Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., 1981
899.222 BAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi cerita legendaris tentang sejarah terjadinya Candi Prambanan, yang diawali dengan silsilah Dananjaya hingga Prabu Jayabaya, dan keturunan berikutnya. Selain itu, teks ini juga berisi kisah kerajaan Pengging yang mengalami kejayaannya ketika diperintah oleh Prabu Darmamaya. Keterangan penulisan teks ini tidak ditemukan. Bandingkan Serat Cemporet, karangan Ranggawarsita, yang meliputi masa sejarah yang sama. Bandingkan pula FSUI/LS.3, dan LS.4, untuk versi lain cerita tentang asal-usul Candi Prambanan. Menurut keterangan di h.l, penyalinan naskah dimulai pada hari Sabtu Wage, 18 Rabingulawah, Ehe 1836 (14 Mei 1906). Setiap pergantian pupuh diawali dengan tanda berhias (rubrikasi), serta ditandai dengan angka Jawa yang menyebutkan nomor pupuh, suatu gejala kodikologis yang cukup moderen. Pigeaud mendapatkan naskah ini dari M. Cakradiharja di Yogyakarta, pada tanggal 21 Desember 1932. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) asmarandana; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) durma; (7) megatruh; (8) sinom; (9) pucung; (10) asmarandana; (11) durma; (12) dhandhanggula; (13) asmarandana; (14) pangkur; (15) sinom; (16) durma; (17) dhandhanggula; (18) asmarandana; (19) megatruh; (20) kinanthi; (21) pangkur; (22) sinom; (23) dhandhanggula; (24) pucung; (25) dhandhanggula; (26) asmarandana; (27) mijil; (28) megatruh; (29) maskumambang; (30) kinanthi; (31) sinom; (32) pangkur; (33) pucung; (34) sinom; (35) dhandhanggula; (36) mijil; (37) asmarandana; (38) pangkur; (39) megatruh; (40) pucung; (41) sinom; (42) kinanthi; (43) dhandhanggula; (44) mijil; (45) asmarandana; (46) pangkur; (47) durma; (48) sinom; (49) kinanthi; (50) dhandhanggula; (51) mijil; (52) gambuh; (53) pangkur; (54) asmarandana; (55) sinom; (56) dhandhanggula; (57) durma; (58) pangkur; (59) asmarandana; (60) dhandhanggula; (61) gambuh; (62) pangkur; (63) mijil; (64) durma; (65) sinom; (66) asmarandana; (67) dhandhanggula; (68) durma; (69) dhandhanggula; (70) kinanthi; (71) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.2-NR 228
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita legendaris tentang sejarah terjadinya Candi Prambanan ini, diawali dengan silsilah Prabu Jayabaya dari kerajaan Kediri. Teks secara garis besar menceritakan pertempuran antara Pengging dengan Prambanan hingga berdirinya Candi Prambanan. Dilanjutkan dengan cerita tentang Ajisaka, dan cerita Panji Asmara Bangun/Inu Kertapati. Bandingkan FSUI/LS.2 untuk versi lain cerita tentang asal-usul Candi Prambanan. Sedangkan versi yang sama dengan naskah ini terdapat pada LS.4. Keterangan tentang penyalinan naskah dapat dijumpai pada h.v, yaitu disalin pada hari Jumat Kliwon, 13 Jumadilawal, Wawu 1833 (7 Agustus 1903). Nama Narsapranaka juga tertulis dalam naskah ini, kemungkinan keterangan ini menunjukkan nama penyalin naskah (atau pemilik?). Pada setiap pergantian pupuh selalu diawali dengan tanda berhias (rubrikasi), namun lebih sederhana dibandingkan dengan naskah FSUI/LS.4. Naskah ini juga dilengkapi dengan uittreksel (terlampir) yang dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Februari 1938. Pigeaud memperoleh naskah ini pada tahun 1937, di Surakarta. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) pangkur; (4) pucung; (5) durma; (6) kinanthi; (7) sinom; (8) mijil; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) mijil; (13) pucung; (14) asmarandana; (15) megatruh; (16) durma; (17) kinanthi; (18) pangkur; (19) asmarandana; (20) dhandhanggula; (21) pucung; (22) sinom; (23) gambuh; (24) durma; (25) mijil; (26) megatruh; (27) asmarandana; (28) pangkur; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) pucung; (32) asmarandana; (33) jurudemung; (34) megatruh; (35) sinom; (36) kinanthi; (37) pucung; (38) dhandhanggula; (39) gambuh; (40) durma; (41) kinanthi; (42) asmarandana; (43) sinom; (44) megatruh; (45) pucung; (46) kinanthi; (47) gambuh; (48) dhandhanggula; (49) pangkur; (50) durma; (51) asmarandana; (52) dhandhanggula; (53) sinom; (54) maskumambang; (55) mijil; (56) asmarandana; (57) pucung; (58) gambuh; (59) jurudemung; (60) pangkur; (61) asmarandana; (62) durma; (63) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.3-NR 309
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah Babad Prambanan ini sangat mirip dengan versi naskah FSUI/LS.3, yaitu pupuh 1-58 dalam kedua naskah ini sama. Namun pupuh 59-63 menunjukkan beberapa perbedaan. Lihat deskripsi naskah tersebut untuk keterangan selanjutnya. Naskah disalin oleh Wirsungun, di wilayah Mangkunagaran, pada tahun 1885, atas prakarsa B.R.Ng. Wiryatani. Setiap pergantian pupuh diawali dengan tanda berhias (rubrikasi), kadang dengan pensil berwarna. Menurut keterangan pada h.v, naskah ini didapat Pigeaud dari Sastrapandawa, di Yogyakarta, pada tanggal 19 Juli 1939 Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) pangkur; (4) pucung; (5) durma; (6) kinanthi; (7) sinom; (8) mijil; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) mijil; (13) pucung; (14) asmarandana; (15) megatruh; (16) durma; (17) kinanthi; (18) pangkur; (19) asmarandana; (20) dhandhanggula; (21) pucung; (22) sinom; (23) gambuh; (24) durma; (25) mijil; (26) megatruh; (27) asmarandana; (28) pangkur; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) pucung; (32) asmarandana; (33) jurudemung; (34) megatruh; (35) sinom; (36) kinanthi; (37) pucung; (38) dhandhanggula; (39) gambuh; (40) durma; (41) kinanthi; (42) asmarandana; (43) sinom; (44) megatruh; (45) pucung; (46) kinanthi; (47) gambuh; (48) dhandhanggula; (49) pangkur; (50) durma; (51) asmarandana; (52) dhandhanggula; (53) sinom; (54) maskumambang; (55) mijil; (56) asmarandana; (57) pucung; (58) gambuh; (59) megatruh; (60) jurudemung; (61) pangkur; (62) asmarandana; (63) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.4-NR 379
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikawati
"ABSTRAK
Hal yang dapat dilihat dari Babad Prambanan adalah adanya unsur dan aspek sastra sebagai kesatuan yang membentuk struktur karya sastra, khususnya jenis babad. Unsur sastra yang disorot dalam analisis ini adalah alur, tokoh, tema dan amanat. Sedanqkan dalam aspek sastra yang manjadi pusat peneitian adalah genealogi, mitos, legenda, hagiografi, sugeati dan simbolime. Setelah itu melihat kaitan antara unsur dan aspek sastra dalam Babad Prambanan sebagai satu kesatuan yang membentuk struktur karya sastra.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengupas makna yang terkadung di dalam Babad Prambanan sehigga dapat diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data bagi penelitian bidang ilmu lain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan instrinsik, karena karya sastra yang penulis gunakan adalah karya sastra sejarah. Untuk meneliti karya sastra sejarah jenis babad digunakan pendekatan model sastra dengan cara kerja Darusuprapto.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam karya sastra sejarah di dalamnya terkadung unsur dan aspek sastra hubungan antara unsur dan aspek sastra ini cukup erat. Adanya unsur dan aspek sastra menunjukkan adanya suatu kekhasan yang dimiliki karya sastra sejarah.
Babad Prambanan ini lebih condong pada jenis babad yang menitikberatkan pada model sastra daripada fakta sejarah. Karena titik berat terfokus pada model sastra maka peranan unsur dan aspek sastra sangat menonjol untuk membentuk sebuah cerita.

"
1995
S11375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
"ABSTRAK
Siapa yang tak kenal tokoh Rara Jonggrang. Sebagai suatu tokoh cerita namanya diabadikan melalui satu bagian area yang terdapat dalam candi Prambanan. Rara Jonggrang adalah nama untuk satu tokoh perempuan. Melalui deskripsi fisik yang terdapat dalam teks cerita sudah dapat dipastikan bahwa Rara Jonggrang adalah tokoh cerita yang cantik. Pertanyaannya sekarang siapa sebenarnya tokoh tersebut citranya sebagai satu tokoh dalam teks naskah Babad Prambanan? Untuk menjawab pertanyaan ini secara lengkap bukanlah hal yang mudah diperlukan suatu penelitian yang besar dan lengkap. Untuk itu dalam penelitian yang agak terbatas ini akan diungkapkan bagaimanakah citra tokoh Rara Jonggrang berdasarkan satu sumber yaitu teks naskah Babad Prambanan tertentu pula.
Penelitian ini tidak dilakukan berdasarkan kerja filologi tetapi di sini justru memanfaatkan hasil kerja filologi dalam kepentingan selanjutnya yaitu penelitian sastra. Oleh karena itu yang dipentingkan disini adalah hasil penelitian terhadap isi teks naskah tersebut sebagai data penelitian sastra.
Rara Jonggrang adalah tokoh cerita yang sudah melegenda. Sebagai tokoh cerita yang sudah melegenda, keberadaannya di masyarakat sebagai individu yang nyata sangat dipercayai. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan apakah keberadaannya ini hanya merupakan simbol atau tanda atau lambang dari suatu peristiwa yang pernah terjadi di masyarakat ataukah ini merupakan sudut pandang masyarakat yang diserap oleh juru cerita dalam menghadapi situasi masyarakat. Yang jelas jawaban pertama diperoleh setelah membaca dan mengamati teks naskah Prambanan, Rara Jonggrang bukan tokoh utama cerita.
Ketika pengamatan terhadap tokoh Roro Jonggrang di dalam cerita yang muncul dari kemelut pergolakan perebutan kekuasaan antar kelompok-kelompok elit kesatrya yang memiliki kekuasaan pada jamannya.
Ketika tokoh Rara Jonggrang mulai muncul dalam cerita, tokoh ini sudah dibebani untuk membawa suatu misi yaitu pandangan tentang kedudukan perempuan dan peran perempuan dalam suatu kemelut kekuasaan. Citra yang diberikan pada tokoh Rara Jonggrang adalah sebagai tokoh yang tragis. Rara Jonggrang diibaratkan sebagai tokoh perempuan yang harus ditampilkan untuk mengakhiri suatu periode kekuasaan dari negri tertentu. Sebagai tokoh perempuan Rara Jonggrang memiliki deskripsi fisik yang lengkap, yaitu cantik, pandai dan sakti.
Tetapi gambaran pandai dan sakti ini diluluhkan oleh gambaran watak seorang perempuan yang diberikan kepada tokoh tersebut. Digambarkan dalam cerita untuk menghadapi kemelut situasi pada saat itu tokoh Rara Jonggrang digambarkan hanya mengandalkan kecantikannya saja, bukan kepandaian dan kesaktian. Dari sudut ini saja sudah dapat dipastikan betapa tragisnya tokoh Rara Jonggrang ini digambarkan dalam teks naskah Babad Prambanan tersebut.
Memang terlepas dari hasil pengamatan dan interpretasi setiap orang, tetapi inilah yang dapat ditemukan dari hasil pengamatan dan pembahasan terhadap cerita Rara Jonggrang yang ada dalam teks naskah Babad Prambanan.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ariswara
Jakarta: Intermasa, 1993
726.143 ARI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala , 2009
R 720.288 MEM (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Goor, M.E. Lulius van
"To the east of the town of Yogyakarta, on the boundary dividing the residencies of Yogjakarta and Soerakarta, there lay in former times a settlement of priests, in the shape of an extensive temple-city, Prambanan. They are now no more than ruins, sometimes even only meriting the name of rubbish-heaps; much, moreover, has now disappeared that half a century ago was seen by travellers and described and wondered at. However, these relics can still give us a notion of the former magnificence of this temple-city, of the highly developed artistic sense of its architects and of its extent, which measured an hour’s walk in breadth and more than an hour and a half’s walk in length. Its temples were erected in the course of the ninth and tenth centuries, when old Mataram (1), the mighty Hindu Kingdom, flourished in Mid-Java; but probably the building was suspended in the first half of the tenth century and many of the monuments were never brought to completion."
Buitenzorg: Archipel Drukkerij, 1929
K 726.1 GOR p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi uraian sekitar perjanjian antara Sultan Hamengkubuwana dengan Kumpeni; antara kerajaan Surakarta dan Yogyakarta dengan Kumpeni; kontrak perjanjian antara Sultan Hamengkubuwana III dengan Inggris; kontrak perjanjian antara Raja Surakarta dengan Inggris; nama serta jumlah abdidalem yang tidak ikut pergi ketika terjadi pemberontakan Dipanegara; daftar nama raja berikut masa pemerintahan dan saat wafatnya; daftar silsilah dari Abu Sakya sampai putra Sinuhun Sultan Hamengkubuwana V. Naskah ini diterima Pigeaud dari Ir. Moens di Kuta Gedhe, Yogyakarta pada tanggal 17 Oktober 1930, dan telah dibuat ringkasannya oleh-Mandrasastra pada bulan Desember 1931 (h.i)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.177-NR 134
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>