Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seely, Samuel
New York: McGraw-Hill, 1956
621.384 SEE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Slurzberg, Morris
New York: McGraw-Hill, 1961
621.384 SLU e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Newnes, 2002
R 620.009 2 REF
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Murdiono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S38113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Edwin Hasan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqisani
"Peneliian ini menjelaskan aspek hukum aksi korporasi seperti merger, konsolidasi dan akuisisi penyelenggara telelomunikasi dalam memanfaatlan spektrum frekuensi radio di Indonesia. Aksi korporasi penyelenggara telekomunikasi dalam memanfaatkan spektrum frekuensi radio di Indonesia. Aksi korporasi penyelenggara telekomunikasi perlu dilakukan agar pemanfaatan spektrum frekuensi radio efejtif dan efisien. Efektifitas dan efisien pemanfaatan spektrum frekuensi radio dilakukan melalui pengaturan hukum single preserence policy on telecommunication sector (kepemilikan tunggal) di mana satu pihak hanya menjadi pemeggang saham pengendali pada satu badan hukum penyelenggara telekomunikasi. Pengaturan hukum tersebut merupakan salah satu cara untuk melakukan restruktuisasi penyelenggara telekomunikasi agar memperoleh struktur penyelenggata yang idel. Pengaturan hukumingle preserence policy on telecommunication sector wajib memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang hukum perusahaan, hukum telekomunikasi dan hukum persangan usaha yang sehat"
Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia kementrian komunikasi dan informatika, 2015
384 JPPKI 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifki Nugroho
"Industri telekomunikasi memiliki peluang di bidang IoT dengan menggelar teknologi LPWA sebagai jaringan aksesnya. Teknologi LPWA yang dapat diterapkan oleh operator telekomunikasi adalah teknologi NB-IoT. Teknologi NB-IoT merupakan pengembangan dari teknologi LTE dan dapat diterapkan dalam blok frekuensi LTE dengan mode inband atau guardband dan dapat juga diterapkan dengan mode outband yang menempati blok frekuensi tersendiri yang terpisah dari LTE. NB-IoT dengan mode inband dan guardband memiliki kendala dari sisi penentuan harga BHP yang nilainya berdasarkan harga BHP untuk LTE karena NB-IoT menempati blok frekuensi yang sama.
Pembebanan harga BHP layanan legacy untuk NB-IoT menjadi masalah karena BHP masih dihitung dengan skema industri legacy yang berbasis layanan untuk manusia sedangkan pada NB-IoT layanannya digunakan oleh mesin. Perbedaan model bisnis ini membuat harga BHP yang diterapkan belum tentu sesuai untuk bisnis layanan NB-IoT. Permasalahan kedua adalah pada penerapan BHP frekuensi NB-IoT dengan mode outband yang belum memiliki regulasi untuk menentukan besaran BHP-nya. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan pengujian terhadap kelayakan investasi NB-IoT mode inband yang terbebani dengan harga BHP legacy dan melakukan penghitungan harga BHP frekuensi yang sesuai untuk NB-IoT mode outband.
Pengujian dilakukan dengan pendekatan tekno ekonomi untuk menghasilkan angka net present value (NPV) sebagai indikator kelayakan investasi teknologi. Nilai NPV didapat dengan membuat cashflow investasi NB-IoT yang berdasarkan pada proyeksi kebutuhan spektrum, biaya CAPEX dan OPEX serta proyeksi revenue NB-IoT. Pengujian dilakukan dengan periode investasi di tahun 2018 hingga tahun 2022 di wilayah DKI Jakarta. Uji investasi NB-IoT mode inband memberikan nilai NPV sebesar -27.817.011.428 dengan harga BHP mengacu pada harga lelang frekuensi 2,1 GHz di tahun 2017.
Uji NPV yang kedua memberikan hasil sebesar -4.018.684 dengan harga BHP mengacu pada harga lelang frekuensi 2,3 GHz di tahun 2017. Nilai NPV pada investasi NB-IoT mode outband diuji menggunakan harga BHP ISR dengan pilihan aplikasi jasa wirelss data primer dan hasil NPV yang didapat adalah sebesar 35.466.419.374. Penelitian ini juga melakukan penghitungan untuk mendapatkan harga BHP yang sesuai untuk bisnis LPWA yaitu sebesar Rp. 1.156.833.369,- per MHz.

The telecommunication industry has an opportunity in the field of IoT by deploying LPWA technology as its access network. LPWA technology that can be applied by telecommunication operators is NB-IoT technology. NB-IoT technology is a development of LTE technology and can be implemented in LTE frequency blocks with inband or guardband modes and can also be implemented with outband mode that occupies separate frequency blocks from LTE. NB-IoT with inband and guardband modes have constraints from the BHP pricing whose value is based on BHP price for LTE because NB-IoT occupies the same frequency block.
The imposition of legacy BHP service prices for NB-IoT is a problem because BHP is still calculated by the legacy industry-based service scheme for humans while in NB-IoT its services are used by machines. This business model difference makes BHP price applied not necessarily suitable for NB-IoT service business. The second problem is the application of BHP frequency NB-IoT with outband mode that has not been regulated to determine the price of BHP. Therefore, this research will examine the feasibility of investment in NB-IoT loaded with legacy BHP price and calculate the corresponding BHP frequency price for NB-IoT outband mode.
The test is done with techno economic approach to generate net present value (NPV) as an indicator of technological investment feasibility. NPV value is obtained by making cashflow of NB-IoT investment based on spectrum requirement projection, CAPEX and OPEX cost and NB-IoT revenue projection. The test is done with the investment period in 2018 until 2022 within the area of DKI Jakarta. The investment test of NB-IoT inband mode gives the NPV value of -27.817.011.428 with BHP price referring to the 2.1 GHz frequency auction price in 2017.
The second NPV test gives a result of -4.018.684 with BHP price referring to the frequency auction price 2.3 GHz in 2017. The NPV value of the NB-IoT outband mode investment is tested using the BHP ISR price with the application choice of primary data wirelss services and the NPV yield obtained is 35,466,419,374. This research also does the calculation to get the appropriate BHP price for LPWA business which is Rp. 1.156.833.369, - per MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Charles
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi sangat erat kaitannya dengan perkembangan hukum dan juga sebaliknya perkembangan hukum disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Salah satu teknologi yang sangat pesat adalah sering perkembangan penggunaan radio sebagai sarana telekomunikasi. ITU sebagai tugas untuk gelombang salah satu badan khusus dari PBB mempunyai melakukan koordinasi dalam penggunaan gelombang radio, dilakukan melalui berbagai organ khusus yang utama dalam melakukan pengaturan itu yang telah dibentuk. Prinsip adalah bahwa radio tidak dapat menjadi hak milik suatu negara harus memperhatikan gelombang dan setiap negara dalam penggunaannya kepentingan negara lain. Selain itu ditekankan bahwa pemberian hak oleh ITU kepada suatu negara merupakan hak pakai, bukan merupakan hak pemilikan. Atas dasar ini, maka disusun suatu konvensi yang dinamakan International Telecommunication Union Convention. Konvensi ini terakhir telah direvisi pada tahun 1982 dalam suatu Plenipotentiary Conferences di Nairobi. Dengan adanya konvensi maka diharapkan pemakaian gelombang radio sebagai sumber daya alam yang terbatas dapat dilakukan dengan seefektif dan seefesien mungkin."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Sung-Moon Michael
"This book serves as an easily accessible reference for wireless digital communication systems. Topics are presented with simple but non-trivial examples and then elaborated with their variations and sophistications. It includes numerous examples and exercises to illustrate key points. The book emphasizes both practical problem solving and a thorough understanding of fundamentals, aiming to realize the complementary relationship between practice and theory. Though the author emphasize wireless radio channels, the fundamentals that are covered are useful to different channels - digital subscriber line, coax, power lines, optical fibers, and even Gigabit serial interconnection.
This book is the outgrowth of the author’s hands-on experience in the telecommunication systems industry as a research and development engineer. It is written primarily for practitioners of wireless digital communication systems – engineers and technical leaders and managers – and for digital communication systems in general including new comers like graduate students and upper-division undergraduate students.
The material in chapters 5(OFDM), 6(Channel coding), 7(Synchronization) and 8(Transceivers) contains something new, not explicitly available in typical textbooks, and useful in practice. For example, in Chapter 5, all known orthogonal frequency division multiplex signals are formulated based on pulse shape and thus flexible, e.g., unlike currently predominant symbol block transmission, it can be serial transmission. In Chapter 6, we emphasize practical applications of powerful error coding such as LDPC to higher order modulations, fading, and non-linearity problem. In Chapter 7, new digital timing detectors are suggested for small access bandwidth shaping pulse, and a digital quadrature imbalance correction is also included along with digital carrier phase recovery. In Chapter 8, low IF digital image cancelling transceiver is treated in detail so that practical implementation can be readily done with advantages. "
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501266
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>