Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Henny Septiana Amalia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengamh tingkat bunga dan int1asi terhadap perubahan nilai tukar valuta asing di Indonesia. Dalam analisis Covered Interesf Arbitrage para ahli berpendapat bahwa nilai tukar valuta asing sangat dipengaruhi oleh suku bunga (IRP) dan inilasi (PPP). Untuk itu, maka penulis mencoba untuk melihat pengaruh suku bunga (IRP) dan inflasi (PPP) terhadap nilai tukar hard currency, seperti : USA, Poundsterling, CHF, dan Yen, khususnya pasca krisis moneter di Indonesia. Populasi dalam pcnclitian ini adalah nilai tukar valuta asing mata uang hard currency terhadap Rupiah, disini yang diambil adalah nilai mkar valuta asing masing- masing ncgara pcrbulannya selama tiga tahun periode tahun 2001-2003. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga (IRP) dan tingkat inflasi (PPP). Data yang digunakan adalah nilai tukar valuta asing, tingkat suku bunga bebas risiko dan tingkat inf1asi negara Indonesia, Amerika, Inggris, Swiss dan Jcpang. Faktor IRP dan PPP hanya bisa menjelaskan faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar 42%, dan 58% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar IRP dan PPP. Sedang faktor IRP dan PPP yang bisa menjelaskan faktor nilai tukar mpiah terhadap yen sebesar 28%, dan 72% dijelaskan oieh faktor-faktor Iain diluar IRP dan PPP. Namun faktor IRP dan PPP hanya bisa menjelaskan faktor nilai tukar rupiah terhadap swissiianc sebesar 37%, dan 63% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar IRP dan PPP. Faktor IRP dan PPP berpengaruh cukup kuat terhadap nilai tukar rupiah terhadap yan. Disini menggambarkan bahwa tingkat inflasi dalam negeri tcrhadap tingkat inflasi luar negeri dan tingkat suku bunga dalam negeri terhadap tingkat suku bunga luar negeri mempunyai peran besar dalam penentuan nilai tukar rupiah terhadap yen. Secara. umum, penentuan investasi nilai lukar rupiah terhadap yen lebih baik dibandingkan penentuan investasi terhadap dolar, poundsterling, dan swissB?anc. Hal ini dikarcnakan kcdua faktor IRP dan PPP benar-benar berperan dalam menentukan bentuk investasi yang akan dilakukan.

This research aim to analyze related/relevant influence rate of interest and inflation at change of exchange rate in Indonesia. In analysis of Covered Interest of Arbitrage all expert have a notion that exchange rate very influenced by rate of interest( IRP) and inflation ( PPP). For that, hence writer try to see influence of rate of interest ( IRP) and inflation ( PPP) to exchange rate of hard currency, like : USA, Poundsterling, CI-IF, and Yen, specially monetary after crisis in Indonesia. Population in this research is currency exchange rate of hard currency to Rupiah, here the taken is exchange rate of is each its month state during three year period of year 2001-2003. Free variable in this research is rate of interest level ( IRP) and inflation rate(PPP). Data the used is exchange rate, free rate of interest level of Indonesia state inflation rate and risk, American, English, Swiss and Japan. Factor of IRP and of PPP only can explain rupiah exchange rate factor to dollar equal to 42%, and 58% explained by other factors outside IRP and of PPP. Factor medium IRP and of PPP which can explain rupiah exchange rate factor to yen equal to 28%, and 72% explained by other factors outside IRP and of PPP. But factor of IRP and of PPP only can explain rupiah exchange rate factor to swissfranc equal to 37%, and 63% explained by other factors outside IRP and of PPP. Factor of IRP and of PPP has an effect on strong enough to rupiah exchange rate to yen. Here depict that dom tic inflation rate to overseas inflation rate and domestic rate of interest level to overseas rate of interest level have big role in detemiination of rupiah exchange rate to yen. In general, determination of rupiah exchange rate investment to compared to better yen of' determination of investment to dollar, poundsterling, and swissfranc. These matters because of both factors of IRP and of PPP really play a part in to determine investment form to be done/conducted."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T32103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-Butar, Raymondito Sadatigor
"Tanah longsor merupakan bencana yang sangat berpotensi di Kabupaten Cianjur karena selama periode 2012 – 2022 terdapat 194 catatan kejadian tanah longsor yang terjadi di wilayah tersebut. Pada 21 November 2022, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang mengalami bencana tanah longsor setelah gempa bumi dengan kekuatan 5,6 SR. Penelitian dilakukan di lokasi kejadian tanah longsor, tepatnya di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis kondisi kestabilan lereng dan menganalisis pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng di lokasi penelitian. Penelitian ini membutuhkan data berupa berat volume tanah, ukuran butir tanah, batas plastis tanah, batas cair tanah, sudut geser dalam tanah, kohesi tanah, muka air tanah, dan nilai peak ground acceleration. Metode kesetimbangan batas Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu digunakan guna mendapatkan variasi nilai faktor keamanan dalam kestabilan lereng. Analisis regresi linier dimanfaatkan untuk menentukan kuat atau tidaknya hubungan gempa bumi terhadap nilai faktor keamanan pada lereng. Nilai faktor keamanan statis pada Lereng Cijedil menggunakan metode Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu secara berturut – turut, yaitu 1.297 (stabil), 1.304 (stabil), dan 1.280 (stabil), sedangkan pada Lereng Shinta, yaitu 1.428 (stabil), 1.43 (stabil), dan 1.324 (stabil). Nilai faktor keamanan dinamis pada Lereng Cijedil dengan ketiga metode yang sama, yaitu 0.589 (tidak stabil), 0.596 (tidak stabil), dan 0.570 (tidak stabil), sedangkan pada Lereng Shinta, yaitu 0.599 (tidak stabil), 0.602 (tidak stabil), dan 0.584 (tidak stabil). Pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng diketahui melalui simulasi kenaikkan gempa bumi dalam bentuk koefisien seismik horizontal sebesar 0.05 sebanyak 20 kali. Berdasarkan analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi di kedua lereng penelitian, nilai koefisien seismik horizontal memiliki hubungan dan pengaruh yang kuat terhadap nilai faktor keamanan pada kedua lereng daerah penelitian.

Landslides are a significant potential disaster in Cianjur Regency, as there have been 194 recorded landslide incidents in the area from 2012 to 2022. On November 21, 2022, Cijedil Village in Cugenang Sub-district experienced a landslide following a 5.6 magnitude earthquake. A study was conducted at the landslide site, specifically in Cijedil Village, Cugenang Sub-district, aiming to analyze the stability conditions of the slopes and the impact of earthquakes on slope stability at the research location. This study required data on soil bulk density, soil grain size, soil plastic limit, soil liquid limit, soil internal friction angle, soil cohesion, groundwater level, and peak ground acceleration. The limit equilibrium methods of Morgenstern-Price, Bishop, and Janbu were used to obtain varying safety factor values for slope stability. Linear regression analysis was utilized to determine the strength of the relationship between earthquakes and the safety factor values of the slopes. The static safety factor values for the Cijedil Slope using the Morgenstern-Price, Bishop, and Janbu methods were 1.297 (stable), 1.304 (stable), and 1.280 (stable), respectively, while for the Shinta Slope, they were 1.428 (stable), 1.43 (stable), and 1.324 (stable). The dynamic safety factor values for the Cijedil Slope using the same three methods were 0.589 (unstable), 0.596 (unstable), and 0.570 (unstable), while for the Shinta Slope, they were 0.599 (unstable), 0.602 (unstable), and 0.584 (unstable). The impact of the earthquake on slope stability was determined through a simulation of increased earthquake activity in the form of a horizontal seismic coefficient of 0.05 applied 20 times. Based on simple linear regression analysis, correlation coefficient analysis, and determination coefficient analysis for both research slopes, the horizontal seismic coefficient has a strong relationship and influence on the safety factor values of both research slopes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irma Widiastari
"ABSTRAK
Nama : Irma WidiastariProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Kesiapsiagaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaandalam Menghadapi Darurat Kesehatan Masyarakat Studi pada Masyarakat Wilayah KelurahanMakasar-Kota Jakarta Timur dan Desa Campaka-Kabupaten Cianjur Tahun 2016 Wilayah Indonesia secara geografis merupakan area yang rawan bencana. Jikaterjadi bencana biasanya akan ada penyakit-penyakit menular tertentu yang timbuldan mengalami peningkatan melebihi batas normalnya di masyarakat yangterdampak oleh bencana tersebut. Pada akhirnya hal tersebut dapat dikategorikansebagai darurat kesehatan masyarakat. Masyarakat adalah pihak pertama yanglangsung berhadapan dengan ancaman dan bencana karena itu kesiapanmasyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana di masyarakat. Indonesiasebagai negara berkembang tentunya memiliki wilayah perkotaan dan pedesaanyang berbeda dari aspek pembangunan, pemerintahan serta kondisi geografisnya.Perbedaan potensi aspek tersebut tentunya berpengaruh terhadap kemungkinanadanya perbedaan juga dari sisi kesiapsiagaan masyarakatnya dalam menghadapikondisi darurat kesehatan masyarakat dan kebencanaan. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui seperti apa gambaran kesiapsiagaan masyarakatperkotaan dan pedesaan di Indonesia yang dalam penelitian ini mengambil contohdi wilayah Kampung Makasar-Jakarta Timur dan Desa Campaka-Cianjur yangdipilih berdasarkan pertimbangan bahwa kedua wilayah tersebut berpontensi akanadanya masalah darurat kesehatan masyarakat baik dari segi bencana maupunpeningkatan kasus penyakit. Penelitian ini menggunakan gabungan dari metodekuantitatif data analisis deskriptif berdasarkan penilaian kesiapsiagaan masyarakatyang mengkombinasikan dari unsur Desa Siaga Aktif dan Desa Tangguh Bencanadan kualitatif wawancara mendalam, telaah dokumen . Hasil dari penelitian inimengungkap bahwa ada perbedaan nilai kesiapsiagaan di masyarakat pedesaaandan perkotaan. Pada wilayah perkotaan, hasil persentase kesiapsiagaan yangdidapat adalah sebesar 62.3 sedangkan untuk wilayah pedesaan sebesar 41.3 .Dari 20 indikator hampir memenuhi dalam hal keberadaan dan juga bervariasiantara daerah pedesaan dan perkotaan. Poin yang masih kurang adalahpelaksanaan indikator dan kinerja belum seperti yang diharapkan sebagaimanamestinya. Penyebab perbedaan yang paling mencolok hasil antara pedesaan danperkotaan perbedaan struktural, aksesibilitas, pendanaan dan pengetahuanmasyarakat. Untuk itu diperlukan pengawasan pihak stakeholder dalampenelitian ini adalah Puskesmas, pemerintah di pedesaan dan perkotaan Kata kunci : kesiapsiagaan masyarakat, darurat kesehatan masyarakat, pedesaan,perkotaan

ABSTRACT
Name Irma WidiastariStudy Program Public HealthTitle Urban and Rural Community Preparedness in PublicHealth Emergency Study on the Community fromKelurahan Makasar East Jakarta and CampakaVillage Cianjur District in Year 2016 Indonesia teritory geographically is a disaster prone area. In the event of a disasterthere will usually be certain infectious diseases that arise and have increasedbeyond normal limits in communities affected by the disaster. In the end it can becategorized as a public health emergency. Community is the first to directly dealwith the threat and disaster. Preparedness in community will determines the sizeof the impact of disasters on communities. Indonesia as a developing country haveurban and rural areas that different from the aspect of development, governmentand geography. The potential difference aspects certainly affect the possibility ofdifferences also in terms of community preparedness in the face of public healthemergencies and disasters. The purpose of this study was to determine aboutcommunity preparedness in urban and rural communities in Indonesia, which inthis study took a sample in Kampung Makasar East Jakarta and Desa Campaka Cianjur that were selected based on the consideration that the two regions areequally harmful for any problems public health emergencies both in terms ofdisaster as well as an increase in cases of the disease. This study uses acombination of quantitative methods descriptive analysis data based on anassessment of the preparedness of community that combines elements of DesaSiaga Aktif and Desa Tangguh Bencana and qualitative methods in depthinterviews, review of documents . The results of this study reveal that there areany differences in preparedness in rural and urban communities. In urban areas,the percentage of community preparedness is 62.3 , while in rural areas is 41.3 .Almost all of 20 indicators meet in existence and also vary between rural andurban areas. Points are still lacking is the implementation and performanceindicators were not as expected as it should be. The cause of the most strikingdifference between the results of the structural differences in rural and urbanareas, accessibility, funding and knowledge society. It is necessary for thesupervise of the stakeholders in this research are health centers, the governmentin rural and urban Keywords community preparedness, public health emergency, rural, urban."
2016
T47274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tax revenue is one of the main sources of state revenue than the revenue from oil and gas and other revenues. Tax revenues contributed to the state budget amounted to 70.46% in 2007..."
MMJA 6:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Sakhowi
"Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang ditandai dengan anjloknya nilai tukar rupiah atas US dollar, diikuti oleh meningkatnya suku bunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi para investor di pasar saham Indonesia (Bursa Efek Jakarta). Kepanikan tersebut mendorong harga harga saham turun tajam sehingga indeks pasar (IHSG ) terpangkas hingga tinggal -/+ 40 %. Fenomena turunnya harga saham secara tajam yang dikaitkan dengan perubahan nilai tukar rupiah atas US dollar, suku bunga dan inflasi merupakan permasalahan yang menarik untuk dikaji dengan menggunakan pendekatan Arbritage Pricing Theory (APT).
Studi ini mengajukan tiga permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah ada pengaruh faktor perubahan nilai tukar rupiah atas US dollar, perubahan suku bunga dan inflasi terhadap pasar saham (BET). Kedua apakah faktor perubahan nilai tukar rupiah atas US dollar suku bunga dan inflasi memberi pengaruh yang berbeda pada perusahaan dengan debt to equity ratio berbeda. Ketiga apakah perubahan nilai tukar rupiah atas US dollar, suku bunga dan inflasi memberi pengaruh yang berbeda pada industri yang berbeda.
Untuk menganalisis permasalahan penelitian digunakan model multi faktor (APT) sebagaimana yang digunakan Roll dan Ross (1986) dengan memakai model regresi multi variate. Analisis mengambil lokasi di Bursa Efek Jakarta (BET) dengan mengambil waktu pengamatan dari 1993 sampai 1998. Data harga saham dan Indeks Pasar (IHSG), suku bunga dan inflasi secara berturut turut diambil dari publikasi lembaga yang berkompeten yaitu BEJ, Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik. Semua series data yang digunakan sebagai variabel penelitian berbentuk time series karena itu variabel dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan uji stasionaritas untuk menghindari diperolehnya hasil yang menyesatkan. Pengujian atas koefisien regresi parsial dan simultan menggunakan uji t dan uji F. Dan untuk menguji perbedaan struktur regresi digunakan Chow test, sementara untuk menguji bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung digunakan Granger causality test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar rupiah atas US dollar pada level, lag l dan lag 3, jumlah uang yang beredar (M2) sebagai indikator inflasi memberi pengaruh pada harga saham 1 indeks pasar (IHSG) secara signifikan pada taraf α=0.05. Dari uji Granger menunjukkan bahwa balk nilai tukar rupiah atas US dollar maupun M2 signifikan berpengaruh pads indeks pasar (IHSG). Sementara perubahan suku bunga ( nil ) tidak memberi pengaruh yang signifikan pada perubahan harga saham J indeks pasar (IHSG) baik dilihat dari uji t dari koefisien regresi maupun uji Granger.
Studi juga menemukan bahwa perubahan nilai tukar rupiah atas US dollar, suku bunga dan inflasi (M2) memberi pengaruh yang berbeda pada emiten yang memiliki struktur modal berbeda yang diukur dengan tingkat debt to equity ratio (ER). Kesimpulan ini diperoleh dari hasil uji struktur regresi dari 2 kelompok observasi yang dibedakan DER tinggi dan DER. rendah dengan menggunakan Chow test menghasilkan nilai F hitung sebesar 717.97 yang lebih besar dari F tabel = 2.51 untuk taraf Selanjutnya hasil pengamatan terhadap return 7 portfolio yang diregresikan dengan variabel nilai tukar rupiah atas US dollar, suku bunga dan inflasi (variabel prediktor) menunjukkan terdapat perbedaan sensitivitas dan pengaruh yang signifikan antara industri yang berbeda terhadap perubahan tiga variabel prediktor. Secara keseluruhan hasil analisis dengan menggunakan model APT ini memiliki kemampuan untuk melakukan estimasi sehingga model yang dihasilkan layak untuk digunakan sebagai model dalam penilaian aset."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Ferdy Malonda
"ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha-usaha pembangunan di negara-negara berkembang telah memberi gambaran sebagai pengalaman bahwa perlu diperhatikan faktor-faktor sosial hudaya yang turut mempengaruhinya. Sebagai contoh, pembangunan di bidang kesehatan mengenai kampanye air masak di desa Los Molinos Peru yang dilakukan oleh Lembaga kesehatan pemerintahnya. Kampanye ini dinyatakan gagal karena petugas kesehatan tidak menelusuri kepercayaan/ tradisi yang membudaya dari masyarakat yang bersangkutan bahwa air minum yang telah dimasak merupakan minuman dari orang yang sakit. Ini berhubungan dengan konsep mengenai penyakit dan makanan untuk orang sakit. Petugas kesehatan juga gagal memilih kelompok acuan untuk demonstrasi penyebaran gagasan, karena memilih anggota masyarakat yang belum lama tinggal di desa yang bersangkutan dan masih terasing dengan masyarakat umum (Rogers dan Shoemaker dalam Hanafi 1986 : 9- 15)
Berkaitan dengan pembangunan kesehatan pula yaitu kampanye KB oleh pemerintah India dan Yayasan Rockefeler di suatu desa sampel di Punjab. Kajian Khanna (Khanna study) yang meneliti kampanye tersebut memberi gambaran bahwa, usaha kampanye tersebut gagal. Kegagalannya berhubungan dengan struktur sosial dalam kehidupan desa, serta budaya keluarga besar berkaitan dengan mata pencaharian hidup bertani (mengerjakan ladang untuk menabung guna memperoleh lahan) ada pada masyarakat yang bersangkutan (Mamdani 1972 : 67 - 104)
Menurut laporan yang dihasilkan pada pertemuan negara-negara Asia Pasifik dalam rangka program KB, dinyatakan bahwa untuk pelaksanaan KB secara internasional dirasa perlu mengkaji faktor-faktor sosial dan budaya yang bergengaruh terhadap praktek KB. Perlu diperhatikan benar-benar berbagai variable yang mempengaruhi kelangsungan peserta mengikuti KB, dengan mengkaji benar-benar variasi-variasi kebudayaan pada umumnya yang diukur dalam bentuk kelompok etnis atau agama, atau bagaimana bentuk persepsi-persepsi responden (sasaran kajian) mengenai sikap-sikap dan kepercayaan orang-orang sekitarnya. Juga perlu mengkaji secara obyektif hubungan sosial dan kebudayaan responden, bagaimana kesimpulan pernyataan-pernyataan masyarakat sasaran tentang variasi-variasi masukan program. Di samping adanya kajian-kajian yang berlingkup besar, perlu juga dilakukan kajian terhadap peserta KB dengan ruang lingkup yang kecil yang dirancang untuk menyelidiki secara lebih mendalam berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan untuk menerima, melanjutkan atau- berhenti berkeluarga berencana. Kemudian yang tak kalah penting dinyatakan bahwa perlu mengkaji proses komunikasi yang terjadi dalam usaha-usaha pelaksanaan dan penyampaian tujuan KB untuk dapat dijadikan sebagai masukan-masukan organisasi perencana (BKKBN 1984 : 20-21).
Berkaitan dengan hal-hal di atas sebagai contoh Foster dalam buku yang disusun Logan dan Hunt mengenai penjelasan aspek antropologi medik dan perencanaan kenehatan internasional menyatakan, bahwa walaupun pelayanan KB di Indonesia gratis dalam arti sesungguhnya, kadang-kadang tidak bermanfaat karena tetap peserta KB memerlukan pengeluaran biaya. Sebagai contoh sebagian besar ibu tertarik dalam perencanaan kelahiran hanya nanti sesudah mereka memiliki 4 atau 5 anak. Sering secara sosial anak-anak tidak ada yang menjaganya, dan bilamana para ibu hendak pergi ke tempat KB mereka harus membawa serta anak-anak mereka, sehingga secara ekonomis para ibu harus mengeluarkan pendapatan sehari untuk dihabiskan bersama dalam kunjungan untuk pelayanan KB gratis tersebut. Hal ini dijelaskan dalam kaitan bagaimana pengetahuan faktor-faktor sosial, budaya, dan psikologis yang mempengaruhi perubahan perilaku dapat dipakai untuk memperbaiki perlakuan-perlakuan dan perencanaan pelayanan kesehatan termasuk pencarian cara-cara baru untuk menjadikan sumber-sumber kesehatan dapat dimanfaatkan secara efisien (Foster dalam Logan dan Hunt 1973 : 301-307).
Program KB di Indonesia merupakan salah satu program pembangunan yang merupakan bagian integral dari program pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Program KB sebagai penanganan masalah kesehatan yang lebih luas bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat dengan pengendalian kelahiran dan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut ditempuh kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dan berkaitan dengan sektor pembangunan?.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sudibyo Supardi
"The self medication is an effort conducted by the community to cure their selves using medicine, traditional medicine or others without health proffesional advice. The aims of this study are to know healthy - illness concept, to know local language, symptoms, prevention and curation of headache, fever, cough and common cold and the self-medication practice on the village community.
This study using qualitative design and data was collected by depth interviewing from 12 key informants at Ciwalen village, Warungkondang sub-district, Cianjur district, West Java in 1998. Key information are the chief of RT, the chief of RW, the teachers of elementary school, the health cadres and the housewives. Data were analyzed using triangulation methode and confirmating the interview result to the key informans. The conclussion of this study are: The healthy-illness concept does not only physical aspect, but also social culture aspect. The light illness - heavy illness concept depends on the physical condition of patient, the daily activity and the medication.
The community use generally local language nyeri sirah for headache, muriang fot he fever, gohgoy for cpught and salesma for the common cold. The cause of illness is commonly their physical environment, include bacteria for the cought. The prevention of illness is generally conducted by avoiding its cause. The self medication practice generally use the medicine that were bought from the retail at their village, some of them use the traditional medicine.
Reason of self-medication practice are light illnesss, inexpensive, time eficiency and as a first aid before going to the health proffesional or health center. The self-medication practice is improperly done, because the community mostly bought a small amount of medicine, so that the brochure of the medicine can not be read."
2005
MIKE-II-3-Des2005-134
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>