Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clute, Mark
Boca Raton: CRC Press, 2009
664.006 CLU f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Clute, Mark
Boca Raton: Taylor and Francis, 2009
664CLUF001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Puri, Subhash C.
Boston : G K Hall, 1979
658.56 PUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Haridah, autohr
"Meningkatnya jumlah konsumsi makanan beku di Indonesia dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit bawaan makanan yang semakin besar. Hal ini mungkin terjadi karena makanan beku termasuk ke dalam makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi. Oleh karena itu, industri pangan yang memproduksi makanan beku memerlukan tindakan pengendalian dan keamanan pangan untuk menjaga kualitas dan mutu makanan yang diproduksi. Industri X merupakan salah satu industri pengolahan pangan skala kecil yang memproduksi frozen food dan menghasilkan sekitar 2000 produk setiap bulannya. Diketahui bahwa belum ada penerapan HACCP sebagai sistem keamanan pangan produk yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan higiene sanitasi sebagai syarat dasar HACCP dan merumuskan rancangan HACCP pada Industri X. Penelitian dilakukan secara deskriptif menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Evaluasi penerapan higiene sanitasi berdasarkan Permenperin No. 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik. Sampel penelitian ini adalah seluruh penjamah makanan yang bekerja di Industri X. Berdasarkan hasil penilaian 13 aspek higiene sanitasi, diperoleh persentase penerapan higiene sanitasi sebesar 81,3% atau telah memenuhi persyaratan. Rekomendasi rencana HACCP terdiri dari 5 prinsip HACCP yang mengacu pada SNI CAC RCP 1:2011.

The increasing number of frozen food consumption in Indonesia can lead to a greater risk of foodborne illness. This may happen because frozen food is included in foods that are at high risk of contamination. Therefore, the food industry that produces frozen food requires control and food safety measures to maintain the quality and quality of the food produced. Industry X is a small-scale food processing industry that produces frozen food and produces around 2000 products every month. It is known that there has been no implementation of HACCP as a food safety system for the products produced. The purpose of this study was to analyze the application of sanitation hygiene as a basic requirement of HACCP and formulate a HACCP design in Industry X. The study was conducted descriptively using primary data collected through observation and interviews. Evaluation of the application of sanitation hygiene based on Minister of Industry Regulation No.75/M-IND/PER/7/2010 regarding Good Manufacturing Practices. The sample of this research is all food handlers who work in Industry X. Based on the results of the assessment of 13 aspects of sanitation hygiene, the percentage of sanitation hygiene implementation is 81.3% or has met the requirements. The HACCP plan recommendation consists of 5 HACCP principles which refer to SNI CAC RCP 1:2011."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ortega-Rivas, Enrique, editor
"This book presents a comprehensive treatise of all normally used food engineering operations that are carried out at room (or ambient) conditions, whether they are aimed at producing microbiologically safe foods with minimum alteration to sensory and nutritive properties, or they constitute routine preparative or transformation operations. It reviews theoretical concepts, analyzes their use in operating variables of equipment, and discusses in detail different applications in diverse food processes."
New York: Springer, 2012
e20405956
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Andisti Sekar Pramesti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan HACCP dan higiene sanitasi makanan pada pengolahan makanan di PT. Aerofood Indonesia Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui gambaran penerapan HACCP, dan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan praktik higiene sanitasi makanan. Data penelitian didapatkan dengan melakukan observasi pengolahan makanan, telaah dokumen, wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner. Informan penelitian ini adalah 5 orang pegawai dari departemen QHSE dan Production, sedangkan responden dari penelitian ini adalah 90 orang staff pengolahan makanan di PT. Aerofood Indonesia bagian production.
Hasil penelitian menunjukkan PT Aerofood Indonesia sudah menerapkan sistem HACCP dengan baik, namun perlu dilakukan perbaikan pada proses pengawasan, verifikasi, pemorsian, dan diagram alir. Selain itu, perlu juga ditambahkan informasi pada CCP pemasakan, di mana tidak ada ketentuan mengenai durasi pemasakan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan praktik higiene sanitasi makanan X2 hitung > X2 tabel . Namun, tingkat hubungan antara pengetahuan dan praktik higiene sanitasi makanan termasuk pada kategori rendah R=0.379.

This study aims to determine the overview of the application of HACCP and food hygiene sanitation on food processing at PT. Aerofood Indonesia Soekarno Hatta Airport Tangerang, Banten in 2017. This research uses descriptive qualitative method to discover the overview of HACCP application, and quantitative method with cross sectional study design to find out the association of knowledge and practice of food hygiene sanitation. Research data was obtained by observation of food processing, document review, in depth interview, and filling questionnaire. Informant of this research is 5 employees from QHSE department Production department, while respondents from this research is 90 food processing staffs at PT. Aerofood Indonesia in the production section.
The results showed PT. Aerofood Indonesia has implemented HACCP system well, but it still needs improvements on the monitoring process, verification, portioning, and flowchart. In addition, it is also necessary to add information on the CCP for cooking, where there is no provision of cooking duration. The results also indicate a relationship between knowledge and practice of food hygiene sanitation X2 count X2 table. However, the level of relationship between knowledge and practice of food hygiene sanitation included in the low category R 0.379.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febie Karmani Putra
"ABSTRAK
Fenomena bertambah jumlahnya penduduk, diikuti dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Banyaknya pedagang kaki lima (PKL) penjaja makanan merupakan dampak yang dihasilkan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukan bahwa pada tahun 2015, angka tingginya kasus keracunan makanan dari makanan PKL sangat tinggi yaitu 24 insidens dengan 1725 korban. Hal ini terkait dengan lemahnya dan kurangnya pengawasan serta pengetahuan masyarakat yang membentuk perilaku membeli makanan di Pedagang Kaki Lima (PKL) disembaran tempat. Persepsi sebagai salah satu faktor pembentuk perilaku mempunyai peran penting terhadap Keamanan Pangan. Sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan gambaran persepsi terhadap kemana pangan di Pasar Anyar Kota Tangerang tahun 2016. Metode yang digunakan adalah kuantitaif dan kualitatif yang bersiat deskriptif dan observasional dengan pendekatan cross sectional melalui penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukan Karakteristik Responden terbesar yaitu berusia 26-35 tahun (dewasa awal), wanita, berpendidikan menengah (SMA), tidak bekerja serta berfrekuensi 2-3x perminggu berkunjung ke pasar. Persepsi Baik terdapat pada variabel Pengetahuan Kandungan Makanan (74,2%), Peraturan Daerah (83,35) serta Keadaan Tempat berdagang (56,5%) , sedangkan Persepsi tidak baik terdapat pada variabel Pengetahuan Proses Pengolahan dan Penyajian Makanan (50,5%), Pengetahuan Gangguan Kesehatan (55,5%).

ABSTRACT
The phenomenon of increasing numbers of the population, followed by the high level of consumption. The number of street vendors (PKL) hawkers are resulting the impact. Food and Drug Monitoring Agency Republic of Indoneisa (BPOM RI) showed that in 2015, the high number of cases of food poisoning from the food vendors incidence is as high as 24 to 1725 victims. It is associated with the weakness and lack of supervision and knowledge society that shape the behavior of buying food at street vendors (PKL). Perception as one of the determining factors of behavior has an important role to the Food Safety. This research has the aim of describing the overview of perceptions of street vendors (PKL) food in Pasar Anyar Tangerang City in 2016. The method used quantitative and qualitative descriptive and observational with cross sectional approach through questionnaires, interviews and field observations. The results showed that the largest Respondent Characteristics aged 26-35 years (young adult), female, secondary education (high school), un-employement as well as the frequency 2-3x per week outlets. Good perceptions achieved by Knowledge content of Food Sciences variabel (74.2%), Regulation variabel (83.35) and implemnting of food safety‟ regulation varaibel 56.5%), while the bad perception is not well contained in Knowledge Process Food Processing and Presentation variabel (50.5 %), Knowledge of Health Problems varaibel (55.5%)."
2016
S63308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florentinus Gregorius Winarno
Bogor: M-BRIO press, 2004
664.07 WIN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Aplikasi dari baja perkakas sebagai material cetakan dingin amatlah memegang peranan strategis dalam dunia industri. Dikarenakan baja perkakas untuk aplikasi cetakan dingin dapat digunakan untuk membentuk material pada kondisi dingin, sehingga jika dilihat dari aspek kualitas, kuantitas dan safety akan lebih baik jika dibandingkan membentuk material baja perkakas pada temperatur tinggi. Agar diperoleh baja perkakas cetakan dingin kualitas tinggi, maka terus dilakukan berbagai penelitian, salah satu caranya adalah dengan mengatur komposisi kimia, perlakuan panas, agar diperoleh material baja perkakas yang berkualitas tinggi, dengan biaya pembuatan yang murah. Karakteristik dari baja perkakas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan aplikasi pemakai. Pengaturan karakteristik dari baja perkakas yaitu dengan cara mengatur komposisi kimia, mengatur proses perlakuan panas, dan media pendinginan setelah tempering. Baja perkakas dapat memiliki sifat ? sifat khusus, dengan cara mengatur kuantitas dari paduan yang menyusun dari baja perkakas tersebut, seperti mengatur jumlah dari vanadium, silikon, molibdenum dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, material baja perkakas diatur komposisi paduannya dengan menambahkan unsur paduan Si yang berbeda yaitu 0,8%wt, 2,0%wt, dan 3,0%wt Si pada setiap material baja perkakas dengan unsur paduan lainnya ditambahkan dengan perbandinganan tetap untuk setiap material baja perkakas dan tidak diberikannya unsur vanadium untuk material baja perkakas lainnya, untuk mengetahui perbandingan sifat mekanis setelah ditambahkan unsur paduan Vanadium. Kemudian baja perkakas tersebut dilakukan perlakuan quench temper dengan penggunaan temperatur temper yang berbeda yaitu 600ºC, 640ºC, dan 690ºC dan sphroidized anneal dengan menggunakan temperatur 810ºC. Dengan variabel yang digunakan adalah penambahan unsur paduan dan perlakuan panas yang dilakukan maka akan diketahui pengaruhnya terhadap sifat mekanis, yaitu kekerasan, laju aus, dan kuat tarik, sifat mampu las serta struktur mikro material baja perkakas. Dalam penelitian ini disimpulkan dengan penambahan unsur paduan Si maka sifat mekanis meningkat, dan untuk membandingkan baja perkakas yang diberikan unsur paduan vanadium dan yang tidak, baja dengan paduan vanadium sifat mekanis yang dimiliki lebih tinggi. Sedangkan untuk variabel perlakuan panas yang diberikan dengan semakin tingginya temperatur temper maka sifat mekanis akan menurun sehingga didapati baja perkakas yang lebih tangguh. Untuk sifat mampu las material baja perkakas diperoleh hasil bahwa nilai weldability nya rendah dikarenakan adanya endapan karbida keras seperti SiC pada baja perkakas hasil dari penelitian.
The application of tool steel as cold pressing die have very important role in many strategic industry. The strategic role of tool steel for cold work materials can be used as for forming materials in the cold condition, so that if we seen in many quality, quantity and safety aspects more better if we compared in forming materials in high temperature. Many researches have been done gradually to get tool steels for high quality cold work. One of the way how to engineered the materials to become better with change their chemical composition, heat treatment, to get high quality materials with lower cost. The characteristic of tool steel materials can be modified with change their chemical compositions and change their tempering and used proper quenching media. With changed alloys quantity, like modify content of vanadium, silicone, molybdenum and the other alloys, tool steel materials exactly have spesific characteristics.Tool steel has special properties regarding to requirement of process in processing fundamental material become ready for use product or thus, the special influenced by existence of alloying element and treatment passed to tool steel. At this research, tool steel materials are arranged by alloy composition. Added alloying element Si which different composition there are 0,8%wt, 2,0%wt, and 3,0%wt for each appliance steel material with other alloying element is added with balance comparison for every tool steel materials and without element of vanadium for other tool steel material to know comparison of mechanical properties after added alloying element Vanadium. Then the tool steel is done with heat treatment quench temper with usage of different temper temperature those are 600ºC, 640ºC, and 690ºC and spheroidized anneal by using temperature 820ºC. With variable applied is addition of alloys materials and heat treatment done hence will be known the influence to mechanical properties, that is hardness, wear resistant, weld ability, tensile strength and tool steel material microstructure. The conclusion of these research are several addition of alloying element Si cause increasing mechanical properties, and compare appliance steel given alloying element of vanadium and another steel without adding vanadium, steel with mechanical properties vanadium alloy owned higher. While for variable heat treatment given increasing height of temper temperature hence mechanical properties will change is discovered tool steel which more tough. The effect of second phase, carbide phase will cause poor weldability for tool steel materials, carbide phase and second phase are very hard and very britle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Florentinus Gregorius Winarno
Bogor: M-BRIO press, 2004
664.07 WIN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>