Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beckman, Robert L.
Boulder: Westview Press, 1985
327.174 BEC n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Zerlinda Alamsyah Sulaiman
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh senjata nuklir terhadap pemilihan
kebijakan luar negeri suatu negara. Proliferasi nuklir yang dilakukan oleh Korea
Utara telah menciptakan ketidakstabilan di kawasan Semenanjung Korea dan Asia
Timur secara lebih luas. Proliferasi tersebut juga memicu kehadiran kekuatan
militer AS yang lebih besar di Korea Selatan maupun Jepang. Hal tersebut
mengancam Tiongkok, sebagai sebuah negara kekuatan baru di Asia Timur.
Terlepas dari aliansi pertahanan yang dibangun oleh Tiongkok dan Korea Utara,
Tiongkok menolak secara konsisten proliferasi nuklir yang dilakuan oleh negara
aliansinya tersebut. Maka dari itu tesis ini mempertanyakan mengapa Tiongkok
menolak proliferasi nuklir Korea Utara. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam
tesis ini adalah extended deterrence untuk menganalisis faktor-faktor yang
mendasari penolakan Tiongkok terhadap Korea Utara. Tesis ini merupakan
penelitian kualitatif dengan teknik analisis ilustratif-kalrifikasi kasus. Tesis ini
menggunakan data sekunder karena adanya keterbatasan dalam proses
pengumpulan data. Hasil dari tesis ini adalah Tiongkok menolak proliferasi nuklir
Korea Utara karena, kerugian Tiongkok bila mendukung proliferasi nuklir Korea
Utara akan menjadi lebih besar daripada keuntungan yang akan didapatkan.
Kemudian, konsekuensi yang akan dihadapi oleh Tiongkok bila mendukung
proliferasi nuklir Korea Utara adalah besarnya kemungkinan Korea Utara akan
hancur akibat intervensi militer AS, yang tentu menjadi tidak menguntungkan bagi
Tiongkok baik secara kalkulasi kepentingan keamanan strategis maupun kepentingan nasional Tiongkok secara keseluruhan.

This thesis aims to understand the influence of nuclear weapons on a country's
foreign policy. North Korea's nuclear proliferation has created instability in the
Korean Peninsula and more broadly to East Asia region. The North Korea’s nuclear
proliferation also trigger a larger US military presence in South Korea or Japan.
This situation has threatening China as a new regional power in East Asia.
Regardless of the defense alliance built by China and North Korea, China
consistently rejects nuclear proliferation by its alliance. Therefore, this thesis
questions why China rejects North Korea's nuclear proliferation. The theoretical
framework used in this thesis is extended deterrence to analyze the factors
underlying China's response to North Korea. This thesis is a qualitative research
using case-illustrative analysis technique. This thesis uses secondary data because
of limitations in data collection process. The result of this thesis is China rejects
North Korea's nuclear proliferation because, the cost if China supports North
Korea's nuclear proliferation will be greater than the benefits that will be obtained.
Furthermore, the consequence that will faced by China if it supports North Korea's
nuclear proliferation is the possibility that North Korea will be destroyed due to US
military intervention, which of course becomes unfavorable for China both in its
calculation to strategic interests and national interests as a whole.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Septian Arinditya
"ABSTRAK
Amerika Serikat dalam mempertahankan hegemoninya menyebarkan
kekuatannya dengan cara membangun pangkalan militer di tempat-tempat
strategis di seluruh dunia termasuk di kawasan Timur Tengah. Keberadaan
pangkalan-pangkalan militer AS tersebut menimbulkan dilema keamanan bagi
negara-negara di sekitar pangkalan militer tersebut, khususnya Iran. Upaya Iran
berupa peningkatan kekuatan militer serta pengembangan nuklir. Untuk menjamin
rasa aman dari keberadaan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah, Iran
melakukan peningkatan kekuatan secara agresif di masa pemerintahan Presiden
Ahmadinejad, termasuk dengan pengembangan teknologi nuklir. Tesis ini
bertujuan untuk menjelaskan hubungan Iran-Amerika Serikat pada masa
pemerintahan Ahmadinejad dan sebelum pemerintahan Ahmadinejad,
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan Amerika Serikat mengancam untuk
menyerang Iran, dan menjelaskan mengenai strategi keamanan yang diterapkan
Iran untuk menghadapi ancaman serangan Amerika Serikat. Adapun metode
penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yang merupakan pengujian
secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat
penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Security dilemma dalam
kebijakan yang diambil pemerintah Iran sangat jelas, seperti pada umumnya
pemerintahan negara lain di dunia yang menambah anggaran untuk pertahanan
mereka setiap tahunnya. Adapun strategi Iran dalam menghadapi kehadiran
Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah adalah dengan cara Iran melakukan
berbagai macam latihan militer, serta menambah jumlah pasukannya. Selain itu
juga menambah sistem angkatan persenjataan yang telah ada dan menjadi semakin
berkembang. Salah satu contoh persenjataan yang dikembangkan oleh Iran yaitu
dengan adanya nuklir yang dimana memicu semakin menegangnya hubungan
Amerika Serikat dan Iran. Konsep deterrence terkandung dalam strategi yang
digunakan Iran untuk menghadapi Amerika Serikat karena apabila ada pilihan
untuk memulai perang atau tidak memulai perang. Iran akan memilih untuk tidak
berperang selama Amerika Serikat tidak mewujudkan ancaman serangannya
menjadi tindakan nyata. Iran merancang strategi menghadapi ancaman serangan
Amerika Serikat dengan semua sumber kekuatan yang dimiliki Iran, seperti
pengembangan nuklir dan kekuatan militernya yang telah berkembang menuju
kekuatan terbesar di Timur Tengah.

ABSTRACT
United States in maintaining its hegemony spread its power in a way to build
military bases in strategic places around the world including in the Middle East
region. The existence of U.S. military bases that pose a security dilemma for
countries around the military base, especially Iran. Iran's efforts include
increased military power and nuclear development. To ensure the safety of the
U.S. presence in the Middle East, Iran has aggressively increased its strength in
the government of President Ahmadinejad, including the development of nuclear
technology. This thesis aims to explain the Iran-United States relations during the
reign of Ahmadinejad and before Ahmadinejad's government, explaining the
factors that led the United States threatened to attack Iran, and explained the
security strategies are implemented to deal with the threat of Iranian attack the
United States. The research method used is the case study method is a detailed
examination of one setting or one person or one place where the subject of the
document or the specific event. Security dilemma in which captured Iranian
government policy is very clear, like most other governments in the world which
adds to their defense budget every year. The Iranian strategy in the face of the
U.S. presence in the Middle East is the Iranian way of doing various kinds of
military exercises, as well as increasing the number of troops. It also increased
the force weapons systems that already exist and are becoming increasingly
growing. One example of weapons developed by Iran that is the presence of
nuclear triggers increasingly strained relations which the United States and Iran.
The concept of deterrence is contained in the strategies used to deal with Iran if
the United States because there is an option to start a war or start a war. Iran
would prefer not to fight for the United States do not realize the threat of attack
into action. Iran devise strategies for coping with the threat of a U.S. attack with
all the sources of power that Iran, like nuclear development and military power
that has grown to the greatest power in the Middle East."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Ernesto Puimara
"ABSTRAK
Tesis ini membahas Kebijakan Korea Selatan terhadap krisis nuklir di semananjung Korea. Krisis nuklir yang terjadi, melibatkan dua negara yang berkonflik Amerika Serikat dan Korea Utara. Kemauan Korea Selatan untuk turut serta dalam penyelesaian konflik antara Korea
Utara dan Amerika Serikat adalah sangat beralasan, karena Korea Selatan sedang dalam upaya menciptakan reunifikasi Korea, sementara Amerika Serikat tetap menjadi sekutu tradisional Seoul. Walaupun Korea Selatan menyadari bahwa sejatinya krisis nuklir tersebut hanya dapat diselesaikan di Washington dan bukannya di Seoul. Dengan tetap
menjaga hubungan diplomatiknya dengan kedua negara yang berkonflik, Korea Selatan merespon konflik yang terjadi ini dengan kebijakan-kebijakan yang dapat dibahas dalam tesis ini.
Kerangka teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep politik luar negri Korea Selatan yang terkandung dalam kebijakan kebijakan luar negeri yang mencerminkan tujuan negara ini dalam keputusan politik luar negerinya. Jenis penelitian penulisan ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil studi ini diharapkan tersedianya gambaran lengkap tentang kebijakan politik, ekonomi, dan
pertahanan keamanan Korea Selatan terhadap kedua negara yang berkonflik. "
Lengkap +
2008
T 25108
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Lini Ikayati
"Tesis ini membahas mengenai pelemahan aliansi yang dilakukan oleh Tiongkok terhadap Korea Utara dalam krisis yang terjadi di Semenanjung Korea. Pelemahan tersebut menggunakan indikator dari segi ekonomi yaitu penurunan perdagangan, dari segi politik yaitu pembekuan aset dan dari segi keamanan yaitu pemberian sanksi PBB. Tesis ini menggunakan teori dan konsep aliansi yang berasal dari Stephen Walt dan berfokus pada aliansi dalam perspektif realisme. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian bersifat deskriptif. Hipotesis penelitian ini menjelaskan bahwa Tiongkok mendekatkan diri dengan Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang karena dianggap lebih menguntungkan dibanding harus membela Korea Utara yang sering melakukan tindakan provokatif di Semenanjung Korea dan Tiongkok membutuhkan lingkungan yang stabil agar perekonomiannya dapat tumbuh dengan optimal sekaligus terus mendorong upaya denuklirisasi Korea Utara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tiongkok melemahkan aliansi dengan Korea Utara sebagai strategi untuk memulihkan keadaan perekonomiannya yang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan telah teruji secara empiris.

This thesis discusses about the weakening alliance conducted by China on North Korea in a crisis on the Korean Peninsula with the indicators in terms of economics is decreasing of the trade, in terms of politics is freezing of assets and in terms of security is provision of U.N sanctions. This thesis uses theory and  concept of alliance that comes from Stephen Walt and focuses on alliances within realism perspective. This thesis uses qualitative research methods and the type of research is descriptive. The hypothesis explains that China is closer to the United States, South Korea and Japan because it is considered more advantageous than having to defend North Korea by provocative act on the Korean Peninsula and China also needed a stable environment for optimally  economy growth while continuing to encourage North Korea's denuclearization efforts. The results showed that China  weaken the alliance with North Korea as a strategy to restore its economy that facing slowdown in economic growth. The result showed the hypothesis has been empirical tested."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jurnal Perangkat Nuklir (JPN) adalah jurnal hasil litbang, kajian, permodelan, simulasi, rancang bangun, aplikasi, standardisasi perihal perangkat nuklir yang diterbitkan oleh Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang diterbit dua kali setahun (Juni dan Nopember) sejak tahun 2007"
Tangerang: Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - Batan, {s.a.}
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Schultz, M. A.
New York: McGraw-Hill , 1961
621.483 SCH c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Windhy Dewitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengapa Korea Utara melakukan pengembangan senjata nuklir periode 2003-2010. Analisa penelitian ini menggunakan teori nuclear deterrence strategy untuk menjelaskan bentuk pengembangan senjata nuklir yang dilakukan sebuah negara dan implementasi pengembangan nuklir untuk memproduksi berbagai senjata nuklir yang ditujukan untuk membangun kekuatan penangkalan nuklir. Imbas dari pengembangan senjata nuklir tersebut, pada akhirnya, tidak hanya bersifat defensif atau penangkalan dalam mempertahankan keamanan nasional saja, juga memiliki kekuatan ofensif, yaitu kekuatan untuk memberikan pengaruh di dalam interaksi antar negara. Analisa penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksplanatif, yaitu jenis penelitian yang menjelaskan pola sebab akibat antar dua variabel yang diteliti. Penelitian ini menggambarkan pola interaksi antar dua variabel, yaitu variabel pengembangan senjata dan variabel strategi nuklir sebagai langkah perimbangan kekuatan Korea Utara terhadap Amerika dan aliansinya. Interaksi antar dua variable ini mengindikasikan bahwa terdapat bentuk pengembangan nuklir yang dimulai pada paska keluarnya Korea Utara dari perjanjian NPT (Non Proliferation Treaty) tahun 2003. Paska keluarnya Korea Utara dari NPT, negara tersebut memulai pengembangan nuklirnya untuk menghasilkan berbagai uranium sebagai bahan utama dalam menghasilkan senjata-senjata nuklir. Kepemilikan senjata nuklir ini kemudian menjadi sebuah strategi penangkalan nuklir Korea Utara dalam menghadapi permusuhan dengan Amerika Serikat. Senjata nuklir yang dijadikan sebagai kemampuan penangkalan mengindikasi bentuk strategi penangkalan yang bersifat defensif dan ofensif. Kemampuan defensif Korea Utara terletak pada pembangunan senjata nuklir yang berimplikasi pada pembangunan kredibilitas kekuatan nuklir yang dapat membuat pihak lawan mengurungkan niat untuk melakukan invasi mengingat bentuk serangan balasan atas invasi yang jauh lebih destruktif. Sedangkan kemampuan ofensifnya terletak pada besaran pengaruh dan intimidasi yang dilakukan Korea Utara di dalam interaksi yang dapat mendegradasi dominasi Amerika dan aliansinya dalam konteks perundingan dan diplomasi.

This analysis stands to answer research question which states that why North Korea did the development of nuclear weapons in 2003-2010 period. To do the analysis, this research uses nuclear deterrence strategic theory to explain the development of nuclear weapons done by country and its implementation in producing any weapons which is purposed to create nuclear deterrence strategy. To do such analysis, this research lies on quantitative method which focuses on the interaction between two variables to explain the causality or resiprocal interaction between variables. Empirically, this research is done to figure out about interaction pattern of two variables, namely the development of nuclear and nuclear strategy as the strategy to reach equilibrium power of North Korea toward America and its ally. The interaction between two variables indicate that North Korea begun its nuclear development program in 2003 after its turning out to leave the NPT. After leaving NPT, it started to begin the development of uranium enrichment to create certain nuclear weapons. These nuclear weapons purposed to increase its defensive and ofensive capability are restored as a part of deterrence strategy implemented by North Korea as strategy to face America, South Korea, and Japan. In summary, North Korea defensive capability has great implication to prevent any military invasion attack from its enemy, considering the second strike capability of nuclear attack which can employ great destruction. On the other side, ofensive capability of North Korea can boost up its influence among parties interaction. Its ofensive capability lies on the way of North Korea getting involved in diplomatic activity and negotiation and the degradation of America?s domination to intimidate and influence North Korea."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Boulder: Westview Press, 1985
358.021 7 NUC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wagini A. Muljanto
"ABSTRAK
Pemeriksaan sitologi aspirasi (jarum halus) merupakan sarana diagnostik yang efisien, dan mempermudah deteksi dini kanker payudara. Salah satu sitoteknologi maju yang merupakan penunjang diagnosis ialah imunositokimia. Pemeriksaan imunositokimia dapat memeriksa kandungan zat di dalam sel, misalnya onkoprotein CerbB-2 yang merupakan produk neu onkogen, sebagai perwujudan mutasi genetic. Zat lain ialah PCNA (proliferating cell nuclear antigen) yang digunakan untuk mengukur kecepatan proliferasi atau pertumbuhan tumor. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui korelasi analisis struktural dengan evaluasi fungsional sel. Analisis multivariabel diharapkan meningkatkan ketepatan diagnostik dan penilaian prognostik.
Desain umum penelitian ialah pengamatan cross-sectional. Subyek penelitian ialah 24 pengidap tumor payudara, terdiri atas 12 kasus kanker dan 12 lesi jinak. Sediaan sitologi aspirasi dianalisis di Laboratorium Sitologi Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sejak Desember 1993 sampai dengan Mei 1994). Pewarnaan imunositokimia dilakukan dengan teknik imunoenzin (peroksidase -antiperoksidase). Antibodi primer anti- onkoprotein C-erbB-2 ialah antibodi nonoklonal dari clone CB11; sedangkan antibodi anti- PCNA ialah antibodi monoklonal dari clone 19A2 (Biogenex). Analisis sitomorfologik dilakukan dengan pewarnaan rutin Papanicolaou dan Giemsa.
Hasil penelitian menunjukkan positivitas onkoprotein C-erbB-2 pada 60Z kasus kanker payudara, berupa pola butir pewarnaan di membran sel/plasmalemma. Lesi jinak pada pasien berusia muda tidak menunjukkan ekspresi onkoprotein, sedangkan pada yang berusia > 40 tahun terdapat 2 kasus yang menunjukkan positivitas fokal. Positivitas PCNA pada, kanker payudara bervariasi, menunjukkan variabilitas kecepatan pertumbuhan tumor. Lesi jinak berusia muda juga menunjukkan proporsi positivitas PCNA yang tinggi.
Kesimpulan yang ditarik ialah : terdapat petunjuk peningkatan mutasi genetik sesuai dengan peningkatan usia, agaknya merupakan efek akumulatif. Perbedaan kecepatan pembelahan sel tidak dapat digunakan untuk membedakan keganasan tumor payudara, namun dapat digunakan sebagai variabel prognostik di antara kasus kanker.

ABSTRACT
(Fine-needle) Aspiration cytology examination is an efficient diagnostic tool, which will facilitate early detection of breast cancer. One of the advanced cytotechnology as diagnostic adjunct is immunocytochemistry. Inmunocytochenistry can detect cellular chemical contain, i.e_ C-erbB-2 oncoprotein, which is produced by neu oncogene as manifestation of genetic mutation. Another substance is PCNA (proliferating cell nuclear antigen), which can measure proliferation or growth of the tumor. This study aim is to evaluate correlation of structural and functional analysis of the cell. Multivariate analysis can enhance diagnostic accuracy and prognostic measure.
General design of the study is cross-sectional observation. Research subject are 24 patient with breast tumor, 12 were cancer, other were benign lesion. Cytology specimen was examined in Cytology Laboratorium, Department of Anatomic Pathology, Faculty of Medicine, University of Indonesia, during December 1993 until Hei 1994. Imnunostaining was done with immunoenzyme (peroxidase - antiperoxidase) technique. The primary antibody anti- C-erbB-2 oncoprotein is monoclonal antibody from clone CB11; source of primary antibody anti- PCNA is monoclonal antibody from clone 19A2 (Biogenex). Cytonorphologic analysis was done with Papanicolaou staining slide and Giemsa staining.
The result of this study is positivity oncoprotein c-erbB-2 in 60% of breast cancer cases, with membranous staining granule in the plasmalemma. Benign lesions do not overexpression oncoprotein, except 2 cases of the old patient with focal staining. PCNA positivity of breast cancer were variable amount, which are consistent with variability of the tumor growth. But the benign lesions were also expression PCNA, especially the young patient.
Conclusion of this study is the overexpression of oncoprotein indicate of increase mutagenesis consistent with the age, as accumulative effect. Proliferation rate can not distinguish malignant or benign neoplasm of the breast, but this contribution is to prognostic factor among the cancer cases."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>