Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.A. Bintang Abdul Kadir
"Buku ini berisi tentang pertenunan. Diawali dengan cara-cara memintal benang yang disertai dengan gambar alat-alatnya. Setelah itu penjelasan tentang cara menenun juga disertai gambar peralatannya. Pada bagian akhir diterangkan hasil dari tenunan suatu kain tertentu berikut mana motifnya juga dineri contoh kain aslinya. Motif: sekar teleng, sekar pisang, pupus pisang, sekar srigading, sabuk dringin, sabuk dringin ijem, sabuk dringin wungu lugas."
Ngayogyakarta: H. Bunning, 1925
BKL.0744-LL 89
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi tatacara pembuatan grabah, baik yang berasal dari tanah maupun porselin yang dilakukan oleh seorang Kundi. Naskah disertai dengan gambar-gambar peralatan pembuatan grabah tersebut. Teks juga menguraikan sejarah adanya grabah, yaitu dimulai di negeri Cina pada masa pemerintahan Prabu Owangti. Bangsa Eropa mulai membuat grabah dari kaca pada tahun 1651. Teks tidak mencantumkan keterangan penulisan maupun penyalinan naskah ini, yang diterima Pigeaud dari R. Tanaya pada bulan Oktober 1935, di Surakarta."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
KR.18-A 38.13
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Feria Moersid
Jakarta: Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012
720.959 ANA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Amanah Lontar, 2004
398.2 BAB (III)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Amanah Lontar, 2004
899.222 3 Bab (IV)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Amanah Lontar, 2004
398.2 BAB v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Widowati
"Skripsi membahas Kagunan Basa suatu istilahmasyarakat Jawa yang berarti kesenian yang mengandung keindahan bahasa. Kagunan basa itu sendiri merupakan bagian dari Kagunan Adiluhung yaitu kebudayaan yang berisi keindahan, selain Kagunan Basa, yang termasuk Kagunan Adiluhung antara lain: Kagunan Swara( kesenian yang mempunyai keindahan suara), Kagunan Karawitan ( kesenian tatabuhan yang indah), Kagunan Nggambar/Nyungging ( seni ukir-ukiran, seni lukis) dan lain sebagainya.Kagunan Basa itu sangat berperan dalam kesusastraan, skripsi untuk mengetahui seberapa jauh Kagunan Basa itu dipakai dalam suatu karya sastra."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini, berbeda dengan kebanyakan bahan ketik pada koleksi FSUI, disalin/diketik oleh H. Overbeck atau seorang stafnya, dan bukan oleh staf Pigeaud atau petugas Panti Boedaja. Penyalinannya pada tahun 1934, di Yogyakarta. Naskah berisikan bermacam-macam teks yang berkaitan dengan ngelmu yang dimiliki orang Jawa, termasuk hal petangan, mantra, donga, maupun filsafat mistik. Rincian isi selengkapnya sebagai berikut: 1) Daftar hari dengan sifat-sifatnya (h.1-2). Untuk setiap harinya tertera lima sifat, misalnya untuk hari Kamis, bersifat tuna, kaluputan, beja, kesusahan, tuna. Rupanya daftar ini dipakai berpaduan dengan semacam petangan yang menghasilkan angka antara 1-5. Nasib kemudian diramalkan berdasarkan sifat yang berpadanan dengan angka tersebut.; 2) Ngelmu panuwun (2-8), atau doa yang diucapkan berkali-kali (sesuai instruksi) untuk memperoleh maksud tertentu. Sebagian doa ini berbahasa Arab, sebagaian lagi berbahasa Jawa.; 3) Resep untuk obat-obatan yang dapat dipakai untuk menyembuhkan penyakit tertentu (8-11).; 4) Suwuk untuk berbagai keperluan (11-13), yaitu kebiasaan orang Jawa untuk meniupi anaknya yang sakit, misalnya sambil mengucapkan semacam mantra dalam hatinya.; 5) Ngelmi kadigdayan yang dapat diperoleh melalui mutih selama tujuh hari sembari mengucapkan mantra-mantra tertentu (13-14).; 6) Daftar tali wangke, yaitu hari naas dalam tiap bulan (14-15).; 7) Mengetahui hari jatuhnya tanggal 1 setiao bulan sepanjang satu windu, dihitung untuk khurup Arbangiah (15-19).; 8) Daftar hari-hari bahaya (sangaran, nahas dina) menurut bulan Jawa (19-20).; 9) Uraian filsafat Jawa terutama keternagan istilah-istilah Arab (20-31).; 10) Beberapa rapal, termasuk rapal untuk mandi (31).; 11) Daftar yang menjelaskan hubungan tanda bagian badan denga kejadian (32-34).; 12) Rapal atau aji yang diucapkan sebagai guna-guna pangasihan (34-35)."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.13-A 34.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari berbagai teks dan berbagai bentuk, disalin oleh berbagai tangan selama lebih sepuluh tahun. Namun, kebanyakan teks yang dimuat didalamnya ada kaitan erat dengan ilmu katuranggan, ialah ilmu perkudaan, dari hal pemeliharaan, pengobatan, penunggangan sampai dengan uraian ciri-cirinya serta firasat atau makna daripada tanda-tanda tertentu pada kuda peliharaan. Di bawah ini akan dipaparkan satu per satu bagian-bagian dari naskah ini dengan keterangan ringkas tentang isinya: 1) Serat aswatali, bertembang macapat (h.1-8). Menurut kolofon depan (h.1), teks ini ditulis pada tahun Jawa 1608 ('turangga musna retuning bumi'), yaitu 1684 Masehi. Bagian naskah ini disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Penyalinan selesai pada tanggal 21 Jumadilawal, Wawu 1753, yang bertepatan dengan 31 Desember 1825.; 2) Katuranggan gancaran (9-224), berisi berbagai macam informasi diantaranya yang paling banyak adalah informasi mengenai mantra dan jamu. Mantra meliputi mantra ynag digunakan untuk mengendalikan kuda pada waktu menaikinya, untuk kuda yang nakal, kuda yang ketakutan, kuda yang masih muda, kuda yang mogok, dan lain-lain. Jamu meliputi ramuan yang digunakan agar kuda tetap ramping, sehat, kuat, demikian pula jamu dan bedak yang diperuntukkan bagi kuda pada waktu kepanasan, membuang hajat besar, lemas, kurus, tidak doyan makan, tidak dapat buang air kecil dan besar, mengeluarkan darah, pusing, tidak mau minum, dan lain-lain. Selebihnya juga dijelaskan pakan kuda supaya menjadi galak, menjadi takut dan juga uraian bagaimana memegang kendali kuda, cemeti, bagaimana mengendalikan kuda yang sedang mengamuk, dan sebaginya.; 3) Kitab primbon, berbentuk tembang macapat (225-259). Teks ini sebagian besar tidak menjelaskan pengetahuan tentang kuda. Hal ini hanya terdapat di awal teks yaitu tentang perhitungan hari bagi kuda yang berpindah tempat.Selebihnya berisi penjelasan tentang hitungan membuat rumah menurut panjangnya, hitungan jumlah usuk, tiang pagar, longkangan, kandang, gedhongan, keris, mantra untuk menjinakkan hewan, penjelasan wujud ambengan pada waktu selamatan anak, menurut hari kelahirannya, pepali Ki Ageng Sela, dan candra aksara Jawa serta nepsu aksara Jawa yang ditujukan untuk memberi nama.; 4) Katuranggan kawi miring, yaitu teks yang ditulis dalam tembang gedhe (261-313). Isi teks ini sebagian besar merupakan penjelasan tentang cara atau aturan dalam menunggang kuda. Teks diawali dengan kolofon yang menyebutkan tarikh penulisan, yaitu 24 sapar, wawu 1682 (Rabu Pon, 17 November 1756).; 5) Gancaran (313) berisi mantra dan ramuan obat.; 6) Sambetipun katuranggan kawi miring (314-398) berisi ramuan jamu untuk berbgai keperluan, sebagian besar sama dengan informasi pada h.9-224 yang disajikan dalam bentuk gancaran (lihat teks no.2 di atas).; 7) Gancaran (399) berisi ramuan jamu dan mantra bagi kuda yang tergigit ular, kalajengking, kalaluban.; 8) Taksih sambetipun katuranggan kawi miring (400-439), ialah lanjutan dari tembang gedhe h.314-398 yang menjelaskan tentang ramuan jamu, kemudian juga menguraikan hitungan hari untuk membeli kuda, memilih anak kuda sesuai dengan hari kelahirannya, baik buruknya watak kuda menurut serat-serat lidahnya, cara membuat pecut.; 9) Gancaran (440-441) berisi uraian bermacam-macam mantra dan loloh sangar untuk kuda.; 10) Tembang macapat (441), pupuh pocung terdiri dari 3 bait, berisi keterangan waktu penyalinan Serat dalem katuranggan yaitu pada tahun 1752 (= 1834 M).; 11) Gancaran dan tembang macapat (442-467) berisi berbagai uraian tetapi tidak lagi berkisar tentang katuranggan, melainkan tentang penyakit, mistik Islam, piwulang , dan lain-lain. Naskah disalin oleh berbagai tangan, sebagian di antara tulisannya berbentuk tegak lurus seperti gaya kraton, sedang lainnya kursif dan sederhana, mirip gaya kadipaten. Namun semuanya menunjukkan ciri-ciri yang khas Surakartan, baik bentuk huruf maupun bentuk pepadan, purwapada, dan sebagainya. Dari dua tarikh yang tersebut dalam naskah, maka dapat disimpulkan bahwa naskah disalin di Surakarta sekitar tahun 1825-1834. Bagian depan disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Bagian lain disalin oleh carik lain tetapi mungkin masih atas perintah Pangeran Natabrata yang diduga pemilik naskah asli. Naskah dibeli Dr. Th. Pigeaud di Surakarta pada tanggal 25 Desember 1930, dan dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1931 (terlampir)."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.20-NR 145
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Sindoepranoto
"Buku berjudul Jawi Kina ini membahas tentang tiga teks, yaitu: 1. mengenai tokoh Gatoetkaca (Gatutkaca), seluk beluk silsilah keluarganya, pakaian, dan kesaktiannya (hlm. 14); 2. Pandawa. Dibahas segala sesuatu yang berkaitan dengan tokoh Pandawa (hlm. 416); 3. Ajisaka. Dibahas mengenai cerite tentang tokoh Ajisaka dan pengaruh agama Hindu."
Bojonegoro: H.G. Molia, [Date of publication not identified]
BKL.0264-CW 7
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>