Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danny Dewanto
"Dalam menjalankan usahanya, PT Garuda Indonesia sebagai flag carrier industri penerbangan di Indonesia dituntut untuk terus menerus mengadakan inovasi dan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan di industri penerbangan internasional maupun domestik yang semakin ketat. Salah satu upaya Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan tersebut ialah dengan menyusun fleet plan yang merupakan perencanaan armada yang sekiranya sesuai dengan rute yang dilayani serta kemampuan finansial Garuda indonesia sendiri. Untuk itu Garuda Indonesia membeli 4 jenis pesawat bare yang akan dioperasikan untuk rute internasional maupun rute domestik yang gemuk. Tindak lanjut dari pembelian pesawat tersebut ialah melakukan program komunikasi pemasaran yang salah satunya ialah dalam bentuk iklan (advertising) yang meliputi pembuatan copy iklan dan alokasi media dan vehicle untuk mengkomunikasikan iklan tersebut. Dalam melaksanakan aktivitas advertising, Garuda Indonesia bekerjasama dengan Fortune Indonesia yang membantu dalam pembuatan copy iklan dan pemilihan media dan vehicle yang karakteristik pembacanya dianggap sesuai dengan segmen pasar yang hendak di penetrasi oleh Garuda Indonesia. Metode penelitian yang dilakukan ialah metode deskriptif analitis dari data-data yang diperoleh mengenai alokasi media yang digunakan oleh Garuda Indonesia yang diperoleh dari Fortune advertising serta Garuda Indonesia sendiri. Penelitian meliputi evaluasi atas aktivitas alokasi media untuk metnperkenalkan 4 jenis pesawat baru yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Dari pemilihan media dan vehicle yang telah dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan dapat dilihat adanya beberapa kelethahan-kelemahan dalatn pemilihan vehicle.Oleh karena itu disarankan agar Garuda Indonesia sebagai klien dari Fortune Indonesia seharusnya dapat bertindak lebih selektif dalam menyaring usulan- usulan yang diajukan oleh Fortune Indonesia sebagai advertising agency. Hal ini diperlukan agar promosi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia dapat menjangkau target marketnya secara efektif dan efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Putri Mahdiyyah
"Penelitian ini membahas mengenai penerapan kebijakan proteksi terhadap Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) pada masa Orde Baru. IPTN merupakan salah satu industri strategis pengembangan teknologi maju yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dengan dikeluarkannya kebijakan proteksi. Kebijakan proteksi ini merupakan kebijakan untuk melindungi produksi pesawat IPTN sebagai industri yang sedang tumbuh dari persaingan industri-industri pesawat asing yang sudah besar. Penelitian sebelumnya dalam “Upaya Anak Bangsa Menciptakan Pesawat Terbang N-250 Tahun 1976-1995” milik Raedi Fadil hanya membahas mengenai perkembangan teknologi dibidang industri dirgantara di Indonesia pada masa tersebut. Melalui penelitian ini, maka dapat khusus menjelaskan mengenai upaya pemerintah untuk mengembangkan industri dirgantara melalui kebijakan proteksi dengan dikeluarkannya Surat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1980 Tentang Larangan Pemasukan dan Pemberian Ijin Pengoperasian Pesawat Terbang. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber dan selanjutnya akan diproses melalui tahapan kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Upaya tersebut menunjukkan bahwa kebijakan proteksi memberikan kemajuan bagi IPTN. Kemajuan terdapat pada kenaikan intensitas penjualan pesawat-pesawat tertentu dan peningkatan SDM. Namun, kemajuan hanya bertahan hingga tahun 1996, hal ini disebabkan Indonesia memasuki krisis moneter mulai tahun 1997.

This research explains the application of protection policies to Nurtanio Aircraft Industry (IPTN) during the New Order era. IPTN is one of the strategic industries for developing advanced technology that gets special attention from the government with the issuance of protection policies. This protection policy is a policy to protect IPTN aircraft production as a growing industry from the already big competition foreign aircraft industries. Previous research in Raedi Fadil's "The Nation's Efforts to Build N-250 Airplanes in 1976-1995" only discussed technological developments in Indonesia aerospace industry. Through this research, it is specifically explain the government's efforts to develop the aerospace industry through protection policies with the issuance of Presidential Instruction Letter No. 1 of 1980 concerning the Prohibition of Entry and Granting of Aircraft Operation Permits. This research uses the historical method by collecting sources and next steps through the process of source criticism, interpretation, and historiography. These efforts show that the protection policy is making progress for IPTN. Progress is in increasing human resources and the intensity sales of aircraft. However, this progress only lasted until 1996, its because Indonesia entered a monetary crisis starting in 1997."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtar Ibrahim
"Industri pesawat tempur termasuk industri strategis untuk menjaga pertahanan Indonesia sebagai negara maritim. Terdapat kendala, seperti teknologi terbatas, pendanaan kecil, dan prosedur pengadaan yang tidak jelas. Sehingga pengembangan yang berlandaskan pada strategi harus diimplementasikan pada industri strategis pesawat tempur agar dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi bisa tertata rapi dan mencapai hasil yang maksimal demi kemandirian industri strategis pesawat tempur. Studi ini bertujuan menjelaskan pengembangan industri strategis pesawat tempur guna mendukung TNI angkatan laut terhadap pertahanan negara di perbatasan maritim. Penelitian ini termasuk studi kualitatif dengan model explanatory. Temuan pertama, tahap perencanaan dan pelaksanaan pengembangan industri pesawat tempur dalam negeri dapat mendukung TNI AL dalam menjaga pertahanan negara di perbatasan maritim. Dalam tahap perencanaan, TNI AL dapat terlibat secara langsung dalam setiap aktivitas seperti: memasang target industri, menyiapkan SDM, menyiapkan anggaran, dan menyediakan bahan baku. Pada tahap pengembangan, TNI AL dapat dilibatkan secara langsung dalam kegiatan seperti penerapan kedisiplinan waktu dan kualitas produk, penanganan masalah selama produksi, dan melakukan pengawasan selama produksi. Temuan kedua, upaya strategi yang perlu dilakukan agar dapat memproduksi pesawat tempur secara mandiri adalah perlu adanya keputusan strategis dari elite, perlu adanya kajian mendalam mengenai jenis pesawat tempur yang akan disasar.

The fighter aircraft industry is a strategic industry to maintain Indonesia's defense as a maritime country. There are obstacles, such as limited technology, low costs, and unclear procurement procedures. So that development based on strategy must be implemented in the fighter aircraft industry strategy so that planning, implementation, and evaluation can be neatly arranged and achieve maximum results for the sake of the independence of the fighter industry. This study aims to explain the development of a fighter aircraft industry strategy to support the Indonesian Navy for national defense on maritime borders. This study is qualitative and employs an explanation model. The first finding is that the planning and development stages of the domestic fighter aircraft industry can support the Indonesian Navy in maintaining national defense on maritime borders. In the planning stage, the TNI AL can be directly involved in every activity such as: setting up target industries, preparing human resources, preparing budgets, and providing raw materials. At the development stage, the Indonesian Navy can be directly involved in activities such as applying time discipline and product quality, handling problems during production, and conducting supervision during production. The second finding, the strategic effort that needs to be carried out in order to be able to produce fighter aircraft independently is the need for strategic decisions from the elite, the need for in-depth studies regarding the type of fighter aircraft to be targeted"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Adi Raharjo
"Tesis ini membahas mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan sebuah maskapai penerbangan, khususnya untuk rute Jakarta ? Amsterdam. Untuk penelitian ini, digunakan beberapa fase yaitu fase exploratory research dengan menggunakan data dari penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan suatu maskapai penerbangan. Kemudian juga dilakukan exploratory research kepada responden dalam jumlah kecil untuk melakukan in-depth interview terkait faktor-faktor yang mempengaruhi responden untuk menentukan suatu maskapai penerbangan. Setelah diolah, maka variabel yang didapatkan lalu dibuatkan kuesioner dan kemudian disebarkan kepada responden. Hasil survei kemudian diolah dengan menggunakan analisa faktor, untuk mengkelompokkan variabel yang memiliki interdependensi yang cukup kuat. Kemudia faktor-faktor tersebut dianalisa secara deskriptif untuk membedakan karakter antara pengguna maskapai Garuda Indonesia dan pengguna maskapai penerbangan selain Garuda Indonesia. Dari sini akan didapatkan faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan exposure pemasaran, guna meningkatkan daya saing Garuda Indonesia di pasar penerbangan Eropa.

This thesis is analyzing about what key factors that influence consumers when they choose an airline, especially for Jakarta to Amsterdam route. This research use several phases and one of the phase is exploratory research using data from the previous research about factors that influence people for choosing an airline. Exploratory research also being done for small number of respondents to do in-depth interview related with what factors that influence them to choose an airline. After the data processing, the questionnaire is developed using the available variable. The survey result is analyzed using factor analysis to group variables which has a strong interdependency. Those factors are analyzed using descriptive analysis to distinguish the character of Garuda Indonesia consumers and others airline?s consumers. Those factors will be used to make a promotion exposure, to increase the competitiveness of Garuda Indonesia in the European's Flight Market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32227
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni Yuli Arini
"Industri pesawat terbang adalah industri teknologi tinggi dengan sistem industri yang kompleks. Untuk menyelesaikan permasalahan dalam sistem yang kompleks, dibutuhkan pandangan yang menyeluruh terhadap struktur sistem. Penelitian ini menggunakan pendekatan System Dynamics untuk memahami sistem industri pesawat terbang Indonesia serta mengeksplorasi struktur kebijakan yang dapat mengembangkan industri tersebut. Dengan menguji alternatif-alternatif kebijakan dan berbagai skenario pada model kuantitatif yang telah dibuat, dihasilkan kesimpulan bahwa industri pesawat terbang Indonesia perlu memiliki kebijakan yang dapat mendorong peningkatan pembelian pesawat komersial, karena selama ini industri ini terlalu bergantung kepada pihak militer untuk penjualannya. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memperluas model dengan menggunakan data, baik kualitatif maupun kuantitatif, yang dimiliki oleh berbagai pihak yang merupakan para aktor di industri ini. Dengan data yang lebih banyak dan luas, pemodelan untuk dapat dilakukan untuk pengujian alternatif-alternatif kebijakan lainnya dengan lebih luas.

Aircraft industry is a high-tech and complex industry. When solving problems in complex system, a holistic view of the system structure is needed. This research use System Dynamics approach to understand the system structure of Indonesian aircraft inudstri and to explore policy structure that can drive the development the industry. The policy alternatives have been set and simulated in the quantitative model of system dynamics with several scenario conditions that may happened in the future. The result of the simulation shows that Indonesian aircraft industry needs policies that can drive the sales of commercial aircraft since currently the industry still highly depended in the sales of aircraft for military uses. In the future research, the model can be expanded by using the data, both qualitative and quantitative, that hold by several actors of the industry. The more variety of data can be used to expand the model and run other policy alternatives and scenario with more level of confidence."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raedi Fadil Zulfahmi
"Secara garis besar skripsi ini akan membahas mengenai sejarah perkembangan teknologi dibidang industri pesawat terbang di Indonesia. Dunia dirgantara merupakan salah satu bidang yang mendapatkan perhatian khusus Pemerintah Indonesia. IPTN sebagai badan usaha milik negara mendapatkan tugas untuk menguasai teknologi tinggi tersebut. Untuk mengejar Technological Gap IPTN menggunakan konsep alih teknologi yang dinamakan Progressive Manufacturing Program. Melalui PMP Indonesia mampu menciptakan sebuah pesawat terbang sendiri bernama N-250 dalam jangka waktu 19 tahun. Konsep yang digunakan IPTN ini membuat Indonesia menjadi salah satu dari 15 negara yang mampu menciptakan pesawat terbang sendiri pada tahun 1995.

Generally this thesis will discuss about the history of the development of technology in the aircraft industry in Indonesia. World Aerospace is one of the areas that get the attention of Government Indonesia. IPTN as State-owned enterprises get the task to master high technology. To pursue the Technological Gap by IPTN using the concept of a technology called ' Progressive Manufacturing Program. Through the PMP Indonesia is able to create its own aircraft, the N-250 for a period of 19 years. The concept used by IPTN made Indonesia one of the 15 countries which are able to create his own aircraft in 1995."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Setia Ning Tyas
"Meningkatnya kegiatan operasi penerbangan di Indonesia juga meningkatkan kebutuhan perawatan dan/atau pemeliharaan pesawat terbang. Pemeliharaan pesawat terbang tersebut lebih besar dilakukan di luar Indonesia dikarenakan suku cadang pesawat tidak tersedia di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan kegiatan re-impor mesin pesawat yang akan diperbaiki antara Indonesia dengan negara luar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan fasilitas re-impor perbaikan dan/atau pemeliharaan pesawat terbang di Indonesia untuk meningkatkan kualitas penerbangan di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada analisis dari penerapan kebijakan fasilitas re-impor yang perbaikan dan/atau pemeliharaan pesawat terbang. Penelitian ini juga membahas terkait hambatan-hambatan yang dimiliki baik saat proses hingga implementasi dari kebijakan fasilitas re-impor perbaikan dan/atau pemeliharaan pesawat terbang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak semua maskapai menggunakan kebijakan fasilitas re-impor. Akan tetapi, terdapat peningkatan pengguna fasilitas tersebut oleh maskapai yang ada di Indonesia. Hambatan yang muncul yaitu waktu pengecekan dan penelitian dokumen dan fisik sangat lama. Selain itu, adanya kesalahpahaman antar instansi atas suku cadang yang akan diberikan fasilitas re-impor dan belum maksimalnya sistem untuk memudahkan transfer dokumen dalam pengecekan.

Increased flight operations activities in Indonesia also increase the need for aircraft maintenance and / or maintenance. Maintenance of these aircraft is mostly carried out outside Indonesia because aircraft spare parts are not available in Indonesia. This has led to the re-import of aircraft engines which will be repaired between Indonesia and foreign countries. This study aims to analyze the policy of aircraft repair and / or maintenance re-import facilities in Indonesia to improve the quality of flights in Indonesia. This study focuses on the analysis of the application of the re-import facility policy which repairs and / or maintains aircraft. This research also discusses the obstacles that are owned during the process to the implementation of the re-import facility policy for aircraft repair and / or maintenance. This research uses qualitative research with descriptive research type. The results of this study indicate that not all airlines use the re-import facility policy. However, there has been an increase in the users of these facilities by airlines in Indonesia. The obstacles that arise are the very long time for checking and examining documents and physical. In addition, there is a misunderstanding between agencies regarding the spare parts that will be provided with re-import facilities and the system is not yet maximized to facilitate documents transfer in checking."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Prayitno
"ABSTRAK
Dalam dunia penerbangan sipil, keselainatan penerbangan
adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi. Karena itu
perawatan pesawat terbang pada suatu airline adalah
kegiatan yang tidak dapat dihindarkan.
Kegiatan perawatan pesawat terbang adalah gabungan
kegiatan yang padat modal, padat teknologi dan padat karya
secara sekaligus. Dengan demikian kegiatan ini cukup unik
dan memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena itu
kemampuan untuk meramalkan biaya yang dibutuhkan akan
sangat menolong perencanaan baik dibidang produksi maupun
dibidang keuangan.
Biaya perawatan dapat dibagi dalam dua golongan besar
yaitu biaya langsurìg dan biaya tidak langsung (Direct dan
Indirect Cost). Biaya langsung terdiri dari biaya tenaga
kerja dan biaya material.
Untuk perusahaan penerbangan di-Indonesïa seperti Garuda
Indonesia dimana sebagian besar dari suku cadang yang
diperlukan masih harus didatangkan dari luar negeri maka
untuk menjaga kesinambungan operasi harus mempunyai
persediaan yang cukup, dengan kata lain pengelolaan
inventory suku cadang harus baik. Besarnya inventory akan
mempunyai dampak langsung texhadap net income perusahaan.
Karena itu harus diambil kebijaksanaan yang tepat dalam
menentukan tingkat persediaan.
Untuk meramalkan kebutuhan jumlah material secara global
dapat dilakukan dengan membuat model yang dapat
menerangkan hubungan antara spesifikasi pesawat terbang
dan beberapa data operasional lainnya dengan jumlah
kebutuhan material. Terdapat beberapa metoda yang
dikembangkan oleh pabrik pesawat terbang, NASA dan badan
penerbangan lainnya, model yang dibuat berdasarkan metoda
ini adalah merupakan base line dan kemudian dibandingkan
dengan data aktual dan airline bersangkutan untuk mencari.
airline factor, sehingga model tersebut dapat digunakan
sebagai model airline tertentu. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dan perhitungan tersebut diharapkan dapat
diambil berbagai keputusan mengenai kebijaksanaan tingkat
persediaan dalam sistem inventory untuk mendukung operasi.
perawatan pesawat terbang pada suatu airline.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>