Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Prabowo
"Tablet terdisintegrasi cepat merupakan salah satu teknologi farmasi yang sedang berkembang saat ini. Tablet terdisintegrasi atau FDT (fast disintegrating tablet) merupakan tablet yang ketika diletakkan pada lidah akan terdisintegrasi secara instan serta melepaskan obat dengan bantuan saliva. Teknologi ini dapat memecahkan permasalahan pemberian obat secara oral pada pasien-pasien seperti pediatri, geriatri ataupun pada keadaan dimana pasiennya tidak dapat menelan tablet secara konvensional dengan bantuan air.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi kecepatan disintegrasi dan rasa pada tablet terdisintegrasi dengan memvariasikan konsentrasi sodium starch glycolate dan manitol. Optimasi kecepatan disintegrasi menggunakan sodium starch glycolate dengan konsentrasi 8%, 12% dan 16% dan kemudian diuji waktu disintegrasinya. Setelah diketahui kecepatan disintegrasi yang paling optimum maka dilakukan optimasi rasa dengan menggunakan manitol pada konsentrasi 32%, 36% dan 40%. Evaluasi tentang rasa dilakukan dengan menggunakan uji kesukaan (hedonitas) dan dianalisis dengan yang baik pada tablet terdisintegrasi cepat adalah 27±1 detik. Waktu disintegrasi paling baik tercapai pada tablet yang mengandung konsentrasi sodium starch glycolate sebesar 16%. Tidak ada perbedaan bermakna antara formulasi tablet yang mengandung konsentrasi manitol 32%, 36% dan 40% sehingga tidak dapat diketahui formulasi tablet yang disukai konsumen.

Fast disintegrating tablet is one of advanced pharmaceutical technologies. Fast disintegrating tablets is a tablet when placed on the tongue will be instantly disintegrated and releases the drug with the help of saliva. This technology can solve the problem of using oral drug in patients such as pediatrics, geriatrics or in circumstances where the patient can not swallow tablets conventionally with the help of water.
The purpose of this study was to optimize the speed of disintegration and to optimize taste in fast disintegrating tablet formulations both with varying concentrations of sodium starch glycolate and mannitol. Optimization the speed of disintegration was done by using sodium starch glycolate with concentration of 8%, 12% and 16% and then disintegration time was tested. After the optimum speed decided, the next step was optimizing the taste using various manitol concentration of 32%, 36% and 40% and evaluation of the taste was conducted by using hedonity test and analyzed with SPSS program. Disintegration of good fast disintegrating tablet was 27 ± 1 second. The best disintegration time was achieved in tablet using sodium starch glycolate of 16%. No significant taste differences among tablet formulations that contain manitol concentrations of 32%, 36% and 40%, thus it can’t be decided which one of tablet formulation was preffered by customers.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S110
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amadea Ayu Ashira Putri
"Biji nangka yang kaya akan pati masih minim pemanfaatannya dalam industri farmasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa pati biji nangka berpotensi untuk digunakan sebagai eksipien dalam pembuatan sediaan farmasi yaitu sebagai pengikat dan penghancur, tetapi tidak ditemukan data yang cukup terkait penggunaannya sebagai superdisintegran dalam pembuatan tablet cepat hancur. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksipien pati biji nangka (JFSS) dan pati biji nangka tertaut silang (CL-JFSS) serta menganalisis pengaruh reaksi taut silang pada pati biji nangka terhadap kemampuan pembengkakan serta waktu hancur tablet isoniazid. Pati diisolasi melalui ekstraksi secara basa dan kemudian dilakukan reaksi taut silang dengan menggunakan sodium trimetafosfat (STMP) sebagai agen penaut silang dengan konsentrasi 0,1% dan 10%. Konfirmasi atas terjadinya reaksi taut silang pada tepung pati ditentukan dengan FTIR dan derajat substitusi fosfat (DS). Sifat fisikokimia dan fungsional pati juga dievaluasi. Tablet cepat hancur (TCH) isoniazid dibuat dengan metode kempa langsung dan dilakukan evaluasi tablet pada umumnya. Pati biji nangka yang diperoleh memiliki kandungan amilosa sekitar 29,5%. Perubahan pada spektrum inframerah serta nilai DS sebesar 0,006 dan 0,0254 untuk CL-JFSS-0,1%STMP dan CL-JFSS-10%SMTP mengkonfirmasi bahwa telah terjadi reaksi taut silang. Nilai kemampuan pembengkakan untuk JFSS, CL-JFSS-0,1%STMP, dan CL-JFSS-10%STMP masing-masing adalah sebesar 198,32%±2,08%; 198,37%±1,46%; dan 130,22%±0,61% dari berat awal sehingga diketahui bahwa reaksi taut silang belum mampu meningkatkan kemampuan pembengkakan tepung pati. Waktu hancur TCH isoniazid yang menggunakan CL-JFSS-10%STMP lebih lambat dibanding tablet yang menggunakan JFSS. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa reaksi taut silang pada pati biji nangka belum mampu meningkatkan kecepatan waktu hancur TCH.

Jackfruit seeds, rich in starch, have potential to be used in the pharmaceutical industry as binder and disintegrant, but still minimally utilized as mentioned in previous research. However, there is limited data on its use as a superdisintegrant in fast disintegrating tablets (FDT). This study aimed to obtain excipients from jackfruit seed starch (JFSS) and cross-linked jackfruit seed starch (CL-JFSS) and analyze the effect of crosslinking reaction on starch's swelling ability and disintegration time of isoniazid FDT. Starch was isolated from jackfruit seed using alkaline extraction. The crosslinking was performed using 0,1% and 10% sodium trimetaphosphate (STMP) as crosslinking agent. FTIR and the degree of phosphate substitution were used to confirm the crosslinking reaction. Additionally, the physicochemical and functional properties of starch were also evaluated. Isoniazid FDT formulations were prepared using a direct compression method. Jackfruit seed starch which was obtained has an amylose content of around 29.5%. Changes in the infrared spectrum and DS values of 0.006 and 0.0254 for CL-JFSS-0.1%STMP and CL-JFSS-10%SMTP confirmed that a cross-linked reaction had occurred. Swelling ability values for JFSS, CL-JFSS-0.1%STMP, and CL-JFSS-10%STMP were respectively 198.32%±2.08%; 198.37%±1.46%; dan 130.22%±0.61% times the initial weight. The crosslinking reaction had not yet increase starch flour's swelling ability. Evaluation of FDT using JFSS and CL-JFSS as superdisintegrant resulted in a quick disintegration time of 5-8 seconds, fulfilling the disintegration time requirement of FDT. The isoniazid FDT using JFSS and CL-JFSS shares similar characteristics as FDT using crospovidone as its superdisintegrant. Thereby, it can be concluded that crosslinking reaction in jackfruit seed starch had not yet improve the disintegration time of FDT."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro Surya Narendra
"Tablet cepat hancur TCH adalah tablet yang didesain untuk segera hancur di dalam rongga mulut tanpa bantuan air Untuk tujuan tersebut dibutuhkan suatu eksipien penghancur yang sesuai Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi eksipien koproses polivinil alkohol amilosa tersambung silang dalam 3 macam perbandingan Ko PVA CLA12 sebagai penghancur tablet yang digunakan dalam formulasi TCH Koproses PVA CLA12 merupakan eksipien termodifikasi hasil koproses PVA dengan amilosa yang telah direaksikan dengan agen penyambung silang STMP sodium trimetafosfat Eksipien koproses PVA CLA12 yang dihasilkan dikarakterisasi dan diformulasikan menjadi TCH dengan metode kempa langsung kemudian dievaluasi Hasil karakterisasi eksipien Ko PVA CLA12 menunjukkan bahwa eksipien ini memiliki derajat subtitusi sebesar 0 1107 dan perbandingan Ko PVA CLA12 2 1 merupakan yang terbaik untuk dipilih menjadi bahan penghancur pada TCH karena memiliki kemampuan mengembang yang paling baik yaitu 2 kali lipat dalam waktu 1 jam Evaluasi TCH menunjukkan bahwa formula 5 dan 10 yang mengandung Ko PVA CLA12 2 1 memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur yang ditunjukkan dengan karakteristik kekerasan 1 94 Kp dan 1 37 Kp keregasan 1 15 dan 0 52 waktu hancur 14 94 detik dan 12 64 detik waktu pembasahan 4 88 detik dan 3 41 detik dan disolusi sebesar 100 dalam 10 menit Oleh karena itu eksipien Ko PVA CLA 12 2 1 dapat digunakan sebagai penghancur pada TCH.

Fast Disintegrating Tablet FDT is a solid dosage form that was designed to quickly disintegrate in the oral cavity without water thus FDT needs appropriate disintegrant excipient This research aims to study the characteristics of excipient coprocess polyvinyl alchol crosslinked amylose in 3 ratio Co PVA CLA12 and applied as a disintegrant of FDT Co PVA CLA12 is modified excipient that resulted by coprocess polyvinyl alcohol with of amylose which has been reacted with STMP as crosslinking agent Co PVA CLA12 excipient was characterized and formulated into FDT using direct compression method and then evaluated Characterization result of Co PVA CLA12 showed that its substitution degree was 0 1107 and ratio 2 1 of Co PVA CLA12 was the best to be choosen as disintegrant of FDT because it swollen 2 times in 1 hour The FDT rsquo s evaluation showed that formula 5 and 10 containing of Co PVA CLA12 2 1 had the best characteristic of FDT since it possessed hardness of 1 94 Kp and 1 37 Kp 1 15 and 0 52 friability 14 94 and 12 64 seconds of in vitro disintegration time 4 88 and 3 41 seconds of wetting time and 100 dissolution at 10 minutes Therefore Co PVA CLA 12 2 1 can be used as disintegrant excipient in FDT."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mis Bakhul Munir
"Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb. ) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, tetapi penggunaannya kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula tablet efervesen dengan bahan berkhasiat ekstrak kering temulawak sehingga dapat dikonsumsi sebagai suplemen sehat komersial. Tablet efervesen dibuat dengan metode granulasi basah mengunakan variasi jumlah effervescent mix dan bahan pemanis pada kondisi kelembaban relatif (RH) 40% dengan suhu 25°C. Ketiga formula tablet efervesen yang dibuat memenuhi syarat evaluasi granul dan tablet efervesen.
Hasil analisis kesukaan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kesukaan terhadap penampilan dan aroma dari ketiga formula tablet efervesen, namun ada perbedaan tingkat kesukaan terhadap rasa dari ketiga formula yang dibuat. Dari ketiga formula yang telah diujikan pada responden, fomula I dengan jumlah effervescent mix 80% dan aspartam 1,5 % memiliki rasa yang lebih disukai dibandingkan formula II dengan jumlah effervescent mix 80% dan aspartam 2,5 % dan formula III dengan jumlah effervescent mix 80% tanpa penambahan aspartam. Dari hasil penelitian ini diharapkan tablet efervesen ekstrak temulawak dapat menjadi produk suplemen yang dapat dipasarkan.

Curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) has many benefits for health and medical use, but its usefulness is less than optimal. Therefore a study aimed at gaining effervescent tablets formula with dried ginger extract that can be consumed as a healthy commercial supplement are conducted. Effervescent tablets prepared by wet granulation method with various concentration of effervescent mix and sweetener on the condition of relative humidity (RH) 40% in a temperature of 25°C. Three effervescent tablets formula are designed to meet the effervescent granules and tablets evaluations.
The analysis shows that there is no different level of preference for appearance and aroma of three effervescent tablets formula, but there are different in taste. Based on survey, formula I with 80% of effervescent mix and 1,5% of aspartame is more preferable than formula II with 80% of effervescent mix and 2,5% of aspartame and formula III with 80% of effervescent mix without aspartame. Results of this study are expecting effervescent tablet from ginger extract as supplement can be marketed.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhly Hakim Mahmudi
"Tablet lepas lambat merupakan tablet yang mampu memperlama pelepasan obat dalam saluran cerna untuk memperpanjang durasi kerja obat dengan menggunakan matriks sebagai salah satu komponen utamanya Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh eksipien koproses polivinil alkohol amilosa tersambung silang ko PVA CLA6 sebagai matriks pada tablet lepas lambat Ko PVA CLA6 dihasilkan dengan cara koproses PVA dengan CLA6 dengan perbandingan 1 1 1 2 dan 2 1 Ko PVA CLA6 yang telah diperoleh dikarakterisasi sifat fisik kimia dan fungsionalnya Ko PVA CLA6 memiliki derajat subtitusi fosfat 0 0681 kemampuan mengembang yang cukup baik memiliki viskositas yang cukup besar tetapi dengan kekuatan gel yang lemah Tablet dengan matriks ko PVA CLA6 diformulasikan dengan metode granulasi kering dan seluruhnya memenuhi persyaratan evaluasi tablet Profil pelepasan natrium diklofenak dari tablet yang mengandung matriks ko PVA CLA6 dengan perbandingan 1 1 F1 1 2 F2 dan 2 1 F3 dalam medium basa dapar fosfat selama 8 jam menunjukkan profil pelepasan obat yang diperlambat Q 20 45 dengan kinetika pelepasan orde nol Oleh karena itu formula F1 F2 dan F3 dapat diaplikasikan sebagai formula sediaan tablet lepas lambat untuk pemakaian selama 32 jam.

Sustained release tablet is the tablet which can retard drug release in gastro intestinal track to increase duration of drug effect This present research was intended to produce coprocessed excipient polivinyl alcohol cross linked amylose co PVA CLA6 as matrix for sustained release tablet Co PVA CLA6 was produced by coprocessing between PVA and CLA6 with a ratio of 1 1 1 2 and 2 1 The obtained coprocessed PVA CLA6 was characterized physically chemically and funtionally Coprocessed PVA CLA6 has subtitution degree of phosphate 0 0681 had good enough swelling index also high enough viscosity but low gel strenght Tablets with coprocessed PVA CLA6 as matrix was formulated by dry granulation method and passed tablet evaluations test The release profile of sodium diclofenac from tablet which contained matrix from coprocessed PVA CLA6 with a ratio 1 1 F1 1 2 F2 and 2 1 F3 in base medium of phosphate buffer for 8 hours showed the sustained release profile Q 20 45 which follow the zero order kinetic Thus F1 F2 and F3 tablets formulation could be applied as sustained release tablet formula and could retard drug release up to 32 hours."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astried Leonyza
"Sustained release tablet is solid oral dosage form which is designed to release drugs slowly in the body. This research was conducted to make and characterize the cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose as matrix for sustained release tablet with diclofenac sodium as the model drug. Cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose (CL6 Co-PVA-A) was resulted from coprocessed excipient of polyvinyl alcohol-amylose (Co-PVA-A) that have been crosslinked with sodium trimetaphosphate. Meanwhile, Co-PVA-A was originated from two excipients, which are polyvinyl alcohol and amylose that have been coprocessed with ratio 1:2, 1:1, and 2:1. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A properties were characterized physically, chemically, and functionally. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A were formulated with dry granulation method in sustained release tablet as matrix. Furthermore, the sustained release tablets were evaluated and the drug release profiles were studied. As results, substitution degree of CL6 Co-PVA-A 1:2, 1:1, and 2:1 are respectively 0.080; 0.069; and 0.086. Those excipients have good swelling capability and gel strength that are 5.02; 5.22; and 5.12 gf. All sustained release tablet passed the requirement of weight variation, hardness, friability, and assay. CL6 Co-PVA-A as matrices (F1, F2, and F3) showed first order (F1) and zero order (F2 and F3) drug release kinetics. This study suggested that the tablets can be applied as sustained release tablets and retard drug release up to 16 hours.

Sustained release tablet is solid oral dosage form which is designed to release drugs slowly in the body. This research was conducted to make and characterize the cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose as matrix for sustained release tablet with diclofenac sodium as the model drug. Cross-linked excipient of coprocessed polyvinyl alcohol-amylose (CL6 Co-PVA-A) was resulted from coprocessed excipient of polyvinyl alcohol-amylose (Co-PVA-A) that have been crosslinked with sodium trimetaphosphate. Meanwhile, Co-PVA-A was originated from two excipients, which are polyvinyl alcohol and amylose that have been coprocessed with ratio 1:2, 1:1, and 2:1. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A properties were characterized physically, chemically, and functionally. Co-PVA-A and CL6 Co-PVA-A were formulated with dry granulation method in sustained release tablet as matrix. Furthermore, the sustained release tablets were evaluated and the drug release profiles were studied. As results, substitution degree of CL6 Co-PVA-A 1:2, 1:1, and 2:1 are respectively 0.080; 0.069; and 0.086. Those excipients have good swelling capability and gel strength that are 5.02; 5.22; and 5.12 gf. All sustained release tablet passed the requirement of weight variation, hardness, friability, and assay. CL6 Co-PVA-A as matrices (F1, F2, and F3) showed first order (F1) and zero order (F2 and F3) drug release kinetics. This study suggested that the tablets can be applied as sustained release tablets and retard drug release up to 16 hours."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Mutsnaini
"Xilitol merupakan senyawa poliol alami yang banyak ditemukan pada buah dan sayuran. Sebagai pemanis atau pengganti gula, xilitol diperbolehkan penggunaanya dalam bidang farmasi, produk kesehatan oral, dan makanan. Produksi xilitol dapat dilakukan melalui pendekatan bioteknologi; proses fermentasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh hidrolisat tandan kosong kelapa sawit dengan konsentrasi xilosa yang tinggi, serta memperoleh kondisi optimum fermentasinya menjadi xilitol menggunakan Debaryomyces hansenii. Optimasi hidrolisis tandan kosong kelapa sawit dilakukan menggunakan katalis asam oksalat, sedangkan optimasi kondisi fermentasi produksi xilitol meliputi: konsentrasi substrat, aerasi, dan penambahan ion logam.
Kondisi optimum hidrolisis dengan konsentrasi xilosa tertinggi didapatkan pada kondisi hidrolisis menggunakan 6,0 % asam oksalat dengan suhu 121°C dan tekanan 1 atm, selama 60 menit. Sedangkan dalam optimasi kondisi fermentasi, didapatkan bahwa kondisi aerasi optimum diperoleh pada keadaan semi anaerob (volume 100,0 mL dalam erlenmeyer 250,0 mL), yang menghasilkan xilitol sebesar 41,74 g/L dari konsentrasi substrat sebesar 10,0 %.
Selanjutnya, dengan penambahan ion logam menyebabkan terjadi penurunan produksi xilitol. Secara berturut-turut, dihasilkan yield value sebesar 4,90 % dalam penambahan ZnSO4.7H2O, 7,58 % dalam penambahan FeSO4.7H2O, 5,59 % dalam penambahan CaCl2.2H2O, dan 6,12 % dalam penambahan CuSO4.5H2O.

Xylitol is a polyol compound which is naturally found in many fruits and vegetables. As a sweetener or sugar substitute, xylitol is allowed for its use in pharmaceutical, oral health care product, and foods. Production of xylitol can be done through biotechnological approache; the fermentation process.
The purposes of this research is to obtain hydrolyzates of oil palm empty fruit bunch with high xylose concentration, and to obtain optimum fermentation condition into xylitol using Debaryomyces hansenii. Hydrolysis optimization of oil palm empty fruit bunch was done by using oxalic acid catalyst, while the optimization of fermentation condition for xylitol production included: substrate concentration, aeration, and metal ion addition.
The optimum condition of hydrolysis with highest xylose concentration was obtained in hydrolysis condition that used 6.0 % oxalic acid with temperature of 121°C and pressure of 1 atm, for 60 minutes. While for the optimization of fermentation conditions, it was found that the optimum aeration condition was obtained in a state of semi-anaerobic condition (100.0 mL of medium volume in erlenmeyer of 250.0 mL), the xylitol yield was 41.74 g/L from 10.0 % substrat concentration.
Furthermore, with the addition of metal ions inducing a reduction of xylitol production. Succesively, the result of its yield value are 4.90 % in addition of ZnSO4.7H2O, 7.58 % in addition of FeSO4.7H2O, 5.59 % in addition of CaCl2.2H2O, and 6.12 % in addition of CuSO4.5H2O.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanty Citra Dewi
"Gel adalah suatu sediaan yang baik sebagai sabun mandi, karena mudah dibilas dan memiliki penampilan fisik yang baik. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama pada hasil fraksinasi diklorometana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah formulasi gel sabun mandi yang mengandung fraksi diklorometana dari ekstrak metanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 0,03; 0,08 dan 0,13% memiliki aktivitas antioksidan dan kestabilan fisik. Penentuan aktivitas antiokidan fraksi dan sediaan gel dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (29±2°C) dan suhu tinggi (40±2°C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 rata-rata dari fraksi diklorometana kulit buah manggis sebesar 14,09 ppm, dan gel 0,13% fraksi diklorometana kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi yaitu 17379,32 ppm bila dibandingkan dengan gel 0,03% fraksi diklorometana kulit buah manggis (31576,08 ppm), gel 0,08% fraksi diklorometana kulit buah manggis (20890,62 ppm) dan gel vitamin C sebagai blanko positif (52904,46 ppm). Sediaan gel sabun mandi yang mengandung fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,03; 0,08 dan 0,13% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2°C), suhu kamar (29±2°C) dan suhu tinggi (40±2°C)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Cahya Saputra
"Hiperpigmentasi pada kulit manusia yang disebabkan oleh sintesis melanin yang berlebihan sangat mengurangi estetika penampilan seseorang. Upaya untuk mengatasi hiperpigmentasi adalah dengan mencari senyawa pemutih yang dapat menurunkan jumlah melanin yang disintesis pada kulit, yaitu senyawa penghambat enzim tirosinase. Telah diketahui daun trengguli (Cassia fistula L.) memiliki efek dalam menghambat aktivitas enzim tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak dan fraksi pada genus tanaman yang sama yaitu kulit batang johar (Cassia siamea Lam.) memiliki efek yang serupa atau tidak. Tiga ekstrak kulit batang johar yang diuji yaitu ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi akhir 250 ppm. Kemudian dilakukan fraksinasi pada ekstrak dengan aktivitas penghambatan tertinggi menggunakan kromatografi kolom dipercepat hingga didapat fraksi-fraksi. Fraksi kembali diuji pada konsentrasi akhir 250 ppm. Dilakukan identifikasi fitokimia pada ekstrak dan fraksi dengan aktivitas penghambatan tertinggi. Didapatkan ekstrak metanol memiliki aktivitas penghambatan enzim terbesar dengan persentase inhibisi sebesar 22,56711% dan fraksi dengan aktivitas penghambatan tertinggi adalah fraksi metanol E dengan persentase inhibisi sebesar 19,1919%. Diketahui ekstrak metanol mengandung glikosida, saponin, antrakuinon, steroid, terpenoid, dan tanin, sedangkan fraksi metanol E mengandung glikosida, antrakuinon, steroid, terpenoid, dan tanin.

Hyperpigmentation on human skin caused by excessive melanin sythesis is very uncomfortable for personal’s esthtetics. The effort to reduce hyperpigmentation is discovering whitening skin agent which is able to reduce melanin content synthesized by skin, though the tyrosinase enzyme inhibition. It had been known that the leaves of trengguli (Cassia fistula L.) have tyrosinase enzyme inhibition activity. The purpose of this research is to know whether the extract and fraction on the same genus plant of johar (Cassia siamea Lam.) stem bark have the same activity or not. Three extracts of johar were tested; n-hexane, ethyl acetate, and methanol extract on final concentration 250 ppm. Then highest inhibition activity extract was fractionated by vacuumed column chromatography to be some fractions. Fractions were again tested on final concentration 250 ppm. The highest inhibition activity extract and fraction were identified phytochemically. The result is methanol extract is the highest inhibition activity with inhibitory percentage 22,56711% and the highest inhibition activity fraction is methanol fraction E with inhibitory percentage 19,1919%. The methanol extract has glycoside, saponin, anthraquinone, steroid, terpenoid, and tannin, on the other hand methanol fraction E has glycoside, anthraquinone, steroid, terpenoid, and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trie Gusti Lingling
"Xantin oksidase mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Kadar asam urat yang meningkat memiliki keterkaitan terhadap penyakit hiperurisemia, yaitu kelainan biokimiawi yang ditandai dengan kadar asam urat dalam darah yang tinggi (7 mg/dL untuk laki-laki dan 6 mg/dL untuk wanita). Salah satu tanaman obat yang telah dilaporkan mempunyai efek terhadap penyakit hiperurisemia adalah Averrhoa bilimbi L. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai penghambatan dari fraksi etil asetat daun Averrhoa bilimbi L. dan mengidentifikasi golongan senyawa kimianya. Serbuk daun dimaserasi dengan metanol 80%, kemudian dilakukan fraksinasi menggunakan corong pisah dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Selanjutnya fraksinasi dilanjutkan dengan kromatografi kolom dari fraksi etil asetat dengan fase diam silika gel dan fase gerak heksan : etil asetat diperoleh 26 fraksi, 5 fraksi dengan bobot terbesar dilakukan uji penghambatan aktivitas xantin oksidase. Fraksi teraktif adalah fraksi Y dengan nilai IC50 21,92 μg/mL. Kinetika penghambatan menggunakan Plot Lineweaver-Burk menunjukkan bahwa fraksi Y mempunyai aktivitas penghambatan yang bersifat kompetitif. Dari hasil identifikasi yang dilakukan, fraksi Y yang diperoleh merupakan golongan fenol dan flavonoid.

Xanthine oxidase catalyses oxidation of hypoxanthine to xanthine and then to uric acid. Increasing uric acid levels have related to hyperurisemia, which is a biochemical abnormalities signed by high level of serum uric acid. It was result of overproduction or underexcretion of uric acid or combination of both. The purpose of this research was to fractionated, the ability Averrhoa bilimbi L. leaves in inhibiting xanthine oxidase activity and identification of chemical constituents. The powder leaves were maserated with 80% methanol and further partitioned with n-hexane and ethyl acetate. The next partition was separated by column chromatography from ethyl acetate fraction with stationary phase silica gel dan mobile phase n-hexane : ethyl acetate. The result is, fraction Y by fraction ethyl acetate had activity to xanthine oxidase with IC50 values 21.92 μg/mL. The kinetics of inhibition with Lineweaver-Burk Plot showed that the fraction Y was a competitive inhibitor of xanthine oxidase. Based on identification, fraction Y was indicated of fenol and flavonoid groups."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>