Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiastuti
"Karya akhir ini membahas mengenai bidang strategi saluran distribusi dengan mengacu pada strategi pemasaran dan bauran pemasaran suatu perusahaan dalam suatu lingkungan usaha. Sebagai fokus penelitian, diambil kasus PT Krakatau Steel khusus mengenai saluran distribusi produk baja lembaran canai panas (BLCP). Dengan dikeluarkannya paket-paket deregulasi produk baja khususnya produk PT Krakatau Steel maka teçiihat adanya penurunan kinerja distributor dilihat dan pangsa pasar terhadap kebutuhan nasional dan periurunan sumbangan distributor ke segmen Pipa dan Tabung serta Konstruksi dan Pabrikan. Sementara itu pihak pemasaran PT Krakatau Steel dituntut untuk memperlahankan pangsa pasar pada tingkat 70% dengan laba maksimal, dalam situasi persaingan pasar global dengan teknologi yang berkembang dengan cepat. Perangkat analísis yang dipergunakan dalam pembahasan masalah strategi saluran distribusi PT Krakatau Steel ini adalah analisis peluang pasar, kekuatan bisnis perusahaan analisa portofolio.
Dari analisis ini ditentukan strategi korporasi, strategi pemasaran dan strategi bauran pemasaran, sehingga dapat diketahul strategi pemasaran masing-masing segmen dan strategi dístribusinya. Dari saluran distribusi yang ada diadakan penilaian secara subyektif dan obyektif terhadap saluran distribusi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa posisi distributor meskipun nilai penilaian obyektif cukup banyak tetapi nilai penilaian subyektíf kurang, sehingga saluran distribusi melalui distributor ini dapat ditinggalkan atau perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kinerja distributor dalam hal penanganan kualitas, penigiriman maupun harga. Selain itu dapat diusulkan tipe perantara yang lain seperti agen atau kantor perwakilan. Agen kantor perwakilan dapat melakukan fungsi pemasaran sehingga dapat melakukan strategi penetraSi pasar maupun pengembangan secara efektif dan efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarna Purawiardi; Budijanto Jutanti Gunawan
"PT.Tigaraksa Satria adalah suatu perusahaan distribusi nasional yang mendistri busikan produk-produk konsumsì berkualitas, dengan merek-merek yang terkenal di pasar domestik dan internasional. Produk utamanya saat ini adalab Johnson & Johnson, S-26 dan Wyeth-Ayerst dan biskuit Good Time. Dilihat dari keberhasilan yang telah dicapai Tigaraksa Satria saat ini, manajemen masih membutuhkan beberapa perbaikan sebagai upaya untuk dapat tetap bertahan dan bertumbuh secara berkelanjutan, terutama dalam menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat, baik pada tingkat distributor, maupun tingkat pengecer.
Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisa strategi apa yang sebaiknya dija lankan oleh Tigaraksa Sama, yaitu dibagi ke daiam strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. Untuk strategi jangka pendek, Tigaraksa Satria memperhatikan strategi pemilihan produknya, yang disertai dengan pertimbangan seperti, pertumbuhan penjualan, pasar sasaran serta segmentasinya, danjaminan dukungan pemasaran dan produsennya.
Dengan mempertimbangkan pergeseran pasar menuju buyer?s market, dimana produsen makin mengarahka.n langsung produknya kepada pengecer (contoh, Makro dan Goro), menyebabkan menurunnya margin distribusi yang dapat dinikmati oleh perusahaan distribusi, Ditambah juga dengan makin berkembangnya pemakaian teknologi baru, mcningkatkan efisiensi manajemen logistik. Maka, Tigaraksa Satria menerapkan strategi jangka panjangnya yang berupa
  1. Strategi integrasi ke depan dan horizontal
  2. Strategi merek sendiri
  3. Strategi pelayanan pertambaban nilai
  4. Strategi distribusi dengan teknoiogi baru.
Untuk mendapatkan tujuan ¡tu, metodologi penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi ke pasar, untuk menentukan posisi produk yang didistribusìkan Tigaraksa Satria, yaitu dengan memperhatikan kriteria harga, display dan outlet, Hasil dan observasi ini menunjukkari bahwa pasar sasaran daii Tigaraksa Satria adalah golongan ekonomi menengah-atas.
Dalam menganalisa strategi jangka panjang dan Tigaraksa Satria, studi ini memperoleh data-data dengan cara wawancara dengan pihak manajemen P.T.Tigaraksa Sarna Disamping itu, melakukan juga wawancara dengan distributor lainnya, sehingga dari informasi tersebut didapatkan perbandingan cara-cara menjalankan bisnìs di antara perusahaan-perusahaan distribusi tersebut.
Dari hasíl studi ini, beberapa saran dikemukakan bagi manajemen Tigaraksa Satria untuk lebih memngkatkan kineja usahanya, yaitu mempercepat strategi distribusi dengan teknologi baru. Dalam hal ¡ni Tigaraksa perlu mengalilikan kegiatan logistiknya kepada P.T.TNT Logistics Indonesia, yang merupakan suatu perusahaan paturigan antara Tigaraksa Satnia dengan TNT Australia.
Disamping itu, untuk meningkatkan loyalitas dari para eksekutifnya, disarankan manajemen Tigaraksa memberikan sahamnya, sehingga arus perpindahan maupun pelanan eksekutif dapat dikurangi, yang mana akan meningkatkan stabilitas internal perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ekawati
"Dengan semakìn berkembangnya teknologi di bidang komputer khususnya di Indonesia , maka PT Mitra Bersaudara Abadi sebagai satu ? satunya agen tunggal dari perusahaan komputer AI ? Alamiah di Kairo (Mesir), melihat persaingan bisnis ¡ni dan aspek pengembangan pasar produk baru, sebagal usaha untuk mengantisipasi semakin ketatnya persaingan di pasaran akhir ? akhir ini.
Pengembangan pasar atas produk baru dengan merek Sakhr ¡ni . dilaksanakan dengan mengkoordinasíkan perencanaan atas strateji manajemen dan implementasinya di pasaran , dengan bertitik tolak pada hasil ? hasil analisis berbagai aspek , antara lain:
- situasi pasar persaingan dihubungkan dengan posisi perusahaan khususnya dalam pasar produk baru ini.
- faktor - faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan terhadap posisi pasar dan perusahaan ? perusahaan dengan bisnis sejenis.
- serta pengaruh ? pengaruh yang berasal dan lingkungan makro , antara lain : ¡kIim perekonomian , perkembangan teknologi , sosial dan budaya.
Strateji manajemen yang diterapkan oleh PT Mitra Bersaudara Abadi dalam memasarkan produk ? produk bermerek Sakhr ¡nilah yang akan dibahas di dalam karya akhir ini.
Tujuan danipada pembahasan ini adalah untuk mengetahui apakah strateji manajemen telah berjalan secara efektif sehingga pada akhinya dapat mencapal profitabilitas yang diharapkan.
Beberapa strateji yang disarankan antara lain, meningkatkan mutu pelayanan terutama bagi tenaga penjual (di lapangan) dan meningkatkan efisiansi dari segi otoritas serta administratifnya, sehingga hal ini tidak terlepas dari kebutuhan dan tersedianya sistem informasi yang canggih dan up to date khususnya dl bldang pemasaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Munir
"ABSTRAK
Industri Ban sebagal suatu industri yang Iebih bersifat labour intensif
dan teknoogi intensif, akan menyerap sumber daya tenaga kerja yang relatif
sangat besar selain teknologi dan modal. Perkembangan rekayasa dan teknologi
secara perlahan - lahan menggeser peranan dan kebutuhan tenaga kerja sejalan
dengan kesadaran manajemen atas tingginya upah yang cenderung meningkat
dari masa ke masa bagi negara berkembang maupun negara maju. Indikasi
inilah menyebabkan Indonesia sebagai negara berkembang dengan suatu
atribut tersedianya suplai tenaga kerja yang sangat besar, akan menjadi suatu
basis yang strategis dalam pengembangan industri Ban.
PT. Gajah Tunggal, selaku produsen swasta Nasional memanfaatkan
peluang dengan mendirikan Pabrik Ban di Indonesia pada tahun 1951.
Rekayasa Teknologi dan Pengawasan mutu di ambil langsung dari Inoue Rubber
Co, Ltd. Jepang. Keterlibatan dan alih teknologi dimulai dari pendirian fisik
pabrik, rancang bangun sampai pengawasan mutu hasil produksi.
Sebagai produsen swasta nasional, PT. Gajah Tunggal harus berhadapan
dengan para pesaing kuat tingkat dunia dalam percaturan pasar global. Tidak
ketinggalan para pesaing juga telah melakukan investasi langsung ( FDJ )
dengan mendirikan pabrik ban di Indonesia melalui fasilitas Penanaman
Modal Asing ( PMA) seperti : Bridgestone dan Good Year. Selain Brand
Image para pesaing diatas sudah di kenal di tingkat pemasaran global, juga
pasar domestik dikuasai dalam porsi cukup besar.
Pada awalnya sebagai Market dan Price Leader adalah Bridgestone yang
iebih dikenal karena mutu, kelayakan, dan kenyamanan yang lebih tinggi
dibanding merk lain. Menyadari ini semua, perusahaan dengan Gajah Tunggal
sebagai global image berusaha meningkatkan pangsa pasar domestik dan ekspor
sebagai global image berusaha meningkatkan pangsa pasar domestik dan ekspor
melalui kampanye media cetak dan elektronik secara gencar, disamping
meningkatkan hubungan dan kinerja para distributor.
Dari sisi proses produksi, PT. Gajah Tunggal menambah sarana dan
prasarana produksi serta meningkatkan alih teknologi secara berkesinambungan
dalam upaya mengantisipasi permintaan pasar yang cenderung naik, balk
dikarenakan pertumbuhan pasar itu sendiri maupun keyakinan masyarakat
terhadap produk Gajah Tunggal semakin tinggi, sekedar gambaran kapasitas
produksi perusahaan akan dikembangkan dan 3,5 juta sampal 5,25 juta ban per
tahun.
Perluasan kapasitas produksi selain untuk memenuhi pasar domestik
juga dimanfaatkan untuk Expansi Geografis. Dan untuk menjamin
kelangsungan pasok bahan baku produksi, perusahaan melakukan integrasi hulu
dengan mengambil alih PT Andayani Megah, PT. Filamindo Sakti, dan PT
Baja Langgeng Pratama. Sedangkan dari segi pasok sumber daya manusia
yang berkualitas, perusahaan mendirikan Balai Latihan ?Patigat? yang melatih
tenaga kerja sesuai dengan tingkat kejuruan yang dibutuhkan.
Dari segi keuangan, analisis ratio keuangan PT. Gajah Tunggal cukup
baik. Hal ini dapat terlihat dari disclosure perusahaan, selain itu tercermin pula
dari minat masyarakat terhadap saham PT. Gajah Tunggal. Dalam
perkembangan pasar global dewasa ini, sebagai exportir ban ranmor Indonesia, terbesar, PT. Gajah Tunggal harus menghadapi tantangan dari pesaing - pesaing
dari China, Thailand dan Korea yang menggunakan keunggulan Overal Cost
Leadership sebagai strategi bersaing perusahaan.
Perlu disadari, peran pemerintah dalam hal ini sebenarnya banyak
diharapkan untuk secara langsung atau tidak langsung akan dapat menekan
harga PT. Gajah Tunggal dan pada gilirannya akan mampu mendorong kinerja
ekspor ban Gajah Tunggal mengisi pasar dunia. Sebagai contoh : Paket Juni
1993 yang membebaskan bea masuk beberapa bahan baku Impor.
Namun demikian masih banyak hal dan aturan yang perlu dibenahi
antara lain penurunan tarif impar bahan baku produksi, penghapusan birokrasi
yang berlebihan, dan aturan - aturan lain yang dapat menghambat laju ekspor
produksi dalam negeri.
Pada akhirnya, peran pemerintah diharapkari ikut pula mendorong
pengembangan industri nasional pada umumnya, dan pengembangan strategi
bersaing PT. Gajah Tunggal pada khususnya.
"
1996
T1728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono
"Tugas akhir ini secara luas membahas mengenai persaingan yang terjadi dalam Industri siaran televisi swasta di Indonesia. Lebih khusus lagi, tugas akhir ini lebih jauh lagi mengungkap bagaimana ANTEVE, sebagai salah satu stasiun tv swasta yang termasuk masih muda, menghadapi pesaing-pesaingnya (RCTI, SCTV, TPI, dan Indosiar).
Persaingan yang terjadi dalam industri ini pada dasarnya adalah dalam hal memperebutkan ikian dan pemirsa. Untuk kedua hal ini, ANTE VE masih di bawah pendahulu-pendahulunya (RCTI, SCTV, dan TPI), bahkan kini ANTEVE mulai dilewati oleh Indosiar. Ketertinggalan ANTEVE dibanding pesaing-pesaingnya ini disebabkan oleh masih kalah bersaingnya acara-acara yang disajikan ANTEVE.
Kurang lebih permasalahan yang dihadapi ANTEVE dalam persaingannya dengan stasiun tv swasta Iainnya adalah:
Keunggulan-keunggulan apakah yang dimiliki oleh pesaing-pesaing ANTEVE, seberapa besarkah peluang yang dimiliki ANTEVE, apa sajakah yang selama ini menjadi kelemahan dan kekuatan ANTEVE yang dapat dimanfaatkannya untuk bersaing dengan tv swasta lain, bagaimanakah ANTEVE menyusun strategi acara siarannya?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain bagi ANTEVE, selain dengan melakukan serangkaian pembenahan dan peningkatan kualitas tayangan acaranya untuk dapat menìngkatkan daya saingnya dalam industri ini. Untuk menghasilkan suatu tayangan acara yang menarik, maka strategi di bidang acara saja tidak mencukupi, dibutuhkan strategi dibidang lain untuk mendukungnya, yaitu strategi di bidang pemasaran, teknologi dan investasi, kerjasama dengan pihak-pihak terkait, pengembangan sumber daya manusia.
Untuk tetap dapat mempertahankan kehadirannya di dalam industri ini dan agar tetap dapat bersaing dengan tv-tv swasta lain, maka ANTEVE perlu menerapkan beberapa strategi di masa depan. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah melakukan diversifikasi usaha di berbagai bidang yang belum dimasukinya, peningkatan pemanfaatan kecanggihan teknologi, menggiatkan pengembangan sumber daya manusia, bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan, dan penambahan investasi untuk mendukung semua itu."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanto Parwoto
"Aliansi para vehicle manufacturer dunia dan mega mergers yang terjadi di antara vehicle manufacturer menyebabkan tetjadinya konsolidasi yang cepat di dalam industri suplier otomotif. Hal ini akan memaksa supplier untuk meningkatkan kemampuan dan memperluas ruang lingkup bisnisnya. Suplier akan berusaha untuk masuk e pasar yang baru atau memperluas posisi mereka sebagaimana pihak vehicle manufacturer menekan kemungkinan teknologi baru dalam modular assemblv, kemampuan untuk mengintegrasikan perangkat elektronik dan pengembangan sistem suphier yang lebih baik.
PT. Delphi Automotive Systems Indonesia (DASI), sebagai salah satu bisnis unit Delphi Automotive Corp. yang berpusat di Troy-Michigan, Amerika Serikat, adalah salah satu pelaku di industri wiring harness di Indonesia. Saat ini Delphi Automotive Systems merupakan pemasok komponen otomotif terbesar di dunia yang menguasai hampir 26% pasar dunia untuk produk yang berupa sistem distribusi daya, signal dan sistem interkoneksi untuk kendaraan bermotor. Sedang diurutan nomer dua terbesar yaltu Yazaki Corp. yang menguasai 21.5% pngsa pasar wiring harness dunia. Di Indonesia, DASI menduduki peringkat kedua dalam hal kapasitas produksi wiring harness setelah Yazaki Corp. yang diwakilkan oleh dua perusahaan lokalnya. Dan saat ini, kurang dari 10% penjualan DASI dialokasikan untuk Original Equipment Manufacturer (OEU) lokal yaitu General Motor Indonesia, sedang sekitar 90% lainnya untuk keperluan ekspor.
yang dimliki Delphi Automtive Systems adalah bahwa General Motor Corp. (GMC) yang merupakan customer terbesar Delphi, memiliki saham Isuzu Corp., Suzuki Corp., dan Subaru Corp. masing-masing 49%, 16%, dan 20%. Diharapkan dengan terjadinya alinsi ini, GMC dapat mempengaruhi management Isuzu Corp. atau Suzuki Corp. dan terutama management lsuzu dan Suzuki Indonesia untuk mau memberikan bisnis wiring hamess-nya ke Delphi Indonesia. Dengan demikian aliansi yang terjadi antar VM pun diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi Delphi Indonesia dalam berkompetisi di pasar lokal.
Untuk mengantisipasi trend yang sedang terjadi di industri otomotif tersebut DASI merasa perlu untuk memperluas ruang lingkup bisnisnya di pasar lokal. Tujuan dan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi strategi apa yang harus digunakan oleh DASI agar dapat unggul dalam persaingan di bisnis industri komponen otomotif wiring harness di Indonesia dengan mempertirnbangkan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan Lingkungan bisnis tersebut, sehubungan dengan usaha bisnisnya dimasa yang akan Dating.
Penelitian dilakukan melalui wawancara tidak berstruktur berdasarkan model Resources Based untuk memperoleh sumber daya dan kapabilitas pembentuk kompetensi inti yang ada sekarang. Kemudian akan dicari kompetensi inti yang baru yang harus dimiliki agar berhasil dalam industri komponen otomotif dan mempertahankan keunggulan bersaingnya dengan mempertimbangkan faktor keberhasiIan utama dalam industri.
Berdasarkan analisa resources based terhadap sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki DASI, ditemukan bahwa sumber days dan kapabiitas yang telah dimiliki secara baik adalah sumber daya dan kapabilitas teknologi, inovasi dan reputasi. Sumber daya dan kapabilitas ini membentuk kompetensi inti DASI yaitu berbagai keahlian dalam mengintegrasikan teknologi, penerapan global sourcing systems, manufacturing systems yang fleksibel, corporate image, quality components-systems-modules, dan inventory control, yang semuanya terikat menjadi satu kesatuan sebagai kompetensi inti Delphi Automotive Systems indonesia. Untuk mengantisipasi trend yang terjadi di industri otomotif perlu dibangun kompetensi inti baru yaitu di bidang teknologi yaitu dengan mengembangkan global sourcing system dengan fokus pada minimum leadtime dan penerapan Electronic Data Interchange (EDI) ke vendor pada ordering systems.
Strategi yang dilakukan DASI saat ini untuk pasar lokal adalah pertumbuhan pada pasar untuk produk saat ini yang merupakan bagian dari Growth Strategy. Strategi ini digunakan sehubungan dengan lesunya ¡ndustri otomotif Indonesia karena krisis ekonomi yang antara lain mengakibatkan turunnya order produksi dari GMI ke Delphi indonesia. Melihat tingkat persaingan di industri komponen otomotif yang sangat ketat maka strategi alternatif yang tepat untuk dilaksanakan oleh DASI sehubungan dengan pembahasan dinamika persaingan dan kompetensi inti adalah grand strategy dengan berkonsentrasi pada pertumbuhan terkonsentrasi, pengembangan produk, pengembangan pasar, dan inovasi.
Ruang lingkup studi yang terbatas pada identifikasi sumber daya dan kapabilitas, pembentuk kompetensi intl DASI dan bagaimana membentuk kompetensi intl baru agar berhasil dalam industri lokal komponen otomotif membuka peluang studi lebih lanjut yaitu bagairnana implementasinya dan bagairnana cara mengukur meija perusahaan setelah perubahan strategi tersebut dilakukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dali Sadli Mulia
"PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi domestik di indonesia. Lingkungan kompetisi yang monopoli akan segera berubah menjadi lebih kompetitif dengan berlakunya UU no 36 tahun 2000 yang mengatur skema industri jasa telekomunikasi di Indonesia.
Dalam memenuhi kebutuhan dana investasi, selain sumber dana internal, perusahaan mendapatkan pinjaman dalam skema two-step loans dan pemenintah dan melakukan penawaran saham di tahun 1995. Untuk menghadapi kondisi kompetisi maka perusahaan melakukan perubahan strategi dengan perluasan usaha yang meliputi phone, mobile, video, internet dan services (PMVIS) dengan melakukan investasi Iangsung maupun pembentukan anak perusahaan / afiliasi. Selain itu perusahaan diharuskan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan sesuai dengan tuntutan perubahan skema industri jasa telekomunikasi dengan melaksanakan transaksi jual beli usaha dengan PT INDOSAT senilai US$ 1,5 milyar. Rencana investasi perusahaan yang diproyeksikan hingga tahun 2006 adalah senilai Rp 43,25 triliun.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dana maka perusahaan memerlukan strategi pendanaan yang tepat dengan tujuan selain kebutuhan dana lerpenuhi juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan dapat membuat perhitungan target struktur modal yang oplimal, Strategs pendanaan diíorrnulasjkan berdasarkan hash perhitungan target struktur modal dengan menentukan struktur modal yang memiliki weighted average cost of capital dengan nilai yang paling kecil.
Dengan mempertimbangkan kepentingan investor asing dan lokal maka hasil perhitungan struktur modal yang optimal adaiah pada saat perusahaan memiliki rasio debt/equity 50:50. Hal ini menjadi dasar dalam penentuan strategi pendanaan untuk melakukan perubahan struktur modal eksisting yang memiliki rasio debt/equity 40:60 dengan fund raising berupa pinjaman senilai Rp 5,66 triliun di tahun 2001. Mengingat perusahaan diarahkan untuk Iebih beradaptasi pada ikiim kompetisi maka sumber dana pinjaman pun tidak mengandalkan pada skema two-step loans.
Dengan perhitungan dan asumsi yang relevan maka perubahan struktur modal tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan dana investasi hingga tahun 2006 sekaligus meningkatkan nilai perusahaan yang semuta Rp 45,58 triliun menjadi Rp 54,42 triliun. Dan hasil analisa sensitivitas didapatkan bahwa penurunan 5% dan pendapatan perusahaan akan mengakibatkan perusahaan kekurangan dana untuk pembiayaan investasi mulai tahun 2003."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Juniarto S.
"Pada buJan Februari 2001, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang no 36 tahun 1999 yang merupakan deregulasi Pemerintah di bidang telekomunikasi. Dengan munculnya Undang-Undang tersebut, industri telekomunikasi di indonesia yang sejak krisis ekonomi tahun 1998 sempat mati suri menjadi makin semarak.
Hak monopoli/duopoli dalam bidang penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia yang selama ini hanya dimiliki oleb kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indosat (sambungan Iangsung internasional) dan PT Telkom (sambungan telepon tetap - lokal) diakhiri. Investor-investor lokal asing dan lokal dapat melakukan investasi di bidang jasa telekomunikasi tanpa harus menyertakan kedua BUMN tersebut, seperti yang pernah diberlakukan selama ini. Hal ini tentu saja menjadi pemicu tumbulnya perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi baru di Indonesia, terutama jasa telekomunikasi selular.
Jasa telekomunikasi selular GSM (Global System for Mobile Communication) yang saat ini pelanggannya terus tumbuh dengan pesat pun tak luput dari incaran para investor. Tidak kurang ada 10 perusahaan telekomunikasi selular baru yang berdiri dengan menggunakan teknologi GSM 1800. Perusahaan-perusahaan tersebut berdiri dengan memiliki ijin operasional secara regional maupun nasional. PT Telkom dan PT Indosat pun tertarik untuk mengambil bagian dari jasa telekomunikasi selular ini dengan mendirikan anak perusahaan baru yaltu : PT Telkom Mobile dan PT Indosat Multi Media Mobile (IMMM).
Hal ini tentu saja akan membuat para operator lelepon selular GSM yang sudah lama beroperasi yaitu PT Satelindo, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo maupun operator selular AMPS (Advanced Mobile Phone System) harus merubah strateginya untuk menghadapi kompetitor-kompetitor baru di bisnis ini khususnya PT Satelindo yang menjadi pembahasan utama dalam tugas akhir ini.
PT Satelindo yang pada awalnya merupakan perusahaan operator telekomunikasi yang berstatuskan PMA (Penanaman Modal Asing), mempunyai peluang untuk mengembangkan strategi berdasarkan kompetensi Inti yang dimilikinya. Hal ini disebabkan PT Satelindo mempunyai sumber daya manusia yang banyak dan berkuaLitas dengan penguasaaa alcan teknologi telekomunikasi yang paling Lengkap dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan core business-nya pada jasa telekomunikasi selular, satelit dan sambungan langsung internasional (SLI 008).
Infrastraktur yang demikian lengkap yang dimiliki oleh PT Satelindo tersebut tidak dimiliki oleh para kompetitor-kompetitor lainnya. Hal demikian seharusnya dapat membuat PT Satelindo menjadi Perusahaan Telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Namun kenyataan yang ada di pasar tidaklah seperti itu. Saat ini PT Satelindo hanya menjadi perusahaan telekomunikasi selular nomor 2 di bawah PT Telkomsel dari segi banyaknya pelanggan maupun pendapatan per tahunnya. Belum lagi dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan telekomunikasi selular baru yang tentu saja tidak boleh diabaikan begitu saja.
Untuk mengatasi hal tersebut PT Satelindo memerlukan beberapa pembenahan di dalam organisasnya seperti : perubahan struktur organisasi dan sistem mutriks ke regi omit, peru bahan strukiur tarif yang diperlakukan maupun penambahanpenatmbah an infrastrjktur baru yang diharapkan dapat menunjang perkembangan jurnlah pelanggan PT Sateiindo di masa yang akan datang dan yang tidak kalab pentingnya adaLah peningkatan kualita.s jaringan. Usaha-usaha yang dilakukan tidak hanya dengan melakukan pembenahan internal, belajar dan kesalahan strategi promosi yang dilakukan, pada saat ini PT Satelindo mulai menggiatkan kegiatan promosinya di media-media massa seperti koran, majalah, TV bahkan dengan membuat suarn program acara yang dikenat dengan nama SLI 008.
Aliansi strategis dengan pihak operator luar negeri pun dilakukan dengan maksud untuk memperluas wilayah roaming yang dapat dilakukan oleh pengguna telepon selular Satelindo dan yang terakhir (mulai tanggal 08 Mei 2001) adalah dengan melakukan dengan pihak operator GSM dalam negeri yaitu dengan PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dalam melakukan kerja sama pengiriman pesan (sms) antar operator, suatu fasilitas yang dahulunya hanya bisa dilakukan oleh para pelanggan yang mempunyai operator yang sama.
Diharapkan dengan cara-cara ini posisi PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi selular di tanah air akan semakin kuat dan dapat bertahan menghadapi para kompetitornya baik yang lama maupun yang akan beroperasi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Prastianto Hartoto
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan Iebih dari 17.000
pulau. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah terutama kekayaan laut. Namun
kekayaan alam ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari 5,8 juta kilometer
persegi wilayah laut Indonesia, diperkirakan hanya kurang dari 35% yang telah
dimanfaatkan.
Salah satu perusahaan yang bergerak di dalam industri perikanan adalah
PT. Daya Guna Samudera. Perusahaan ini merupakan bagian dari kelompok usaha
Djajanti dan bergerak dalam bidang industri perikanan terpadu yang meliputi
aktivitas penangkapan ikan, pengolahan hasil tangkapan serta penjualannya.
Didirikan tahun 1978 dan merupakan salah satu perusahaan perikanan terbesar yang
terletak di kawasan timur Indonesia. Perusahaan ini memasarkan berbagai jenis
udang dan ikan beku. Khusus ikan Kerapu juga diekspor dalam keadaan hidup.
Selain ¡tu perusahaan ini juga memproduksi filet ikan, Surimi dan tepung ikan.
Seiring dengan peijalanan waktu, telah tumbuh beberapa usaha perikanan
yang cukup besar di kawasan timur Indonesia. Munculnya berbagai perusahaan itu
membuat tlngkat persaingan yang dihadapi PT. Daya Guna Samudera menjadi lebih
tinggi. Peraturan pemerintah tentang ijin penangkapan ikan dan tingkat
ketergantungan terhadap alam yang tinggi, merupakan kendala lain yang harus
diatasi perusahaan.
Selain kendala, perusahaan juga memiliki peluang yaitu meningkatnya pola
konsumsi, serti tumbuhnya industri baru yang membutuhkan ikan sebagai bahan
baku. Peluang lain adalah rendahnya tingkat pemanfaatan potensi perikanan
Indonesia khususnya pada ZEE dan bagian timur Indonesia dimana sebenarnya
dengan kemajuan teknologi, kapal penangkap ikan mampu menjangkau daerah
tersebut. Adanya permintaan akan produk baru seperti surimi dan filet ikan
merupakan peluang baru tersendiri.
Peluang dan ancaman tersebut diatas harus dapat diatasi oleh PT. Daya Guna
Samudera dengan kekuatan dan kelernahan yang dimilikinya. Kekuatan yang
dimiliki perusahaan adalah pangkalan opersi di Benjina yang mempunyai fasilitas
lengkap, kinerja keuangan yang baik, dan dukungan penuh dan kelompok usaha
Djajanti. Disamping itu kapal penangkap ikan yang relatif baru dan besar, serta
adanya pusat pendidikan untuk anak buah kapal adalah kekuatan lain yang dimiliki
perusahaan. Pengalaman serta reputasi yang baik selama lebih dari 16 tahun adalah
nilai trsendiri bagi perusahaan ini.
Namun dengan sederetan kekuatan bukan berarti PT. Daya Guna Samudera
tidak memiliki kelemahan yang banus segera diperbaiki yaitu produk yang
dihasilkan genenik, dimana merek produk kurang menjadi perhatian konsumen.
Perusahaan harus meningkatkan promosi agar merek perusahaan mendapat
perhatian konsumen. Disamping ¡tu, terpencilnya pusat operasi perusahaan di
Benjina menimbulkan masalah yaitu kejenuhan karyawan dan rindu kampung
halaman. SuIitnya mencari kredit perbankan karena tinggrnya resiko usaha adalah
kelemahan lain perusahaan ini.
Dengan melakukan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau
yang lebih dikenal dengan analisa SWOT, dirumuskan suatu strategi bersaing yang
dapat dipergunakan perusahaan untuk menghadapi tingginya persaingan.
Perusahaan juga harus segera merumuskan misi, vlsi dan tujuan serta target
perusahaan secara jelas dan tertulis. Karena dengan merumuskan semua hal
tersebut, perusahaan dapat mengarahlan dan mengembangkan perusahaan ke arah
yang tepat.
Mengingat Iebih dan 95 % produk perusahaan dibeli oleh para importir dari
Cina, Jepang, Hong Kong, Muangthai dan Singapura, sudah saatnya perusahaan
mengembangkan usahanya dengan melakukan ekspor langsung ke negara-negara
tersebut. Sebagai langkah awal dapat dimulai dengan melakukan ekspor langsung ke
Jepang. Hal tersebut karena Jepang merupakan pengimpor ikan terbesar dan tujuan
utama ekspor ikan Indonesia, tingginya peningkatan permintaan ikan Jepang serta
harga jual ¡kan dan produk ikan yang tinggi di Jepang.
PT. Daya Guna Samudera hendaknya segera mengembangkan armada
penangkapan ikan, mengurangi ketergantungan kapal penangkap ikan asing dan
peningkatan kapasitas dan efisiensi pengotahan. Dengan penjualan produk olahan
dengan harga relatif Iebih reridah,, maka keuntungan perusahaan lebih besar, tenaga
keija yang diserap jauh lebih banyak serta akiin nwningkatkan devisa negara.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>