Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Moerni Ali Said
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997
920.71 SRI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Moerni Ali Said
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997
920 Sai a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bonzon, Paul-Jacques
Jakarta: Gramedia, 1986
840 BON e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gustin Suradji
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
899.221 GUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kanisius, 1999
923.6 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indomedia, 2016
923.259 8 AWA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sopacua, Willem
"Bullying adalah fenomena sosial yang sangat mempengaruhi siswa di sekolah. Hampir setlap sekolah masih melihat bullying sebagai suatu tradisi dimana senior merasa memiliki kuasa, populer dan memiliki sikap tidak toleran dan bersahabat. Kondisi ini memacu tim intervensi untuk melakukan program intervensi bagi sekolah dengan kategori Guru, Orang Tua dan Siswa.
Program Sababat (Kasih Sayang, Harmoni, Baik budi dan Tanggung jawab) adalah program intervensi yang di lakukan dalam rangka mengurangi perilaku bulllying di sekolah. Program sahabat ini dimaksudkan supaya siswa sendiri menyadari dirinya sebagai aset berharga bagi kebidupan hari depan. Siswa adalah agen perubahan. Program sahabat ini bertujuan juga untuk membentuk nilai-nilai sahabat yang akan dimiliki oleh siswa untuk membangun pertemanan, persahabatan yang akrab dan toleran. Perilaku bullying harus ditangani secara sistematik yang melibatkan semua elemen sekolah seperti Guru, Orangtua dan siswa. Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab melakukan tugas pembinaan, pendidikan dan pendampingan harus melihat bullying sehagai hal yang harus mendapat perorangan secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu peneliti dan tim intervensi merasa perlu untuk membantu sekolah melalui program sababat dalam rangka mengurangi perilaku bullying disekolah.
Baseline studi dalam upaya mendapat gambaran tentang masalah bullying disekolah dilakukan melalui observasi, wawancara. Workshop dan diskusi dalam kelompok. Hasil baseline menunjukkan bahwa ternyata perllaku bullying ada pada SMA Z. Hasil intervens menunjukkao bahwa program sahabat yang dilakukan oleh tim intervensi mendapat tanggapan positif dari sekolah seperti : Guru, Orangtua dan slswa. Pada kategori siswa perilaku bullying pun berkurang. Oleh karena itu harapan peneliti dan tim intervensi adalah supaya Program Sahabat ini terus ditindaklanjuti dan ditingkatkan dalam upaya menghilangkan perilaku bullying di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Margaretha Tika Larasati Guritno
"Tesis ini merupakan studi kasus mengenai percakapan tiga sahabat wanita bilingual yang merupakan bagian dari kelompok Third Culture Kids di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat cara mereka membangun dan mempertahankan interaksi bahasa lisan di antara mereka dengan mempelajari karakteristik percakapan mereka, termasuk penggunaan lebih dari satu bahasa, alih kode, dan organisasi sekuen yang terdapat di dalam percakapan mereka. Hasil analisis percakapan tiga sahabat wanita bilingual yang berlangsung selama makan malam di sebuah restoran Jepang di kawasan Jakarta Selatan memperlihatkan bahwa percakapan mereka memiliki sejumlah kriteria yang sama seperti yang disebutkan Coates (1997), yaitu kerja sama di antara para peserta percakapan dalam membangun ujaran bersama, baik pada tataran kata maupun kalimat, tumpang tindih ketika dua peserta atau lebih berbicara, tanggapan minimal dan tawa di antara mereka, dan pengulangan ujaran secara sebagian maupun utuh. Kriteria lain yang juga diperoleh dari hasil penelitian ini adalah minimnya keheningan selama percakapan berlangsung, banyaknya penggunaan penanda wacana dalam ujaran mereka, sikap tegas dalam menentukan sikap atau pendapat, dan narasi. Dalam membangun percakapan mereka, selain kesembilan kriteria yang disebutkan di atas, salah satu faktor penting yang menunjukkan kebersamaan mereka adalah penggunaan alih kode dalam tiga bahasa, Indonesia, Prancis, dan Inggris. Kebersamaan mereka dalam menggunakan alih kode menunjukkan tingkat kedekatan mereka sebagai teman, tetapi juga sebagai Third Culture Kids. Oleh sebab itu, yang membedakan bentuk percakapan mereka dengan percakapan wanita pada umumnya adalah digunakannya alih kode oleh ketiga sahabat wanita itu dalam bekerja sama membangun percakapan mereka dan mempertahankannya.

This thesis is a case study of a conversation between three female close friends who are bilingual and a part of the TCKs group in Jakarta. The purpose of this research is to investigate the way in which they develop and maintain verbal interactions between each other by studying their conversational characteristics including the use of more than one language, code switching and sequential organisation which appears in the conversation. The result of the conversation analysis of these three bilingual women during a sit-down dinner at a Japanese restaurant in South Jakarta shows that their dicussion includes a number of criteria similar to those refered to by Coates (1997), including jointly constructed utterances, overlapping speech, minimal responses, laughter and repetition. Additional criteria that was also discovered as a result of the research included the minimal use of silence throughout the conversation, a high use of discourse markers by the participants, straight forwardness in expressing their opinion and story telling. In the development of their conversation, not including the nine criteria outlined above, one of the most important factors that evidences their togetherness is their use of code switching across three languages; Indonesian, French, and English. Their combined use of code switching shows the extent of their closeness as friends but also as Third Culture Kids. Therefore what differeciates the form of their coversation in comparison to female conversations more generally is their use of code switching as they develop and maintain their conversation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T39936
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Reza
"ABSTRAK
Latar belakang. Cedera inhalasi dapat terjadi saluran napas atas hingga bawah. Sebagai prediktor diagnosis cedera inhalasi di instalasi gawat darurat IGD masih terbatas pada temuan klinis adanya edema laring pada saluran napas atas. Bronkoskopi sebagai baku emas diagnostik cedera inhalasi belum dapat dilakukan di IGD. Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan antara temuan klinis edema laring dengan temuan bronkoskopi pada pasien luka bakar dengan cedera inhalasi.Metode. Studi potong lintang retrospektif pada 18 subjek. Di IGD dilakukan laringoskopi untuk menilai adanya edema laring. Hanya subjek yang dilakukan pemasangan selang endotrakeal dan dilakukan bronkoskopi dimasukkan sebagai kriteria inklusi, sedangkan derajat cedera inhalasi dibagi menurut kriteria Chou yang diamati melalui bronkoskopi.Hasil. Subjek terbanyak pria yaitu 16 subjek. Usia berkisar antara 19-56 tahun. Luas luka bakar berkisar antara 5-95 . Dari 14 subjek didapatkan adanya edema laring. Dari 14 subjek yang didapatkan edema laring, 13 subjek terdapat cedera inhalasi. Hubungan antara temuan klinis edema laring dengan adanya cedera inhalasi yang diamati melalui bronkoskopi memiliki nilai sensitivitas 76,4 , spesifitas 0 .Kesimpulan. Adanya edema laring berhubungan dengan cedera inhalasi pada saluran napas bawah meski secara statistik belum signifikan serta belum mampu menunjukkan akurasi derajat cedera inhalasi.

ABSTRACT
Background. Inhalation injury may occur from the upper until the lower respiratory tract. In the ER, diagnose of inhalation injury only suspected from the presence of laryngeal edema based on laryngoscopy. Bronchoscopy as a gold standard diagnostic of inhalation injury could not been done in the ER. This study was conducted to determine the association between clinical findings of laryngeal edema and bronchoscopic findings in burns which is suspected inhalation injury.Objectives. This study was conducted to determine the association between clinical findings of laryngeal edema and bronchoscopic findings in burns which is suspected inhalation injury.Materials and Methods. A retrospective cross sectional study was conducted in 18 subjects. In the ER laryngoscopy was performed to assess the presence of laryngeal edema. Only subjects which is intubated and bronchoscopy were included as inclusion. The degree of inhalation injury was divided according to the Chou criteria which is observed through bronchoscopy.Results. Subjects most are men 16 subjects. Age ranges from 19 56 years. Burns range between 5 95 . 14 subjects presences larygeal edema. Of the 14 subjects who had laryngeal edema, 13 subjects had inhalation injury. The association between laryngeal edema in the presence of inhaled injury observed through bronchoscopy has a sensitivity value of 76.4 , a specificity of 0 .Conclusions. In this study The presence of laryngeal edema associated with inhalation injury in the lower airway although not statistically significant and has not been able to show the accuracy of the degree of inhalation injury. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>