Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tubagus Ade Yusuf
"Ide swastanisasi barang publik pernah menjadi pembicaraan hangat di kalangan cendekiawan. Dalam hal ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dipandang tidak efisien dalam menyelenggarakan jasa publik. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian terhadap skala ekonomis dan economies of scope penyelenggaraan jasa telepon yang dimonopoli oleh PT. Telkom. Dengan micropanel data, yang merupakan gabungan data time-series 1989-1993 dan data cross-section unit wilayah usaha telekomunikasi, akan digunakan metode ekonometri untuk memperkirakan model fungsi biaya translog, second-order Taylor series expansion in logarithms. Keseluruhan model diestimasi dengan menggunakan estimasi Zellner — Seemingly Unrelated Regression Equation (SURE). Dari hasil penghitungan model, ditemukan adanya skala ekonomis, dan tidak adanya economies of scope dalam penyelenggaraan jasa telepon di Indonesia, di samping juga ditemukan adanya natural monopoly. Sementara itu, hubungan antar input menunjukkan adanya hubungan substitusi antara modal-tenaga kerja, antara material-tenaga kerja, serta hubungan komplementer antara modal-material. Penelitian ini juga berhasil mengukur adanya bias teknologi yaitu dengan ditemukannya perubahan teknologi yang mengarah pada capital-using, labor-saving, dan material-using. Dengan hasil temuan di atas, ide swastanisasi PT. Telkom bukan merupakan jawaban yang tepat untuk meningkatkan efisiensi. Swastanisasi penyelenggaraan jasa telepon justru akan menyebabkan jasa diproduksi pada tingkat output yang lebih rendah, dan pada tingkat harga yang lebih tinggi, di samping swasta tidak akan beroperasi di wilayah yang tidak menghasilkan profit. Dengan demikian monopoli penyelenggaraan jasa telepon di Indonesia yang dilaksanakan oleh PT. Telkom masih perlu dipertahankan. Untuk meningkatkan efisiensi penyelenggaraan jasa telepon, PT. Telkom disarankan untuk melakukan pembangunan fasilitas telekomunikasi secara besar-besaran, dan menurunkan biaya pasang telepon baru, sehingga produksi dan permintaan terhadap output akan meningkat. Selain itu perlu dilakukan alternatif penetapan diskriminasi harga dengan tujuan untuk melakukan subsidi silang antara wilayah desa-kota, sektor rumah tangga-bisnis dan industri,"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Gozali
"PT. XYZ mengalami kemunduran dibandingkan dengan kompetitornya di industri manufaktur velg aluminium terutama dari segi biaya rendah produksi, maka diperlukan upaya membangun keunggulan biaya rendah yang mengacu kepada terciptanya keunggulan bersaing. Perusahaan dapat menciptakan keunggulan biaya rendah dengan menerapkan kombinasi dari skala ekonomi dan kurva pengalaman secara bersamaan. Kombinasi dari kedua konsep tersebut perlu didukung oleh sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang tepat untuk dapat membangun keunggulan bersaing. Karya akhir ini meneliti sumber daya dan kapabilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membangun skala ekonomi dan membuat kurva pengalaman. PT. XYZ dapat mempertimbangkan upaya strategis ini untuk membangun keunggulan bersaing perusahaannya.

PT. XYZ is experiencing setbacks compared to its competitors in the aluminium wheel manufacture industry especially in low cost roduction, thus it needs to build low cost advantage that leads to competitive advantage. A company can create low cost advantage by applying combination of both economies of scale and experience curve. Combination of both concepts needs to be supported by the correct resources and capabilities in order to build competitive advantage. This tesis will research which resources and capabilities are needed to build economies of scale and to construct experience curve. PT. XYZ can consider this strategic effort to build its competitive advantage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26512
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwityas Isnaeni
"ABSTRAK
Industri manufaktur merupakan sektor yang menjadi penggerak perekonomian wilayah. Oleh Sebab itu, fenomena aglomerasi industri manufaktur di suatu wilayah merupakan hal yang baik untuk diteliti dalam disiplin geografi. Dalam penelitian ini membahas perubahan pola aglomerasi industri manufaktur di Kabupaten Bekasi antara tahun 2002 dan 2007. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola aglomerasi industri pada masingmasing tahun serta perubahan pola aglomerasi yang terjadi antara tahun 2002 dan 2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat aglomerasi, skala ekonomi, dan karakteristik kemajuan wilayah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan analisis penyebaran dan keterkaitan keruangan untuk melihat hubungan antara tingkat aglomerasi, skala ekonomi, dan karakteristik kemajuan wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, baik pada tahun 2002 maupun 2007 aglomerasi industri terbentuk pada wilayah yang memiliki skala ekonomi sangat tinggi dan karakteristik yang maju. Pada beberapa wilayah ditemukan adanya perubahan pola aglomerasi di Kabupaten Bekasi yaitu antara tahun 2002 dan 2007. Wilayah yang mengalami perubahan pola aglomerasi adalah wilayah yang berada di bagian tengah kabupaten yang memiliki peningkatan aksesibilitas dan persentase wilayah terbangun yang tinggi. Perubahan pola yang terjadi adalah aglomerasi semakin tinggi sejalan dengan peningkatan skala ekonomi dan kemajuan wilayah.

ABSTRACT
Manufacture industry is a sector which drives the regional economy. Therefore, the phenomenon of agglomeration of manufacture industries in a region is a good thing to be researched in the discipline of geography. This research is trying to explain about the change in pattern of agglomeration of manufacture industries in Bekasi Regency between 2002 and 2007. The goal is to find the pattern of industries agglomeration for each year as well as the change in pattern of industries agglomeration that occurred between 2002 and 2007. Variables which used in this research are level of agglomeration, economies of scale and advancement characteristics of region. This descriptive research is using spatial distribution and spatial relationship analysis to see the relationship among level of agglomeration, economies of scale, and advancement characteristics of region. The results showed that, both in 2002 and 2007 industries agglomeration is formed in regions that have very high economies of scale and advanced characteristic. In some regions is found the change in pattern of agglomeration in Bekasi Regency between 2002 and 2007. Regions that have change in pattern of agglomeration are regions that located in the central part of Bekasi Regency which have high improvement in accessibility and percentage of built up region. The change in pattern that occured is the more higher level of agglomeration in line with the improvement of economies of scale and advancement characteristics of region."
Universitas Indonesia, 2011
S790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cheery Anastasia Marchinfy
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi momentum dalam menghasilkan abnormal return di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan beberapa faktor. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor pasar, size, rasio book-to-market, dan momentum. Penelitian ini menggunakan model CAPM, Fama French Three Factor Model, dan Carhart Four Factor Model untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor dengan menggunakan strategi formation- holding 6-6 dan 12-12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi momentum mampu menghasilkan abnormal return di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, keempat faktor tersebut memiliki pengaruh dalam menghasilkan abnormal return pada portofolio winner jika dibandingkan dengan portofolio loser.

This study aimed to explain the momentum strategy for generating abnormal returns in the Indonesia Stock Exchange by using several factors. The factors are market factor, size, book-to-market ratio, and momentum. This study implemented formation-holding 6-6 months and 12-12 months. This study using CAPM, Fama French Three Factor Model, and Carhart Four Factor Model to see the effect of these factors. The result showed that momentum strategy is able to generating abnormal return in the Indonesia Stock Exchange. Furthermore, all four of these factors have influence in generating abnormal return on winner portfolio of the momentum strategy compared with the loser portfolio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Foreman Lois Alberto
"Jumlah kamar dan hotel di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Dengan keadaan tersebut maka persaingan antar hotel di Indonesia pun akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dibutuhkan strategi bisnis yang tepat untuk mempertahankan pelanggan lama serta menambah pelanggan baru. Dalam pembuatan strategi tersebut, penelitian ini meneliti pengaruh Brand Image, Price, Trust, dan Value pada Purchase Intention pelanggan. Setelah mendapatkan hasil analisa pengaruh Brand Image, Price, Trust dan Value pada Purchase Intention pelanggan, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan Importance- Performance Analysis untuk mendapatkan action items beserta prioritas pelaksanaan pada setiap action items. Kemudian pada akhirnya hasil analisa tersebut dapat menjadi sebuah strategi bisnis bagi pengusaha hotel bintang empat di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya.

The number of room and hotel in Indonesia are keep on rising for each year. With such condition then the competition between hotels in Indonesia will also keep on rising for each year, thus an accurate business strategy is required in order to maintain the regular customer and to add a new costumer. In the creation of such business strategy, this research is researching on the impact of Brand Image, Price, Trust, and Value on the customer's Purchase Intention. Upon obtaining the result of analysis on the impact of Brand Image, Price Trust, and Value on the customer?s Purchase intention, then the next steps is to utilize the Importance- Performance Analysis in order to obtain action items along with the priority of execution of each action items. Then in the end such analysis result can become a strategy for entrepreneur of four-star hotels in Indonesia to develop their business.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Veny Elza Susrianti
"Di tengah era persaingan telekomunikasi saat ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah operator yang menawarkan layanan yang sejenis, persaingan yang timbul bukan hanya segi tarif tetapi juga dari segi kualitas. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi seluler nomor dua terbesar di Indonesia saat ini, PT Indosat mempunyai misi utama untuk selalu mengutamakan kualitas layanan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk selalu meningkatkan layanan seluler yang ada saat ini, khususnya layanan voice dari teknologi 2G, yang merupakan sumber revenue Indosat terbesar.
Untuk mewujudkan hal itu, maka digunakan teknologi AMR sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan voice. Adaptive Multi-rate (AMR) merupakan sistem kompresi yang diterapkan pada teknologi 3G, dimana AMR merupakan sistem kompresi/pengkodean dengan laju kecepatan bit yang berbeda-beda, mulai dari 4,75 kbps sampai 12,2 kbps. Dengan AMR, laju bit pengkodean suara secara terus menerus akan disesuaikan dengan kondisi kanal radio. Penerapan AMR pada teknologi 2G ini dipandang akan menguntungkan Indosat, karena selain dapat meningkatkan kualitas layanan voice yang ada, juga dapat menambah revenue bagi perusahaan.
Dari beberapa analisis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa implementasi AMR pada teknologi 2G adalah layak dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan menggunakan proyeksi pertumbuhan trafik moderat, dimana pencapaian trafik adalah 95 % dari prediksi tren trafik, yang didapatkan dari data historikal trafik, diperoleh Internal Rate of Return (IRR) = 18,18 %, Net Present Value (NPV)= Rp. 35.850.078.399,- dan Payback Period (PP) selama dua tahun enam bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kelayakan bisnis, implementasi AMR ini adalah layak dan dapat diterima serta menguntungkan kepada perusahaan. Proyeksi trafik moderat ini diambil dengan pertimbangan bahwa effort yang dibutuhkan untuk pencapaian tren trafik juga tidak terlalu sulit.

In this telecommunication competition era which is indicated by increasingly number of new operators that offer similar services, the resulted competition not only on tariff perspective but also on service quality. As the second biggest telecommunication company in Indonesia, PT INDOSAT has main mission to always put service quality as the first priority. Since that, it is considerably important to always improve currently running cellular services, especially voice service from 2G technology which is as the main source of revenue for the company.
Taking into action, AMR technology will be utilized as the one of method/way to increase voice services quality. Adaptive Multi-rate (AMR) is a compression/coding system implemented on 3G technology, which has different bit speed, starting from 4,75 kbps to 12,2 kbps. By using AMR, the bit speed of voice coding will be adjusted continously to radio channel condition. The utilization of AMR in 2G technology is considered as an advantage for INDOSAT because it is not just enhancing current voice service quality but also increasing the company`s revenue.
From several previous analysis, it is concluded that the AMR implementation on 2G technology is feasible and gives an advantage to the company. Using moderate traffic growth projection, which has traffic target about 95% from traffic trend prediction, derived from traffic historical data, this analysis shows that Internal Rate of Return (IRR) is 18.18%, Net Present Value (NPV) is Rp 35,850,078,399 and Payback Period (PP) is within two years and six months. From the business feasibility perspective, these result show us that the implementation of AMR is reliable/feasible and acceptable and also profitable for the company. This moderate traffic growth projection is taken with the consideration that the effort needed to reach some traffic trend is not that difficult."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Apnitami
"Dengan adanya program Base Transceiver Station (BTS) di wilayah tertinggal, terluar, terdepan (3T) dan penyediaan layanan akses internet, pemerintah Indonesia melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) berupaya mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi guna menjembatani kesenjangan digital di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh dari kehadiran program BTS di wilayah 3T dan juga program layanan akses internet di Indonesia pada level kabupaten/kota dalam meningkatkan penetrasi internet di Indonesia menggunakan pendekatan ekonometrika model Difference-in-Difference (DiD) dengan Propensity Score Matching yang menggunakan data tahun 2015 sebagai data sebelum adanya program dan data tahun 2020 sebagai data setelah adanya program. Dari hasil studi didapatkan bahwasanya hingga awal Maret 2020, program BTS di wilayah 3T belum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel. Namun, jika sampel dibagi berdasarkan area, pengaruh program BTS di wilayah 3T dapat terlihat secara signifikan dengan koefisien sebesar 9,850 untuk area Kalimantan dan 5,179 untuk area Sulawesi dengan catatan asumsi tren paralel terpenuhi untuk kedua area tersebut. Sedangkan, untuk program layanan akses internet, belum ditemukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap penetrasi internet jika menggunakan seluruh sampel yang terbatas pada wilayah 3T. Jika sampel dibagi berdasarkan area, program layanan akses internet memiliki hubungan positif terhadap penetrasi internet pada wilayah 3T di area Sumatera & Jawa dengan koefisien sebesar 2,495 dan asumsi tren paralel untuk area ini terpenuhi, walaupun hasil tersebut belum signifikan secara statistik.

With the Base Transceiver Station (BTS) program in the frontier, remote, outermost (Terdepan, Terpencil, Terluar/3T) areas and the internet access (Akses Internet/AI) services program, the Indonesian government, through the Telecommunications and Information Accessibility Agency (Badan Aksesibiltas Telekomunikasi dan Informasi/BAKTI) is trying to boost the distribution of telecommunication infrastructure to bridge the digital divide in Indonesia. This research finds out the impact of the BTS in the 3T areas and internet access services programs at the district/city level on internet penetration using Difference-in-Difference (DiD) with Propensity Score Matching (PSM) model with data from 2015 as the pre-treatment data and data from 2020 as the post-treatment data. The estimation results showed that the BTS program in the 3T area still has no impact on internet penetration using full samples. However, if the sample is divided by region, the effect of the BTS program in the 3T region on internet penetration can be seen significantly with a coefficient of 9,850 for the Kalimantan area and 5,179 for the Sulawesi area, provided that the parallel trend assumptions are met for those two regions. Meanwhile, for the internet access service program, there has also not been found a significant effect if using all samples that are limited to the 3T area. If the sample is divided by area, the internet access service program has a positive relationship with internet penetration in the 3T region in the Sumatra & Java area with a coefficient of 2,495 and the parallel trend assumption for this area is fulfilled, even though it is not statistically significant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknik identifikasi berbasis sidik jari merupakan salah satu teknologi biometrik yang penting. Keunikan sidik jari yang berbeda pada tiap orang menyatakan identitas spesifik pemiliknya. Variasi kemiringan sidik jari dan dilatasi sering menjadi penyebab kegagalan identifikasi sidik jari. Pada penelitian ini diusulkan algoritma identifikasi sidik jari berbasik Filter Gabor 2D yang digunakan untuk memperbaiki kualitas citra akuisisi sidik jari, penggunaan Averaged Absolute Deviation*AAD) untuk ekstraksi ciri sidik jari dan penggunaan classifier dengan metode Support Vector Machines (SVM) untuk proses klasifikasi ciri."
Bandung: Pusat Penelitian dan Layanan Masyarakat dan Industri Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (PPLMI-STT Telkom),
620 JURTEL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Adrio Thivaldy Wibowo
"Perkembangan teknologi telekomunikasi seluler saat ini sudah berkembang sangat pesat dan sudah sampai pada teknologi generasi kelima  (5G). Hal ini terlihat dari semakin banyaknya Base Transceiver Station (BTS) terutama di Kecamatan Kebayoran Baru. Base Transceiver Station (BTS) adalah salah satu faktor pendukung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi pada layanan telekomunikasi seluler. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Base Transceiver Station (BTS) pada telekomunikasi dalam bentuk visual untuk pengembangan site eksisting 5G di daerah yang ditinjau. Untuk mencapai tujuan tersebut, skripsi ini menggunakan metode forecasting untuk memprediksi jumlah pengguna dalam waktu 7 (tujuh) tahun ke depan dan diagram voronoi dengan aplikasi MapInfo untuk merencanakan teknologinya di Kecamatan Kebayoran Baru. Dari hasil perhitungan dan analisis yang diperoleh, untuk frekuensi 1800 MHz dibutuhkan jumlah BTS sebanyak 463 BTS dan untuk frekuensi 2300 MHz dibutuhkan 978 BTS. Serta, dikelompokan menjadi 5 kelas untuk menentukan pembuatan BTS dalam jenis Stand Alone dan Non Stand Alone.

The development of cellular telecommunications technology is currently growing very rapidly and has reached the fifth generation technology (5G). This can be seen from the increasing number of Base Transceiver Stations (BTS), especially in Kebayoran Baru District. Telecommunications towers are one of the supporting factors to meet the needs of the community in communicating on cellular telecommunications services. This thesis aims to analyze the need for Base Transceiver Station (BTS) in telecommunications in a visual form for the development of existing 5G sites in the area under review. To achieve this goal, this thesis uses a forecasting method to predict the number of users in the next 7 (seven) years and a voronoi diagram with the MapInfo application to plan the technology in Kebayoran Baru District. From the results of calculations and analysis obtained, for the frequency of 1800 MHz, 463 BTS are needed and for a frequency of 2300 MHz 978 BTS are needed. Also, they are grouped into 5 classes to determine the manufacture of BTS in Stand Alone and Non Stand Alone types.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>