Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edy Irwansyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Raihana
"Sungai Cikeruh merupakah salah satu bagian sungai pada DAS Citarum Hulu yang mengalami permasalahan sedimentasi akibat terjadinya perubahan tata guna lahan yang signifikan dan berpotensi meningkatkan erosi serta muatan sedimen dari bagian hulu. Akumulasi sedimen di beberapa titik menyebabkan penurunan kapasitas tampungan sungai dan meningkatkan risiko banjir di kawasan sekitar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis potensi beban sedimen pada Sungai Cikeruh, menggunakan model HEC-RAS 1D yang dikombinasikan dengan metode Meyer-Peter Müller (MPM). Simulasi debit dilakukan dengan pendekatan aliran quasi-unsteady untuk menggambarkan perubahan debit secara bertahap sesuai dengan kondisi aktual. Tahap kalibrasi dilakukan untuk menyesuaikan hasil simulasi dengan data pengukuran lapangan, dan diperoleh nilai koefisien manning sebesar 0.1 yang menghasilkan tingkat error terkecil. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model mampu merepresentasikan fluktuasi debit serta karakteristik aliran dengan baik, sehingga HEC-RAS 1D dinilai memiliki kinerja yang baik dan layak digunakan untuk analisis transportasi sedimen. Hasil simulasi sedimen menunjukkan bahwa total beban sedimen yang masuk ke segmen sungai mencapai 24.541 ton per tahun, sedangkan sedimen yang keluar hanya sebesar 4,7 ton per tahun, yang mana membuktikan terjadinya sedimentasi sepanjang sungai. Hasil tersebut menegaskan bahwa model dapat merepresentasikan kondisi aktual Sungai Cikeruh, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan strategi pengelolaan sedimen secara efektif dan berkelanjutan.

The Cikeruh River is one of the river sections in the Upper Citarum Watershed that experiencing sedimentation problems due to significant changes in land use, which have the potential to increase erosion and sediment loads from the upstream area. The accumulation of sediment at several points along the river causes a decrease in river’s storage capacity and increases the risk of flooding in surrounding areas. In response to these conditions, this study aims to analyze the potential sediment load in the Cikeruh River using HEC-RAS 1D model combined with Meyer-Peter Muller (MPM) Method. Discharge simulations was carried out using a quasi-unsteady approach to represent gradual changes in discharge based on actual conditions. A calibration process was conducted to align the simulated Water Surface Elevation (WSE) with field observations, and resulting in a Manning’s roughness coefficient of 0.1, which produced the lowest error. These results indicates that the model is able to represent the discharge fluctuations and flow characteristics of the river, so the HEC-RAS 1D model is considered to have good performance and suitable for sediment transport analysis. The sediment results show that the total sediment load entering the river segment reached 24541 Tons per year, while the total sediment that comes out was only 4.7 Tons per year, which proves that sediment deposition occurs along the river. These results confirm that the model can effectively represents the actual conditions of the Cikeruh River and can be used as a reference for developing more effective and sustainable management strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research was aimed to reveal genetic variation in finger shrimp (Metapenaeus elegant) of segara anakan lagoon based on morphometric features...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Raditya Wardana
"Kepadatan penduduk yang meningkat secara signifikan berpotensi menyebabkan berkurangnya hutan mangrove di Segara Anakan. Pola keruangan sensitivitas penyusutan hutan mangrove di Segara Anakan dikaji berdasarkan variabel jarak dari permukiman, jarak dari tambak, sedimentasi, salinitas, dan pasang surut air laut. Penentuan bobot tiap variabel dengan menerapkan metode AHP dan analisis data. Teknik overlay petajuga digunakan untuk mengetahui tingkat sensitivitas penyusutan hutan mangrove yang kemudian dilakukan verifikasi data untuk validasi. Hasil Analisis menunjukkan bahwa pola keruangan sensitivitas wilayah tinggi terjadi di Desa Ujungalang dan Klaces, sensitivitas yang tergolong sedang terdapat di Desa Ujungalang dan Panikel, dan sensitivitas tergolong rendah terdapat di Desa Kutawaru, Panikel, Ujunggagak, dan Ujungalang.

The density of citizen increased significantly which potentially cause a decreasing of ​​mangroves forest in the Segara Anakan region. Spatial sensitivity patterns of shrinking mangroves in Segara Anakan assessed based on the variable types within distance from settlements, distance from fishponds , sedimentation, salinity, and high and tide of ocean. Each variable quality determined by applying the AHP method and data analysis occuring maps overlay technique. After overlay, data is being verificated for validating purposes. The peripheral Spatial pattern sensitivity of high level mangrove shrinking occured in Ujungalang and Klaces village, then normal level sensitivity of mangrove shrinking occured in Ujungalang and Panikel village, meanwhile lov level sensitivity of mangrove shrinking occured in Kutawaru, Ujunggagak, Panikel, and Ujungalang village."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwoto
"Tujuan dari penelitian adalah mencoba mengidentifikasi kerusakan hutan mangrove di Segera Anakan Cilacap dan hubungannya dengan sebaran konsentrasi Klorofil A. Citra dijital langsat TM 5 bulan September 1994 dan Desember 2000 peta dijital topografi digunakan dan survey lapangan dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa luas hutan mangrove telah berubah dari 12056 ha menjadi 9671 ha atau menyusut 20 persen dalam kurun waktu 6 tahun. Sementara atas dasar kerapatannya sekitar 12 persen hutan mangrove telah rusak. Secara spasial tidak ada korelasi antara distribusi konsentrasi Klorofil A dengan kerapatan vegetasi mangrove. Pola arus pasang dan arus sungai diduga berpengaruh terhadap pola distribusi Klorofil A yang terbentuk. "
2003
JUGE-5-Jan2003-12
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marwoto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Telescopium merupakan salah satu organisme yang hidup di ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran T. telescopium terkait dengan interaksi pada vegetasi mangrove dan kondisi di lingkungan Segara Anakan pada bulan Januari-Maret 2014. Data vegetasi mangrove yang diperoleh dari pengamatan setiap transek kuadrat, yaitu meliputi nama spesies, jumlah tegakan masing-masing spesies, dan ukuran diameter batang setinggi dada. Parameter fisika kimia lingkungan yang diukur antara lain, suhu, salinitas, pH air, pH sedimen, nitrat, ortofosfat, TOM, dan fraksi sedimen untuk menggambarkan kondisi lingkungan. Penarikan contoh dilakukan dengan sistem sampling berdasarkan keberadaan pohon mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Laguna Segara Anakan terdapat 11 jenis mangrove, jenis yang dominan adalah Avicennia Alba. Secara keseluruhan kualitas fisik kimia lingkungan di kawasan Segara Anakan masih mendukung kehidupan mangrove dan T. telescopium. Hasil analisis koresponden menunjukkan bahwa sebaran T. telescopium berkaitan dengan keberadaan vegetasi mangrove Avicennia alba dan Rhizophora stylosa. Hasil analisis kandungan unsur hara serasah menunjukkan bahwa kandungan unsur organik jenis tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan jenis lain. "
OLDI 40:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto P.
"Salah satu upaya dalam perekayasaan muara adalah menganalisa watak aliran dan transport sedimen yang terjadi. Untuk itu, diperlukan adanya suatu model yang dapat mensimulasikan dinamika muara. Model yang diperlukan dapat berupa model fisik dan model numerik. Dibandingkan dengan model fisik, model numerik lebih praktis dan luwes, sebab parameter-parameter yang berpengaruh dapat secara mudah diubah-ubah sesuai skenario simulasi.
Salah satu model numerik dua dimensi yang dapat diterapkan untuk kasus-kasus hidrodinamika adalah RMA2 untuk simulasi arus dan SED2D-WES (versi beta) untuk simulasi sedimen. Model SED2D-WES (versi beta) perlu diuji terlebih dahulu keandalannya mengingat model numerik ini masih dalam tahap pengembangan. Sedangkan model RMA2 sudah banyak diterapkan dan dianggap cukup mapan.
Uji spesifikasi numerik ini diperlukan sebab pada kenyataannya, hasil eksekusi suatu model numerik akan menyisakan kesalahan yang dicirikan dari nilai ketelitian (accuracy) dan ketepatannya (precision). Selain sebagai akibat penggunaan hampiran (approximation) dalam menyatakan operasi dan besaran matematis yang eksak, kesalahan numerik ini juga bisa disebabkan karena kesalahan sintaksis dan kesalahan logikanya.
Justifikasi model numerik 8E02-WES ini dilakukan dengan menilai kemampuannya dalam mensimulasi karakteristik utama dari fenomena alam yang terwakili pada governing equation-nya. Metodologi yang dilakukan adalah dengan mengaplikasikannya pada kasus perubahan bathymetri di muara dan membandingkan keluarannya dengan prediksi teoritisnya. Pada tesis ini, model SED2D-WES diaplikasikan pada muara yang didominasi oleh pengaruh pasang surut.
Menurut Nur Yuwono, 1994, muara tipe ini cenderung berbentuk corong atau lonceng dengan pola bathymetri pada bagian mulut sungai berbentuk jari-jari. Pola ini diduga terbentuk sebagai akibat proses penggerusan dan pengendapan sedimen yang tidak hanya disebabkan oleh arus longitudinal sebagai arus utamanya, tetapi juga karena adanya arus melintang (secondary flow) (Yen,1967).
Hasil keluaran simulasi ini menunjukkan pola dan bentuk yang sesuai dengan prediksi teoritisnya. Namun demikian, tidak menunjukkan adanya peristiwa penggerusan pada bagian hilir muara sebagai respon dari dominasi pasang surut. Pola jari-jari yang terbentuk hanya disebabkan oleh peristiwa pengendapan sedimen yang berasal dari sungai (hulu). Hal ini menunjukkan bahwa dominasi pasang surut saja tidak cukup kuat untuk menggerus daerah dasar muara sehingga diperkirakan ada faktor lain yang tidak terwakili pada simulasi ini dan perlu dikaji lebih lanjut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Rahimy
"Daerah muara sungai Jeneberang dari waktu ke waktu memperiihatkan proses perubahan fisik yang sangat dinamis. Proses ini meliputi perubahan garis pantai dan intensitas sedimen pembentuk endapan di sepanjang garis pantainya. Untuk mensimulasikan pengendapan angkutan sedimen perlu dilakukan kalibrasi atas parameter-parameter hidrologi menggunakan perangkat lunak pemodelan numerik dua dimensi. Pemodelan dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak Surface Water Modelling System (SMS).
Proses kalibrasi dilakukan melalui dua model yaitu model hidrodinamika dan model angkutan sedimen. Domain komputasi dibentuk mesh dengan jenis elemen triangular quadratic sebanyak 1319 elemen. Data kedalaman batimetri dirubah menjadi elevasi untuk mempermudah perhitungan dan analisa dengan mengambil datum elevasi pada muka air rata-rata (Mean Sea Level) 25 meter. Pada kondisi steady digunakan debit konstan rata-rata sebesar 10 m3/ detik di bagian hulu (inflow). Pada kondisi steady di bagian hilir (head boundary), digunakan elevasi sebesar 26 meter. Proses simulasi pada kondisi unsteady dilakukan dengan menggunakan data aliran debit harian selama tahun 1997 pada bagian hulu (sungai) dan pada bagian hilir (head) berupa fluktuasi elevasi muka air akibat pasang surut.
Pada simulasi awal secara steady masing-masing perubahan parameter tidak berbeda secara signifikan terutama pada grafik elevasi muka air (water surface elevation) yang dihasilkan. Pada kondisi dinamis (unsteady) dengan rentang waktu 24 jam, kalibrasi dilakukan dengan membandingkan perubahan elevasi muka air serta besaran dan arah kecepatan arus dengan hasil pengukuran lapangan. Kalibrasi yang cocok untuk arah kecepatan dihasilkan dari simulasi dengan Viskositas Eddy sekitar 10.000 dan Koefisien Kekasaran Manning antara 0,02-0,03.
Untuk simulasi dengan rentang waktu yang lebih panjang perbedaan nilai viskositas eddy tidak terlalu memberikan perubahan berarti pada proses pengendapan yang tejadi. Sedangkan pada titik-titik tertentu perubahan koefisien Manning cukup berpengaruh. Perubahan debit aliran air, koefisien difusi yang digunakan serta besamya pasokan konsentrasi sedimen tersuspensi sangat mempengaruhi pengendapan di daerah ini. Perubahan amplitudo pasang surut hanya mempengaruhi beberapa titik tertentu di daerah muara.

The Jeneberang estuary has dynamics physical change during the time. Those include coastline changes and sedimentation process along the beach. Calibration of hydrological parameters should be emphasized prior to simulate the two dimension numerical model of sediment transport process in this area. Surface Water Modeling System (SMS) has been used as the model software.
The calibration has been treated for both hydrodynamic and sediment transport model. The computation domain has been built by 1319 triangular quadratic mesh elements based on the bathymetric data from field survey in 1997.
Constant flow rate of 10 m3/sec and water surface elevation of 1 meter above mean sea
level has been used as inflow and head boundary for steady state simulation, respectively. The dynamic simulation using the daily river discharge and tidal water surface elevation during 1997 as both inputs.
There are no significant differentiations between six types of material properties composition on steady state initial condition. The dynamic simulation for 24 hours has been compared to the field survey at the same observation point for water surface elevation, velocity magnitude and velocity vector. The velocity vector shows some significant relation between simulation and field data for material properties of Eddy Viscosity about 10,000 and Manning Roughness Coefficient of 0.02- 0.03.
The sensitivity of model has been tested for longer simulation time by different variables of inflow, suspended sediment concentration, diffusion coefficient and tides amplitude. There are some significant results for above variables except for tides amplitude. The roughness coefficient of Manning affects on different nodes of mesh element.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>