Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aji M. Darda
"Perkembangan Kota Jakarta yang semakin tinggi intensitasnya dihadapkan pada keterbatasan lahan di pusat kota, akibatnya perkembangan akan mengarah ke daerah pinggiran kota yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kec. Ciputat dan Kec. Pamulang Penelitian ini menyampaikan penjelasan tentang perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran Kota Jakarta, dilihat dari perkembangan permukimannya dalam kurun waktu tahun 1991-2007 terkait dengan variabel-variabel yang diteliti. Perkembangan yang terjadi di daerah pinggiran ini dapat diidentifikasi dari perkembangan permukiman. Perkembangan permukiman ini dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, jaringan jalan, fasilitas pendidikan dan harga tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi bersifat menyebar dengan karakteristik yang berbedabeda. Permukiman teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang jauh dari DKI Jakarta dan tidak terlalu dipengaruhi oleh akses tetapi oleh harga tanah yang sangat rendah. Sedangkan pada permukiman tidak teratur lebih terkonsentrasi di wilayah yang dekat dengan DKI Jakarta dan tidak dipengaruhi oleh harga tanah melainkan dekat dengan akses yang mendekati DKI Jakarta dan juga fasilitas pendidikan seperti kampus.

The development of Jakarta that has inclined in intensity faced with the limitation of land in the city causes its development course to the urban fringe area, which administratively is in the Ciputat and Pamulang Regency. This research inform descriptions about the development that happens in the urban fringe area in Jakarta, viewed from the development of its settlements during 1991-2007 concerned with the research variables. The development which happens in urban fringe area can be identified from the change of settlement. This change of settlement is affected by density of peoples, roads, facility of education and price of land.
The output of research shows that such development is cluster with differents characteristic. The orderly settlements are more concentration in region long from DKI Jakarta and not always affected by roads but by the low price of land. But the disorder settlement more concentration in region near from DKI Jakarta and not affected by price of land but near accces to Jakarta and facility education like campus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34057
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ayu Kusumaningtyas
"Penelitian ini membahas tentang timbulan dan komposisi sampah pada Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat sebagai daerah pemukiman padat penduduk di Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa alternatif pengelolaan sampah skala kawasan yang dapat diterapkan di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Ciputat untuk mereduksi beban timbulan yang akan dibuang ke TPA.
Timbulan sampah yang dihasilkan di Kecamatan Pamulang pada tahun 2011 mencapai 1248,95 m3/hari atau 161,7 ton/hari. Proyeksi timbulan sampah Kecamatan Pamulang pada tahun 2031 mencapai 1610,72 m3/hari atau 208,53 ton/hari, sedangkan timbulan sampah pada Kecamatan Ciputat pada tahun 2011 mencapai 964,66 m3/hari atau 128,65 ton/hari. Proyeksi timbulan sampah Kecamatan Ciputat pada tahun 2031 mencapai 1351,42 m3/hari atau 180,24 ton/hari.
Komposisi sampah total pada Kecamatan Pamulang terdiri dari 71,99% sampah organik dan 28,01% sampah anorganik, sebesar 15,74% merupakan sampah yang dapat didaur ulang, sedangkan komposisi sampah total pada Kecamatan Ciputat terdiri dari 68,62% sampah organik dan 31,83% sampah anorganik, sebesar 13,91% merupakan sampah yang dapat didaur ulang.

This study discusses about waste generation and waste composition in District Pamulang and District Ciputat as a residential areas in Tangerang Selatan City. The measurement method of waste generation and composition refers to SNI 19-3964-1994. The result of this study is use to design waste management options in District Pamulang and District Ciputat to reduce the amount of waste generation that will be dump in landfill.
The amount of waste generation in District Pamulang at 2011 currently for about 1248,95 m3/day or 161,7 ton/day , projection of waste generation in District Pamulang at 2031 increase until 1610,72 m3/day or 208,53 ton/day, whereas the amount of waste generation in District Ciputat at 2011 currently for about 964,66 m3/day or 128,65 ton/day, projection of waste generation in District Ciputat at 2031 increase until 1351,42 m3/hari or 180,24 ton/day.
The composition of municipal solid waste in District Pamulang consists of 71,99% organic and 28,01% anorganic, include 15,74% from anorganic fraction as a recyclable material. The composition of municipal solid waste in District Ciputat consists of 68,62% organic and 31,38% anorganic, include 13,91% from anorganic fraction as a recyclable material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42291
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
" Pertumbuhan kota yang semakin pesat dan didukung dengan semakin besarnya mobilitas, menimbulkan adanya daerah pertanian yang dipengaruhi oleh kota. Hal ini akan berdampak pada pertanian, pola penggunaan tanah dan struktur tenaga kerja pertanian di daerah tersebut. Karena yang paling jelas dalam melihat dampak pertumbuhan penduduk terhadap tanah adalah pada tingkat administrasi paling bawah, sehingga daerah yang dikaji Kelurahan krukut Limo Depok. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik wilayah pinggiran kota Jakarta mempengaruhi distribusi dan mobilitas tenaga kerja pertanian. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif dengan metode overlay peta. Wilayah penelitian dibagi atas tiga klasifikasi, yaitu wilayah dengan karakteristik sangat dinamis, dinamis dan kurang dinamis. Didapatkan hasil bahwa pada wilayah sangat dinamis hanya terdapat 8 orang penggarap. Pada wilayah dinamis terdapat 6 petani pemilik dan 76 penggarap. Sedangkan pada wilayah kurang dinamis, 55 dari 150 petani memiliki tanah pertanian. Disimpulkan bahwa konsentrasi penggarap pada wilayah dinamis dan kurang dinamis. Konsentrasi petani pemilik pada wilayah kurang dinamis. Wilayah yang menjadi tujuan utama penggarap adalah wilayah dinamis dan petani pemilik pada wilayah kurang dinamis. Semakin dinamis suatu wilayah, semakin sedikit jumlah tenaga kerja pertanian dengan status pemilik dan mendorong penggarap untuk bermobilitas dalam bertani. Kata kunci: dinamis; distribusi; karakteristik wilayah; mobilitas; tenaga kerja pertanian. viii+88 hlm; gbr; peta;tab; lamp. Bibliografi: 18 (1982-2005) iii"
Universitas Indonesia, 2007
S33958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kota Tangerang memiliki 30 Puskesmas dengan wilayah kerja dan jumlah
pengunjung tiap puskesmas yang berbeda-beda. Adanya perbedaan jumlah
pengunjung dan wilayah kerja puskesmas dapat dilihat dari adanya perbedaan
karakteristik tiap wilayah kerja puskesmas tersebut. Metode penelitian dengan
analisis deskriptif keruangan. Kesimpulan bahwa Tingkat kunjungan puskesmas
tinggi dipengaruhi oleh karakteristik wilayah seperti, jumlah penduduk,
aksesibilitas dan fasilitas yang dimiliki oleh puskesmas, sedangkan untuk
kepadatan industri dan penggunaan tanah berupa permukiman tidak teratur dan
teratur tidak memengaruhi jumlah kunjungan pada tiap puskesmas. Karakteristik
pengunjung puskesmas didominasi oleh pengunjung dengan penyakit ISPA dan
masyarakat kurang mampu dengan ditandai oleh pengguna Jamkesmas. Wilayah
pengunjung tinggi berada pada wilayah penelitian dengan jumlah penduduk,
aksesibilitas dan fasilitas puskesmas tinggi. Tingkat wilayah pengunjung tinggi
berada di wilayah Puskesmas Ciledug, Jalan Baja, Larangan Utara, Cibodasari,
Cipondoh, Jatiuwung, Kunciran dan Sukasari. Wilayah kerja puskesmas yang
sudah ideal berdasarkan jumlah penduduk dan jarak pelayanan berada di wilayah
kerja Puskesmas Bugel, Kedaung Wetan, Padurenan, Pasar Baru, Pondok Bahar
dan Poris Gaga."
Universitas Indonesia, 2010
S34214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Yulaswati
"Perkembangan kegiatan sosio ekonomi di Jakarta,
berpengaruh pula di wilayah Botabek. Hal ini membawa dampak pada semakin beraneka ragamnya jenis kegiatan. Sehingga membentuk hubungan yang berintensitas tinggi antara Jakarta dengan wilayah di sekitarnya, terutama wilayah di pinggiran kota dan koridor antar kota. Untuk itu maka dalam penelitian ini ingin diungkapkan kondisi pelayanan angkutan umum di pinggiran Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmala Sari
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S34059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bonifasia Endah Secundarti
"ABSTRAK
Kota Administratif Bekasi merupakan salah satu kota yang
terkena dampak dari dinamika kota metropolitan Jakarta,
dimana di dalam Inpres No. 13/1976, Kotif Bekasi, berfungsi
sebagai daerah penyangga Jakarta. Di dalam Kebijaksanaan
Tata Ruang Daerah Kabupaten Dati II Bekasi, Kotif Bekasi
diperuntukan bagi perumahan, industri, pusat pemerintahan,
pendidikan dan pusat perdagangan, sehingga telah mendesak
antara lain perubahan penggunaan tanah yang bersifat pedesaan
ke bentuk penggunaan tanah yang bersifat perkotaan.
Masalah yang dibahas yaitu Dimana wilayah perkotaan, perali
han dan pinggiran tahun 1983 dan 1992 dan bagaimana perubahannya.
Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif
dengan pertarapalan peta variabel penduduk, penggunaan tanah,
jaringan jalan aspal, fasilitas kota dan pusat keramaian.
tfilayah perkotaan tahun 1983 terletak di bagian tengah,
wilayah peralihannya terletak di sisi barat dan timur wilayah
perkotaan. Sedangkan wilayah pinggirannya mengelilingi
wilayah peralihan. Wilayah perkotaan tahun 1992 terletak
memanjang di bagian tengah, membelah Kotif Bekasi dari barat
sampai timur, sehingga wilayah perkotaannya sejajar dengan
jalan tol Jakarta-Cikampek, wilayah peralihannya di sisi
utara, tenggara dan barat wilayah perkotaan. Sedangkan
wilayah pinggirannya berada di pinggir batas wilayah Kotif
bagian utara dan selatan.
Bertambah luasnya wilayah perkotaan karena perubahan
wilayah dari pinggiran dan peralihan menjadi perkotaan. Arah
pertambahan tersebut adalah mulai dari bagian tengah ke arah
barat dan timur Kotif Bekasi sesuai dengan lokasi pintu
gerbang tol Jakarta-Cikampek.
Wilayah peralihan juga mengalami pertambahan luas, arah
pertambahan tersebut adalah ke arah utara, tenggara dan
barat dari wilayah Kotif Bekasi, yang berbatasan langsung
dengan wilayah kota Jakarta dan dekat gerbang tol Jakarta-
Cikampek."
1995
S33528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erly Rusdillah
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
S6549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>