Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ida Sundari Husen
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0460
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Golda Nisa
"Penerjemahan bukan hanyak mengenai proses pemindahan suatu teks dari satu bahasa ke bahasa lainnya, tapi ia "menerjemahkan suatu teks ke dalam bahasa lain dengan cara sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks." (Newmark dalam Haque, 2012). Maka, dalam memenuhi tujuan penerjamahan, bukanlah hal yang gampang, khususnya dalam bidang sastra. Sebuah badan penerbit yang telah menerjemahkan sastra klasik ke dalam Bahasa Indonesia adalah Fiksi Lotus, dengan salah satu cerpennya Charles oleh Shirley Jakcson. Mirip dengan karyanya yang sebelumnya, Charles adalah sebuah prosa yang menawarkan akhiran cerita yang tak terduga, dan hal ini dicapai melalui foreshadowing dalam tokoh utama, yaitu Laurie. Namun, dalam terjemahannya, ada beberapa perbedaan, baik yang berupa dalam deep atau surface meaning. Oleh karena itu, sebuah kajian mengenai terjemahan cerpen Charles diperlukan, khususnya mengenai penokohan Laurie melalui ucapannya, tindakannya dan deskripsi langsung, dengan memahami arti proposisi dan ekspresif yang terkandung di dalamnya.

Translation is not only a process of transferring one text to a different language, but it is "rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text" (Newmark in Haque, 2012). In fulfilling the function of translation, then, is a difficult one, especially in the field of literary. One publisher who has translated classic literary into Indonesian is Fiksi Lotus with one of its prose "Charles" by Shirley Jackson. Similar to her other works, "Charles" is a prose which offers a twist at the end, and this is achieved with the help of foreshadowing through the main character Laurie. However, along the translation, there seems to be a difference with the source text, whether it is the deep or surface meaning. Thus, an analysis of the translation of the short story, specifically of the characterization of Laurie depicted through his speech, action, and direct description in the Indonesian version of the story Charles by understanding both the propositional and expressive meaning, is needed in order to see whether it has fulfilled the intended message which is being conveyed by the source text.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RIZKY KHAIRUNNISA
"Sastra adalah sebuah teks yang memiliki arti atau keindahan tertentu, digunakan oleh manusia untuk menyampaikan gagasannya. Sosiologi sastra adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami karya sastra tersebut. Melalui pendekatan ini, dihasilkan sebuah pemikiran bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat. Adanya hubungan antara pengarang dengan kelas sosialnya, status sosial dengan ideologinya, model pembaca yang dituju, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dua buah karya sastra di dua masa yang berbeda, Aufkl?rung dan Klassik, memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat dan masa itu sendiri. Hal ini bertujuan agar pembaca lebih memahami bahwa meskipun Klassik merupakan masa lanjutan dari Aufkl?rung, karya sastra di kedua masa kental akan rasio, tetapi pada masa Klassik sisi kedewasaan juga sangat ditonjolkan.

Literature is a text that has a particular meaning or sense of "beauty", is used by humans to convey her ideas. Sociology of literature is an approach used to understand the literature. Through this approach, produced an idea that literature is an expression and part of the community. The existence of the relationship between the author by his social class, social status with ideology, the intended reader model, and so on. This research aims to determine how two literary works in two different periods, Aufkl?rung and Klassik, provide its influence on society and the period itself. It is intended that the reader better understand that although Klassik is an advanced period of Aufkl?rung, literature in these two periods focus on ratio, but at Klassik time the maturity sides also highlighted."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suyitno
Yogyakarta: Hanindita, 1986
808.81 SUY s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sri Indah Suryani
"Sastra merupakan institusi sosial yang tidak terlepas dari politik dan ideologi. Politik dan ideologi tersebut dapat menjadikan sastra sebagai media propaganda. Der Giftpilz merupakan salah satu hasil karya sastra yang menjadi media propaganda. Buku anak itu memiliki ideologi dan tujuan politik Nazi. Dalam upaya mengetahui bentuk propaganda yang terdapat dalam buku ini, teknik-teknik yang digunakan dapat membantu menggambarkan bentuk propaganda yang digunakan pengarang pada buku ini. Propaganda dalam sastra memperlihatkan bahwa sastra adalah media komunuikasi massa yang dapat membentuk opini masyarakat luas.

Literature is a social institution that can not be separated from politics and ideology. Politics and ideology can make literature as a medium of propaganda. Der Giftpilz is one of literature works which became a medium of propaganda. This children's book has Nazi ideology and political goals. In an effort to determine the form of propaganda in this book, the techniques that are used bye author can help to describe the form of propaganda. Propaganda in the literature shows that literature is the mass communication media whom can shape the public opinion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Windhu Sancaya
"Cerita Sam Pek Erg Tay (selanjutnya disingkat SPET) di Bali dikenal dengan nama Geguritan Sampik. Geguritan Sampik (selanjutnya disingkat GGS) yang diteliti ini ditulis dalam bahasa dan aksara Bali pada tahun 1915, dan digubah dengan menggunakan tembang-tembang macapat, yaitu suatu bentuk metra dan prosodi yang khas, yang dapat ditemukan baik di Jawa, Madura, Sunda, Bali, maupun Lombok.
Cerita SPET merupakan salah satu karya sastra Cina yang popular di tanah air kita untuk masa lebih dari satu abad lamanya (Abadi, 1994:xii). Kepopulerannya tidak terbatas di Cina saja (Ah Ving, 1956:3 ; Prijono, 195623 ; Kwee, 1977:224 ; Lubis, 1989: 225), tetapi juga meresap sampai kalangan orang-orang bumiputera, khususnya dikalangan kelompok etnis Jawa, Betawi, dan Bali (Abadi, 1990:xii), juga Madura (Detomo, 1987). Hal ini terbukti dari akulturasi kisah ini dalam ludruk dan ketoprak di Jawa, drama, tari dan tembang macapat di Bali (Kwee, 1977:225 ; Abadi, 1994:xii) dan juga drama gong (Agastia, 1979).
Abadi mengatakan bahwa sejak saduran Boen, Sing Hoo pada tahun 1885 hingga sekarang telah ada tidak kurang dari sepuluh judul buku serupa (3.994:xii), bahkan mungkin lebih. Saduran Boerr Sing Hoo merupakan saduran pertama cerita SPET dari bahasa Cina ke dalam bahasa Melayu (Nio, 1962 ; Suryadinata. 1988:105 ; Salmon, 1985 dan 1987:429). Dari saduran Boen Sing Hoo itulah GGS digubah, seperti halnya Serat Ing Tay dalam bahasa Jawa.

The Serat Ing Tay of 1902 mentions that, is based on a Malay source, and the Balinese Sampik Ingtai of 1915 opens with a stanza in Malay before switching to Balinese, thereby also suggesting a Malay source for the work (Quinn, 1987:535
Dilihat dari panjang cerita, struktur alur, dan motif-motifnya, terdapat kesejajaran antara GGS dengan cerita SPET saduran Boen Sing Hoo tersebut.
Menurut Tjan Tjoe Siam, cerita SPET ini sudah mulai terkenal (di Cina) pada abad keempat Masehi. Mula-mula berupa cerita lisan yang diceritakan turun-temurun, lambat laun cerita tersebut muncul dengan berbagai redaksi atau bentuk, baik dalam bentuk buku, sandiwara maupun film (Prijono, 1956:5 ; Abadi, I990:X). Seperti.lazimnya ceritacerita rakyat, kisah ini anonim dan mempunyai beberapa versi (Abadi, 1990:x). Selain dalam bahasa Melayu, Jawa, Madura, dan Indonesia, salah satu versinya ditemukan juga dalam bahasa Bali, baik dalam bentuk manuskrip (lontar) maupun dalam bentuk seni pertunjukan."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Setyo Astuti
"Keadaan suatu masyarakat berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi politik dan budaya yang terjadi di dalamnya begitu pula yang terjadi ketika kudeta militer di Turki pada tahun 1960 yang dianggap pihak militer sebagai bentuk revolusi Paviliun istana menjadi saksi bisu Zafer enocak menggambarkan keadaan masyarakat Turki yang belum sepenuhnya siap menghadapi perubahan besar sehingga dapat kita lihat dari habitus yang tercermin dari setiap agen yang berperan di dalamnya Demokrasi diinginkan untuk mengubah sistem yang sebelumnya namun nyatanya nilai nilai yang tertanam di benak masyarakat tidak mudah dihapuskan begitu saja karena setiap invidu membawa modalnya sendiri sendiri untuk mempertahankan posisinya

The general condition of one particular civilization is tightly related to the citizens'social economical political and cultural condition This is what happened when there was a military coup in Turkey in 1960 which was considered by the military as a revolution The Palace's Pave had become a silent witness Zafer enocak reveals the condition of the unprepared Turkish people facing the big change The readers can observe it from the habitu s reflected in every of the agents'role in the story Democracy was needed in order to change the previous 'revolutionary' system in Turkey but in reality values that were already constructed in the society's mind in the era of 'revolution' cannot be forgotten just as easily because every individual bring his own modals to defend his position "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novinka Praramadona Putri
"Sebagai cerminan kehidupan, karya sastra mampu memberikan penggambaran berbagai ?dunia? kepada para pembacanya. Salah satunya adalah dunia religi Kejawen yang erat kaitannya dengan masyarakat Jawa golongan abangan. Novel Perjanjian dengan Maut (PDM) karya Harijadi S. Hartowardojo merupakan karya sastra yang mengisahkan dunia religi Kejawen. Sebagai suatu religi, dalam Kejawen terdapat berbagai konsep dan keyakinan. Melalui tulisan ini, penulis bermaksud mendeskripsikan dan menjelaskan konsep dan keyakinan religi Kejawen yang tergambarkan dalam novel PDM. Pada akhirnya, diketahui bahwa konsep dan keyakinan religi Kejawen didominasi oleh hal-hal bersifat mistik.

As a reflection of reality, literature shows the "worlds" to the readers. One of them is Kejawen, a religion that relates to Javanese people called abangan. Perjanjian dengan Maut (PDM) by Harijadi S. Hartowardojo is such a novel. As a religion, Kejawen consists of many concepts and beliefs. This study describes and explains those concepts and beliefs through PDM. The result shows that concepts and beliefs are dominated by mystical things."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chambert-Loir, Henri
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014
899.22 CHA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>