Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masripah
"Energi nuklir dihasilkan di dalam inti atom melalui dua buah jenis reaksi, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Energi yang dinasilkan dari reaksi fisi dapat dikonversi menjadi energi listrik pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan banan bakar uranium oksida, umumnya adalah uranium dioksida (UO2). Dalam penelitian ini, dilakukan pemungutan uranium dari yellow cake Iimban pupuk fosfat untuk di proses menjadi UO2, dengan Cara melarutkan yellow cake dengan HNO3, Ialu diekstraksi dengan TBP-Kerosin mengnasilkan larutan uranil nitrat nidrat (UNH). UNH diendapkan dengan NH4OH menjadi ammonium diuranat (ADU), ADU dikalsinasi menjadi U;>,O8, lalu di reduksi menjadi UO; Serbuk UO; dikarakterisasi, meliputi: komposisi fasa, morfologi serbuk dan rasio O/U. Nletode ekstraksi menggunakan TBP kerosin 3:7 memberikan efisiensi ekstraksi yang cukup baik yaitu sekitar 80 - 99 %. Efisiensi pengendapan ADU optimum pada kondisi sunu 70 °C, pH 7 dan waktu 45 menit. Karakterisasi serbuk mengindikasikan serbuk yang dihasilkan adalah UO2, karena memiliki rasio O/U sekitar 2 dan dari data XRD memberikan pola difraksi UO; Hasil morfologi menggunakan SEM, serbuk yang dinasilkan memiliki tekstur yang nalus dan memiliki kecenderungan beraglomerasi dengan ukuran sekitar 500 nm -1,25 pm."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Surahno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T40165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianafitri R.
"Telah dilakukan studi kinetika pembentukan fasa MgO hasil dekomposisi dari mineral dolomit alam menggunakan teknik sinar-x. Mineral dolomit yang dipelajari memiliki struktur formula CaMg(CO3)2. Hasil DTA menunjukkan dekomposisi fasa mulai terjadi pada suhu 400 0C menjadi CaCO3 dan MgO dan stabil sebagai fasa campuran antara CaO dan MgO pada suhu > 7500C. Penentuan fraksi volum fasa terdekomposisi dilakukan menggunakan teknik kuantitatip XRD perbandingan langsung (direct comparison) berdasarkan ratio intensitas total dari puncak difraksi masing-masing fasa. Ratio R-value masing-masing fasa hasil dekomposisi diperoleh secara eksperimental melalui pengujian material sintetis berupa campuran fasa yang sama dengan material penelitian.
Berdasarkan ratio R-value yang diperoleh dengan cara ini, berhasil ditentukan fraksi volum fasa terdekomposisi dari material penelitian sebagai fungsi suhu dan waktu. Kinetika dekomposisi fasa diasumsikan mengikuti persamaan Johnson-Mehl-Avrami sehingga dari studi komprehensif tentang dekomposisi fasa dari mineral dolomit berhasil dibangun Time Temperature Transformation Diagram untuk mineral dolomit untuk rentang suhu 400-750°C.
Studi kinetika pembentukan MgO ini menyimpulkan bahwa proses ekstraksi MgO dari dolomit dimulai dengan pemanasan pada suhu efektif 750°C selama 90 menit. Besarnya energi aktivasi yang dibutuhkan untuk mentranformasikan fasa MgO adalah 378,68 kJ/mol. Dari proses ekstraksi MgO melalui hidrasi dan karbonisasi terhadap dolomit pasca pemanasan pada suhu efektif tersebut telah diperoleh material ekstraksi berupa serbuk MgO dengan tingkat kemurnian ~ 95 wt.%. Sedangkan tingkat pencapaian hasil (yield) dari proses adalah ~ 76 wt.%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Styani
"Upaya peningkatan hasil ekstraksi karotenoid total buah papaya (Carica papaya L.) dengan menggunakan enzim kombinasi pectinase selulase serta aktivator Mn2+ telah diteliti. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa aktivitas tertinggi dari enzim kombinase pektinase-selulase dicapai pada suhu inkubasi 400C, waktu 45 menit, pH 5.0 (menggunakan larutan penyangga asetat) dan penambahan Mn2+ 150 mM ke dalam ekstrak buah pepaya dengan perbandingan 0,9 : 30 (v/v). Aktivitas enzim kombinasi pektinase-selulase tersebut ditunjang oleh hasil pengamatan secara mikroskopis, yakni terjadinya degradasi dinding sel yang ditunjukkan oleh perubahan bentuk dan berkurangnya intensitas pewarnaan dari matrik lipidprotein dibandingkan dengan contoh tanpa perlakuan. Pada penelitian utama diketahui bahwa ekstraksi dengan penambahan enzim kombinasi pektinaseselulase tidak terdapat pigmen larut air yang terbuang bersama filtrat baik tanpa atau dengan penambahan Mn2+. Disamping itu dihasilkan kandungan total karotenoid dalam ekstrak tertinggi sebesar 95,33 + 0,01 % dari bobot ekstrak diperoleh pada ekstraksi sampel buah pepaya dengan penambahan enzim kombinasi pektinase-selulase 1:1. Sedangkan ekstraksi dengan penambahan Mn2+ dapat meningkatkan aktivitas enzim pektinase-selulase sehingga terjadi peningkatan % total karotenoid dalam ekstrak buah papaya sebesar 15 %."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T39907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutoharoh
"[ABSTRAK
Telah dipelajari dan dikembangkan sebuah model sederhana untuk reaksi fotoproduksi
kaon pada neutron dari deuteron yaitu model isobar dengan menggunakan
pendekatan impuls. Nilai yang dicari adalah nilai penampang lintang diferensial
dengan variasi energi foton dimulai dari 1,15 GeV-3,55 GeV. Hasil penelitian ini
menunjukkan reaksi
+ n ! K++􀀀 dapat diektraksi dari reaksi
+ d ! K++􀀀
+ p. Selain itu dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian antara data teori dengan
data eksperimen berbeda jauh, data teori melampaui jauh diatas nilai data eksperimen.
Salah satu faktor yang menyebabkan hasil data teori dengan eksperimen
jauh berbeda disebabkan oleh elemen operator dimana nilai elemen operator yang
digunakan memiliki nilai maksimum 2 GeV sedangkan data ekperimen hingga mencapai
nilai 3 GeV. Hal inilah yang menyebabkan data teori dengan menggunakan
model missing resonans harus dikalikan dengan faktor pengali agar t dengan hasil
eksperimen.

ABSTRACT
Has been studied and developed A simple model for reaction of positive kaon on
neutron from deuteron in a isobaric model using impulse approximation. The calculation
covered di erential cross section. The value is analyzed with energy range
start from 1.15-3.55 GeV. The result show that the cross section for
+ n! K++􀀀
can be extracted from the reaction
+ d ! K+ + 􀀀 + p. The research can be
concluded that the result of theory is over predicted and the one of this factor is
operator elementary that the maximum value we used is 2 GeV, whereas the result
of experiment until 3 GeV. This is make me the theory data using missing resonance
must be times with a times factor to t with the experiment result, Has been studied and developed A simple model for reaction of positive kaon on
neutron from deuteron in a isobaric model using impulse approximation. The calculation
covered di erential cross section. The value is analyzed with energy range
start from 1.15-3.55 GeV. The result show that the cross section for
+ n! K++􀀀
can be extracted from the reaction
+ d ! K+ + 􀀀 + p. The research can be
concluded that the result of theory is over predicted and the one of this factor is
operator elementary that the maximum value we used is 2 GeV, whereas the result
of experiment until 3 GeV. This is make me the theory data using missing resonance
must be times with a times factor to t with the experiment result]"
2015
T43804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Probo Kusuma Ningtyas
"Ultrasound Assisted Extraction (UAE) merupakan salah satu metode green extraction yang menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan yield dan mempercepat waktu ekstraksi. Penelitian dengan metode konvensional seperti soxhlet, maserasi, perkolasi dan refluks telah dilakukan dan memiliki beberapa kekurangan antara lain, menghasilkan yield yang rendah, selektivitas yang rendah dan menggunakan volum pelarut organik yang besar sehingga menimbulkan masalah keamanan dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Continuous Ultrasonic Assisted Enzymatic Extraction (CUAEE) yang merupakan salah satu metode green extraction untuk mengekstraksi berbagai jenis senyawa. Kondisi operasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran simplisia daun kejibeling 80 mesh, konsentrasi enzim selulase 30 mg/g, pelarut etanol konsentrasi 50%, waktu ekstraksi 180 menit dan variasi suhu 30, 40, 50 dan 60 0C. Hasil uji menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan Total Phenolic Content (TPC) optimum sebesar 2,864 mg GAE/g daun kering dan Total Flavonoid Content (TFC) optimum sebesar 2,582 mg QE/g daun kering pada suhu 50 0C dengan waktu ekstraksi 10 menit. Ekstraksi dengan menggunakan metode CUAEE, menunjukkan bahwa proses ekstraksi secara kontinyu dapat mempercepat waktu ekstraksi. Ekstrak daun kejibeling diuji menggunakan GC–MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) dan teridentifikasi senyawa yang memiliki senyawa aktivitas antihiperglikemik yaitu 1,2-Benzenedicarboxylic acid, diisooctyl ester serta yang memiliki senyawa aktivitas antihiperkolesterolemia yaitu Tetradecanoic acid dan Palmitic acid vinyl ester.

Ultrasound Assisted Extraction (UAE) is a green extraction method that is one of the solutions to increase yield and speed up extraction time. Research using conventional methods such as soxhlet, maceration, percolation and reflux has been carried out and has several shortcomings, including low yield, low selectivity and using large volumes of organic solvents, causing safety and environmental problems. The method used in this research is the Continuous Ultrasonic Assisted Enzymatic Extraction (CUAEE) method, which is one of the green extraction methods for extracting various types of compounds. The operating conditions used in this study were the size of kejibeling leaf simplicia 80 mesh, cellulase enzyme concentration 30 mg/g, 50% ethanol solvent concentration, extraction time of 180 minutes and temperature variations of 30, 40, 50 and 60 0C. The test results using UV-Vis spectrophotometer showed the optimum Total Phenolic Content (TPC) was 2.864 mg GAE/g dry leaves and the optimum Total Flavonoid Content (TFC) was 2.582 mg QE/g dried leaves at 50 0C with an extraction time of 10 minutes. Extraction using the CUAEE method, shows that the continuous extraction process can speed up the extraction time. Kejibeling leaf extract was tested using GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) and identified compounds that have antihyperglycemic activity compounds, namely 1,2-Benzenedicarboxylic acid, diisooctyl ester and those with antihypercholesterolemic activity compounds, namely Tetradecanoic acid and Palmitic acid vinyl ester."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morly Holaw
"Mikroalga Chlorella vulgaris dan Spirulina platensis masing-masing memiliki senyawa metabolit yang memiliki sifat antioksidan, yaitu karotenoid. Melihat potensi ini, dibutuhkan ekstraksi dengan metode yang menghasilkan rendemen ekstraksi yang paling optimal. Bertujuan untuk meningkatkan rendemen ekstraksi, penggabungan antara chlorella dan spirulina digunakan melihat kedua mikroalga memiliki hubungan mutualisme dengan satu sama lain. Sifat oksidatifnya membuat karotenoid tidak tahan suhu tinggi sehingga dibutuhkan metode ekstraksi yang tidak membutuhkan suhu tinggi seperti freeze-thaw. Beberapa parameter operasi dapat dioptimalkan untuk menghasilkan rendemen yang paling optimal pula. Berangkat dari hal itu, dilakukan variasi untuk parameter jenis pelarut, rasio biomassa-pelarut, durasi pembekuan sampel dan jumlah siklus freeze-thaw. Guna mencapai hasil yang maksimal, perlakuan sonikasi juga diberikan kepada sampel. Kadar karotenoid paling optimal diperoleh pada kondisi operasi satu siklus freeze-thaw selama 24 jam dengan menggunakan pelarut aseton beserta rasio biomassa terhadap pelarut sebesar 1:150.

Chlorella vulgaris and Spirulina platensis both have metabolites with antioxidant properties, one of them is carotenoids. Aiming to increase the extraction yield, a combination of chlorella and spirulina was used as the dry biomass of the extraction. Its antioxidant properties also make carotenoids unable to withstand high temperatures, so a low temperature extraction method such as freeze-thaw is needed. Several parameters can be optimized to produce the most optimal yield as well. Based on this, various parameters were carried out for the type of solvent, the biomass-solvent ratio, the duration of sample freezing and the number of freeze-thaw cycles. In order to achieve maximum results, sonication treatment was also given to the sample. It had been obtained that the optimum condition conclude one cycle of 24 hours freezing using acetone with 1:150 g/mL solid-to-solvent ratio"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Rafi Narawangsa
"Pada penelitian ini, dilakukan optimasi pada metode ultrasonic-assisted extraction (UAE) untuk meningkatkan yield ekstrak kurkuminoid dari kunyit, temulawak, dan jahe. Selain itu, metode sokletasi juga dilakukan sebagai pembanding. Hasil dari metode UAE yang sudah dioptimasi lalu dibandingkan metode sokletasi yang sudah dilakukan. Optimasi dilakukan dengan membuat beberapa variasi: kandungan air pada pelarut, solid loading, suhu, dan waktu ekstraksi. Hasil yield kurkuminoid kemudian dihitung dengan menggunakan kurva standar kurkumin yang telah dibuat dengan bantuan alat spektrofotometer UV-Vis. Didapatkan hasil tertinggi untuk hasil ekstrak kunyit sebanyak 84,325 mg/g (8,43% b/b), yang didapatkan pada kondisi operasi: kandungan air 20%, solid loading 4%, suhu 55oC, dan waktu 40 menit. Hasil ini sedikit lebih rendah dari hasil sokletasi, yaitu 88,476 mg/g (8,8% b/b). Untuk hasil ekstrak temulawak dan jahe, didapatkan yield sebanyak 2,056 mg/g dan 0,21 mg/g, secara berurutan. Selain itu, dilakukan separasi ekstrak kurkuminoid dari senyawa pengotor dan kristalisasi untuk meningkatkan konsentrasi ekstrak kurkuminoid. Separasi pada kunyit meningkatkan konsentrasi ekstrak kurkuminoid sebanyak 1,36%, sedangkan proses kristalisasi meningkatkan konsentrasi ekstrak sebesar 2,9%. Meskipun begitu, kedua metode tersebut menyebabkan penurunan konsentrasi kurkuminoid pada temulawak dan jahe sebanyak 85,88% dan 67,36%, secara berurutan. Setelah itu, model kinetik ekstraksi dibuat berdasarkan model Peleg dan persamaan transfer massa.

In this study, the ultrasonic-assisted extraction (UAE) method was optimized to increase the yield of curcuminoid extracts from turmeric, Javanese turmeric, and ginger. In addition, the soxhletation method was also carried out as a comparison. The result of the optimized UAE method is then compared to the soxhletation method that has been carried out. Optimization is done by making several variations: water content in the solvent, solid loading, temperature, and extraction time. The yield of curcuminoids was then calculated using a standard curve of curcumin that had been made using a UV-Vis spectrophotometer. The highest curcuminoid extract yield obtained from turmeric was 84,325 mg/g (8,43% w/w), which was obtained under operating conditions: 20% water content, 4% solid loading, temperature of 55oC, 40 minutes extraction time. This result was slightly lower than the soxhletation result, which was 88,476 mg/g (8,8% w/w). For the curcuminoid extracts obtained from Javanese turmeric and ginger, the yields were 2,056 mg/g and 0,21 mg/g, respectively. In addition, the curcuminoid extract was separated from impurities and crystallized to increase the concentration of the curcuminoid extract. The separation of turmeric increased the concentration of the curcuminoid extract by 1,36%, while the recrystallization process increased the concentration of the extract by 2,9%. However, both methods caused a decrease in the concentration of curcuminoids in Javanese turmeric and ginger by 85,88% and 67,36%, respectively. After that, the extraction kinetic model was made based on the Peleg model and the mass transfer equation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Andri Josua
"Skripsi ini memaparkan hasil optimasi parameter ekstraksi fikosianin dari mikroalga Spirulina platensis menggunakan teknik freeze-thaw-ultrasonikasi dan evaluasi terhadap karakteristik aktivitas antioksidan dari fikosianin yang terekstrak. Fikosianin merupakan pigmen fotosintetik berwarna biru yang termasuk dalam kelompok fikobiliprotein. Aplikasi fikosianin mencakup berbagai hal seperti pewarna makanan dan minuman, bahan aktif pada produk nutrasetikal dan farmasetikal, dan sebagai probe. Secara in vitro, fikosianin terbukti sebagai antioksidan, antitumor, dan bersifat neuroprotektif. Spirulina platensis diketahui sebagai salah satu biomassa yang kaya akan fikosianin. Untuk memperoleh fikosianin dari Spirulina platensis dalam jumlah dan kemurnian yang memadai maka diperlukan teknik ekstraksi yang efektif dan efisien. Freeze-thaw-ultrasonikasi adalah salah satu metode yang terbukti dapat mengekstrak fikosianin dari Spirulina platensis dengan rendemen dan kemurnian yang baik. Sayangnya, belum tersedia penelitian yang memadai mengenai ekstraksi tersebut dalam suhu pembekuan yang moderat dan durasi proses yang relatif singkat. Padahal, suhu dan durasi proses dianggap dalam kelayakan metode freeze-thaw untuk diaplikasikan dalam skala yang lebih besar. Berangkat dari kondisi tersebut maka penelitian ini dilakukan. Dalam penelitian ini, terdapat tiga parameter operasi ekstraksi yang dioptimasi: (1) jenis pelarut dan rasio biomassa-pelarut (akuades dan PBS; 1:50, 1:100, 1:150, 1:200, 1:300), (2) durasi waktu pembekuan (3 jam, 5 jam, dan 24 jam), dan (3) jumlah siklus freeze-thaw (1, 2, dan 3 siklus pada pembekuan selama 3 jam, 5 jam, dan 24 jam). Performa ekstraksi ditinjau berdasarkan nilai rendemen (YPC) dan tingkat kemurnian (PPC) ekstrak fikosianin yang diperoleh. Dalam hal pelarut, penggunaan PBS memberikan nilai YPC dan PPC lebih baik daripada akuades (YPC = 43,051 ± 1,724 mg/g pada rasio 1:300 dan PPC = 1,378 ± 0,011 pada rasio 1:50). Sementara itu, hasil optimasi durasi pembekuan menunjukkan bahwa pembekuan selama 3 jam merupakan durasi pembekuan yang paling optimal (YPC = 36,376 ± 3,976, PPC = 0,827 ± 0,595). Pengulangan proses freeze-thaw tidak memberikan ekstrak fikosianin dengan nilai YPC lebih tinggi dan tidak memberikan peningkatan PPC yang sepadan dengan penambahan durasi yang dilakukan. Hasil uji DPPH terhadap fikosianin dari pembekuan selama 3 jam dan 24 jam yang diproses lebih lanjut dengan liofilisasi menunjukkan bahwa aktivitas antioksidannya tergolong inaktif dengan nilai IC50 yang besar.

This undergraduate thesis reports the optimization results of phycocyanin extraction parameters from microalgae Spirulina platensis using the freeze-thaw-ultrasonication technique and the evaluation of the antioxidant activity characteristics of the extracted phycocyanins. Phycocyanin is a blue photosynthetic pigment that belongs to the phycobiliprotein group. Applications of phycocyanin include various things such as food and beverage coloring, active ingredients in nutraceutical and pharmaceutical products, and as probes. In vitro, phycocyanin is proven as an antioxidant, antitumor, and neuroprotective. Spirulina platensis is known as one of the biomass rich in phycocyanin. To obtain phycocyanin from Spirulina platensis in sufficient quantity and purity, an effective and efficient extraction technique is needed. Freeze-thaw-ultrasonication is a proven method to extract phycocyanin from Spirulina platensis with good yield and purity. Unfortunately, there are less adequate studies on such extractions at moderate freezing temperatures and relatively short processing durations. In fact, the temperature and duration of the process are considered in the feasibility of the freeze-thaw method to be applied on a larger scale. Based on these conditions, this research was carried out. In this study, there were three optimized extraction operating parameters: (1) solvent type and biomass-solvent ratio (aquadest and PBS; 1:50, 1:100, 1:150, 1:200, 1:300), (2) duration of freezing time (3 hours, 5 hours, and 24 hours), and (3) the number of freeze-thaw cycles (1, 2, and 3 cycles on freezing for 3 hours, 5 hours, and 24 hours). Extraction performance was reviewed based on the yield value (YPC) and purity level (PPC) of the obtained phycocyanin extract. In terms of solvents, the use of PBS gave better YPC and PPC values than distilled water (YPC = 43,051 ± 1,724 mg/g at a ratio of 1:300 and PPC = 1,378 ± 0,011 at a ratio of 1:50).Meanwhile, the optimization of freezing duration showed that freezing for 3 hours was the most optimal freezing duration (YPC = 36,376 ± 3.976, PPC = 0.827 ± 0.595). Repeated freeze-thaw process did not give phycocyanin extract with a higher YPC value and did not give an increase in PPC worth with the addition of process time. The results of the DPPH test on phycocyanin from freezing for 3 hours and 24 hours which were further processed by lyophilization showed that the antioxidant activity was classified as inactive with a large IC50 value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>