Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdinand Mamangkey
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Suherman
"ABSTRAK
Perancangan proses manufaktur yang baik pada tesis ini didefinisikan sebagai implementasi perancangan proses (pabrikasi), yang dapat menghasilkan produk (sendi lutut buatan) yang sesuai dengan perancangan proses manufaktur, seperti faktor penyusutan, pemilihan proses dan material. Perancangan proses manufaktur juga harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti: sifat mekanik, keakuratan dimensi dan kehalusan permukaan produk yang dihasilkan. Selain kriteria tersebut, faktor fungsi dan persyaratan khusus terhadap material yang digunakan seperti tidak mengandung racun dan tidak menimbulkan efek alergi terhadap tubuh juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan material untuk sendi lutut buatan.
Pada implementasinya proses manufaktur yang digunakan untuk memproduksi komponen sendi lutut buatan adalah pengecoran invesmen (investment casting). Pengecoran invesmen adalah salah satu proses pengecoran presisi yang mampu menghasilkan produk dengan toleransi + 0,002 in setiap 1 in, dan + 0,004 in setiap 6 in, kehalusan permukaan yang bisa dicapai sekitar 63 - 25 mikro in dan kandungan karbon 0,03 %.
Setelah proses pengecoran selesai, spesimen produk diuji dengan beberapa pengujian diantaranya: uji komposisi, uji tarik, uji tekan dan uji kekerasan dengan tujuan untuk memastikan bahwa sifat mekanik dari produk sesuai dengan sifat mekanik dari aspek material standar yang digunakan yaitu stainless steel 316 L.

ABSTRACT
A good manufacturing process design in this thesis defined as an implementation of process design (fabrication), which able to produce knee joint prostheses product that meet previous design of manufacturing process such as shrinkage factor, material and process selection etc. Design of manufacturing process should consider the following factors: mechanical properties, dimensional accuracy, and surface roughness of the product. In addition to the above mentioned criteria's, function factor and special requirements (toxic and allergy) should be also considered in selecting the material for knee joint prostheses.
Manufacturing process applied for the implementation process of knee joint prostheses is investment casting. Investment casting is one of precision casting processes which could produce castings that have tolerance ± 0.002 inch per 1 inch, and ± 0.004 inch per 6 inch, surface roughness about 63 up to 25 pinch and carbon content 0.03 %.
After completion the casting process, the product specimen is subject to several testing procedures as follow: composition test, tensile test, compression test, and hardness test to ensure that the mechanical properties of the product meet all the mechanical properties required for stainless steel 316 L.ties required for stainless steel 316 L.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Nabila Hadi
"Ketersediaan industri pendukung di Indonesia sebagai pemasok bahan baku sepatu belum memadai, sehingga sebagian besar industri sepatu mendapatkan bahan baku sepatu dengan cara impor. Hal ini mengakibatkan biaya produksi yang besar pada industri sepatu di Indonesia. Selain tantangan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, terdapat tantangan yang dialami secara internal pada kegiatan pengadaan bahan baku yaitu perusahaan sepatu sering kali mendapatkan kualitas barang yang tidak sesuai dengan standar perusahaan dan terdapatnya keterlambatan pengiriman barang dari pemasok yang dapat berakibat pada tertundanya proses produksi sepatu. Oleh karena itu, diperlukannya metode pendukung keputusan untuk melakukan penilaian performa pemasok secara menyeluruh sehingga didapatkan pemasok yang terbaik. Metode yang digunakan yaitu Klasifikasi ABC, Analytic Network Process ANP dan Zero One Goal Programming ZOGP. Klasifikasi ABC digunakan untuk mendapatkan bahan baku yang dijadikan penelitian. Melalui ANP diperoleh bobot subkriteria penilaian performa pemasok. Output dari ANP dimodelkan dalam Zero One Goal Programming ZOGP untuk didapatkan keputusan pemilihan pemasok yang optimal. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat enam bahan baku yang dijadikan objek penelitian, diperoleh 20 subkriteria penilaian performa pemasok dan satu pemasok terbaik untuk masing-masing bahan baku.

The availability of supporting industries in Indonesia as a supplier of raw materials of shoes is not sufficient, so most of footwear industry buy raw materials from abroad. This condition has caused in high production costs in the footwear industry in Indonesia. In addition to the challenges that are generated from external factors of the company, there are some challenges that are generated from internal factors of the company. First, The Footwear Company often gets goods which are not in accordance with the company standards. Second, there is the delay shipments from suppliers that resulted in delays in the production process. Therefore, the need for decision support methods to conduct a performance assessment thoroughly. The methods used are ABC Classification, Analytic Network Process and Zero One Goal Programming. ABC Classification is used to get the raw materials as a research sample. The output of ANP is modeled in Zero One Goal Programming to get an optimal decision of supplier selection. The result of this research are six raw materials that is used as a research sample, obtained seven criteria and 20 subcriteria of supplier selection and one best supplier for each raw material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnawan Adi W.
"Koperasi Kartanegara adalah merupakan suatu struktur di bawah PT. Perkebunan Nusantara X yang mengelola industri cerutu. Cerutu yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis yaitu cerutu macho, cerutu soft filler dan cerutu long filter. Permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya standarisasi kapasitas produksi serta banyaknya waktu menganggur (idle time) yang cukup besar karena ketidakseimbangan lini produksi. Skripsi ini bertujuan merancang satu lini produksi yang seimbang sehingga waktu menganggur (idle time) seminimal mungkin disamping itu juga diharapkan mendapatkan kapasitas yang optimal dengan adanya keseimbangan lini produksi. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung waktu standar elemen-elemen kerja dengan mempertimbangkan faktor kelonggaran dan faktor penyesuai, yang hasilnya digunakan untuk merancang lini produksi dan menentukan kapasitas produksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Batara
"Di dalam dunia usaha penerbangan, penyiapan pesawat dengan kriteria laik terbang, bersih, nyaman dan tepat waktu sudah merupakan Core-Product yang tidak dapat ditawar lagi. Modal dasar terse but harus dimiliki oleh setiap perusahaan penerbangan hila ingin tetap berada dalam persaingan usaha penerbangan. Para pelanggan jasa angkutan udara sudah terbiasa dengan pelayanan dengan kriteria tersebut. Ketidak mampuan suatu perusahaan penerbangan dalam menyediakan Core-Product terse but mengakibatkan turunnya kepercayaan pelanggan dan pada akhirnya akan mengurangi minat mereka terhadap jasa layanan yang kita tawarkan.
Divisi Teknik PT Garuda Indonesia, adalah unit dalam tubuh organisasi perusahaan yang berfungsi menyiapkan pesawat dengan kriteria di atas melalui kegiatan perawatan pesawat. Untuk mencapai fungsi tersebut Divisi Teknik haruslah memiliki suatu konsep dan sistim perawatan yang jelas dan mendukung ke arah pencapaian fungsinya. Konsep dan sistim perawatan tadi diwujudkan dalam bentuk sistim dan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi /PPP atau Production Planning & Control /PPC yang baik.
Pada intinya makalah ini berisi suatu analisa terhadap sis tim, fungsi, dan organisasi Perencanaan & Pengendalian Produksi yang diterapkan di Dinas Perawatan Pesawat, salah satu dinas pada Divisi Teknik yang menyediakan produk akhir (pesawat siap pakai), dalam melaksanakan kegiatan perawatannya. Melalui suatu telaah kepustakaan yang bersumber dari berbagai buku manajemen produksi dan Handbook khusus PPP suatu organisasi perawatan pesawat, dihasilkan suatu sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal.
Sistim PPP yang dianggap ideal merupakan hasil interaksi komponen-komponen: perencanaan & strategi perusahaan, perencanaan bisnis, perencanaan produk dan pasar, perencanaan keuangan, perencanaan agregat, perencanaan sumber daya, jadwal produk utama, perencanaan kapasitas kasar, perencanaan material, perencanaan kapasitas terinci dan pengendalian produksi, dim ana fungsi PPP yang dianggap ideal meliputi :
- Peramalan Produksi
- Metoda & Standar Produksi
- Perencanaan Material
- Perencanaan Fasilitas & Peralatan
- Pengendalian & Penjadwalan Produksi
- Analisa Prestasi Produksi
dan tipe organisasi fungsi PPP dibedakan atas :
- Sentralisasi
- Desentralisasi
- Sentralisasi secara fungsional, desentralisasi secara fisik
- Sebagian sentralisasi dan sebagian desentralisasi
- Matriks
Dengan keadaan sistim, fungsi dan organisasi PPP yang dianggap ideal seperti
tersebut di atas, maka dilakukan analisa dengan hasil :
- Sistim PPP yang ada saat ini di Divisi Teknik khususnya Dinas Perawatan Pesawat masih mengikuti sistim/model PPP yang dianggap ideal dan interaksi dari komponen sistim secara vertikal/hirarkis menunjukkan persamaan dengan model idealnya. Kekurangan yang cukup menyolok dalam sistim PPP yang sedang berjalan adalah tidak adanya perencanaan jangka menengah.
- Dari ke tujuh fungsi PPP ideal, hanya Analisa Prestasi Produksi yang belum berjalan, enam yang lainnya telah berjalan meskipun belum optimal.
- Tipe organisasi fungsi PPP mengikuti tipe desentralisasi untuk tingkat divisi, dan sentralisasi untuk tingkat dinas.
Dari hasil analisa tersebut di atas, solusi yang penulis ajukan adalah :
- Memperbaiki sistim PPP yang ada sekarang dengan menambahkan perencanaan jangka menengah dengan periode 0 -1 tahun, sebagai jembatan antara perencanaan jangka panjang dan pendek.
- Menambahkan fungsi PPP yang berjalan sekarang dengan Analisa Prestasi Produksi, mengikuti konsep analisa yang dilakukan oleh International Air Transport Association, dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi PPP lainnya antara lain melakukan perencanaan sumber daya manusia, material dan peralatan berdasarkan kerangka waktujangka panjang, menengah dan pendek.
- Organisasi fungsi PPP dalam Din as Perawatan Pesawat memiliki karakteristik, fungsi perencanaan yang tersentralisasi dan fungsi pengendalian yang terdesentralisasi ke unit-unit produksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harding, H. A.
Jakarta: Balai Aksara, 1984
658.500 8 HAR pt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sommeng, Andy Noorsaman
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
"Just-In-Time (JIT) merupakan konsep atau kadangkala disebut juga sebagai falsafah produksi. Sebab rnanfaat JIT yang dirasakan lebih dari sekedar pengendalian produksi dan inventori, bahkan menerobos ke bampir seluruh aspek sistem manufaktur, baik pada sistem manufaktur yang bersifat repetitif rnaupun massal. Keberadaan pendekatan JIT barangkali dapat ditelusuri dari lingkungan dan kondisi alam Jepang yang serba sempit, laban yang terbatas, kurangnya sumberdaya alam, serta kondisi yang mendorong penolakan terhadap "llemborosan" (waste) pada masyarakat Industri Jepang. Singkatnya, JITadalah pendekatan yang mencari dan berupaya untuk menghilangkan semua sumber menyediakan kebutuhan komponen dan material secara tepat, pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat. Mengetahui bagaimana cara kerja dan implementasi JIT ini jelas akan sangat bermanfaat bagi peningkatan efisiensi, produktivitas dan pengembangan sistem manufaktur kita."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Juwita
"Penelitian mengenai perancangan desain teknis EDC ATM dengan metode Stage Gate Model dan TRIZ bertujuan untuk membuat suatu tools atau alat yang bisa mendukung aktifitas Unit Perantara Layanan Keuangan UPLK dalam melakukan ujicoba Aktifitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas di 8 provinsi di Indonesia Melalui pendekatan Stage Gate Model dapat diidentifikasi kebutuhan user yakni Bank dan Telco terhadap produk EDC Sedangkan pendekatan TRIZ memberikan output berupa spesifikasi teknis apa saja yang perlu ada di dalam sebuah EDC ATM Meskipun inventive principle nya sangat general perlu dilakukan verifikasi dan validasi kepada expert bidang telekomunikasi untuk menginterpretasikan solusi tersebut ke dalam spesifikasi teknis EDC-ATM

Research on the design of EDC-ATM using Stage Gate Model and TRIZ method aims to create a tool to support the activities of Unit Perantara Layanan Keuangan UPLK in Limited Payment System and Banking Services tryout activies in 8 provinces in Indonesia Through the Stage Gate Model it will be able to identify user needs the Bank and Telco againts EDC product TRIZ method will provide an output in the form of technical specifications that is needed in an EDC ATM Although this inventive principle is very general there will be verification and validation to the telecommunications expert to interpret the solutions to the technical specifications of EDC ATM "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Atqiya Qutrunnada
"Industri farmasi yang sudah mendapatkan izin untuk melakukan pembuatan sediaan farmasi harus mempunyai sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam proses produksi, PT Bintang Toedjoe menerapkan pedoman berdasarkan CPOB dan CPOTB. Penerapan pedoman tersebut melibatkan seluruh personil produksi untuk menopang dan memastikan bahwa mutu yang dihasilkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Pelatihan personil termasuk salah satu aspek dari tiga kompenen penting dalam penerapan regulasi terkait Good Manufacturing Practice yang digunakan untuk meningkatkan kinerja personil. Pentingnya pelatihan bagi personil adalah untuk membentuk peran dan tanggung jawabnya masing-masing, serta dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi personil yang berkualitas dan terkualifikasi. Standar kualifikasi yang ditetapkan oleh PT Bintang Toedjoe disusun berdasarkan komponen matriks kompetensi sesuai dengan area masing-masing, baik area compounding, filling, dan packaging. Standar kualifikasi dinilai setiap tahun berdasarkan matriks kompetensi yang mengacu pada Work Instruction (WI) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman personil terhadap area kerjanya. Berdasarkan hasil wawancara dan post test, dapat dikatakan bahwa 82% personil telah memahami matriks kompetensi yang telah ditetapkan. Sebesar 85% personil sudah memahami matriks kompetensi area masing-masing dan hanya tersisa 15% personil yang masih belum memahami matriks kompetensi dengan baik. Selain itu, berdasarkan nilai post test, seluruh personil powder sudah secara keseluruhan memahami matriks kompetensi dengan baik sehingga perlu peningkatan pemahaman kepada personil compounding, filling, dan packaging line liquid.

Pharmaceutical industries that have obtained a license to manufacture pharmaceutical preparations must have a certificate of Good Manufacturing Practice (GMP) from the Food and Drug Administration (FDA). In the production process, PT Bintang Toedjoe applies guidelines based on CPOB and CPOTB. The implementation of these guidelines involves all production personnel to support and ensure that the quality produced can produce quality products. Personnel training is one aspect of three important components in the implementation of regulations related to GMP used to improve personnel performance. The importance of training for personnel is to shape their respective roles and responsibilities, and to increase the knowledge, experience, and skills needed to become qualified personnel. The qualification standards PT Bintang Toedjoe are compiled based on the components of the competency matrix according to each area, both compounding, filling, and packaging areas. Qualification standards are assessed annually based on a competency matrix that refers to the Work Instruction to determine how much personnel understand their work area. Based on the results of interviews and post tests, it can be said that 82% of personnel have understood the competency matrix that has been determined. As many as 85% of personnel have understood the competency matrix of their respective areas and only 15% of personnel remain who still do not understand the competency matrix properly. Based on the post test scores, all powder personnel have overall understood the competency matrix well so it is necessary to increase understanding to compounding, filling, and packaging line liquid personnel.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>