Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pardede, Rheyna A. Marnala
"Seiring dengan berkembangnya sektor industri manufaktur ternyata menghasilkan juga fenomena baru, yaitu munculnya industri-industri dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Industri dengan tingkat konsentrasi yang tinggi biasanya dihasilkan dari industri-indusri yang bersifat monopoli maupun oligopoli, yang seperti diketahui, bahwa mereka mampu menetapkan harganya di atas biaya marjinal. Kemampuan para monopolis untuk menetapkan harga yang lebih tinggi, ataupun para oligopolis dalam melaksanakan kolusi atau menetapkan harga yang tidak fleksibel diyakini mempunyai kontribusi terhadap tingginya inflasi di Indonesia. Dan rasio konsentrasi yang tinggi dianggap mempunyai hubungan yang positif terhadap penyesuaian harga. Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melacak seberapa besar perubahan penyesuaian harga pada barang-barang industri manufaktur yang diakibatkan oleh perubahan pada harga input baik material maupun tenaga kerja (upah), dan perubahan pada harga barang-barang industri itu sendiri. Dan akhirnya melacak seberapa besar pengaruh konsentrasi industri terhadap percepatan penyesuaian harga di atas. Ruang lingkup penelitian dimulai dari tahun 1983 hingga tahun 1997 dengan menggunakan data tahunan (time series) dan data silang (cross section). Dimana pada tahun 1993 ditemukan peningkatan tingkat konsentrasi pada sektor industri manufaktur. Untuk meneliti hipotesis di atas maka digunakan model yang dikembangkan oleh Simon Domberger. Dan pada pengujian ini digunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dan GLS (Generalized Least Square). Dad hasil pengujian time series ditemukan beberapa industri yang mempunyai koefisien penyesuaian parsial di atas 1, berarti bahwa mereka sangat cepat dalam melakukan penyesuaian harganya. Hal ini menunjukkan bahwa industri-industri tersebut dalam rnenetapkan harganya selalu berdasarkan ekspektasi terhadap inflasi belaka. Dan dari pengujian silang maka ditemukan bahwa memang konsentrasi industri mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap penyesuaian harga. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa Para oligopolis yang datang dari industri-industri yang terkonsentrasi tersebut mampu mempercepat terjadinya keseimbangan harga yang barn sesuai dengan perubahan atau perkembangan kondisi perekonomian. Meskipun dengan konstribusi yang kecil, keberadaan mereka mampu untuk mempengaruhi terjadinya perubahan pada percepatan penyesuaian harga. Namun hasil penghitungan di atas didapatkan hanya melalui salah satu sisi cara penghitungan konsentrasi, yaitu pangsa pasar yang di dapat dari nilai penjualan. Masih terdapat beberapa cara penghitungan konsentrasi lainnya, yaitu melalui nilai tambah, jumlah aset, dan jumlah tenaga kerja. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan, hal ini berguna untuk melihat apakah melalui cara penghitungan konsentrasi lainnya, seperti yang telah disebutkan, akan menghasilkan kesimpulan yang sama seperti yang didapat di atas. Selain itu memasukkan unsur eksogen lainnya seperti penggunaan variabel dummy proteksi mungkin akan menghasilkan nilai yang lebih baik. Karena proteksi oleh pemerintah merupakan salah satu penyebab terjadinya industri yang terkonsentrasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amril
"Secara umum industrialisasi merupakan bagian dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Secara teoritis ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa akhirnya kebanyakan negara berkembang memilih pengembangan industri (industrial development) sebagai basis utama untuk pembangunan ekonomi. Diantaranya seperti diungkapkan oleh Basri (1991), ketergantungan pada komoditi primer kerap menyebabkan fluktuasi penerimaan devisa. Sifat yang melekat pada sektor primer seperti lemahnya keterkaitan ke hulu dan ke hilir, rendahnya elastisitas permintaan terhadap harga, kekakuan di sector produksi, ketergantungan pada alam. Seperti disebutkan oleh Prebiech-Singer ketergantungan negara-negara sedang berkembang pada ekspor komoditi primer, mengakibatkan keuntungan perdagangan (gains from trade) makin merosot karena harga relatif komoditi primer terhadap industri manufaktur turun."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Femmy Roeslan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S18090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novra Saibi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nashihin
"ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk (i)mengukur pengaruh aglomeration economies, yaitu : urbanization economies (UE) dan localization economies (LE) terhadap perbedaan produktivitas antar daerah sektor industri kertas. Selanjutnya, dari dua faktor aglomerasi tersebut, ingin diketahui faktor apa yang dominan dalam menentukan perbedaan produktivitas antar daerah sektor indsutri ini. (ii) Untuk mengetahui apakah pengaruh urbanization economies terus bertahan atau tidak sejalan dengan peningkatan ukuran daerah.
Estimasi dilakukan dengan model translog. Hasil estimasi menunjukkan bahwa model translog kurang sesuai dengan data set industri kertas yang dipakai dalam tesis. Hal ini terlihat nilai elastisitas input yang negatif dan masalah kolinearitas.
Dengan hasil seperti di atas, analisis selanjutnya menggunakan model Cobb-Douglas (CD). Sebelum menggunakan model CD ini, model translog diuji terlebih dahulu dengan merestriksi homotetik-homogen dan ternyata restriksi diterima. Dengan menggunakan fungsi produksi CD ini, dua komponen aglomerasi, LE dan UE, berpengaruh signifikan dan berbeda arah terhadap tingkat output industri kertas di Indonesia. LE menunjukkan pengaruh yang negatif, sedangkan UE menunjukkan pengaruh yang positif.
Dari hasil estimasi fungsi produksi, dapat dihitung perbedaan produktivitas antar daerah industri kertas di Indonesia. Dengan mendekomposisi perbedaan total produktivitas antar daerah tersebut menjadi dua komponen, yaitu localization economies (LE) dan urbanization economies (UE) maka dapat diketahui peranan (share) masing-masing komponen.
Share LE lebih besar dari share UE dalam menjelaskan perbedaan total produktivitas antar daerah, yaitu masing-masing 72,8% dan 27,2%. Tetapi perlu diingat, bahwa koefisien LE dalam fungsi produksi bertanda negatif, sementara koefisien UE positif. Walaupun peranan LE lebih besar dari UE dalam menjelaskan perbedaan total produktivitas antar daerah tetapi karena koefisien LE yang negatif, maka hal ini berarti, keuntungan aglomerasi masih banyak ditentukan oleh UE.
Di samping peranan LE yang dominan, juga terlihat adanya pola yang menunjukkan bahwa peranan LE semakin meningkat. Pola ini terlihat pada daerah-daerah yang produktivitasnya di bawah base region. Hal ini berarti produktivitas perusahaan pada daerah-daerah tersebut semakin jauh di bawah produktivitas base region. Sementara itu, untuk daerah-daerah yang produktivitasnya di atas base region tidak menunjukkan pola-pola tertentu
Peningkatan jumlah penduduk suatu daerah ternyata tidak diikuti dengan urbanization economies yang semakin besar. Dengan menggunakan dummy variable untuk daerah-daerah: (i) dengan penduduk kurang dari 1 juta, dan (ii) dengan penduduk lebih dari 1 juta dan metode dummy yang slope shifter, hasil estimasi menunjukkan bahwa slope koefisien urbanization economies untuk penduduk besar tidak berbeda secara signifikan dengan koefisien penduduk kecil.
Pada beberapa penelitian menunjukkan, keuntungan dari urbanization ini pada suatu titik tertentu akan hilang. Untuk itu, digunakan dummy variable untuk daerah-daerah: (i) dengan penduduk kurang dari 1 juta, (ii) dengan penduduk antara 1 juta sampai 2 juta, dan (iii) dengan penduduk lebih besar dari 2 juta. Dengan menggunakan metode dummy yang slope shifter, hasil estimasi menunjukkan bahwa urbanization economies tetap masih berlaku. Seperti pada di atas, koefisien urbanization economies tidak berbeda secara signifikan antara ketiga koefisien dummy tersebut. Ini berarti, hipotesa yang menyatakan bahwa pada titik tertentu urbanization economies akan hilang tidak mendapat pembenaran secara empiris di Indonesia, khususnya untuk indutri kertas."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Hepy S.
"Permasalahan dalam industri perbankan sebelum adanya deregulasi, memperlihatkan bahwa kelompok bank-bank pemerintah menduduki posisi monopoli dalam pasar perkreditan. Pengendalian pemerintah atas sister keuangan yang distortif ini menciptakan financial repression, sehingga akhirnya pemerintah melakukan deregulasi di bidand perbankan Juni 198.3. Namun demikian deregulasi ini belum menyentuh market entry di sektor perbankan. Tahun 1988 pemerintah melakukan deregulasi lagi yang dikenal dengan Pakto 1988, dimana pemerintah mempermudah ekspansi dan market entry bank-bank. Hal ini memungkinkan masuknya bank-bank asing maupun bank asing campuran ke dalam industri perbankan Indonesia, sehingga mempengaruhi perubahan konsentrasi dalam industri perbankan Tulisan ini mengaplikasikan teori organisasi industri dengan model persamaan konsentrasi Kang Rae Cho, yang akan melihat pengaruh dan kehadiran bank-bank asing dalam industri perbankan Indonesia. Struktur data yang diqunakan dalam skripsi ini merupakan data kwartalan dari periade tahun 1987 - 1994. Tehnik pengujian model dalam penulisan ini mempergunakan tehnik ekonometri dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan dengan mememenuhi asumsi-asumsi klasiknya, maka metode OLS .ini merupakan penaksir terbaik tidak bias. Dalam menganalisa tingkat konsentrasi perbankan ada lima faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat konsentrasi dalam industri perbankan yaitu size pasar, economies of scale dan capital intensity bank-bank, jumlah bank-bank lokal dan asing, kehadiran bank-bank acing (foreign banking presence), serta kebijakan pemerintah yang merupakan entry control. Dari hasil pengujian ternyata hanya variabel jumlah bank-bank yang tidak mempengaruhi perubahan tingkat konsentrasi. Kehadiran bank-bank asing selain mempengaruhi tingkat konsentrasi, Juga meningkatkan efisiensi ekonomi dan kompetisi dalam di dalam industri perbankan Anjuran pemerintah yang menghimbau bank-bank untuk merger, bisa memperbaiki kondisi bank-bank yang tidak sehat, namun apabila merger dilakukan antar bank-bank dalam sate grup, dapat meningkatkan konsentrasi perbankan, sehingga terpusatnya kekuatan pada grup bank tertentu ini cenderung menimbulkan oligopoli dalam industri perbankan Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.H. Wahyu Wijayanto
"Studi ini mencoba manganalisa sejauh mana elastisitas faktor endowment upah tenaga kerja dan produktifitas tenaga kerja; dan jaringan infrastruktur jalan, sambungan telepon dan kapasitas listrik terpasang mampu mempengaruhi pemilihan lokasi industri manufaktur di Pulau Jawa. Sampel data diambil dari lima propinsi di Pulau Jawa yaitu Propinsi DKl Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogyakarta dan Jawa Timur Tabun 1983-1997.
Model yang digunakan adalah fungsi produksi Y = K' LP dimana Y adalah jumlah perusahaan industri manufaktur (Perush), K adalah Modal dikeluarkan untuk membangun infrastruktur (Infra), sedangkan L adalah Tenaga Kerja yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tingkat upah tenaga kerja (Upah) dan Produktifitas Tenaga Kerja (Prod)_ Sedangkan metode yang digunakan adalah Panel Data dengan pendekatan fixed effect sehingga model secara spesi,Fik dapat dituliskan menjadi : 1nPerush,[ = a, + 41nPJ1n;i + ipInTel,, + OlnLis;1 + J31nProdit + Q-.y lnUpah + u;1 dimana Perush adalah jumlah industri manufaktur skala sedang dan besar, PJIn adalah panjang jalan (kilometer), Tel adalah jumlah sambungan telpon, Lis adalah jumlah produksi listrik (KWh), Prod adalah produktifitas tenaga kerja sektor industri manufaktur (Rp/tenaga kerja/tahun) dan Upah adalah tingkat upah tenaga kerja industri manufaktur (Rpl bulan).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model diatas mempunyai kecocokan model 99,6%.Adapun tingkat signifikansi dan elastisitas dari masing-masing variabel terhadap pemilihan lokasi industri secara berurut adalah produktifitas tenaga kerja dengan elastisitas positif 0,359 diikuti panjang jalan 0,304; dan upah tenaga kerja negatif 0,201; sedangkan telepon dan listrik tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor endowment dan infrastruktur mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap pemilihan lokasi industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Brian Pradipta
"Penelitian ini bertujuan untuk menyoroti isu dan tantangan tentang posisi relatif Cash flow dan pengaruhnya terhadap adjustment struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia. Kami menerapkan two-step model untuk data panel Indonesia yang dikumpulkan selama periode 2007-2016. Pada langkah pertama, TL diperkirakan. Kami mempertimbangkan variabel dependen: market debt ratio . Pada langkah kedua, target digunakan untuk memperkirakan Speed of adjustment dengan pengaruh dari cash flow. Hasil Temuan di penelitian iniSpeed of adjustment di Indonesia memiliki kecepatan di atas negara-negara lain di Asia, Speed of adjustment pada perusahaan over-levered lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan under-levered, sedangkan pada posisi over-levered, speed of adjustment lebih besar pada kondisi cash flow positif. Sebaliknya pada posisi under-levered, speed of adjustment lebih besar pada kondisi cash flow negatif. Batasan / implikasi penelitian pada Penelitian ini hanya difokuskan pada industri manufaktur negara tunggal Indonesia , serta belum mempertimbangkan faktor makro ekonomi. Studi ini memberikan wawasan tentang pengaruh cash flow terhadap speed of adjustment sruktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesian Stock exchange IDX.

The purpose of this paper is to highlight the issues and the influence of Cash flow on the Speed of Capital Structure adjustment regarding among manufacture listed companies in Indonesia. We apply a two step model to Indonesian panel data collected during the period of 2007 2016. In the first step, the TL is estimated. We considered two variables reflecting Market debt ratio. In the second step, the target is used to estimate adjustment speeds with influence from cash flow. The research result indicated Speed of adjustment in Indonesia is higher than those of other Asian countries. Speed of adjustment of over levered companies is higher than that of under levered companies, and among over levered positions, the speed of adjustment is greater when there is positive cash flow, vice versa in the under levered position, the speed of adjustment is greater during negative cash flow conditions. This study was only focused in manufacture industry single country Indonesia , so this study can only comparable with country with same characteristics industry. This study offers an insight about the influence of Cash flow on the speed of capital structure adjustment among manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange IDX."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnita Naik Harianja
"Adanya perjanjian Asean-China Free Trade Area (ACFTA) telah meningkatkan persentase impor produk manufaktur asal Cina di Indonesia. Akibatnya, kompetisi produk yang dihasilkan industri manufaktur domestik dengan produk impor dari Cina semakin meningkat. Persaingan dari produk impor Cina diukur menggunakan penetrasi impor, dimana cara pengukurannya diperkenalkan oleh Bernard, Jensen, & Schott (2006). Tesis ini mengestimasi dampak penetrasi impor dari Cina terhadap upah industri manufaktur di Indonesia dengan menggunakan model fixed effect. Hasil estimasi menunjukkan bahwa penetrasi impor dari Cina berdampak negatif terhadap upah industri manufaktur.

The existence of the Asean-China Free Trade Area (ACFTA) agreement has increased the percentage of imports of Chinese manufactured products in Indonesia. Consequently, the competition of products produced by the domestic manufacturing industry with imported products from china is increasing (assuming the products produced by the domestic manufacturing industry may be substituted with imported products from China in the domestic market). Competition from imported products from China is measured using import penetration, where the measurement method is introduced by Bernard, Jensen, & Schott (2006). This thesis estimates the effects of import from China on wages of manufacturing industry in Indonesia by using fixed effect model. The estimation results show that import penetration from China has a negative effect on wage of manufacturing industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Deni Widia Putri
"

Penelitian ini menganalisis dampak dari perdagangan internasional dan persaingan industri terhadap kesenjangan upah pekerja terampil dan tidak terampil di industri manufaktur Indonesia. Menggunakan data panel tingkat perusahaan yaitu data Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) dari BPS dan data upah minimum provinsi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Modifikasi model dilakukan pada pengelompokan industri yang berbeda, yaitu industri manufaktur secara umum, manufaktur padat karya dan manufaktur padat modal. Analisis empiris disajikan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan perdagangan internasional bekontribusi pada penurunan kesenjangan upah terampil dan tidak terampil di industri manufaktur Indonesia. Namun peningkatan persaingan industri memberikan dampak yang sebaliknya. Selain itu penelitian ini melakukan analisis perbandingan dampak dari perdagangan internasional dan persaingan industri pada industri padat karya dan padat modal.


This paper analyzes the impact of international trade and industrial competition on skilled–unskilled wage inequality in Indonesia’s manufacturing industry. By making use of firm level panel data which are industri statistic from BPS, minimum wage from Ministry of Labor. Modifying the model for different group, which are manufacturing industry in general, labor-intensive and capital-intensive manufacturing. The empirical analysis presented in this paper shows that international trade has contributed to an decrease in skilled–unskilled wage inequality in Indonesia's manufacturing industry. However, increase in industrial competition has the opposite effect. In addition, this study also analyzes the impact of international trade and industrial competition on labor-intensive and capital-intensive industries.

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>