Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
Jayengwiharja
"Teks berisi uraian tentang beberapa makam, yaitu: Astana Gadhingan, makam Raden Adipati Andayaningrat Jakasengara, Astana Karangturi (Karanglo), Waringin Pethak, Waringin Tumpangkur Astana Breja, makam Raden Jaka Jinggri/Dewi Rantan, putra Raja Majapahit ke-7. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada tanggal 15 April 1941. Tidak diketemukan keterangan tentang tarikh penulisan naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.14-W 65.04
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi keterangan tentang asal-usul makam Pangeran Cempa di desa Wanacatur, dan asal-usul sebuah petilasan di Gunung Repak (deretan Pegunungan Kendeng) yang terletak di desa Pengasih, sebelah utara daerah Wates, Yogyakarta. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada 19 Januari 1942. Teks tidak mencantumkan keterangan tentang tarikh penulisan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.18-W 66.11
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi nama-nama pemakaman yang terdapat di daerah Yogyakarta, seperti: Astana Karangsemut, Patilasan Lipura, Astana Jejeran. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada 8 Desember 1941. Keterangan tarikh penulisan naskah ini tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.15-W 65.09
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks yang diperoleh pada tanggal 1 April 1942 ini, berisi legenda desa Batur. Nama Batur merupakan pemberian Raden Jaka Dorang yang, setelah melarikan diri dari kerajaan Majapahit, berganti memeluk agama Islam karena pengaruh ajaran Sunan Kalijaga; namanya pun kemudian diganti menjadi Danalapa. Setelah meninggal, jenasahnya dimakamkan bersebelahan dengan saudara perempuannya, Retna Angronsari, di desa Batur, hingga kemudian terkenal dengan sebutan Kyai dan Nyai Ageng Batur. Naskah ini juga berisi teks Patilasan ing Widadaren yang sesungguhnya masih berhubungan dengan cerita pertama. Pada cerita pertama, kisah berkisar pada Raden Jaka Dorang (Kyai Danalapa). Pada teks ini, kisah berkisar pada saudara perempuan-nya yang bernama Retna Angronsari."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.16-W 66.07
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks menerangkan tentang makam Ki Ageng Nitik yang hidup pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma di Mataram. Setelah Ki Ageng wafat, makamnya dikeramatkan oleh para pengikutnya. Teks juga berisi uraian tentang peninggalan di daerah Widara, yaitu makam Pangeran Arya Wiranata Adi Manggala, yang berada di sekitar sungai Code Caket (?). Makam itu konon sangat angker, sedangkan yang memiliki (?) makam tersebut adalah Raden Arya Banyakwide, putra Prabu Mundingsari, raja Pajajaran."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.17-W 65.10
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi uraian tentang sejarah makam Kiai Bathang, yang terletak di sebelah timur laut alun-alun utara, Surakarta. Disebut Bathangan karena merupakan tempat pemakaman orang-orang hukuman yang dipenggal kepalanya pada zaman pemerintahan Pakubuwana II, nama-pemakaman ini disebut-sebut juga dalam Babad Pakepung. Bahan ini dikumpulkan oleh R. Tanaya berdasarkan keterangan Raden Sastrasaraya dan orang-orang di sekeliling pemakaman Bathang, serta orang-orang daerah lainnya. Buku ini dipersiapkan untuk melengkapi karangan yang berjudul Cariyos Pagedhongan ing Karaton Pajang oleh R. Indrajit Prawirakusumadirja, di Surakarta. Naskah disalin sekitar bulan Januari 1935, dan diserahkan kepada Pigeaud pada bulan Maret. Bandingkan dengan LOr 10.845 (4) dan MSB/S.120."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.1-A 38.04
Naskah Universitas Indonesia Library
"Buku ini berisi tentang keadaan makam yang berada di daerah Temu Ireng. Merupakan makam para patih Mangkunagaran dan juga urut-urutan trah/turunannya yang dimakamkan di situ. Buku ini juga disebut serat nayaka tama."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], 1930
BKL.0197-CH 8
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Dyah Prastiningtyas
"Konsep penguburan pada dasarnya merupakan pemikiran tentang meletakkan mayat sehingga tidak mengganggu manusia yang masih hidup. Kegiatan penguburan yang mulai dikenal sejak sekitar 100.000 tahun yang lalu ini dapat dijumpai pada situs-situs terbuka ataupun situs gua dan ceruk yang tersebar di seluruh dunia. Di wilayah Indonesia, kegiatan penguburan masa prasejarah dapat ditemui pada berbagai situs di Sumatra, Jawa, dan Flores. Salah satu adalah situs Gua pondok Selabe-1 yang terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komiring Ulu, Sumatra Selatan. Gua Pondok selabe-1 ini mengandung data baru yang berkaitan dengan penguburan prasejarah yang terletak di dalam gua. Dengan tujuan untuk mengetahui penguburan prasejarah yang terdapat di Gua Pondok Selabe-1 ini, maka perlu diintifikasikan sikap rangka-rangka tersebut, orientasi rangka yang terdapat pada penguburan di situs inin, dan bentuk penguburannya. Hasil pengamatan pada setiap rangka menunjukan bahwa terdapat tiga rangka yang dikuburkan dengan sikap membujur dan dua rangka dikuburkan dengan sikap setengah terlipat. Sementara berdasarkan pengamatan terhadap orientasi rangka, terdapat tiga rangka yang dikuburkan dengan orientasi tenggara-barat-laut, satu rangka dengan orientasi barat-daya-timur-laut, dan satu rangka dengan orientasi barat-timur. secara keseluruhannya, kelima rangka yang terdapat di Gua Pondok Selabe-1 dikuburkan secara primer dan tanpa menggunakan wadah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11820
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan salinan ketik sebanyak dua eksemplar dari sebuah naskah induk yang diterima Pigeaud dari Dr. L. Adam, di Yogyakarta, pada Agustus 1930 (h.i). Naskah induk tersebut kini belum diketahui keberadaannya. Teks berisi kisah petualangan Cakrajaya pada waktu menyebarkan agama Islam, hingga kemudian beliau memperoleh gelar Sunan dengan nama Sunan Geseng. Ketika meninggal, jasadnya dimakamkam di sebuah pemakaman khusus yang berama Jalasutra."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.5-A 21.03
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi uraian tentang sejarah terjadinya makam Ki Ageng Tanjunganom dan Ki Ageng Tangkil. Kedua makam tersebut terletak di daerah Bantul, Yogyakarta. Naskah dibeli Pigeaud pada 2 Januari 1942. Keterangan tentang penulisan/penyalinan naskah tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.26-W 66.12
Naskah Universitas Indonesia Library