Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Erny Sholihah
"Berbagai orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pada akhirnya harus menghadapi beragam jenis aktivitas komunikasi dalam pekerjaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang adalah tingkat kecemasan komunikasi. Kecemasan komunikasi pada pekerja menarik untuk diteliti karena tidak saja hanya berdampak pada karir seseorang tetapi juga pada kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan komunikasi pada pekerja lulusan Komunikasi dan non-Komunikasi di Indonesia. Penelitian dilatarbelakangi oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya faktor biologis dan non-biologis yang membedakan tingkat CA pekerja, diantaranya frekuensi presentasi, lama bekerja, usia, dan pengalaman memimpin tim. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey dengan instrumen kuesioner Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berlatar belakang pendidikan jurusan Komunikasi memiliki tingkat CA yang lebih rendah daripada pekerja yang berlatar belakang pendidikan jurusan non-Komunikasi. Namun, selain faktor latar belakang pendidikan, terdapat faktor lainnya juga yang dapat membedakan tingkat CA antara para pekerja, yaitu frekuensi presentasi, lama bekerja, usia, dan pengalaman memimpin tim.

All people with a different educational background will eventually face various types of communication activities in their work. One of the factors that influence individual communication behavior is the level of communication apprehension. Communication apprehension in worker is interesting to study because it is not only affects individual careers but also on organizational performance. This study aims to determine the differences in the level of communication apprehension among Communication and non-Communication graduate workers in Indonesia. This research is motivated by the results of previous studies which show the existence of biological and non-biological factors that influence the CA level of workers, including the frequency of presentation, length of work, age, and experience leading the team. This quantitative research uses a survey method with the Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24) questionnaire instrument. The results showed that workers with educational background majoring in Communication had a lower level of CA than workers with educational background majoring in non-Communication. However, apart from educational background factors, there are other factors that can make a difference of CA level between workers, as has been proven in previous studies, namely the frequency of presentation, length of work, age, and experience of leading the team."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Honolulu: An East-West Center Book, 1976
301.14 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Honolulu: An East-West Center Book, 1978
301.14 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Soegeng Wahyuniarti
"ABSTRAK
Pemerintah berkewajiban menyediakan sarana akses telekomunikasi di daerah
yang dianggap tidak “profit oriented” oleh industri telekomunikasi, yang dikenal
dengan Kewajiban Pelayanan Universal (KPU). Untuk memenuhinya, BP3TI
diberikan amanat untuk melakukan pengelolaan terhadap penyediaan jasa akses
KPU/USO di daerah perdesaan, terpencil dan pulau terluar. Program ini dapat
dikatakan sebagai produk inovasi yang memberikan solusi bagi masyarakat. Agar
dikenal luas, maka BP3TI sebagai organisasi pemerintah perlu melakukan
pemasaran sosial yang bertujuan untuk melakukan perubahan perilaku masyarakat
menjadi lebih baik. Tujuan pemasaran sosial, sejalan dengan tujuan difusi inovasi
yang memungkinkan terciptanya adopsi terhadap produk inovasi. Sehubungan hal
tersebut, dibutuhkan penerapan prinsip bauran pemasaran (marketing mix) serta
penggunaan Integrated Marketing Communication (IMC) dalam melakukan difusi
inovasi dengan mendorong keputusan untuk menerima inovasi. Penelitian
kualitatif ini berupaya menggambarkan bentuk bauran pemasaran sosial
(marketing mix) serta pelaksanaan IMC yang dilakukan oleh BP3TI dalam proses
difusi inovasi program jasa akses KPU/USO. Dari penelitian ini terlihat bahwa
pemenuhan prinsip bentuk bauran pemasaran sosial (marketing mix) serta
pelaksanaan IMC telah sesuai dengan proses difusi inovasi sehingga mampu
mendorong adanya proses keputusan inovasi (the innovation-decision process).

ABSTRACT
The government is obliged to provide the means of telecommunications access in
the areas which are considered unproductive by the telecommunications industry,
which are known as universal service obligation (USO). In order to fulfill it,
BP3TI was given the mandate to manage USO in rural, remote and outer islands.
This program can be regarded as the product of innovations that provide solutions
for the community. In order to be widely known, BP3TI as government
organizations need to conduct social marketing programs which aims to change
people's acceptance toward the programs. The objectives of social marketing are
in tune with the goal of diffusion of innovations which lead to an adoption of
innovation. Therefore, it requires the implementation of the principles of the
marketing mix and Integrated Marketing Communication (IMC) in conducting the
diffusion of innovations by urging the acceptance of innovation. The purpose of
this study is to describe the social marketing mix principles and the
implementation of IMC by BP3TI in the process of diffusion of innovation for
USO. The findings in this study shows that the fulfillment of the principles of
social marketing mix as well as the implementation of IMC has succed to
encourage the innovation decision process."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraeni
"Tesis ini membahas pmoses adopsi inovasi kebijakan pemerintah tentang program konversi dari minyak tanah ke LPG. Hasil penelitian menjadi modiiikasi alas teori difusi inovasi dari Everett M. Rogers. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Analisa penelitian menegaskan bahwa proscs adopsi inovasi berlangsung dengan proses instan, konstruksi realitas secara strategis dibentuk oleh komunikasi koersif dan coersiveness mendorong keinovatifan masyarakat. Komunikasi kebijakan publik dengan komunikasi koersif dinilai efektif dalam mempengaruhi keputusan adopsi elpiji oleh masyarakat tmdisional dan bersikap skeptis dalam menerima perubahan. Namun di sisi yang lain tekanan pemcrintah dapat memberikan pengaruh sosial yang negatif bagi masyarakat.

The thesis analyzes the diliission of innovation process about the energy convcrtion program from kerosene to LPG. The result of this research shows as a modilication to diffusion of imtovation theory by Everett Rogers. The decriptive qualitative methods is used to analyze the adoption process of the conversion program from kerosene to LPG. Based on the research shows that the adoption process has proceeded instantly through coercive process, constructive reality is developed strategically through coersive communication and coersiveness forms society innovatiness. Govemment is advised to pay attention on the impact of coerciveness that might cause negative aspect to the people who has convened to LPG. Communicating public policy through coercive process is effective in forming an innovation decision among the traditional society with sceptical behaviour."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33829
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzanah Fauzan El Muhammady
"Penelitian ini dilakukan di wilayah Pasar Mayestik Jakarta Selatan dan dipilih sebagai lokasi penelitian karena terdiri dari para kaum pedagang yang berasal dari berbagai multietnik yang mana sehari-harinya mereka sering melakukan kontak budaya dan telah lama berjualan secara turun-temurun serta dapat hidup berdampingan secara damai dengan pedagang lain yang berbeda budaya.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan bagaimana tingkat kompetensi komunikasi antarbudaya kaum pedagang di Pasar Mayestik, yakni kaum pedagang yang berasal dari etnis Padang dan pedagang etnis Sunda dalam menjalani proses interaksi, dan bagaimana pengaruh budaya asli mampu mempengaruhi pengaktualisasian kompetensinya dalam menjalani aktifitas sehari-hari di Pasar Mayestik tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran secara mendalam bagaimana tingkat kemampuan atau kompetensi kaum pedagang Pasar Mayestik khususnya etnis Padang dan etnis Sunda dalam mengaktualisasikan perilaku komunikasi antarbudayanya dalam berinteraksi, dan bagaimana peran budaya asli sangat mampengaruhi perilaku komunikasinya.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan komunikasi antarbudaya dalam lingkup penelitian berupa ideographic yang mencari "a truth"(kebenaran) dari objek penelitian dan menggunakan metode kualitatf yang berupa studi kasus. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang relevan dengan judul penelitian, menggunakan teknik wawancara, dan pengamatan dalam versi aliran interaksonisme. Adapun populasi penelitian ini adalah para informan pedagang yang berasal dari etnis yang mendominasi wilayah Pasar Mayestik yakni etnis Padang dan Sunda yang dipilih berdasarkan kriteria penilaian kualitas penelitian dan paradigma konstruktivistis, di mana tingkat kualitas kebenaran (validity) dan kepercayaan (reliability) penelitian ini menggunakan dasar kriteria "trustworthiness" (tingkat nilai kepercayaan) dan "authenticity' (keaslian).
Pada proses interaksi kaum pedagang etnis Padang dan pedagang etnis Sunda di Pasar Mayestik, terlihat suatu proses komunikasi antarbudaya yang cukup potensial. Meskipun dengan latar-belakang kultur yang berbeda dan dipengaruhi oleh faktor internal (motivasi, pengetahuan, dan keterampilan) dan faktor eksternal (Situasi lingkungan, posisi tempat berdagang, dan jenis barang dagangan), namun mereka mampu mengaktualisasikan kompetensi komunikasi antarbudayanya secara efektif (effectiveness) dan layak (appropriateness) sehingga mampu secara berdampingan hidup rukun dan damai dalam menciptakan hubungan sosial antar sesama pedagang lainnya hingga dalam kurun waktu yang cukup lama.
Dengan mengaktualisasikan kompetensi komunikasi antarbudaya yang mereka miliki baik itu dari segi tie affective process, the cognitive process, dan the behavioral process, maka secara tidak langsung mereka telah mampu mereduksi hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahpahaman atau konflik dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perbedaan yang timbul dari hasil hubungan interaksi yang terjadi antar sesama pedangang dengan secara baik pula.
Dan dengan kompetensi komunikasi antarbudaya tersebut mereka mampu memahami perbedaan-perbedaan yang muncul dan pertemuan berbagai kebiasaan dan perilaku yang mereka bawa dari kultur mereka masing-masing pada saat berinteraksi, dan kemudian menciptakan nuansa-nuansa baru dalam pola-pola komunikasi tertentu antar sesama mereka sehingga pola-pola tersebut dapat mereka pahami, akui, dan disepakati secara bersama-sama sehingga membentuk suatu keselarasan dalam berkomunikasi dalam menjalani aktifitas kehidupan interaksinya.

The research is performed in Pasar Mayestik area, a traditional market in South Jakarta. The merchants of Pasar Mayestik consist of multiethnic traders who have made daily cultural contact in merchandising activities for years. Although they come from different cultural background, the merchants have stayed side by side in the community.
Beside to measure the competency level of intercultural of intercultural communication between the Padangnesse and Sundanesse merchants, this research is aimed to find out the impact of original culture in competency actualization.
This is a descriptive research using intercultural communication approach in ideographic scope. Data gathering techniques case study chosen for the research are: interview and observation. The population of the research are the Pasar Mayestik merchants coming from dominant ethnics; Padangnesse and Sundanesse. These ethnics is selected based on validity and reability level using criterion "trustworthiness" and "authenticity".
Intercultural communication between Padangnesse and Sundanesse merchants in Pasar Mayestik have been running effectively. The differences between these ethnics such as internal factors (motivation, knowledge, and skills) and external factors (environment, position, and merchandising goods) can be reduced significantly so that they can form an effective communication.
By actualizing the competency of intercultural communication through the effective process, the cognitive process and the behavioral process, these merchants can prevent the potential conflict. Furthermore, they can create a unity in difersity among the merchants come from various culture in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reek Mustika
"PenelitiPenelitian ini melihat bagaimana proses translasi yang terjadi ketika inovasi teknologi portal intranet diterapkan di Kementerian Kominfo.Konsep difusi inovasi dan actor network theory digunakan dalam penelitian ini. Pendekatannya adalah kualitatif, dengan metode studi kasus. Unit analisis yang diteliti berupa aktor manusia dan non-manusia. Aktor manusia yaitu inisiator dan beberapa pengguna portal intranet, kemudian aktor non-manusia antara lain aplikasi intranet dan forum diskusi yang berada di portal intranet.
Hasil penelitian menunjukkan proses translasi terjadi melalui tahap problematisasi di mana inisiator menawarkan inovasi intranet pada aktor-aktor. Dilanjutkan dengan tahap interressement di mana portal intranet didesain inisiator sebagai single gateway bagi aplikasi e-government. Enrollment berupa pembelokkan akses untuk mengakses internet dengan cara login terlebih dahulu menuju portal intranet dan terakhir adalah mobilisasi yang terjadi ketika portal intranet Kominfo digunakan sebagai wadah untuk berbagi ilmu dan forum diskusi. ANT sebagai teori yang dapat mengungkap relasi persoalan antar aktor, menekankan pada translasi dalam proses terbentuknya jaringan (network).

This research is explain how translation process occured when internet portal technology innovation is implemented in the Ministry of Communication and Information. Diffusion innovation and Actor Network Theory concept are used in this research. Qualitative approach with study case method is used for this research. The object of analyst to be examined are human actors and non-human. The human actor is an initiator and several internet portal users and the non-human such us internet application and discussion forum which is on the internet portal.
The research result shows translational process occurs through the problematization phase where the initiator offers intranet innovation to the actors. Followed by interessement phase where the intranet portal designed by initiator as a single gateway for e-government applications. Enrollment is in the form of diverting the internet access by logging on to the intranet portal and mobilization that occurs when Kominfo intranet portal is used as a place for sharing knowledge and discussion forums. ANT as a theory which can reveal the relationship problems between actors, emphasizing the translation in the formation process of the network.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahyudin Syafei
"Dalam suatu negara yang sedang melaksanakan program pembangunan (untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan kualitas hidup masyarakatnya), maka tentunya berbagai persoalan yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan pembangunan itu sendiri merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan proses pembangunan itu harus ditempuh dalam tahapan-tahapan dan meliputi banyak hal. Perubahan-perubahan dengan sendirinya akan terjadi, baik yang positif maupun yang negatif dan yang mungkin berasal dari luar maupun dari lingkungan masyarakat. Perubahan yang dimaksud termasuk perubahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Salah satu faktor penting sebagai sumber perubahan dalam masyarakat adalah masuknya atau diperkenalkannya ide-ide baru atau hal-hal baru dalam masyarakat. Masuknya ide-ide baru atau hal-hal baru itu sebagai akibat adanya interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan lainnya, seperti misalnya antara pemimpin dengan pengikutnya. Jadi, perolehan ide-ide baru itu bisa bersumber dari orang perorang, saluran media massa (TV, radio, surat kabar), maupun lewat kunjungan keluar daerah (mobilitas geografis).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masuknya ide-ide baru atau hal-hal baru itu akan membawa perubahan-perubahan dalam diri seseorang yang dapat dilihat dalam sikap, perilaku, cara berpikir maupun tindakan. Seperti dalam penggunaan teknologi sederhana yang kemudian beralih kepada teknologi canggih dalam upaya meningkatkan hasil produksi mereka.
Melalui komunikasi yang hidup dalam masyarakat, akan terjadilah suatu proses dalam diri manusia, baik melalui pengenalan maupun pemahaman tentang sesuatu yang dikomunikasikan itu, yang pada akhirnya akan menghasilkan sikap menerima atau menolak terhadap hal-hal baru, yang ditawarkan kepada anggota masyarakat. Daniel Lerner, seorang tokoh yang berhasil mengungkapkan tentang pengaruh komunikasi dalam menggerakkan dan mempercepat proses modernisasi dalam masyarakat transisi yang sedang membangun.
Dalam karyanya itu dikatakan bahwa komunikasi (media massa), urbanisasi, dan literasi (pendidikan) mendorong masyarakat yang sedang berkembang meningkatkan mobilitas, psikis (mental) yang dituangkannya ke dalam konsep empati. Menurut Lerner dengan memiliki empati, anggota masyarakat secara kejiwaan akan menjadi personalitas yang mobil, yaitu mampu membayangkan masa depan menuju kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, anggota masyarakat yang memiliki empati itu akan berusaha untuk membangun dirinya dengan cara melakukan hal-hal baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>