Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Kusuma
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Asmara
"Informasi dalam laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang berkualitas merupakan syarat mutlak agar dapat memberi manfaat tersebut. Kesalahan mendasar yang terdapat dalam laporan keuangan tentu akan berdampak pada kualitas laporan keuangan. Skripsi ini akan membahas penyajian kembali laporan keuangan (accounting restatement) pada suatu entitas publik yang pernah melakukan penyajian kembali laporan keuangan karena terdapat kesalahan mendasar dalam laporan keuangannya. Selain memberikan pemaparan atas penyajian kembali laporan keuangan entitas tersebut, skripsi ini juga akan mencoba memberikan gambaran tentang dampak penyajian kembali laporan keuangan terhadap tren kinerja keuangan entitas, kualitas laporan keuangan, dan pergerakan harga saham perusahaan serta melakukan analisa atas efektivitas fungsi unsur-unsur good corporate governance yang terkait dengan pelaporan keuangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suratmoko HB.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Rudi Maytuah
"Sejak beberapa tahun terakhir, perkembangan pasar modal Indonesia semakin pesat, walau tidak mengalami perjalanan mulus. Beberapa kejadian yang diberitakan media massa memberikan gambaran bahwa pasar modal Indonesia masih dalam tahap jatuh bangun. Akan tetapi, kejadian-kejadian dimaksud tidak menjadi halangan untuk mengembangkan pasar modal. Apalagi jika kita sadari bahwa pasar modal dapat dijadikan salah satu sumber mobilisasi dana untuk menunjang pembangunan. Dari sudut akuntansi, kita melihat adanya upaya yang terus menerus untuk menyediakan perangkat-perangkat akuntansi (metode, prinsip maupun teknik-teknik) yang mendukung pelaporan keuangan secara akurat. Laporan keuangan suatu perusahaan go public menjadi lebih penting artinya karena salah satu penggunanya adalah masyarakat umum. Arti penting itu adalah keakuratan dan keandalan pengungkapan hal-hal yang informatif sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakainya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan adalah pengungkapannya secara komparatif. Skripsi ini ditulis untuk melihat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi keakuratan dan pada gilirannya penyajian laporan keuangan komparatif. Aspek-aspek yang dimaksud adalah: peristiwa setelah tanggal neraca, perubahan akuntansi (mencakup perubahan pada pri nsip-pri nsip akuntansi, perubahan pada taksiran akuntansi dan perubahan pada pelaporan kesatuan usaha), koreksi kesalahan akuntansi dan aspek lain (mencakup aspek-aspek di luar ketiga aspek tersebut di atas, seperti klasifikasi dan reklasifikasi perkiraan). Untuk melengkapi tinjauan atas keakuratan laporan keuangan komparatif, maka analisis juga dilakukan terhadap laporan akuntan publik terhadap laporan keuangan komparatif yang dianalisis. Maksud dari tinjauan ini tidak lain karena laporan akuntan publik adalah penilaian yang dilakukan oleh orang yang profesional dan independen atas kewajaran penyajian laporan keuangan . Sehingga, para pemakai laporan keuangan dapat mengandalkan laporan akuntan publik sebagai tambahan informasi yang berguna mengenai keadaan keuangan perusahaan. Analisis dilakukan terhadap 12 perusahaan go public dengan cara melakukan peninjauan terhadap prospektus. Hasil tinjauan ini kemudian dibandingkan dengan landasan teoretis yang relevan serta melihat apakah hal-hal yang ditemukan dalam analisis telah diatur dalam Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Jika sudah, apakah aturan-aturan yang ada telah mencukupi sesuai kebutuhan. Jika belum, maka akan dilakukan beberapa saran yang relevan. Cara penyajian skripsi ini adalah dengan metode deduktif, yaitu dimulai dengan landasan teoretis (mencakup Bab II dan Bab III) yang bersifat umum, kemudian dilakukan analisis terhadap kondisi spesifik melalui tinjauan atas prospektus di bagian akhir, disajikan kesimpulan dan beberapa saran yang bersifat konstruktif bagi keandalan dan keakuratan penyajian laporan keuangan komparatif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S26351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
"Setiap pemodal yang melakukan investasi di pasar modal tidak dapat mengabaikan keberadaan pentingnya suatu informasi terutama yang menyangkut informasi fundamental dalam kaitan ini adalah ROI dan laba bersih per saham (EPS) perusahaan. ROI sebagai gambaran suatu kinerja perusahaan dalam mengefektifkan sumber daya keuangan, dan laba bersih per saham sebagai gambaran hasil akhir dari seluruh upaya perusahaan menciptakan keuntungan menjadi sangat penting bagi pemodal untuk mengukur besarnya keuntungan yang mesti diperoleh dari investasinya di perusahaan yang bersangkutan baik keuntungan berupa deviden maupun capital gain. Pemanfaatan informasi ROI dan laba bersih per saham perusahaan dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal diduga akan berakibat kepada naik-turunnya volume perdagangan saham di pasar modal Indonesia (Bursa Efek Jakarta).
Beaver (1968), Kiger (1972); dan Dale Morse (1981) dalam penelitian mereka di NYSE membuktikan bahwa secara signifikan informasi laba bersih (earning) mempengaruhi volume perdagangan saham yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan volume perdagangan saham di sekitar pengumuman laba (earning). Oleh, karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian di Bursa Efek Jakarta, apakah informasi ROI dan laba bersih per saham yang diumumkan dalam laporan keuangan per semester juga dapat mempengaruhi naik-turunnya volume perdagangan saham di sekitar pengumumam laporan keuangan tersebut ?
Dengan menggunakan pendekatan analisis regresi dan event studi 5 (lima) hari disekitar pengumuman ROI dan laba bersih per saham terhadap 377 sampel perusahaan dalam periode 1994 sampai dengan 1996, penelitian ini telah membuktikan bahwa adanya informasi R.OI dan laba bersih per saham perusahaan tidak selalu mempengaruhi naik-turunnya volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta. Artinya informasi tersebut belum sepenuhnya menjadi perhatian pemodal sebagai pertim bangan dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal, BEJ, selama periode penelitian ini. Adanya pengaruh informasi perubahan ROI dan laba bersih per saham secara signifikan menyebabkan kenaikan volume perdagangan saham di BEJ.
Dalam penelitian ini tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan. untuk itu penelitian lebih dalam dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih spesifik dan penggunaan varibel-variabel fundamental lainnya tentu akan menghasilkan kesimpulan yang lebih meyakinkan untuk masa yang akan datang, dalam arti akan menggambarkan kinerja saham di Bursa Efek Jakarta secara luas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T3320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. B. Widodo Lestarianto
"Penelitian ini bertujuan menyajikan tingkat ketaatan terhadap standar akuntansi keuangan dalam penyajian laporan keuangan dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan penyajian laporan keuangan. Penelitian tingkat ketaatan biasanya berupa tingkat ketaatan dihubungkan dengan perbedaan 'rezim' akuntansi. Penelitian mengenai pengungkapan (disclosure) lebih banyak berhubungan dengan pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary disclosure). Penelitian ini menitikberatkan pada pengungkapan laporan keuangan wajib (mandatory disclosure).
Metode statistik yang digunakan adalah regresi tinier berganda dengan metode enter. Sample penelitian adalah laporan keuangan tahun 2001 dari perusahaan yang tergolong dalam industri manufaktur pada Bursa Efek Jakarta. Total sample berjumlah 41 perusahaan dari populasi sebanyak 150 perusahaan. Data laporan keuangan diambil dari situs Bursa Efek Jakarta (www.jsx.co.id) sedangkan data keuangan diambil dari Monthly Statistics Jakarta Stock Exchange.
Tingkat ketaatan penyajian lapoan keuangan diukur dengan menggunakan checklist penyajian laporan keuangan yang dibuat dengan mengacu pada Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh Bapepam. Checklist tersebut bersifat dikotomis karena yang hendak diketahui adalah tingkat ketaatan yang terbagi antara tacit dan tidak tacit. Tingkat ketaatan disajikan dalam dua bentuk yaitu tingkat ketaatan mula-mula dan tingkat ketaatan yang disesuaikan. Tingkat ketaatan yang disesuaikan mengeluarkan 6 item penilaian bersifat wajib pada Kebijakan Akuntansi Tertentu yang tidak didasari alasan yang kuat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketaatan mula-mula penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib berkisar 65,95%-90,22% dengan nilai rata-rata 75,17% dari seharusnya 100%. Sedangkan tingkat ketaatan disesuaikan berkisar 70,11%-94,19% dengan nilai rata-rata 79,74%. Perbedaan pencapaian tingkat ketaatan mula-mula dan tingkat ketaatan disesuaikan mengindikasikan ketidaktaatan perusahaan terhadap ketentuan yang ada didasari alasan yang kuat Untuk itu otoritas bursa disarankan untuk hanya mewajibkan item pada laporan keuangan yang mendasar dan mendorong perusahaan untuk memberikan informasi secara sukarela.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. kinerja perusahaan, rasio hutang, ukuran perusahaan, proporsi pemegang saham publik, keberadaan komite audit, dan skala kantor akuntan publik secara bersama-sama (dan tidak harus seluruhnya) mampu menjelaskan variasi tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib.
2. semakin baik kinerja perusahaan, yang ditunjukkan semakin tingginya price to book value ratio, semakin tinggi pula tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib.
3. semakin besar ukuran perusahaan semakin rendah tingkat ketaatan penyalan laporan keuangan bersifat wajib.
4. semakin tinggi proporsi pemegang saham publik semakin tinggi pula tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib.
5. skala kantor akuntan publik secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib.
6. tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan dengan rasio hutang dan keberadaan komite audit.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai konfirmasi ulang atas penelitian oleh Fitriani (tt) yang berusaha mengungkapkan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan publik yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta dengan data laporan keuangan tahun 1996 dan 1999.

This research is aimed to present the compliance level to the financial accounting standards in financial statement and to test the factors that influence the financial statement compliance. Research on the compliance level is usually a compliance level that in connection with the difference in accounting "regimes' Research about disclosure is more connected with voluntary disclosure. This research is focus on the mandatory disclosure of the financial statement.
Statistical method that is used is double linear regression with entering method. The research sample is the financial statements for the year 2001 of the companies that are categorized as manufactured industry at Jakarta Stock Exchange. The total samples are 41 companies out of 150 companies in the population. The income statement data are taken from Jakarta Stock Exchange site (www.jsx.co.id) and the financial data are gotten from Monthly Statistics Jakarta Stock Exchange.
The financial statement compliance level is measured by using the financial statement checklist that are made referring to The Income Statement Reporting Guidance/Guidelines issued by Bapepam. The checklist has a dichotomy characteristic since the purpose is know the compliance level that is divided into compliance and noncompliance. The compliance level is presented into two forms that are the original compliance level and the adjusted compliance level. The adjusted compliance level produces 6 items measurement that is mandatory to the Particular Accounting Policy that is not based on strong reasons.
The result of the research shows that the original compliance levels of the financial statements that are mandatory are about 65,95% - 90,22% with the average 75,17% out of 100% that it should be, whereas the adjusted compliance levels are about 70,77% - 94,19% with the average 79,74%. The difference in the original compliance levels and the adjusted ones demonstrates the companies' disobedience to the existing rules has valid reasons. Based on that rationale, the stock authority is suggested to only set any mandatory items that have good basis in the financial statement and support the companies to voluntarily give the information.
Based on the result of the hypothesis test it can be concluded that:
1. The company's performance, debt ratio, company measurement, public stockholders proportion, the existence of the audit committee, and the public accountant scale collectively (but doesn't have to be all) can explain the variety in the compliance level of the mandatory financial statement.
2. The better is the company performance, which is showed by the higher price to book value ratio, the higher is the compliance of mandatory financial statement
3. The bigger is the company size the lower is the compliance of mandatory financial statement.
4. The higher is the proportion of the public stockholders the higher is the compliance of mandatory financial statement.
5. The public accountant scale significantly has a positive influence to the compliance of mandatory financial statement.
6. Any significant statistic relation among the compliance level of the financial statement with the debt ration and the existence of the audit committee is not found.
The result of this research can be utilized to reconfirm the research previously done by Fitriani who tried to reveal the level of completeness of mandatory and voluntary disclosure in the public financial statement that were registered/documented at the Jakarta Stock Exchange which used financial statement data for the years 1996 and 1999.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi empiris tentang struktur modal pada perusahaan yang go public di Indonesia. Penelitian dilakukan pada saham yang sudah terdaftar terus menerus di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan mengambil sampel 81 perusahaan, yang dikelompokkan dalam 3 kelompok industri selama 5 tahun, yaitu dan tahun 1990 sampai dengan tahun 1994. Tiga kelompok industri tersebut adalah industri pabrikasi, industri real estat & properti dan industri hotel & travel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui bagaimana rata-rata struktur modal (Debt Fequity ratio / DER dan Debt Assets Ratio / DAR) dari ketiga industri tersebut di Indonesia dan perbedaannya antar industri.
Selanjutnya, mengacu pada dua hal yang dipertimbangkan oleh para investor dalam melakukan investasi, yaitu resiko dan return, maka diteliti pula pengaruh faktor resiko yang ada terhadap struktur modal. Faktor resiko pertama yang diuji adalah perubahan nilai perusahaan, yang berkaitan erat dengan probabilita terjadinya biaya kebangkrutan. Dalam penelitian ini, volatility of earning digunakan sebagai proksi perubahan nilai perusahaan.
Faktor resiko kedua yang diuji adalah resiko yang tidak dapat dieliminasi dengan kombinasi portfolio saham, yaitu systematic risk. Proksi yang digunakan adalah beta saham. Beta saham dihitung dengan menggunakan pendekatan Aggregated Coefficients Method Market Model (AC Method-Market Model), diinana model ini menurut penelitian para ahli dianggap tepat untuk pasar yang masih rendah frekwensi perdagangannya (infrequent trading) dan banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan di pasar, seperti pada periode sampel penelitian ini. Terakhir, dilihat pula pengaruh struktur modal terhadap return saham.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata struktur modal industri tahun 1990-1994 adalah DER sebesar 1,2189 dan DAR sebesar 0,4788. Dan ketiga industri yang diteliti rata-rata struktur modal tertinggi ada pada industri real estat & properti (DER=1,4708 dan DAR=0,5296), kemudian industri pabrikasi dengan DER=1,2130 dan DAR=0,4825, disusul dengan yang terendah pada industri hotel & travel (DER=0,8393 dan DAR=0,3594).
Uji beda rata-rata DER tiap dua tahunan untuk seluruh industri menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata struktur modal tiap industri pada tahun 1990 dengan tahun-tahun selanjutnya. Tidak signifikannya perbedaan rata-rata DER tersebut terlihat pada keseluruhan uji beda tiap industri maupun industri keseluruhan dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1994.
Sedangkan uji beda rata-rata DAR seluruh industri menunjukkan ada perbedaan rata-rata struktur modal pada tahun 1990 dengan tahun-tahun selanjutnya, sedangkan tahun 1991 sampai tahun 1994 tidak berbeda. Terlihat dari signifikasi hasil uji beda industri keseluruhan pada tahun 1990 dengan tahun 1992 (t=-2,9069) dan hasil uji beda tahun 1990 dengan tahun 1994 (t=-2,4701). Hal ini dikarenakan perbedaan yang signifikan terjadi pada industri pabrikasi.
Hasil analisis Marian terhadap rata-rata DER terlihat sangat signifikan (F=19,146), berarti adanya perbedaan rata-rata struktur modal antar ketiga industri. Demikian juga pengujian ANOVA terhadap rata-rata DAR menunjukkan hasil yang sangat signifikan (F=53,075), yang mengartikan pula adanya perbedaan rata-rata struktur modal antar industri.
Pengujian regresi volatility of earnings terhadap DER sebagai struktur modal terlihat tidak signifikan (t=-0,866), demikian pula hasil regresi volatility of earnings terhadap DAR (t=-1,143). Hal tersebut membuktikan bahwa volatility of earnings tidak berpengaruh terhadap DER maupun DAR, sebagai proksi dart struktur modal.
Regresi systematic risk terhadap struktur modal, baik DER (t=0,629) maupun DAR (t=0,303) menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Berarti hasil regresi tersebut tidak membuktikan systematic risk berpengaruh positif terhadap struktur modal di Indonesia.
Pengujian regresi terakhir untuk membuktikan pengaruh struktur modal terhadap return saham juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan, baik dengan DER (t=-0,422) maupun DAR (t=-0,340) sebagai proksi struktur modal. Dengan demikian hasil regresi tersebut juga tidak mendukung adanya penganih struktur modal terhadap return saham.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>