Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindi Sekarsari
"Sejak tahun 2006, Pemerintah Daerah Kota Depok telah membangun Unit Pengolahan Sampah (UPS) dalam rangka mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Salah satu kegiatan yang dilakukan di UPS Kota Depok adalah melakukan pengomposan secara open windrow untuk mengolah sampah organiknya. Namun, upaya pengomposan yang sedang berjalan belum menghasilkan kualitas kompos yang sesuai dengan SNI 19-7030-2004. Secara teoritis, beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan open windrow antara lain komposisi bahan baku, ukuran partikel dan juga pengadukan. Berdasarkan survey pendahuluan, frekuensi pengadukan menjadi indikasi utama faktor yang mempengaruhi hasil kualitas kompos di UPS Kota Depok. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh frekuensi pengadukan terhadap proses pengomposan open windrow dengan mengambil tempat di UPS Jalan Jawa, Kota Depok. Variasi frekuensi pengadukan yang diterapkan adalah tanpa pengadukan (gundukan I), pengadukan seminggu sekali (gundukan II) dan pengadukan seminggu tiga kali (gundukan III). Parameter kualitas yang dikontrol adalah temperatur dan pH (setiap interval satu minggu), kelembaban dan perbandingan C/N (setiap interval dua minggu) dan seluruh parameter di atas ditambah parameter water holding capacity (WHC) dilakukan saat kompos matang. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh frekuensi pengadukan terhadap proses pengomposan open windrow. Selama proses pengomposan, gundukan II dan gundukan III yang mengalami pengadukan memiliki kualitas lebih baik untuk parameter temperatur, pH, kelembaban dan perbandingan C/N dibandingkan dengan gundukan I (tanpa pengadukan). Sedangkan hasil kualitas kompos antara gundukan II dan gundukan III memiliki kemiripan sehingga metode pengomposan open windrow yang lebih efektif untuk diterapkan di UPS Jalan Jawa adalah dengan melakukan frekuensi pengadukan seminggu sekali (gundukan II) didukung dengan penambahan air rata-rata 39 liter per minggu dan volume gundukan sebesar 1,35 m3.

Since 2006, the Government of Depok has been constructing the Waste Management Unit (UPS) in order to reduce the volume of waste disposed at landfill. One of the activities carried out in UPS Depok is conducting open windrow composting to process the organic waste. However, the current composting is not producing good quality compost according to SNI 19-7030-2004. Theoretically, several factors that affect open windrow composting are composition of feedstock, particle size, and also turning frequency. Based on initial survey, turning frequency is the main indication that affect the quality of compost in UPS Depok. Therefore, there?s a need to conduct a study to determine the effect of turning frequency in open windrow composting. The study is carried out at UPS Jalan Jawa, Depok. The variation of the turning frequency are without turning (pile I), turning once a week (pile II) and turning three times a week (pile III). The parameters of quality control from this study are temperature, pH (interval once week), moisture and C/N ratio (interval two weeks) and all the parameters above plus water holding capacity for mature compost. The result of this study proves that turning frequency affects open windrow composting. During the composting process, pile II and pile III which are turned have better quality for temperature, pH, moisture and C/N ratio compared to the pile I (without turning). While the results of compost quality from pile II and pile III have similarities. So, the most effective open windrow composting method that can be applied in UPS Jalan Jawa is turning once a week (pile II) and supported by addition approximately 39 litre of water per weeks and pile volume about 1,35 m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Risha Dianty
"Keterbatasan lahan TPA Cipayung diiringi meningkatnya jumlah timbulan sampah yang dihasilkan memicu pemerintah kota Depok untuk menemukan solusi dalam permasalahan persampahan yaitu dengan mengurangi volume sampah yang masuk ke dalam TPA salah satunya dengan mengolah sampah organik dengan cara pengomposan. Berbagai upaya dilakukan untuk mempercepat proses pengomposan, salah satunya dengan penambahan bulking agent (BA). Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik feedstock, menganalisis pengaruh penambahan bulking agent terhadap pengomposan, menganalisis karakteristik produk kompos dan menganalisis pengaruh penambahan BA terhadap dinamika populasi mikroba. Penelitian ini dilakukan di UPS Merdeka 2 dengan membuat dua gundukan kompos open windrow (tanpa penambahan dan dengan penambahan BA) berukuran 1 m x 1 m x 1,2 m (p x l x t) dengan periode pengomposan selama 91 hari. Penambahan BA berupa cacahan kayu sebesar 25% dari total massa gundukan kompos.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BA mampu mempertahankan porositas selama pengomposan sehingga aliran oksigen dapat terdistribusi dengan baik dan dapat menjadi sumber karbon yang baik. Produk akhir kompos G2 memiliki rasio C/N yang lebih tinggi yaitu sebesar 9,04 sedangkan rasio C/N kompos G1 sebesar 5,34. Hasil uji perkecambahan menggunakan tanaman kangkung dan pokchoi menunjukkan nilai GI (%) lebih dari 100% untuk kompos G2 dan nilai GI kompos G1 pada tanaman kangkung sedangkan nilai GI kompos G1 pada tanaman pokchoi sebesar 98,75%. Populasi mikroba pada kompos G2 memiliki populasi yang cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan kompos G1 dapat disebabkan oleh adanya penambahan porositas.

The limitation of Cipayung landfill area accompanied by the amount of waste generated has triggered the Depok City government to find solutions to waste problems by reducing the volume of waste entering the landfill, one of which is composting. Various efforts are made to increase the composting process time, one of which is by the addition of bulking agent (BA). The purpose of this study was to analyze the characteristics of organic raw materials, the effect of bulking agents on composting, the characteristics of final product of composting and the effect of adding BA on dynamics of microbial population. This research was conducted in UPS Merdeka 2 by making two open windrow compost mounds (without and with the addition of BA) with each dimension was 1 m x 1 m x 1.2 m (l x w x h) in 91 days period of composting. The addition of BA (wood chips) is 25% of the total mass of the compost mound.
The results showed that BA was able to maintain porosity during composting so the flow of oxygen could be well distributed and could be a good source of carbon. The final product of compost G2 has higher C/N ratio of 9,04 while the C/N ratio of compost G1 was 5,34. The germination test results using water spinach and pokchoi seeds showed GI values (%) more than 100% for compost G2 and GI value of compost G1 using water spinach seeds while GI value of compost G1 using pokchoi seeds was 98,75%. The microbial population of compost G2 has higher population when compared to compost G1s microbial population which can be caused by the addition of porosity in the compost mound.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Yama Wirawan
"Tingginya timbulan sampah plastik di Indonesia menyebabkan terjadinya pencemaran plastik pada lingkungan dan sulitnya melakukan proses pemilahan pada UPS sehingga tidak jarang plastik ikut serta dalam proses pengomposan. Digunakan 5 jenis plastik degradable yang didapat secara acak dipasaran dan dilakukan pengujian dengan diikutsertakan dalam proses pengomposan secara aerobik.
Data diambil pada periode pengomposan hari ke-0 (T0), hari ke-72 (T1), hari ke-99 (T2), hari ke-119 (T3), hari ke-135 (T4) dan hari ke-147 (T5). Hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan bentuk permukaan dengan munculnya lubang dan kerutan dalam waktu 2 bulan pengomposan. Jika diurutkan berdasarkan perubahan bentuk yang signifikan, plastik sampel D1 terjadi pada T4, D2 pada T1, D3 pada T2, D4 pada T5, dan D5 pada T3. Perubahanpun terjadi terhadap berat dimana berdasarkan berat rata-rata terjadi pengurangan sebesar 4% untuk D1 pada T1, 66% untuk D2 pada T2, 32% untuk D3 pada T3, 11% untuk D4 pada T1, dan 81% untuk D5 pada T4. Hal tersebut menunjukkan bahwa plastik degradable terdegradasi dengan baik dalam proses pengomposan secara aerobik.

High Plastic uses in Indonesia is caused pollution on the environment and the difficulty of doing the sorting process at UPS, so plastic probably stay and follow in the composting process. five types of degradable plastics from random market with their logo and claims about degradabillity used and tested on aerobic composting process.
Data has been taken on the composting period day-0 (T0), day-72 (T1), day-99 (T2), day-to-119 (T3), day-to-135 (T4) and day 147 (T5). The results showed deformed surface with the appearance of holes and wrinkles within 2 months of composting. If sorted by significant deformation, plastic sample occurred at T4 for D1, T1 for D2, T2 for D3, T5 for 41 and T3 for D5. Deformation also happened to the heavy weight of plastic which is based on average, the reduction of 4% for D1 at T1, 66% for D2 at T2, 32% for D3 at T3, 11% for D4 atT1, and 81% for D5 at T4. This shows that the degradable plastics has degrade in aerobic composting process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Roy Charles
"ABSTRAK
Pengolahan sampah organik, dapat berjalan dengan baik apabila sampah tersebut mempunyai kadar air dan komponen organik besar. Karakteristik sampah di kawasan PT. Bumi Serpong Damai yang terbanyak adalah sampah organik, yaitu mencapai 80 % dari seluruh sampah yang dihasilkan.
Dengan adanya pengolahan sampah organik sistem composting di PT. Bumi Serpong Damai, maka sampah-sampah yang seharusnya di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan kompos.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai C/N rasio dalam sampah organik dan proses pengomposan yang optimal agar proses pengomposan dapat berjalan dengan baik serta kompos yang dihasilkan mengandung unsur hara yang besar.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampah organik yang ada di kawasan Bumi Serpong Damai, dengan perlakuan sebagai berikut : sampah organik C/N.rasio maksimal (> 20-40 : 1) dengan terowongan bambu (PSO.BSD-1), sampah organik C/N rasio optimal (20-40 : 1) dengan terowongan bambu (PSO.BSD-2), sampah organik C/N rasio minimal (< 20-40 : 1) dengan terowongan bambu (PSO.BSD-3), sampah organik C/N rasio maksimai (> 20-40 1) tanpa terowongan bambu (PSO.BSD-4), sampah organik C/N rasio optimal (20-40 : 1) tanpa terowongan bambu (PSO.BSD-5), sampah organik C/N rasio minimal (< 20--40 : 1) tanpa terowongan bambu (PSO.BSD-6). Kemudian diulang sebanyak lima kali.
Sampah organik yang telah berubah menjadi kompos, berwarna kehitaman setelah mengalami pembusukan secara aerob sulit dikenali lagi dari bahan asal dan terjadi perubahan sifat kimianya.
Komposisi sampah organik (perbandingan C/N rasio) berpengaruh positif dengan lama proses pengomposan dan kandungan unsur hara dalam kompos (N, P, K, Ca, Mg, C, C/N). Sedang proses pengomposan berpengaruh negatif dengan lama proses pengomposan.
Kandungan logam berat dalam kompos menunjukkan bahwa pada semua perlakuan menghasilkan kompos yang mengandung logam berat jauh di bawah standar US Environmental Protection Agency (EPA).
Menerapkan pengolahan sampah organik dengan sistem komposting dengan bahan baku yang mempunyai perbandingan C/N rasio optimal (sampah buah-buahan), di PT. Bumi Serpong Damai.
ABSTRACT
The Effect of Organic Waste Variation C/N Ratio by This organic processing plant runs well only when the waste contains water and main organic component. The organic waste at PT. Bumi Serpong Damai reaches as high as 80 percent of the total garbage.
With the existence of this compost system organic waste processing plant, PT. Bumi Serpong Damai can recycle the organic waste and make use of the resulted compost. And such an advantage prevents the waste from being disposed at the final garbage dump.
Specific study had been conducted to figure out the C/N ratio contained in the organic waste and in the optimal compost process so that the compost process ran in order and the compost had sufficient fertile substances.
The raw material used in such a specific study was the organic waste found at PT. Bumi Serpong Damai. This organic waste had certain characteristics and went through the following treatment : organic waste having maximum C/N ratio of being > 20 - 40 : 1 with bamboo tunnel (PSO.BSD-1), organic waste having optimum C/N ratio of being 20 - 40 : 1 with bamboo tunnel (PSO.BSD-2), organic waste having minimum C/N ratio of being < 20 - 40 : 1 with bamboo tunnel (PSO.BSD-3), organic waste having maximum C/N ratio of being > 20 - 40 : 1 without bamboo tunnel (PSO.BSD-4), organic waste having optimum C/N ratio of being 20 - 40 : 1 without bamboo tunnel (PSO.BSD-5), organic waste having minimum C/N ratio of being c 20 - 40 : 1 without bamboo tunnel (PSO.BSD-B). This treatment is subject to a five-time repetition.
The resulted compost has dark and blackish color after going through the decaying process and its origin becomes unidentifiable, due to the chemical characteristic changes.
Organic waste composition, or the C/N ratio, influences the length of the compost process and the fertile substances contained in the resulted compost such as N, P, K, Ca, Mg, c, and C/N. On the other hand, the compost process negatively affects its length.
The treatment applied in the processing plant has produced compost in which the amount of heavy metal substances contained in the compost is lower than the EPA standard.
The use of compost system organic waste processing plant with raw material of having optimum C/N ratio (disposed fruits) at PT. Bumi Serpong Damai.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jumiadi
"Pembuatan komposit matrik logam paduan aluminium dengan penguat alumina telah banyak dilakukan oleh para Peneliti melalui teknik pengadukan leburan logam (stir-casting). Alasan penelitian bidang Metal Matrix Composite dengan sistem stir-casting adalah karena mudah dikontrol dan memungkinkan terjadinya pencampuran secara merata dan homogen. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan pembualan MMCs melalui teknik pengadukan Iogam (melt-stirring). Sebagai matrik digunakan Iogam aluminium jenis Al-Mg-Si tipe 6063 dan sebagai penguat menggunakan serbuk alumina (Al2O3) dan dopan berupa Magnesium (Mg) sebesar 10%. Dalam percobaan pembuatan MMC., kecepatan pengadukan yang digunakan adalah 700 rpm sedangkan lama pengadukan bervariasi yaitu 2 menit, 5 menit dan 10 menit, fraksi volume yang digunakan adalah 5%, 10% dan 15%. Pengamatan meliputi pengaruh lama pengadukan dan persen fraksi volume terhadap berat jenis, porositas, ekspansi termal, laju keausan, kekerasan dan reaksi produk yang terbentuk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa lama pengadukan dan persen fraksi volume berpengaruh terhadap perolehan jumlah partikel Al2O3 yang terdispensi dan terjadi peningkatan sifat-sifat mekanis serta terbentuk spinel sebagai hasil reaksi produk pembasahan (Welling).

Al-A1203 Metal Matrix Composites has been produced by stir casting and has been investigated by some researchers. The selected for producing MMC by stir casting is easily to control the process as well as to End homogenous particle dispense is the matrix. In this research Al-Mg-ls 6063 type was selected as a matrix while Al2O3 ceramic particulate is as reinforcement and the dopant used is Magnesium (Mg) with the amount of 10%. The stirring rate used is 700 rpm while stirring time various from 2, 5 and I0 minutes. The effect of stirring time and volume fraction ( Vf % Al2O3 ) on characterized of MMC has been studied and it is found that such effect significantly influence the particle gain which is shown by particle disperse on the matrix and improving properties by forming spinal as wetting reaction between reaction and reinforcement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Keumala Banaget
"Sampah sisa makanan yang dihasilkan di kantin Fakultas Teknik UI memiliki persentase sebesar 73% dari total timbulan sampah. Jumlah sampah yang besar serta sifatnya yang mudah membusuk dan memicu kehadiran hewan pembawa penyakit seperti tikus, membuat pengolahan sampah sisa makanan perlu menjadi prioritas. Salah satu teknik pengolahannya adalah pengomposan, yaitu proses degradasi sampah organik oleh mikroorganisme menjadi material sejenis humus yang dapat dimanfaatkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor (meliputi parameter fisik-kimia) yang mempengaruhi proses pengomposan, serta menganalisis hubungan dan pengaruh faktor tersebut terhadap aktivitas mikroorganisme selama proses pengomposan berlangsung. Analisis statistik dalam penelitian ini meliputi analisis faktor, korelasi, dan multivariabel.
Berdasarkan analisis faktor yang dilakukan, terbentuk 2 faktor baru yang mempengaruhi proses pengomposan, yaitu faktor 1 dinamakan parameter yang menunjukkan hasil dari proses pengomposan, terdiri dari konduktivitas, salinitas, dan kadar air; dan faktor 2 dinamakan parameter yang mendukung proses pengomposan, terdiri dari rasio C/N, kadar karbon, pH, dan kadar nitrogen.
Hasil analisis korelasi menunjukkan kadar air, rasio C/N, kadar karbon, pH, kadar nitrogen memiliki pengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme. Berdasarkan analisis multivariabel, komposter 2 diperkirakan memiliki model regresi pengaruh faktor pengomposan terhadap aktivitas mikroorganisme yang terbaik. Sedangkan dilihat dari penurunan kadar karbonnya, komposter 1 memiliki konstanta laju pengomposan dan laju dekomposisi terbesar dibandingkan dua komposter lainnya, yaitu sebesar 0,0006 dan 0,0224%/hari.

Food waste is likely to degrade quickly and smell, become a breeding ground for bacteria and attract rodents. Food waste from canteen at Faculty of Engineering has a percentage of 73% of the total waste generation. Enormous amount of food waste and its nature made food waste processing needs to be a priority. One of food waste treatment is composting, which is a process of organic waste degradation by microorganisms into humus-like material.
This study aimed to analyze the factors (including physico-chemical parameters) that affect the composting process, and analyze the relationship and the influence of factors on microorganisms activities during the composting process. Statistical analysis in this study include factor analysis, correlation and multivariable analysis.
Based on factor analysis, there are two new factors that affect composting, factor 1 consist of conductivity, salinity, and water content, then named parameter that indicates the result of the composting process, and factor 2 consist of C/N ratio, carbon content, pH, and nitrogen content, then named parameters that support the composting process.
Results of correlation analysis showed that moisture, C/N ratio, carbon content, pH, and nitrogen content has correlation to microorganisms activities. Based on multivariable analysis, composter 2 were estimated to have the best regression models. While based on carbon reduction, composter 1 has the largest composting rate constant and decomposition rate than the two largest composter at 0,0006 and 0,0224 %/day"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Haryanti Pramono
"Salah satu syarat "die" adalah tidak mudah mengalami abrasi atau goresan ketika pembuatan pola malam dan percobaan "casting". Pengamatan menunjukkan bahwa umumnya para dokter gigi maupun teknisi tidak melakukan pengadukan dental stone tipe IV menurut instruksi pabrik ataupun aturan standar. Dengan demikian, dapat diduga hasil akhir die yang diperoleh, kekerasannya tidak sebaik kekerasan dental stone yang diaduk sesuai dengan instruksi pabrik ataupun aturan standar, sehingga dapat mempengaruhi "fitness" restorasi cekat. Untuk itu, dilakukan penelitian cara pengadukan dental stone tipe IV yang sesuai dengan instruksi pabrik dan tidak menyalahi aturan standar untuk mengetahui pengaruh cara pengadukan terhadap kekerasan dental stone tipe IV. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan mesin kondisi hampa udara, mesin kondisi tanpa hampa udara dan manual. Uji kekerasan dilakukan menggunakan alat indentasi "Vickers Hardness Tester" dengan beban 31,25 kg. Indentasi dievaluasi menggunakan "Frank Hardness Microscope". Gambaran rnikro dari permukaan spesimen dievaluasi dengan "Scanning Electron Microscope". Hasil uji Anova 1-arah dan test Scheffe menunjukkan perbedaan bermakna antara ketiga cara pengadukan (< 0,05). Disimpulkan bahwa cara pengadukan yang mengicuti instruksi pabrik dan menggunakan mesin hampa udara dapat meningkatkan nilai kekerasan dental stone tipe IV.

In the effort of producing a well-fit restoration, die material should be hard enough to resist scratch and abrasion during the wax-up and try-in procedures. Unfortunately, in mixing the dental stone type IV for working model and die, many dentists and dental technicians neglect the direction for use given by the manufacturer. It is assumed, that the hardness is lower by then, but not enough scientific proof has been reported. For this reason, a study is conducted to investigate the influence of spatulation on the hardness of the type 1V dental stone. The sample groups were divided into 3 groups. Each group was mixed differently, one group using a vacuum machine, one group using non vacuum machine and one group manually. Hardness was measured by means of Vickers indentor with 31.25 kg load. The indentation was evaluated using Frank Hardness Microscope. The surface of the samples were examined with SEM. One-way Anova and Scheffe test showed that each group differed significantly one to other (< 0.05). It can be concluded that the result gained with vacuum machine mixing is harder than by the other mixing procedures."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T5785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Andrie Oktafauzan
"Air bersih menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Air bersih merupakan hasil olahan dari air baku yang awalnya tercemar.
Proses pengolahan dilakukan untuk menghilangkan kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya, partikel-partikel padat yang terkandung dalam air, dan mikroba yang dapat membahayakan kesehatan jika terkonsumsi.
Salah satu proses dalam pengolahan air bersih adalah dengan membran mikrofiltrasi. Untuk memperpanjang umur membran dan meningkatkan kinerja pemisahan membran mikrofiltrasi, perlu dilakukan pralakuan koagulasi-flokulasi pada umpan membran mikroHltrasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses koagulasi-flokulasi iru sendiri dan akhirnya juga berpengaruh terhadap kinerja membran adalah waktu pengadukan pelan koagulan.
Pada penelitian ini divariasikan waktu pengadukan pelan yaitu selama 5, 10, 15, 20 dan 25 menit. Umpan proses memiliki derajat keasaman (pH) 7,3, kadar padatan terlarut (TDS) antara 524-540 mg/L dan kandungan zat organik (COD) antara 45-54 mg/L. Keungulan yang digunakan adalah aluminium sulfat dengan dosis 50 ppm.
Efektifitas koagulasi dan kinerja membran mikrofiltrasi akan meningkat dengan penambahan waktu pengadukan pelan hingga dicapaiwaktu pengadukan pelan optimum. Waktu pengadukan optimum yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah selama 10 menit, yang menghasilkan harga maksimum pada efektiutas koagulasi dan kinerja membran selama 4 jam operasi sebagai berikut: 1. Efektifitas koagulasi terhadap penurunan TDS : 45,094 %
2. Efektifitas koagulasi terhadap penurunan COD : 39,016 %
3. Fluks permeat : 0,015896 m3/m2.jam
4. Persen rejeksi terhadap kadar TDS : 35,052 %
5. Persen rejeksi terhadap kadar COD : 39,016 %
Pada waktu pengadukan yang lebih besar dan waktu pengadukan optimum, efektifitas koagulasi, dan kinerja membran mikrofiltrasi, yaitu fluks permeat dan persen rejeksi membran, akan turun dikarenakan pecahnya flok yang telah terbentuk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>