Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
711.58 DIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrie Aisyah
"Interaksi sosial merupakan kebutuhan semua manusia. Kegiatan ini dapat dilaku-kan di mana saja, terutama di ruang publik yang merupakan tempat yang dapat diakses oleh siapa saja untuk melakukan berbagai aktivitas. Skripsi ini akan mem-bahas hubungan antara elemen yang seringkali ditemukan di ruang publik dengan interaksi sosial yang terjadi di ruang tersebut dalam konteks permukiman padat penduduk. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, elemen dalam ruang publik ternyata memiliki hubungan yang erat dan timbal balik dengan interaksi sosial di dalam ruang publik. Selain itu, elemen juga dapat memberikan informasi mengenai fungsi lain yang dapat terjadi di ruang publik dan bagaimana cara penduduk di permukiman padat memanfaatkan ruang publik mereka secara ber-sama-sama.

Social interaction is everyone's needs. The activity can be done anywhere, espe-cially in a public space where people can easily access the space and do various activity. This paper will reveal the relationship between elements found in the public space and social interaction that happen in the space especially in high den-sity settlement. Based on the observation, elements in public space has a close and mutual relationship with social interaction happened in the space. Elements also used to inform people about another function of the public space and how people in high density settlement shared their public space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artini Kusmiati
Jakarta: Djambatan, 2004
729 ART d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Artini Kusmiati
Jakarta: Djambatan, 2004
729 ART d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Syifa
"Indonesia merupakan negara dengan pasar konstruksi nasional terbesar di Asia Tenggara. Seiring meningkatnya proyek infrastruktur di Indonesia, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerbitkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2020 yang mengatur tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun Melalui Penyedia. Pengelolaan kontrak konstruksi rancang bangun marak digunakan di Lingkungan Jasa Konstruksi Indonesia, khususnya di Kementerian PUPR. Namun dalam pelaksanaannya, masih ditemukan klaim-klaim konstruksi yang tidak dapat cegah. Penyebab munculnya klaim tersebut yaitu akibat tindakan salah satu pihak yang menyebabkan pihak lainnya merasa dirugikan sehingga mengajukan klaim kerugian yang dapat berujung dispute. Dispute ini dapat mengakibatkan kerugian proyek dari segi teknis, waktu dan finansial. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan pengelolaan kontrak konstruksi rancang bangun, khususnya di Kementeria PUPR diperlukannya identifikasi risiko-risiko dominan dari setiap tahapan pengelolaan kontrak konstruksi rancang bangun. Hal tersebut bertujuan agar dapat menghasilkan strategi berupa rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan kontrak konstruksi rancang bangun proyek infrastruktur yang mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2020 dengan berbasis risiko bagi Lingkungan Kementrian PUPR. Metodologi penelitian yang dilakukan yaitu dengan studi literatur, kuesioner validasi pakar dan responden serta wawancara. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 4 proses, 11 kegiatan dan 37 sub-kegiatan yang terdapat dalam pengenlolaan kontrak rancang abngun mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2020 dengan terdapat di antaranya 20 faktor risiko dominan. Selain itu, terdapat jenis bentuk tindakan preventif dan korektif guna menjadi rekomendasi berupa strategi dalam pengelolaan kontrak rancang bangun di lingkungan Kementerian PUPR.

Indonesia is a country with the largest national construction market in Southeast Asia. As infrastructure projects increase in Indonesia, the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) has published Ministerial Regulation of Public Works and Public Housing Number 1 Year 2020 which regulates Standards and Guidelines for the Procurement of Construction Works Design and Build through Contractor. Design and build contract management is widely used in the Indonesian Construction Service, especially in the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). However, in its implementation, there are still claims that cannot be prevented. The cause for the emergence of the claim is due to the action of one of the side causes the other side feel aggrieved so that it proposes a claim which leads to a dispute. This dispute can result in project losses from technical, time, and financial. Therefore, to maximize the design and build contract management, especially in the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR), it is necessary to identify the dominant risks of each stage of the design and build contract management. This aims to produce a strategy in the form of recommendations for improving design and build contract management for infrastructure project designs that refer to the Regulation of the Minister of Public Works and Housing Number 1 Year 2020 based on risk for the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). The research methodology used is literature study, expert and respondent validation questionnaires and interviews. From the results of the research that has been carried out there are 4 processes, 11 activities and 37 sub-activities contained in the management of abnormal design contracts referring to the Minister of Public Works and Public Housing Regulation Number 1 of 2020, with 20 dominant risk factors. In addition, there are types of preventive and corrective actions to become recommendations in the form of strategies in managing design contracts within the Ministry of PUPR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tesis ini mengungkap salah satu aspek penyusun atmosfer dalam arsitektur, yaitu quasi. Ide ini berawal dari problematika diskursus materialitas yang selalu berkutat pada form dan hardware dari arsitektur, namun masih sedikit yang berbicara mengenai aspek materialtas dan karakteristik ruang yang menghubungkan antara manusia dengan arsitektur. Quasi dalam atmosfer kemudian menjadi penting, sebab kehadiran quasi mampu menghadirkan arsitektur yang bersifat immaterial, amorphic, dan transcendental, yang mengubah material dan things dalam atmosfer menjadi Quasi-Material dan Quasi-Things. Kemampuan yang dimiliki oleh Quasi-Material dan Quasi-Things dapat dikembangkan menjadi sebuah Metode Desain Arsitektur yang menghubungkan arsitektur dengan manusia. Metode desain arsitektur dengan menggunakan Quasi-Material dan Quasi-Things dapat memindahkan fokus desain, dari atmosfer yang terbentuk secara accidental, menjadi intentional. Metode ini memberikan kebebasan pada arsitek untuk bereksplorasi dalam merancang atmosfer yang dituju tanpa harus memikirkan bentuk. Posisi form dalam metode ini adalah hasil dari rancangan atmosfer yang terbentuk dalam arsitektur. Melalui rangkaian eksperimen dan skenario alur lintasan matahari sebagai batasan desain, arsitektur yang dirancang dengan menggunakan metode Quasi-Material dan Quasi-Things mampu menghadirkan atmosfer yang terdesain untuk mempertahankan kualitas atmosfer ruangnya sehingga dapat memaksimalkan pengalaman sensori manusia.

This thesis unveils quasi as one of the components of atmospheres inside architecture. This idea emerges from problematical discourse in materiality, which likely talks about form and the hardware of architecture. However, the literature on aspects of materiality and spatial characteristics that connect humans with architecture is still less adequate. Quasi as the component of the atmosphere became important because the presence of quasi could project an immaterial, amorphic, and transcendental architecture that could turn material and things (in the atmosphere) into quasi-material and quasi-things. The capability of those quasi-material and quasi-things can be developed into architecture design methods that could connect the relationship between humans and architecture. Quasi-material and quasi-things as architecture design methods could shift the design focus from an accidental-formed atmosphere into an intentional-formed atmosphere. This method removes the architect’s circumscription to explore and design their own desired atmosphere without concern about form. This method makes form as a result of the atmospheric design that is formed in the architecture. Through several experiments and scenarios of the sun’s path as a design limitation, architecture designed using the quasi-material and quasi-things method is able to present a design atmosphere to maintain the quality of the spatial atmosphere and maximize the human sensory experience."
[Depok;Depok, Depok]: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2023
T-pdf;T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brohet, Michael Julius
"Karya tulis ini dimulaj dengan pertanyaan sederhana mengenai aksis yang kemudian berkembang menjadi mengenai regulating lines. Pertanyaan mengenai tentang suatu jenis garis yang sederhana dan digunakan sebagai media komunikasi arsitektural Pertanyaan mengenai bagaimana garis garis untuk membentuk suatu karya arsitektural, bagaimana garis garis itu menempatkan diri mereka satu sama lain, bagaimana cara membaca garis-garis itu sebingga menjadi inforrnasi yang jelas rnengenai suatu bangunan dan mewujudkan keindahan dalam suatu bangunan.
Regulating lines ditelusuri kaitannya dengan tuang, arsitektur dan elemen elemennya, geometri sampai pada proporsi, sebagai modal pencarian akan keteraturan (order). Regulating lines yang saling mengatur satu sama lain menjadi notasi dari sebuah musik yang membeku. Pemahaman regulating lines ditelusuri sepanjang sejarah arsitektur melalui karya-karya arsitektur yang memiliki kualitas abadi. Pencarian dilakukan dengan mencari kaitan antara regulating lines dan bilangan­ bilangan dengan kualitas abadi yang dimiliki bangunan-bangunan itu. Regulating lines bisa menjadi alat untuk merubah bangunan untuk menjadi sebuah karya arsitektur, bangunan yang menggugah perasaan penggunanya. Regulating lines sebagai sesuatu proses terukur yang mewakili sesuatu yang tak terukur, supaya hasil dari apa yang terukur dan berwujud tersebut nanti akan..."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S48639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Amelia Tanias
"Arsitektur adalah wadah yang menampung aktivitas manusia. Sejak danulu, arsitektur selalu menjadi pembicaraan yang menarik, karena berkaitan dengan seni dan ilmu pengetanuan. Hingga saat ini, Arsitektur berkembang sangat pesat dengan ide dan konsep-konsep baru akan karya arsitektur. Perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi telah membawa arsitektur menjauh dari esensinya sebagai tempat untuk ruang berkegiatan. Revolusi Industri, sebagai langkah besar modernisasi, juga telah membawa arsitektur memasuki era arsitektur modern dengan adanya produksi massal dan keseragaman (uniformity).
Ada dua Iingkungan masalah yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah atau bangunan lainnya, yaitu: guna dan citra (image). Artinya, selain harus memenuhi fungsi untuk mewadahi aktivitas manusia, bangunan memberi persepsi terhadap kombinasi setiap elemen desainnya dalam bentuk citra.
Sebenarnya, uniformity adalah gagasan bahasa untuk berkomunikasi pada karya arsitektur. Uniformity merupakan suatu sifat serupa, kesamaan, atau kemiripan suatu objek sebagai standar atau guideline bagi objek Iainnya yang meliputi keseluruhan atau hanya sebagian dari suatu objek. Gagasan ini sangat bermanfaat bagi pembentukan citra, namun juga telah membuat arsitektur menjadi tidak kontekstual.
Umumnya, uniformity terjadi pada bentuk desain yang sejenis dan produksi massal dapat dirasakan pada bangunan-bangunan komersial yang sangat mengutamakan kemajuan bisnis. Hal ini tampak pada elemen-elemen bangunannya, terutama facade bangunan. Pada kenyataannya, uniformity bisa berdampak positif dan negatif. Uniformity yang positif akan membawa pembaharuan yang baik bagi perkembangan arsitektur Indonesia di kemudian nari. Dengan demikian, Uniformity harus dikembalikan pada konteksnya sebagai esensi arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Adityawarman
"Kegiatan seni dan budaya dibutuhkan untuk keseimbangan jiwa manusia. Kehidupan sehari-hari yang hiruk pikuk dan keras, perlu diimbangi dengan selingan yang halus dalam bentuk apresiasi seni dan budaya seperti pagelaran musik orkestra. Kehidupan seni musik di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangan ke arah yang rnenggembirakan. Untuk itu ada baiknya disertai dengan penyediaan fasilitas yang menunjang perkembangannya, baik fasilitas pagelaran, latihan, industri rekaman, informasi dan lain-lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vinka Alenoya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>