Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspita Arraziyati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34177
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992
910.2 Uni
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seaton, A.V.
London: International Thomson Businees Press, 1996
338.479 1 Sea m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Aims and research is to study the tourism resort object potentials and give direction of location for tourism resort object development....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Achmad Sunjayadi
"Sebelum abad ke-20 turisme di Hindia Belanda belum diatur dan masih banyak dilakukan oleh para traveler (prang yang bepergian). Pada masa itu informasi mengenai Hindia Belanda masih mengandalkan catatan perjalanan para traveler yang diterbitkan. Ditambah lagi ketika itu belum ada buku panduan turisme yang menyarankan obyek-obyek turisme yang harus dilihat, di mana harus menginap serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh. Oleh karena itu masa itu disebut turisme pra modern yang membedakan dengan turisme modern, bila dikaitkan dengan pembentukan VTV.
Penelitian ini membahas Vereeniging Toeristenverkeer Batavia (VTV) yang dibentuk pada 1908 di Weltevreden, Batavia. Dalam penelitian ini digunakan klasifikasi kelompok yaitu kelompok asosiasi dari sosiolog Robert Bierstedt serta konscp birokrasi dalam organisasi formal dari Max Weber untuk menjelaskan perhimpunan ini. Konsep Max Weber tersebut digunakan untuk melihat peranan pemerintah Hindia Belanda dalarn mengontrol, mengawasi dan mengatur turisme di Jawa awal abad ke-20 melalui VTV. Oleh karena penelitian ini berusaha mencari jawaban alasan pemerintah Hindia Belanda mendirikan VTV serta membahas situasi turisme modern awal abad ke-20 di Jawa Ilalam jangka waktu panjang, maka pendekatan yang digunakan adalah "eksplanasi struktural". Sumber-sumber primer yang digunakan berasal dari Arsip Nasional Republik Indonesia Jakarta, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, serta Perpustakaan KITLV Leiden.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa VTV merupakan perhimpunan turisme modern yang mengatur, mengontrol turisme di I lindia Belanda. Perhimpunan yang non profit ini terdiri dari para pengusaha transportasi, perhotelan, perbankan serta pengusaha yang rnempunyai hubungan dengan turisme. Selain itu juga terdiri dari para pejabat perusahaan kereta api, dinas bea dan cukai, kantor urusan perjalanan dan departemen urusan ekonomi sebagai wakil pemerintah. V'L'V juga mendapatkan subsidi tahunan dari pemerintah Hindia Belanda. Oleh karena itu organisasi ini bersifat semi resmi (ojjicieel). 'l'ujuan dibentuknya VTV adalah rnengembangkan turisme di Hindia Belanda dengan cara membentuk suatu kantor yang bertugas mempromosikan dan memberikan inlonnasi turisme. VTV juga membedakan pengaruh terhadap turisme modern di Jawa serta cara pandang para neo priyayi dalam menemukan ke-Indonesiaan mereka

The tourism in the Indies before the twentieth century was not organized yet and there were still more travelers than tourists. In that time the information about the Indies still depend on the travelogue of the travelers which is published. Moreover there were no tourist guidebooks yet which guide the places where to go and the hotels to stay. And also the facilities the tourists could have. So that we called that time, as pre modern tourism which distinguished with the modern tourism that will related with the founding of the VTV.
This research deals with Vereeniging Toeristenverkeer Batavia–VTV (literally the Association for Tourist Traffic), was established in 1908 in Weltevreden, Batavia. In this research used the group classification, association groups from the sociologist, Robert Biersted. And also used the bureaucratic concept of Max Weber in formal organization to explain the VTV. The concept of Max Weber used to explain the role of the Netherlands Indies government in controlling, supervising, organizing of tourism in Java in the beginning of the twentieth century through the VTV. The methodology that used in this research is structural explanation to find out the reason of Me Netherlands Indies government established this association and to 'discuss the situation of modern tourism in Java in the beginning of twentieth century. The primary sources which used taken from the collection of National Archive Republik of Indonesia (Arsip Nasional Republik Indonesia) Jakarta, National Library Republik of Indonesia Jakarta (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) Jakarta and the library of KITLV Leiden.
The result of the research is that the VTV is the association of modern tourism, which to organize, control the tourism in the Netherlands Indies. The members of this non-profit association were shipping agents, private rail companies, hoteliers, bankers, and the others who related with the tourism. The senior officials of the state railways (Staat.sspoorwegen), the custom, the bureau of traveling and the department of economics were the government's representatives in this association. The VTV is also received an annual subsidy from the colonial government. Therefore this association is a semi-official. The main aim of VTV was to develop tourism in the Netherlands Indies. They established an office to promote and maintain visitor information about tourism on the Indies. Meanwhile this association had also influence to the modern tourism in Java and the point of view of Indonesia's founding father (nco priyayi) to found their concept of 'Indonesia'
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T36250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabilla Astaniajanti
"Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa dan dikenal sebagai Kota Batik, sehingga atraksi-atraksi batik menjadi objek wisata yang menarik di kota Pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh karakteristik dan pola TBD dengan melihat persebaran fasilitas wisata di Kota Pekalongan, dengan sebelumnya mencari tahu di mana CBD di Kota Pekalongan karena TBD merupakan satu kesatuan dengan CBD. Data yang digunakan berupa persebaran fasilitas wisata primer, sekunder, dan kondisional. CBD diidentifikasi dari keberadaan gedung pemerintahan dan perdagangan dalam peta sarana dan prasarana yang di-overlay dengan peta penggunaan tanah, kemudian TBD diperoleh ketika dalam suatu CBD terdapat fasilitas primer dan fasilitas pendukung wisata dengan penarikan garis region baik CBD maupun TBD mengacu pada jaringan jalan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dengan teknik overlay yang kemudian dijelaskan secara deskriptif. Pola sebaran TBD di Kota Pekalongan mengikuti keberadaan jalur jalan utama yang menjadi satu kesatuan dengan CBD. Ada empat TBD yang berada di Kota Pekalongan yang diperoleh berdasarkan kesamaan jenis fasilitas primernya, yaitu TBD bernuansa Wisata Batik, TBD bernuansa Wisata Sejarah dan Budaya, TBD bernuansa Wisata Buatan, dan TBD bernuansa Wisata Pesisir.

Pekalongan City is located in the lowlands of the northern coast of Java Island and is known as the City of Batik, so that the attractions of batik become interesting attractions in the city of Pekalongan. The purpose of this study is to obtain the characteristic and pattern of TBD by looking at the spread of tourist facilities in Pekalongan City, by previously finding out where the CBD in Pekalongan City because TBD is in one unity with CBD. The data used are the location of primary, secondary, and conditional tourism. CBDs are identified from the presence of government and trade buildings in facilities and infrastructure map which then overlaid with land use map, then TBD is obtained when there is any primary facilities and supporting tourism facilities in a CBD, with both CBD and TBD region delineation referring to the road network. The method used is spatial analysis with overlay technique which then explained descriptively. The pattern of TBD distribution in Pekalongan City follows the existence of main road lane which is in one unity with CBD. There are four TBDs in Pekalongan City that are obtained based on the similarity of primary facility types, namely Batik Tourism based TBD, History and Cultural Tourism based TBD, Man Made Tourism based TBD, and Coastal Tourism based TBD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Dhamayanti
"Kota Solo memiliki beberapa atraksi wisata berupa peninggalan sejarah di masa lalu. Dari identifikasi fasilitas wisata dan penggunaan tanah, diperoleh empat karakteristik TBD dilihat berdasarkan unsur wisatanya. Pertama adalah TBD berbasis pemerintahan dan perdagangan, dimana TBD ini terletak pada pusat kota dengan atraksi wisata Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang memperlihatkan kuatnya nuansa pemerintahan Serta Pasar Klewer dan Pasar Gedhe yang mencirikan nuansa perdagangan. Kedua adalah TBD berbasis jaringan transportasi, dimana pada TBD ini terdapat stasiun Balapan dan terminal Tirtonadi. Ketiga adalah TBD berbasis seni tradisional, diniana TBD ini dicirikan oleh atraksi-atraksi yang memperlihatkan seni budaya tradisional Solo, seperti Taman Sriwedari yang merupakan tempat pertunjukkan wayang orang, dan Kanipung Batik Laweyan yang merupakan salah satu pusat batik di Solo. TBD yang keempat adalah TBD yang berbasis pada rekreasi publik, yaitu Stadion Manahan dan Taman Balekambang.

Solo has a few heritage attractions, there was the product from the history in the past. The result from identification of tourism facilities and landuse was acquired four characteristics TBD based on the tourism elements. The First is the TBD that based on governance and trade, its located in the inner city which has Kasunanan Palace and Mangkunegaran Temple attractions. Kasunan Palace has strong feel of the govemment and the other hand, Klewer Market and Gedhe Market show the feel of trading. The Second is the TBD that based on transport network, this TBD has Balapan Station and Tirtonadi Terminal attraction. The third is the TBD that based on traditional art, which is characterized by TBD attractions of the Solo traditional art and culture, such as the Sriwedari Park showtimes puppet people and Kampung Batik Laweyan. The fourth TBD is based on public recreation, there are Manahan Stadium and Balekambang Park attraction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34116
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jupriyadi
"Kota Semarang mempunyai perbedaan bentang alam sehingga dikenal dengan adanya Kota Atas dan Kota Bawah. Perbedaan ini menyebabkan pariwisata urban menjadi menarik untuk dikaji. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pola TBD serta karakteristiknya dengan memerhatikan persebaran fasilitas wisata yang ada di Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial yang dijelaskan secara deskriptif. Terdapat tiga TBD yang berada di Kota Semarang yaitu, TBD Basis Peninggalan Budaya, TBD Basis Pemerintahan, dan TBD Basis Penginapan. Pola Sebaran TBD di Kota Semarang menyebar dengan mengikuti jalur jalan utama yang melintasi CBD. Masing ? masing TBD memiliki karakteristik fasilitas wisata yang berbeda. Dari semua TBD, terdapat satu TBD yang keluar satu arah dari region CBD-nya dengan mengikuti arah perjalanan keluar kota.

Semarang city has different landscapes and became known by Upper City and Lower City. This difference causes the urban tourism is interesting to be studied. The purpose of this study is to obtain the characteristic and pattern of TBD by looking at the spread of tourist facilities in the city of Semarang. The method used in this study is the spatial analysis by described descriptively. There are three TBD residing in the city of Semarang which are, the Cultural Heritage Based TBD, Administration TBD, and Lodge Based TBD.The TBD distribution pattern in the city of Semarang spread by following the main route across the CBD. Each TBD have the characteristics of different tourist facilities. Of all the TBD, there is one TBD that comes out in one direction from its CBD region by following the direction that heading out of Semarang City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1575
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ajie
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34201
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>