Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Upik S.A.D. Susongko
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S26302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA2240
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Maurin
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
TA2194
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Statue regulation in the wage field do not discriminate wages between males and females. In fact there are some national private corporation occuring in Sleman, where different wages are given to males and females. The difference lies on the gift at allowance to married males and females."
2006
340 JEPX 26:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyono
"Sistem pengupahan di suatu perusahaan mencerminkan strategi bisnis yang dianut perusahaan tersebut. Talisman Energy, dengan Talisman Asia Ltd sebagai perwakilannya di Indonesia, menempatkan "maximizing shareholder's return" sebagai misi pokoknya. Dalam berinvestasi, Talisman bersikap sangat hati-hati dan konservatif, dengan memilih hanya investasi yang benar-benar menguntungkan dan menghindari investasi yang beresiko tinggi. Di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan melakukan akuisisi pada awal kehadirannya di tahun 1993 atas dua daerah konsesi yang sudah terbukti menghasilkan minyak (meskipun volumenya tergolong kecil), yaitu di Ogan Komering (Sumatera Selatan) dan Tanjung Raya (Kalimantan Selatan).
Talisman berusaha mempertahankan bentuk organisasi yang ramping, dengan merekrut calon tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Tenaga yang demikian biasanya lebih sulit didapat dan menginginkan tingkat upah yang relatif tinggi. Dalam organisasi yang ramping, kesempatan melakukan rotasi, mutasi dan promosi pun terbatas. Starting salary yang relatif tinggi juga berarti peluang untuk naik gaji relatif terbatas.
Di samping kesulitan dalam hal rekrutmen, Talisman telah kehilangan 6 pegawai di tingkat profesional senior dalam waktu tiga tahun terakhir, yang umumnya mendapat posisi dan imbalan yang lebih baik dengan perusahaan lain.
Meskipun Talisman telah memposisikan diri pada P 60 dari segi upah total setahun di antara 8 perusahaan migas lainnya di Indonesia, sebagian besar pegawai masih merasa bahwa upah mereka kurang kompetitif. Selain upah, mereka merasa bahwa kesempatan untuk berkembang (development opportunity) di Talisman untuk mereka sangat terbatas (Employee Attitude Survey 2004). Perlu dicatat, bahwa 12 dari 24 perusahaan migas peserta survei justru telah menyederhanakan upah mereka dengan memasukkan Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Transportasi ke dalam Gaji Pokok sehingga Gaji Pokok kelihatan jauh lebih besar. (Mereka menyebutnya sebagai "clean wage", istilah yang sebenarnya kurang tepat karena kenyatannya mereka juga masih membayarkan THRK dan Tunjangan Cuti).
Untuk membantu Talisman mengatasi permasalahan tersebut di atas, penulis merekomendasikan serangkaian tindakan sebagai berikut:
- Mengambil market positioning yang lebih agresif bagi pegawai pada beberapa posisi yang critical, dengan memberikan kompensasi yang lebih kompetitif.
- Melakukan restrukturisasi upah dengan memperlebar spread dan menggunakan sistem clean wage. Di samping itu, juga membekukan pemberlakuan Variable Pay, yang selama ini nampaknya kurang efektif.
- Memperbaiki sistem Manajemen Kinerja dengan memperjelas parameter pengukuran serta mengefektifkan kegiatan coaching and counseling untuk memberi umpan balik atas kinerja pegawai.
- Mempertajam perbedaan besaran Merit Increase untuk masing-masing kriteria penilaian kinerja.
- Memperbaiki iklim kerja dengan mengintensifkan komunikasi melalui penyelenggaraan townhall meeting secara teratur dan terencana.
- Meningkatkan peluang internasionalisasi melalui koordinasi dengan international locations yang lain maupun dengan Corporate HR. Menyediakan alternatif pengembangan lain melalui kesempatan belajar (S2) dengan memberlakukan binding clause untuk "memaksa" pegawai tinggal lebih lama setelah selesai belajar.
Untuk mendukung kedua perubahan di atas, Perusahaan terlebih dahulu perlu memperbaiki sistem Manajemen Kinerjanya dan iklim kerja, terutama dengan memperbaiki transparency dalam proses Penilaian Kinerja dan Merit Systemnya, di samping melakukan komunikasi secara lebih intensif dan terjadwal dengan karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prissilia Titisari
"PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai kebutuhan harian rumah tangga dan merupakan salah satu market leader di bidangnya. Sehingga perusahaan tersebut selalu berusaha menjaga imagenya di mata konsumen. Salah satu produknya yang merupakan sumber keuntungan utama perusahaan adalah produk shampo. Pada departemen packaging, khususnya divisi kemasan sachet, mengalami masalah dalam penimbangan akhir berat produknya. Meskipun sudah dibuat standar kapasitas produk optimal. Pelaksanaan pengaturan kran volume seringkali dilakukan berulang-ulang, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan membosankan. Kondisi ini menyebabkan keterlambatan dalam pencapaian target produksi dan penurunan keuntungan perusahaan.
Pada penelitian ini akan dicari solusi untuk menyelesaikan masalah volume. Cara yang dilakukan adalah dengan menambahkan alat pengatur volume yang lebih akurat, timbangan otomatis dan simulasi pemakaiannya dengan cara memahami sistem produksi. Model pemakaian alat diperagakan dengan menggunakan software powersim. Dengan mengikuti prinsip hukum Poiseuille dan persamaan kontinuitas.
Hasil perbandingan dua skenario yang dibuat, yaitu cara manual dan cara otomatis, menunjukkan bahwa skenario dengan sistem otomatis menghasilkan nilai volume produk rata-rata yang lebih mendekati volume yang diinginkan. Untuk proses dengan viskositas produk 4,5 kg/m.s dan diameter awal 0,01 m rataratanya adalah 0,0605 kg/s, untuk proses dengan viskositas produk 8 kg/m.s dan diameter awal 0,01 m rata-ratanya adalah 0,0602 kg/s, untuk proses dengan viskositas produk 4,5 kg/m.s dan diameter awal 0,03 m rata-ratanya adalah 0,0610 kg/s, untuk proses dengan viskositas produk 8 kg/m.s dan diameter awal 0,01 m rata-ratanya adalah 0,0607 kg/s.

PT Unilever Indonesia, Tbk is one of a leader of personal care manufacturer, so that the company always tries to keep its image for the consumer. One of its products which is the most profitable is shampo. In packaging departement, especially in sachet division, have a problem on its product capacity. Eventhough they have made optimum standard of product capacity, they always make a big gap of capacity from its standard. The operation of volume valve is done repeatedly, spending so much time and boring. This condition causes delay of achieving target production and decreases the company's result.
In this research will be searched a solution to overcome capacity's problem. This is done by adding more accurate device (more sensitive) and giving a simulation of its device by understanding production system. This demonstration uses powersim software based of Poiseuille principle and continuity equation. Comparing of 2 scenarios that has been made, those are manual scenario and automatic scenario, it is found that the best scenario is automatic scenario with 3 automatic systems.
As a result, it is found that the average volume for process with viscosity 4,5 kg/m.s dan start up diameter 0,01 is 0,0605 kg/s, the average volume for process with viscosity 8 kg/m.s dan start up diameter 0,01 is 0,0602 kg/s, the average volume for process with viscosity 4,5 kg/m.s dan start up diameter 0,03 is 0,0610 kg/s, the average volume for process with viscosity 8 kg/m.s dan start up diameter 0,03 is 0,0607 kg/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung Yayasan Akatiga 1994,
331.11 Tin
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada sistem pengkondisian udara secara sentral, salah satu alat proses yang
penting adalah alat penukar kalor (heat exchanger). Alat ini digunakan pada proses
evaporasi dan kondensasi. Pada studi sebelumnya diketahui bahwa fouling factor
yang didapat adalah sebesar 7,36 . 10-5 jauh dibawah standar yang ditetapkan yaitu
sebesar 0,002. Oleh karena itu dilakukan suatu analisa kinerja alat penukar kalor ini.
Dalam studi ini analisa dilakukan dengan cara perhitungan ulang pada alat
penukar kalor tersebut. Pada alat penukar kalor ini, fluida panas berupa air dialirkan
pada bagian tabung dengan temperatur masuk adalah 57,2 °F dan keluar sebesar 50
°F. Kapasitas kalor total adalah sebesar 350000 Btu/jam dan temperatur refrigeran
adalah 38,2 °F menggunakan refrigeran jenis R114. Perhitungan dibagi menjadi dua
tahap yaitu lahap perancangan menggunakan metoda Frans dan tahap penentuan
kinerja alat menggunakan metoda Kern.
Dengan menggunakan dua metoda tersebut didapat hasil akhir adalah sebesar
0,0048 untuk fouling factor dan 9,79 psi unluk Pressure Drop. Untuk mendapatkan
hasil tersebut dilakukan perubahan pada diameter tabung bagian dalam (ID) sebesar
0,652 in dari ID mula-mula sebesar 0,606 in dan mengefisiensikan jumlah tabung dari
sekitar 400 menjadi 68 buah.
Penyesuaian alat penukar kalor ini ditekankan pada beban yang diterima,
dikarenakan alat penukar kalor sebelumnya dirancang untuk menerima beban panas
sebesar lebih dari 1 juta Btu/jam sementara beban yang dibutuhkan setiap hari rata-rata
adalah 350000 Btu/jam, sehingga transfer panas dihasilkan lebih efisien dibandingkan kondisi awal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>