Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Sri Hardiati
Jakarta: Museum Nasional, 2005
726.1 END c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Archangela Yudi Aprianingrum
"Pada bangunan candi banyak dijumpai berbagai bentuk hiasan. Salah satu bentuk ragam hias yang cukup menarik adalah bentuk hewan. Relief hewan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu relief ornamental (tanpa cerita) dan relief cerita. Pada relief cerita hewan, makna penggambaran tersebut dapat diketahui secara langsung melalui cerita yang digambarkan, sedangkan pada relief ornamental makna dari penggambaran hewan tersebut tidak dapat diketahui secara langsung. Penggambaran relief hewan ornamental ini banyak dijumpai pada candi di Jawa Timur, yaitu Candi Kidal, Candi Jago, Candi Simping, Candi Rimbi, Candi Surawana, Candi Sanggrahan, dan Kompleks Candi Panantaran. Hal inilah yang menjadi latar belaklang dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan penempatan jenis hewan tertentu pada bagian bangunan candi berdasarkan pola keletakan. Selain itu, juga menjelaskan bahwa relief hewan ornamental digambarkan tidak hanya sebagai hiasan, tetapi berhubungan dengan ajaran keagamaan tertentu. Penelitian dimulai dengan proses pengumpulan data berupa deskripsi dan foto relief hewan. Selanjutnya dilakukan pengidentifikasian bentuk masing-masing hewan dan pengintegrasian dengan keletakannya pada bangunan candi. Setelah itu dilakukan penafsiran data untuk memahami adanya hubungan antara pemilihan hewan, letak relief, dan makna khusus dari penggambaran hewan tersebut yang dikaitkan dengan religi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bangunan candi terdapat tiga puluh sembilan jenis hewan yang ditempatkan pada bagian kaki, tubuh, dan atap candi. Relief tersebut memperlihatkan adanya suatu pola dan penempatannya sesuai dengan konsep bhurloka, bhuvarloka, dan svarloka. Relief hewan ornamental ini dipahatkan tidak hanya sebagai hiasan, tetapi sebagai representasi dari dewi-dewi dan berhubungan dengan ajaran keagamaan yang dapat mengarahkan pikiran pemuja kepada dewi di pusat candi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Bayu Adji, 1980-
"History of Singasari Kingdom."
Yogyakarta: Araska, 2013
959.8 KRI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Blom, Jessy
Leiden: Burgersdijk & Niermans - Templum Salomonis, 1939
726.1 BLO a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Windyasti Sulistyo
"Masa Singhasari-Majapahit yang berlangsung dari abad ke-13--15 M, meninggalkan bangunan-bangunan suci dengan bentuk dan arsitektur yang beragam. Selain itu, pada tiap-tiap percandian yang didirikan pada masa tersebut juga memiliki penataan yang berbeda-beda. Hal itulah yang melatari penelitian tentang penataan percandian Hindu pada masa Singhasari-Majapahit, dengan melihat pola penataan dart komponen bangunan candi induk, candi (bangunan) perwara, pagar keliling, gapura pintu masuk, serta bangunan lain yang mungkin saling berbeda pada setiap percandian. Selain itu mencari hubungan kelanjutan dalam pendirian bangunan suci dari Masa Singhasari-Majapahit dengan masa sebelumnya (masa klasik tua).
Penelitian berkisar masalah deskripsi dari komponen bangunan, mengenai ukuran, arah hadap, keletakan. Percandian yang dijadikan ruang lingkup penelitian adalah Candi Kidal, Candi Singasari, Candi Jawi, Candi Panataran, Candi Sumberjati, Candi Bangkal, dan Candi Tegawangi. Untuk mengetahui bentuk penataan tiap percandian, dilakukan dengan melihat bentuk tiap komponen bangunan, dan mencari tabu ukuran, arah hadap, jarak antar komponen bangunan. Jika semua data tersebut diketahui, diperbandingkan setiap komponen bangunan candi yang ada dan dicari tabu apakah terdapat hubungan kelanjutan dengan masa sebelumnya.
Hasil penelitan yang dicapai menunjukkan bahwa pada percandian masa Majapahit-Singhasari masih menunjukkan adanya kesinambungan bentuk penataan dengan masa sebelumnya. Hal ini terlihat dengan adanya penggunaan bangunan perwara, walaupun beberapa percandian memiliki bentuk yang bebeda, namun hal tersebut dapat dimaklumi karena adanya perbedaan pandangan dari masyarakat pendukung pada saat itu, juga selisih waktu yang ada sangat jauh, Selain itu, hubungan kelanjutan antar masa Singhasari-Majapahit dengan masa sebelumnya terlihat dengan penggunaan unsur agama yang masih banyak dianut pada masa itu, yaitu Hindu dan Buddha. Hubungan kelanjutan penataan percandian juga terlihat dengan masih digunakannya bangunan perwara sebagai banguna pendamping dari candi induk, Selain itu, sangat mungkin juga bahwa candi perwara tersebut juga digunakan sebagai tempat menaruh dan menyimpan alat-alat upacara keagamaan, selain juga sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
"Salah satu persoalan sejarah kuna Indonesia yang sangat sulit dan belum banyak terungkap dengan jelas ialah mengenai Ken Arok. Yang menjadikan persoalan Ken Arok ini sebagai suatu persoalan sejarah yang sulit belum terungkap dengan jelas ialah disebabkan karena terbatasnya jumlah sumber-sumber Ken Arok timbul berbagai pihak berbagai penafsiran dan pendapat yang saling bertentangan. Pada garis besarnya sumber-sumber sejarah tentang Ken Arok, Yaitu sumber-sumber yang menyebutkan atau memberikan keterangan tentang Ken Arok, dapat kami bagi menjadi dua golonganyaitu: 1. sumber-sumber yang berupa karya sastra. 2.sumber-sumber berupa prasasti (pracasti)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1967
S11870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggy Gustaman
"Tentang penggambaran tokoh bersorban berdasarkan relief cerita pada candi Jago, Induk Penataran, Pendopo Teras Pertama Penataran, Tegalwangi, Surawana dan Jawi. Untuk memisahkan tokoh bersrban itu ke dalam golongnnya masing-masing, maka ciri ikonografisnya harus benar-benar diperhatikan yang ditandai dengan kode variasi. Setelah tokoh-tokoh bersorban itu dipisahkan berdasrakan kombinasi variasi yang ternyata berjumlah 17, diketahui tokoh bersorban lebih banyak kesamaan ciri ikonografis terutama pada bentuk badan, bentuk sorban dan jenis bakaian yang dikenakan. Untuk ciri dengan adanya kumis dan jenggot hanya digunakan untuk ciri tambahan, kerena pada tokoh bersorban ini terdapat karakter tokoh wanita yang sudah pasti tidak berkumis dan berjenggot. Dari hasil penggolongan dan perbandingan dominasi penggambaran tokoh bersorban pada relief di candi-candi masa Singhari dan Majapahit ini, dapat terlihat bahwa tokoh bersorban yang diidenfikasi sebagai pertapa wanita merupakan tokoh yang paling banyak digambarkan dalam panil relief pada candi-candi masa Singhasari dan Majapahit dibandingkan tokoh-tokoh bersorban lainnya yang diidenfikasi sebagai rsi, pertapa pria dari suatu pertapaan dan pertapa pria di luar pertapaan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damais, Louis-Charles
Paris: [publisher not identified], 1962
913.926 DAM e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Hardiati
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
930.1 END b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Hardiati Soekatno
Jakarta: Proyek Penelitian Purbakala Jakarta: ppp, 1981 , 1981
R 732.4 END b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>