Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks yoga catur dewata, menguraikan tentang ajaran yoga untuk menghadapi musuh sakti dalam peperangan. Dalam urutan saptawara disebutkan, yoga masing-masing terhadap Dewa Naga sanga, lengkap dengan mantranya, sehingga musuh dapat dikalahkan denagn mudah. Dilanjutkan dengan uraian tentang baik buruknya hari-hari dalam saptawara, dewasa (hari-hari untuk bepergian), dan ajaran catur dDewata Siwa yang sangat ampuh/utama sebagai penjaga diri sehingga tidak mati dengan senjata apapun kecuali memang sudah cukup umur. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.58-LT 142
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Adhi Pradipta
"Lontar Yoga Catur Dewata (YCD) merupakan salah satu karya sastra berbahasa Jawa Kuno yang membahas mengenai yoga dalam memulai peperangan. Seni peperangan kebanyakan hanya berkaitan dengan strategi perang (Griffith: 2005; Suryohadiprojo, 2008). Pada penelitian ini ditemukan bahwa seni berperang yang berkembang pada masa Jawa Kuno menggunakan praktik yoga dengan pola astrologis. Manuskrip YCD sebagai objek penelitian tercatat dalam koleksi FS UI dengan kode AH.58 LT-142 dan kini disimpan di Perpustakaan UI. Teks dalam naskah memaparkan strategi perang dalam mengalahkan musuh secara personal dengan aspek astrologis-simbolik. Hal tersebut berkenaan dengan penghitungan hari, mantra, praktik yoga dari eksistensi dewa yang sedang ber-sthāna, svaravyanjana-nyasa ‘peneraan suku kata’, dan simbolisasi hewan (animal symbolicum). Rumusan utama masalah penelitian ini adalah bagaimana pengungkapan narasi pola astrologis-simbolik dan pemaparan keterkaitan pola astrologis dengan seni berperang Jawa Kuno. Penelitian memerlukan langkah kerja filologi untuk menghasilkan suntingan teks dari manuskrip YCD. Metode yang digunakan sebagai analisis data adalah deskriptif kualitatif dan teori semiotik Pierce (Hoed, 2014; Masinambow, 2001; Zaimar, 2008) untuk menganalisis tanda-tanda interpretatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa narasi astrologis yang ditemukan dalam teks YCD berkaitan dengan strategi peperangan pada masa Jawa Kuno. Hal tersebut merupakan sebuah local genius dan folk science yang berkembang di masyarakat dan tercatat dalam teks YCD.

Lontar Yoga Catur Dewata (YCD) is a literature in Old Javanese that discusses yoga for starting a war. The art of war is mostly concerned only with war strategy (Griffith: 2005; Suryohadiprojo, 2008). This study found that the art of war that developed in ancient Java used yoga practices with astrological patterns. YCD manuscripts as research objects are recorded in the FS UI collection with the code AH.58 LT-142 and are now stored in the UI’s Library. The text of YCD describes the strategy of war to defeat the enemy personally with astrological-symbolic aspects. It deals with counting days, mantras, yogic practices of the existence of deities in sthāna, svaravyañjana-nyasa 'syllabic applause', and animal symbolism. The main formulation of this research problem is how to reveal the narrative of astrological-symbolic patterns and the exposure of the relationship with astrological patterns by the art of war in ancient Java. Research requires philological work to produce text editions from YCD manuscripts. The methods used for data analysis are qualitative descriptive and Pierce's semiotic theory (Hoed, 2014; Masinambow, 2001; Zaimar, 2008) to analyze interpretive signs. The results of this study show that the astrological narrative found in the YCD text is related to warfare strategies in ancient Java. It is a local genius and folk science that developed in the community and is recorded in the YCD text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
Depok: Komunitas Bambu, 2005
306.959 8 AGU i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
S.W. Siswojo
Jakarta: Ikhwan, 1982
915.986 2 SIS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soejitna Martaatmadja
"Ajaran guru yang terdiri dari bab: 1. guru naik pangkat/jabatan; 2. Mas Asmana di Prabalingga; 3. masa lalu Mas Asmana yang diceritakan kepada mantan muridnya Catur Tunggil; 4. contoh dan ajaran yang diceritakan oleh Mas Asmana, perjalanan Catur tunggil; 5. ....; 6. tiga anak pindahan ke Kadhiri; 7. perjalanan Raden Mas Suirjan; 8. cerita tiga mitra; 9. perjalanan Mulyana; 10. lanjutan perjalanan Mulyana; 11. perjalanan Pariman; 12. Karjani menerima pidana/sanksi; 13. perjalanan Aspari; 14. lanjutan perjalanan Raden Mas Suirjan; 15. lanjutan perjalanan Pariman; 16. lanjutan cerita Aspari
"
Weltevreden: Bale Pustaka, 1920
BKL.1154-PW 180
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Suwidja
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., 1992
899.223 8 SUW r
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Suwidja
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., 1992
899.223 8 SUW r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan jilid pertama dari lima jilid Serat Catur Pandaha. Namun rangkaian naskah ini tidak merupakan suatu seri yang utuh, karena baik teks awal maupun akhir tidak ada. Menurut keterangan di luar teks, naskah ini disalin oleh Citrasantana (h. i) dan dibeli oleh Pigeaud dari Sinoe pada bulan Juni 1939. Serat Catur Pandaha merupakan roman sejarah bercampur legenda yang menceriterakan empat kerajaan di Jawa Timur, yaitu Kediri, Jenggala, Ngurawan dan Singasari, masing-masing dengan rajanya yang bemama Prabu Lembu Amijaya, Prabu Lembu Amiluhur, Prabu Lembu Amisena dan Mahaprabu Amisani. Adapun Serat Catur Pandaha ini merupakan bagian dari rangkaian karangan Ranggawarsita yang diberi judul Serat Pustakaraja, yang terdiri dari Pustakaraja Purwa, Pustakaraja Madya dan Pustakaraja Wasana (atau Pustaka Puwara). Serat Catur Pandaha ini adalah bagian pertama dari Pustakaraja Wasana, yang meliputj periode 1087-1110 tahun 'suryasangkala' (1120-1144 'candrasangkald'). Untuk mengetahui lebih jauh tentang rangkaian karya besar Ranggawarsita ini dapat dilihat pada deskripsi SMP/MN.49-68, MSB/L.270-282a dan FSUT/CH.34-45; sedangkan untuk mengetahui isinya dapat diperiksa pada Pratelan I: 439-474. Teks Catur Pandaha I ini dimulai dari raja Jenggala, yaitu Lembu Amiluhur sedang menerima utusan dari adiknya, raja Kediri, yang memberitahukan bahwa permaisurinya baru saja melahirkan anak perempuan. Raja Jenggala sangat senang menerima kabar tersebut, dan meminta kepada patih Jayambadra, utusan tadi untuk menyampaikannya kepada adiknya, bahwa ia akan segera ke sana beserta para raja mancanegara. Teks berakhir dengan larinya Prabu Lembu Amisena, raja Ngurawan, karena pemberontakan untuk mengungsi ke negeri Jenggala diantar oleh raja Kediri dan Singasari. Ceritera disambung dengan patih Jaksanagara bertapa di tengah rawa, dan setelah 100 hari ditemui burung dhandhang, disusul bergantian berturut-turut oleh ikan deleg, ikan lele, dan ikan uceng. Kesemuanya memberitahukan dengan bahasa sasmita bahwa manusia di dunia ini ditempati nafsu angkara murka, sedih, kecewa dan lain-lain."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.7-NR 371
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid kedua dalam seri lima naskah Catur Pandaha (Pustakaraja Wasana) yang diturun oleh Citrasantana di Mangkunagaran, sekitar tahun 1920an (FSUI/CH.7-11). Lihat deskripsi naskah CH.7 untuk keterangan selanjutnya tentang teks prosa yang diciptakan oleh Ranggawarsita. Adapun jilid dua ini dimulai dari Jaksanagara yang bertambah sedih setelah mendengar bahasa sasmita para binatang. Tidak berapa lama Jaksanagara didatangi Jawata yang memberitahukan bahwa sebentar lagi ia akan bertemu orang-orang yang bemama Jakapiturun, Jakapiruku dan Jakapirurun, ketiga orang inilah yang akan menjadi lantaran pengampunan bagi dirinya, dan sejak itu pun Jaksanagara tidak merasa sedih lagi. Teks berakhir dengan kisah Raden Selaraja berperang melawan seekor gajah. Setelah gajah dapat dibunuh, tiba-tiba muncul lima raksasa yang menyambutnya dengan sangat ramah. Salah satu dari kelima raksasa tadi memberitahukan bahwa dirinya sebenamya adalah gajah yang ia bunuh. Mereka sebenamya sangat ingin berjumpa dengannya karena kagum akan kebijaksanan Raden Selaraja."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.8-NR 372
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid ketiga dalam seri lima naskah Catur Pandaha (Pustakaraja Wasana) ini diturun oleh Citrasantana di Mangkunagaran, sekitar tahun 1920an (FSUI/CH.7-11). Lihat deskripsi naskah CH.7 untuk keterangan selanjutnya tentang teks prosa yang diciptakan oleh Ranggawarsita. Adapun jilid tiga ini dimulai dari kehma raksasa yang menyambut Raden Selaraja memberitahukan keadaan hutan dan jalan yang akan ditempuhnya. Raden Selaraja pun merasa senang atas pemberitahuannya ini dan mengucapkan terima kasih sebelum meneruskan perjalanan. Teks berakhir dengan kisah Prabu Pandayadarma, raja di Bojanagara yang mengembara di hutan. Di tengah hutan banyak binatang bersuara, seakan-akan menasehatinya, maka ia pun bertambah sedih, dan kemudian menyerahkan diri kepada Jawata linuwih. Pada malam harinya merangkak hingga tiba di jurang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.9-NR 373
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>