada scan kepala pediatrik, karena scan kepala orang dewasa
menggunakan mAs lebih besar. Hasil pengukuran menggunakan TLD diperoleh
data yang bersifat disktrit, namun memiliki pola distribusi dan nilai dosis yang
hampir sama dengan hasil dari pengukuran menggunakan film Gafchromic. Hasil
pengukuran profil dosis menggunakan film Gafchromic didapatkan grafik
kontinu. Nilai dosis maksimum hasil scan didapatkan pada posisi jam 12 dan
minimum pada posisi jam 6. Profil dosis pada pitch 0,75; 1 dan 1,5 mengalami
fluktuasi dosis dengan amplitudo pada pitch 0,75 dan 1,5 mempunyai nilai yang
lebih besar jika dibandingkan dengan amplitudo pada pitch 1.

ABSTRACT
This research aims to check pattern dose profile on the adult and pediatric
head scan. Comparing result measurement dose profile along the z- axis rotation
at a depth 1 cm and center phantom with variety pitch. Measurement using
cylinder PMMA homogeneous phantom diameter 16 cm and 10 cm using XR
QA2 Gafchromic film and TLD. Result of research get dose profile adult and
pediatric head scan have same pattern, the maximum dose in the middle and
tendency symmetry in the edge. Value dose proportional with value of pitch. Dose
in the adult head more than dose pediatric head because dose in adult head scan
using bigger mAs. Dose of TLD measurement values obtained are discrete, but
has a distribution and dose values are almost the same as the measurement results
in XR QA2 Gafchromic film. Result of Gafchromic film measurement is continue
graphic. The maximum dose of the scan results at the 12 o'clock position and
minimum at 6 o'clock position. Result of research get fluctuated dose and
amplitude of pitch 0.75 and 1.5 have greater than amplitude pitch 1., This research aims to check pattern dose profile on the adult and pediatric
head scan. Comparing result measurement dose profile along the z- axis rotation
at a depth 1 cm and center phantom with variety pitch. Measurement using
cylinder PMMA homogeneous phantom diameter 16 cm and 10 cm using XR
QA2 Gafchromic film and TLD. Result of research get dose profile adult and
pediatric head scan have same pattern, the maximum dose in the middle and
tendency symmetry in the edge. Value dose proportional with value of pitch. Dose
in the adult head more than dose pediatric head because dose in adult head scan
using bigger mAs. Dose of TLD measurement values obtained are discrete, but
has a distribution and dose values are almost the same as the measurement results
in XR QA2 Gafchromic film. Result of Gafchromic film measurement is continue
graphic. The maximum dose of the scan results at the 12 o'clock position and
minimum at 6 o'clock position. Result of research get fluctuated dose and
amplitude of pitch 0.75 and 1.5 have greater than amplitude pitch 1.]"
2015
T43843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Andrian
"Ir-192 adalah sumber radiasi brakiterapi yang sudah uinuin digunakan. Tujuan peinbelajaran ini adalah untuk inemperoleh gainbaran fungsi dosiinetri yang telah dUelaskan di AAPM TG-43 untuk karakteristik dosiinetri suinber Ir-192 LDR yang digunakan dalam brakiterapi. Semua pengukuran diambil inenggunakan Jilin Gafchromic EBT 2 pada media udara dan air yang equivalent dengan fantoin. Nilai derajat kehitainan akan dianalisa inenggunakan corel draw software dengan inengubah chanel 3 warna (RGB) menjadi chanel I warna inerah. Densitas optic yang berupa pixel value akan dikonversi inenjadi dosis dengan data kalibrasi Jilin. Pengukuran dosis pada suinbu radial dilakukan pada jarak 5mm sainpai 50 min dengan interval 5 min dan pada sudut polar 00 sanipai 1800 interval 100. Fungsi dosiinetri didapat yang berupa fungsi dosis radial dan anis0tr0pi distribusi dosis akan dibandingkan dengan apa yang telah inenjadi kesepakatan dengan kalkulasi Monte Carlo. Peinbelajaran ini inenegaskan kemungkinan karakteristik dosiinetri Jilin Gafchroinic EBT 2 pada parameter TG-43 untuk sumber Ir-192 LDR.

Ir-192 source is widely used in high dose rate brachytherapy. The aim of this study was to derive the brachytherapy dosimetic functions described in AAPM TG-43 to characterize the dosimetry Ir-192-LDR Source. All the measurements were carried out with Gafchromic EBT 2 jilm in air and water equivalent solid phantom. The grey values were analyze by using corel draw software with changed (RGB) chanel to only a red chanel. Optical density such as pixel value was converted to dose using calibration flm. Measurements were carried out by measuring the dose at radial distances #om 5 mm to 50 mm with interval of 5 mm and at polar angle 0°»]80° in 10° intervals. Dosimetric functions such as radial dose functions and anisotropy of the dose distribution were found to be in good agreement with Monte Carlo calculations. This study confrms the feasibility of radiochromic EBT 2 jilm dosimetry in characterization ofthe TG-43 parameters for Ir-192 LDR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Diana
"Film gafchromic adalah salah satu dosimetri pada radioterapl Penentuan dosis kulit di pasien kanker serviks dengan foton dapat digunakan film gafchromic. Sebelumnya terlebih dahulu film dikalibrasi. Kalibrasi film ditujukan untuk mencari hubungan antara optikal densitas dengan dosis. Selain itu film juga divariasikan terhadap lapangan dan juga kedalaman target. Ketiga hal tersebut digunakan untuk faktor koreksi pada penentuan dosis kulit pasien kanker serviks. Dengan dibandingkan dengan data dan Treatment Planning System diperoleh hasil yang baik karena penyimpangan kurang dan satu persen.

Gafchromic film is one of dosimetry in radiotherapy. It can measure skin dose in patient sen/ix cancer with photon beam 6 MV using gafchromic film. First, film must be caliberate with variation dose. It is for know relationship between dose and optical densitas. And then, film with variation field square and depth target. There used correction factor for calculate skin dose in patient servix cancer. The different between data from TPS (Treatment Planning System) and calculate dose from film is good because less than one percent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadli
"Telah dilakukan pengukuran distribusi dosis dan fungsi dosis radial pada medium air dan udara dari sumber Iridium 192 HDR Brakiterapi, dengan menggunakan film Gafchromic tipe EBT 2. Proses radiasi dilakukan dengan menempelkan film ke aplikator selama 30 detik pada medium udara, dan 35 detik pada medium air. Film Gafchromic kemudian discan untuk mendapatkan nilai pixel value. Nilai pixel vaue akan dikalibrasi ke dalam dosis. Distibusi dosis yang telah didapatkan, dapat digunakan untuk mencari nilai fungsi dosis radial. Perhitungan fungsi dosis radial berdasarkan parameter dosimetri AAPM-TG 43.

Measurement dose distribution and radial dose function in the medium of Water and air from the source of Iridium 192 HDR brachytherapy, using EBT film Gafchromic type 2. Radiation processes carried out by gluing the film to the applicator for 30 seconds in the air medium, and 35 seconds in the Water medium. Gafchromic film then scanned to obtain the value of pixel value. Pixel value will be calibrated to the dose. Dose distribution has been obtained, can be used to search for radial dose function values. Radial dose function calculation based dosimetry parameters AAPM TG-43."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29392
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifatul Ulya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dosimetri film EBT3 pada berkas elektron lapangan kecil dengan mengimplementasikannya pada kasus karsinoma nasofaring dan sinonasal. Penelitian ini dilakukan menggunakan Linac Synergy Platform yang memproduksi berkas elektron dengan energi 6, 8, 10, 12, 15 MeV. Film EBT3 dengan ukuran 3.2×2.5 cm2 diiradiasi menggunakan range dosis 0-500 cGy. Penelitian ini menggunakan lapangan radiasi 1×1, 2×2, 3×3, 5×5, 8×8 dan 10×10 cm2. Film dipindai menggunakan flatbed scanner Epson Perfection V700 dalam evaluasi pixel value. Perhitungan dan plot antara netOD dan dosis untuk mendapatkan kurva kalibrasi. Evaluasi uncertainty dan sensitivitas film EBT3 dilakukan dengan ImageJ dan MatLab. Hasilnya menunjukkan uncertainty tertinggi pada lapangan 1x1 cm2 dengan nilai 4.6%. Nilai sensitivitas film EBT3 konstan ketika dosis yang diberikan >100 cGy, namun berbeda untuk lapangan kecil yang sensitivitasnya sangat dipengaruhi oleh energi yang diberikan. Selain itu, pixel value yang diperoleh dipengaruhi oleh selang waktu antara iradiasi dengan pemindaian dan rotasi film EBT3 pada saat pemindaian. Namun, pixel value film EBT3 tidak dipengaruhi oleh pembalikan (flipped) film EBT3. Homogenitas scanner Epson V700 arah longitudinal lebih tinggi daripada arah transversal. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan persamaan kalibrasi lapangan 10×10 cm2 dapat digunakan untuk membaca dosis sampai lapangan 5×5 cm2, dan khusus untuk energi 15 MeV dapat digunakan sampai lapangan 2×2 cm2. Pada kasus karsinoma nasofaring, semakin kecil lapangan berkas elektron maka nilai presentase diskrepansi dosisnya semakin besar dengan nilai terbesarnya -16.47% (6 MeV) pada lapangan 1×1 cm2. Sedangkan pada OAR spinal cord pada energi rendah dan lapangan kecil nilai nilai dosis yang terukur 0 cGy atau berkas elektron jangkauannya tidak sampai pada spinal cord (OAR). Namun untuk kasus sinonasal selain ukuran lapangan, nilai diskrepansi dosis juga dipengaruhi oleh ketidakhomogenan pada target dengan nilai terbesarnya 10.66% (12 MeV) pada lapangan 2×2 cm2. Hasil koreksi matriks pada scanner rata-rata dapat meningkatkan pembacaan dosis pada implementasi energi berkas elektron lapangan kecil pada kasus karsinoma nasofaring dan sinonasal.

This study aimed to determine the dosimetry characteristics of the EBT3 film on a small field electron beam and implementation in nasopharyngeal carcinoma and sinonasal case. The experiments were done using Linac Synergy-Platform which produces an electron beam with the energy of 6, 8, 10, 12, 15 MeV. EBT3 films with the size of 3.2×2.5 cm2 was irradiated using dose in the range of 0 to 500 cGy. We did the experiments using radiation field size of 1×1, 2×2, 3×3, 5×5, 8×8 and 10×10 cm2. The irradiated film was scanned using Epson Perfection V700 flatbed scanner to evaluate the pixel value. We calculated the NetOD (NOD) and plotted the characteristics curve between dose and NOD. We compared the uncertainty and sensitivity of characteristics curve of the EBT3 film between MatLab and ImageJ software. The results show the largest Uncertainty of characteristics curve around of 4.6% at 1×1 cm2. Sensitivity value was constant when film irradiated with >100 cGy, it's influenced much by the energy for small field. In addition, the pixel value obtained is influenced by the time interval between irradiation by scanning and rotation EBT3 film at the time of scanning. However, the pixel value is not influenced by the film EBT3 flipped. Epson V700 scanner homogeneity in the longitudinal direction is higher than the transverse direction. Based on the results of field testing using calibration equation 10×10 cm2 can be used to read the dose until 5×5 cm2 field, and specifically to the energy 15 MeV can be used to read doses a 2×2 cm2. In cases of nasopharyngeal carcinoma, the smaller the field of electron beam then the value of the dose the greater the percentage of discrepancy with the greatest value of -16.47% (6 MeV) on 1×1 cm2 field size. While in OAR spinal cord at low energy and small field values measured dose of 0 cGy or electron beam not coverage to the spinal cord (OAR). But for cases of sinonasal with addition of field size, dose discrepancy value is also affected by irregularities on the target with the greatest value of 10.66% (12 MeV) in 2×2 cm2 field size. The result of the matrix correction increase accuration on implementing electron small field beam in the case of nasopharyngeal carcinoma and sinonasal.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Teguh Purnomo
"Evaluasi dosis radiasi yang diterima pasien dapat dilakukan menggunakan metode dosimetri in-vivo dengan melakukan pengukuran dosis masukan yang didefinisikan sebagai dosis serap pada kedalaman maksimum. Dosimeter in-vivo yang digunakan adalah TLD-100 rod, Film Gafchromic EBT2, dan dioda EDP-153G yang dikalibrasi berdasarkan protokol IAEA dan ESTRO. Hasil faktor kalibrasidetektor dioda sebesar 0.0988 cGy/ADU dan 0.0966 cGy/ADU untuk protokol IAEA dan ESTRO sedangkan Faktor kalibrasidetektor TLD memiliki rata-rata perbedaan sebesar 3.69 ± 0.04 %. Selain itu, faktor koreksi dioda EDP-153G terhadap variasi SSD, luas lapangan, dan linieritas dosis berada dalam rentang nilai 0.99-1.01 untuk protokol IAEA dan ESTRO sedangkan faktor koreksi terhadap sudut sinar datang berada dalam rentang nilai 1.028 - 1.037 dan 1.027-1.057 untuk protokol IAEA dan ESTRO. Pengukuran dosimetri in-vivo dititikberatkan pada kasus kanker paru dan prostat dengan meletakkan dosimeter in-vivo diatas permukaan kulit untuk beberapa titik pengukuran. Dosis masukan yang diperoleh bervariasi untuk setiap titik pengukuran akibat adanya perbedaan fluence. Evaluasi dosis pada organ target juga ditentukan dengan meletakkan film Gafchromic EBT2 pada slab fantom Rando Alderson. Persentase error yang diperoleh terhadap dosis yang direncanakan yakni sebesar 0.03% pada film 1 dan 2.5% pada film 2 untuk kanker paru sedangkan untuk kanker prostat sebesar 5.88% untuk film 1 dan 5.50% untuk film 2.

Evaluation of the radiation dose received by the patient could be performed with the in-vivo dosimetry by mean of the entrance dose measurement which defined as the absorbed dose to the maximum depth. TLD-100 rod, Gafchromic EBT2 film, and diode EDP-153G were used as in-vivo dosimeters and calibrated by the IAEA and ESTRO protocol. The results of calibration factor for diode EDP-153G was 0.0988 cGy/ADU and 0.0966 cGy/ADU for the IAEA and ESTRO, respectively while the differences of mean percentage was 3.69 ± 0.04 % relative to IAEA protocol for TLD. In addition, a correction factor for diode EDP-15­3Gto the variation of SSD, field size, and dose linearity were within the range of0.99-1.01 for the IAEA and ESTRO while the angular correction factor was at 1.028-1.037 and 1.027-1.057 for the IAEA and ESTRO protocol, respectively. The in-vivo dosimetry measurement was concerned in lung and prostate carcinoma by putting the in-vivo dosimeters on skin surface at some points of interest. The entrance dose measurement was varied for each point of measurement due to difference of fluence. The target dose evaluation was also determined by placing the Gafchromic EBT2 Film into slab of Rando Alderson phantom. The percentage error to the planned dose was 0.03% at the film 1 and 2.5%at the film 2 for lung carcinoma while for prostate carcinoma was 5.88% for the film 1 and 5.50% for film 2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mahdi Ramadhan
"ABSTRAK
Tahapan pasien spesifik QA bertujuan untuk menjamin kualitas parameter-parameter penyinaran sesuai dengan perencanaan terapi, verifikasi dilakukan sebelum dan saat penyinaran dilakukan. Riset menunjukkan terdapat 9 dari 17 kasus tidak dapat mendeteksi kesalahan saat verifikasi pre-treatment namun terdeteksi saat verifikasi treatment. Oleh karena itu, dibutuhkan dosimetri In-vivo yang cepat dan mudah digunakan. Penelitian dilakukan menggunakan pesawat Varian Unique milik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan detektor a-Si 1000 Electronic Portal imaging Device(EPID). Dosimetri In-vivo dibuat berdasarkan informasi citra EPID yang diolah menggunakan algoritma rasio korelasi. teknik pengambilan citra adalah continuous acquisition. proses pembuatan dibagi menjadi dua tahapan, yaitu tahap commissioning sebagai pengambilan data set karakter EPID dan tahap pengujian dosimetri, selain itu dilakukan pengecekan karakter EPID dengan variasi MU dan laju dosis. Pengujian dosimetri menggunakan fantom homogen tipe slab ketebalan 5 cm dengan variasi lapangan 5×5,10×10,15×15,dan 20×20 cm2 dan fantom inhomogen tipe Rando female. Pada teknik IMRT dilakukan pengujian pada satu kasus pasien yang dipindahkan medianya ke fantom homogen tipe slab. Analisis dilakukan pada profile sebelum kalkulasi dan setelah kalkulasi ,yaitu full width half maximum (FWHM), beam symmetry, dan beam flatness. Kedua citra juga dibandingkan menggunakan gamma indeks 3%/3mm dan 2%/2mm. Dihasilkan citra distribusi dosis dosimetri dengan passing-rate > 95% untuk kriteria 3%/3mm dan > 80% untuk kriteria 2%/2mm pada kasus fantom homogen dan 84.464 % untuk kriteria 5%/3mm pada fantom Rando female dengan kesesuaian profil FWHM, beam symmetry, dan beam flatness memiliki rata-rata deviasi ≤ 2%.

ABSTRACT
The purpose of patients specific QA stage is to ensure the quality of radiation parameters in accordance with therapeutic planning, verification is carried out pre- and during treatment. Research shows that 9 out of 17 cases cannot detect errors when verifying pretreatment but are detected verification during treatment. Therefore, fast and easy In-vivo dosimetry is needed to solve that problem. The study was using a Varian Unique Linear Accelerator (Linac) at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) with a-Si 1000 Electronic Portal Imaging (EPID). The aim of this study is to development and validation 2-D EPID In-vivo Dosimetry (IVD) based on correlation ratio algorithm. The image was taking by continuous acquisition technique. The manufacturing process is divided into two stages, namely the commissioning stage as data characteristic of EPID image and calculation stage. In addition, it also checks the EPID character of increasing MU and dose rate. The validation dosimetry was test using a 5 cm homogeneous slab phantom with variations of field are 5×5,10×10,15×15,20×20 cm2 and one cases using inhomogeneous phantom, that is female Rando phantom. The IMRT technique was tested in one of the patient cases who was transferred to a homogeneous slab phantom with the thickness is 10 cm. Analysis is carried out on the profile before calculation and after calculation, that is full width half maximum (FWHM), beam symmetry, and beam flatness, the images was also compare with gamma index 3%/3mm and 2%/2mm. The result is the doses distribution image produced by dosimetry have passing-rate > 95% for criteria 3%/3mm and > 80% for criteria 2%/2mm on homogeneous phantom cases and 84.464% for criteria 5%/3mm on female Rando phantom with profile suitability in FWHM, beam symmetry, and beam flatness parameters has an average deviation ≤ 2%."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Fergiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dosimetri dari film gafchromic XR-RV3 yang memiliki sensitifitas terhadap rentang dosis 1 cGy hingga 30 Gy serta membandingkannya dengan film EBT2 dengan rentang dosis 1 cGy hingga 40 Gy untuk verifikasi dosis pada Radioterapi. Karakteristik film seperti respon terhadap dosis tinggi, pengaruh energi serta orientasi film menjadi fokus penelitian. Pengukuran dilakukan menggunakan energi Megavoltage x-rays (6 MV dan 10 MV), dan Cobalt 60 yang sudah dikalibrasi sesuai dengan protokol dosimetri IAEA TRS-398. Respon film pada masing-masing energi diukur pada rentang dosis 50 cGy hingga 10 Gy. Pemindaian pada masing-masing film menggunakan EPSON Perfection V700 flatbed scanner, mode transmisi untuk film EBT2 dan mode refleksi untuk film XR-RV3, 48 bit color, dan resolusi spasial 75 dpi. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan software FilmQA Pro, ROI berukuran 3 x 3 cm2 pada bagian tengah dari film untuk memperoleh nilai pixel rata-rata. Untuk masing-masing nilai pixel yang diperoleh dari masing-masing film selanjutnya ditentukan nilai rata-rata net Optical Density (netOD). Respon bacaan film EBT2 dan XR-RV3 pada rentang energi yang berbeda menunjukkan pengaruh energi yang rendah dengan deviasi rata – rata sebesar ±1%. Hasil perbandingan karakteristik respon bacaan film EBT2 dan XR-RV3 untuk masing-masing modalitas energi berbeda menunjukkan deviasi sebesar ±3%. Pengujian respon bacaan film XR-RV3 pada sisi orientasi yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan deviasi rata – rata sebesar 0.2%. Hasil evaluasi profil berkas menggunakan film XR-RV3 menunjukkan jumlah noise (disturbance) yang lebih banyak dibandingkan dengan EBT2. Pengukuran nilai simetris dan kerataan berkas pada rentang energi Cobalt-60 menunjukkan penyimpangan yang cukup besar pada posisi film horizontal terhadap sumbu utama berkas yaitu diatas 30%. Pengujian sensitifitas respon bacaan film XR-RV3 pada dosis tinggi dan dosis rendah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan film EBT2.

The purpose of this study is to compare the dosimetry characterization of XR-RV3 film with its sensitivity to dose levels from 1 cGy to 30 Gy and EBT2 film with its sensitivity to dose levels from 1 cGy to 40 Gy for dose verification in radiation therapy. The characteristics of film such as response at high dose levels, energy dependence and side orientation dependence to scanner were the main focus of this study. The film response to each energy (foton 6 MV, 10 MV and Cobalt-60) was measured over the dose levels from 50 cGy to 10 Gy and the output source were calibrated following IAEA TRS-398 Dosimetry Protocol. Each film piece was scanned using EPSON Perfection V700 flatbed scanner, 48-bit color, 75 dpi spatial resolution, Transmission mode for EBT2 film and Reflection mode for XR-RV3 film. The data were analyzed using FilmQA Pro Software and for each scanned image, a ROI size 3 x 3 cm2 at the field center was selected to obtain the mean pixel value. Furthermore, the pixel value from each film were calculated to find the average of net Optical Density (netOD). From this study, the result revealed that there was no significant difference in characteristics response between XR-RV3 and EBT2 film with standar deviation of ±3%. The energy dependence of XR-RV3 and EBT2 film was found to be relatively small within measurement uncertainties ±1%. The dependence of XR-RV3 film side orientation is negligibly small with the standard deviation of 0.2%. The result of beam profile dosimetry evaluation using XR-RV3 showed more amount of noise or disturbance than EBT2 film. The measurement of beam symmetry and beam flatness on energy range of Cobalt-60, showed a significant error of film in horizontal position at central axis beam that was above 30%. In addition, the sensitivity of response XR-RV3 film at high and low dose shown better result than EBT2 film.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>