Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Taufik Ekaprasada
"It has been investigated the plant of Cinnamomum burmannii Nees ex Blume from the West Sumatera as sources of antioxidant and antibacterial compounds. Extraction with n-hexane and ethanol showed the activities of antioxidant as radical scavenger and as the antibacteria againt Escherichia coli. Fractional from the crude extract on silica gel column with the n-hexaneethyl acetate solven gradient system for the n-hexane crude extract and the ethyl acetate-methanol solven gradient system for the ethanol crude extract yield three fractions. They are examined with radical scavenger method. The n-hexane crude extract and its fraction showed weak of antioxidant capacity but the ethanol crude extract and the two its fractions showed very powerful of antioxidant capacity with IC50 9.0 ppm, 7,8 ppm and 11.2 ppm respectively. A Fraction from the n-hexane crude extract (fraction A) and two fractions from the ethanol crude extract ( fraction B and fraction C) were analyzed UV, IR and GC-MS. Fraction A consist of trans cinnamaldehyde (54, 41 %), cinnamate acid (20,49 %), benzaldehyde (7,95 %) dan α-phenylacetaldehyde (4,30 %). Fraction B consist of trans–cinnamaldehyde (68,65 %), methyl cinnamate (9,20 %), methyl hexadecanoic (8,49 %) and methyl-9-Octadecenoic (6,99 %). Fraction C consist of ethyl tetradecanoic (43,56 %), ethyl laurate (39,48 %), ethyl hexadecanoic (12,16 %), dioctyl hexenedioic (2,98 %) and diisooctyl 1,2 benzenedicarboxylic (1,83 %). Keywords: Antioxidant , Antibacteria activities, Cinnamomum burmannii
Nees ex Blume, Escherichia coli, Radical Scavenger ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Pratama
"Minyak atsiri kayu manis dapat diperoleh dari kulit batang kayu manis melalui teknik destilasi uap dan menghasilkan 0,06% rendemen. Proses selanjutnya minyak kayu manis dipisahkan melalui kromatografi kolom dan salah satu hasilnya yaitu fraksi A yang merupakan gabungan dari botol vial 1,2 dan 3 karena memiliki kemiripan spot pada KLT. Senyawa utama dari minyak kayu manis yakni sinamaldehid mengalami peningkatan luas area menjadi 20,95%. Reaksi prenilasi dari fraksi A yang menggunakan reagen prenil-bromida dan katalis heterogen K2CO3 diduga masuk pada senyawa trans-sinamaldehid, kalamenen, dan kumarin yang ditunjukkan pada perubahan spektrum IR, UV-Vis dan MS/MS. Hasil uji anti oksidan dari prenilasi fraksi A mengalami peningkatan kemampuan sebesar 51,61 % dibandingkan fraksi A itu sendiri.
The essential cinnamon oil can be obtained with steam distillation technique from the cinnamon bark and the yield percentage is 0,06 %. Furthermore the cinnamon oil was being extracted to chromatography column and the result is fraction A which is the combination of vial 1,2, and 3 who has the similarity spot on TLC. The main compound of cinnamon oil which is cinnamaldehyde had increase in widen area to 20,95 %. The prenylation of reaction of fraction A were using prenyl bromide reagent and heterogen K2CO3 catalyst suspected infiltrate the trans-cinnamaldehyde, calamenene, and coumarine that showed by the change of IR, UV-Vis and MS/MS spectrum. The result of antioxidant test from fraction A prenylation had increase the ability of antioxidant as much as 51,61 % than fraction A it self."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Arsianti
"Antioksidan diperlukan untuk melindungi lemak dan minyak dari kerusakan akibat proses oksidasi. Penelitian dan pengembangan antioksidan yang berasal dari alam kini sedang giat-giatnya digalakkan, dikarenakan penggunaan antioksidan sintetik saat ini perlu ditinjau kembali sebab ada yang bersifat merugikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan senyawa yang terdapat dalam kulit buah kandis (Garcinia parvifolia). Fraksi etil asetat G. parvifolia yang diperoleh dari proses maserasi dan fraksionasi dengan celite, dipekatkan, ekstrak hasil pemekatan diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode penimbangan dan metode Lea. Aktivitas antioksidan ekstrak fraksi etil asetat ini dibandingkan dengan hasil uji aktivitas antioksidan sintetik BHA dan BHT.
Hasil uji aktivitas antioksidan baik dengan metode penimbangan maupun dengan metode Lea menunjukkan bahwa fraksi etil asetat G. parvifolia memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar daripada BHA dan BHT, dengan urutan aktivitas antioksidan : ekstrak fraksi etil asetat G. parvifolia > BHA > BHT. Sedangkan hasil analisis kualitatif ekstrak kasar etil asetat G. parvifolia dengan Kromatografi Lapis Tipis, menunjukkan bahwa ekstrak kasar etil asetat terdiri dari tiga komponen senyawa kimia dengan Rr masing-masing adalah 0,556, 0,288 dan 0,067."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Ridho Rizki Yuda
"Marga Calophyllum telah diteliti memiliki khasiat sebagai antioksidan diantaranya Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, dan C. symingtonianum, namun Calophyllum lanigerum Miq. belum ada penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi teraktif Calophyllum lanigerum Miq. serta mengidentifikasi golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak dan fraksi tersebut. Uji antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Hasil uji antioksidan menunjukkan ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 3,02 μg/mL. Ekstrak etanol mengandung golongan senyawa terpenoid, saponin, fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida. Ekstrak etanol Calophyllum lanigerum Miq. dipartisi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang meningkat yaitu dimulai dengan n-heksan, etil asetat, butanol, dan metanol. Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 2,89 μg/mL. Pemisahan fraksi etil asetat dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan didapat 6 subfraksi berdasarkan kesamaan profil KLT. Hasil uji antioksidan menunjukkan subfraksi E5 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan IC50 3,11 μg/mL. Subfraksi E5 mengandung golongan senyawa fenol, tanin, flavonoid, dan glikosida.

Calophyllum genus had been studied that they had good antioxidant properties such as Calophyllum canum, C. depressinervosum, C. macrocarpum, C. teysmanii, and C. symingtonianum, but Calophyllum lanigerum Miq. had not been studied. The purposes of this research are to determine the antioxidant activity from the extract and fractions of C. lanigerum Miq., and to identify what phytochemical compounds contained in the extract and the most active fraction. The antioxidant activity test of C. lanigerum Miq. used DPPH method. The result showed that the antioxidant activity of ethanolic extract had the IC50 value 3,02 μg/mL. Ethanolic extracts contained terpenoids, saponins, phenols, tannins, flavonoids, and glycosides. Ethanolic extracts of C. lanigerum Miq. was then partitioned using these following solvents, based on the increasing of solvent polarity, n-hexane, ethyl acetate, buthanol, and methanol. The result showed that the ethyl acetate fraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 2,89 μg/mL. Ethyl acetate fraction was then fractionated by using a column chromatography which obtained 6 combined-fractions based on their similarity profile on TLC plate. The test result showed that E5 subfraction had the strongest antioxidant activity with an IC50 value 3,11 μg/mL. The E5 subfraction contained flavonoids, glycosides, tannins, and phenols."
Depok: Fakultasi Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Fatmawati
"Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Kekhawatiran akan efek akibat antioksidan sintetik karena bersifat karsinogenik, membuat antioksidan alami menjadi pilihan alternatif. Garcinia merupakan salah satu genus tanaman di Indonesia yang mempunyai aktifitas antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang Garcinia celebica dengan metode perendaman 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Kulit batang Garcinia celebica diekstraksi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan methanol secara maserasi bertingkat. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 11,351 µg/mL. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 8 fraksi. Masing-masing fraksi diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi D sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 2,10 µg/mL. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, terpenoid, glikosida, dan tanin.

Antioxidants are substances needed for body to neutralize free radicals and prevent them from damage caused by free radicals. The concerns about the effects caused by synthetic antioxidants because of carcinogenic nature make natural antioxidants as the chosen alternative for antioxidant sources. Garcinia is one of a genus plant in Indonesia which has good antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity of the stem bark extract of Garcinia celebica by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Garcinia celebica stem bark is extracted using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent then do the test antioxidant activity. The IC50 value of methanol extract as the most active fraction is 9,15µg/mL. The extract which has the highest antioxidant activity is fractinated by accelerated column chromatography and earned 8 fractions. The antioxidant activity of each fraction is tested by DPPH assay and the result is D fraction which has the lowest IC50 value of 2,10 µg/mL. The compounds of the active fractions are flavonoid, glikon, terpenoid and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman
"Lemak dan minyak mudah mengalami kerusakan akibat proses oksidasi. Untuk memperlambat proses oksidasi tersebut, diperlukan penambahan anti-oksidan. Namun, penggunaan anti-oksidan sintetik dewasa ini mulai mendapat perhatian serius karena ada yang bersifat merugikan. Oleh karena itu pengembangan anti-oksidan yang berasal dari alam, yang relatif lebih mudah didapat dan aman, tengah digalakkan saat ini.
Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) yang telah dipekatkan dari hasil maserasi dalam metanol, kemudian difraksionasi menghasilkan fraksi etil asetat dan butanol. Sebanyak 20 mg dari masing-masing sampel diuji aktivitasnya dengan menggunakan minyak kedelai. sebagai (500 mg) sebagai substrat dan FeC13.6H20 (0,02 mg) sebagai katalis. Metodenya yaitu dengan proses inkubasi pada suhu konstan 60 °C selama 30 hari. Ukuran aktivitasnya dinyatakan sebagai waktu inkubasi yang diperlukan sampel untuk mencapai penambahan berat 2% (10 mg). Uji aktivitas awal ini menunjukkan bahwa hanya fraksi butanol yang tidak mempunyai kemampuan aktivitas anti-oksidan.
Pemisahan lebih lanjut terhadap fraksi etil asetat, diperoleh fraksi asam kuat, fraksi asam lemah, dan fraksi netral. Urutan aktivitas dari ketiga fraksi tersebut, pada penambahan 20 mg, yaitu : Fraksi asam kuat > fraksi asam lemah jika dibandingkan terhadap BHA, BHT, dan Tokoferol. Sedangkan fraksi netral tidak menunjukkan aktivitas anti-oksidasi. Pemurnian fraksi asam lemah dengan kolom kromatografi, dihasilkan Zat A (7,6% ), Zat B (3,8% ), dan Zat C (3% ). Aktivitas Zat B lebih baik dibandingkan dengan Zat A dan Zat C, jika dibandingkan terhadap BHA dan Tokoferol.
Uji kualitatif awal terhadap zat A, zat B, dan zat C dengan metode Spray menunjukkan adanya senyawa fenol, sedangkan untuk uji golongan alkaloid dan flavanoid memberikan hasil yang negatif, ini berarti bahwa anti-oksidan yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis adalah golongan fenolik."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Adi Candra
"Radikal bebas adalah molekul atau senyawa kimia sangat reaktif yang menyebabkan stres oksidatif, yang didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara jumlah oksidan dan antioksidan, berpotensi memicu kanker. Senyawa alkaloid dari Phoebe sp. diketahui sebagai antioksidan yang potensial dan sebagai agen sitoprotektif. Oleh karena itu, penelitian kali ini hendak dilakukan isolasi dan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak daun Phoebe declinata Nees. Daun Phoebe declinata Nees dimaserasi dengan n-heksana, kemudian diekstraksi kembali dengan metode refluks menggunakan diklorometana. Ekstrak diklorometana diisolasi dengan kromatografi kolom, fraksi yang dihasilkan dimurnikan dengan metode rekristalisasi dan KLT preparatif. Isolat diidentifikasi dengan penyemprot Dragendorff dan diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Dari penelitian ini diperoleh 26,9 mg kristal yang positif terhadap reaksi alkaloid. Nilai IC50 dari kristal tersebut adalah 147,62 μg/ml.

Free radicals are highly reactive molecules or chemical substances that cause oxidative stress, which is defined as an imbalance between oxidants and antioxidants, potentially leading to cancer. Alkaloids from Phoebe sp. is known as a potential antioxidant and cyto-protective agent. Therefore, at this research the leaves extract of Phoebe declinata Nees was isolated and tested its antioxidant activity. Leaves of Phoebe declinata Nees were macerated by n-hexane and then re-extracted by reflux method using dichloromethane. Dichloromethane extract was isolated by column chromatography and then its fraction was purified by recrystallization and TLC-preparative method. The isolate was identified by Dragendorff sprayer and its antioxidant activity was tested by DPPH method. From this research, 26.9 mg crystal was obtained and it was positive of alkaloid reaction. IC50 of this crystal was 147.62 μg/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S43041
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Sari Wulaningsih
"Senyawa kurkumin merupakan salah satu sumber antioksidan potensial yang dapat diperoleh dari tanaman kunyit kunyit (Curcuma longa Linn) atau temulawak (Curcuma Xanthoriza). Pada penelitian ini gugus karbonil (C=O) kurkumin akan direduksi menjadi gugus hidroksi (OH) degan menggunakan reduktor LiAlH4. Setelah itu, kurkumin hasil reduksi dicampur dengan antioksidan lain yaitu katekin. Katekin merupakan senyawa polifenol utama yang terdapat pada teh hijau. Katekin dapat diisolasi dari daun teh dengan menggunakan metode ekstraksi pelarut dan partisi. Katekin yang diperoleh dari hasil isolasi dicampurkan dengan kurkumin tereduksi dengan perbandingan mol 1:1, 1:10, dan 10:1. Variasi perbandingan mol ini digunakan untuk melihat sejauh mana peranan antioksidan kurkumin tereduksi dan katekin dalam campuran. Campuran katekin dan kurkumin hasil reduksi dengan perbandingan 1:1 ternyata memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan kurkumin hasil reduksi, katekin, maupun campuran kurkumin tereduksi dan katekin dengan perbandingan 1:10 dan 10:1. Hal ini ditandai dengan semakin kecilnya nilai IC50, yaitu sebesar 8,55 µg/mL atau 10 kali lipat dibandingkan dengan nilai IC50 dari katekin sebesar 85,44 µg/mL dan 12 kali lipat dibandingkan dengan nilai IC50 kurkumin reduksi sebesar 102,63 µg/mL. Penambahan mol baik bagi kurkumin tereduksi maupun katekin dalam campuran tidak berpengaruh besar bagi aktivitas antioksidan campuran, dimana untuk campuran kurkumin dan katekin 1:10 diperoleh IC50 sebesar 35,26 µg/mL dan untuk campuran kurkumin dan katekin 10:1 diperoleh IC50 sebesar 49,37 µg/mL. Aktivitas antioksidan campuran dengan perbandingan 1:10 dan 10: 1 masih kurang bagus dibandingkan dengan campuran kurkumin dan katekin 1:1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Juli Astuti
"Ekstrak metanol kulit batang manggis hutan (Garcinia bancana Miq.) diketahui mengandung epikatekin yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan stabilitas fisik sediaan gel yang mengandung ekstrak metanol kulit batang manggis hutan dalam konsentrasi yang bervariasi yaitu 10xIC50 (0,004%), 30xIC50 (0,012%) dan 90xIC50 (0,036%) (b/b) dengan basis karbomer. Aktivitas antioksidan dalam sediaan gel dihitung berdasarkan nilai IC50 dengan metode peredaman radikal DPPH. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan organoleptis dan pH gel yang disimpan pada suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (27±2oC), suhu tinggi (40±2oC) dan uji cycling test. Nilai IC50 ekstrak metanol kulit batang manggis hutan sebesar 4,37 ppm. Nilai IC50 sediaan gel formula I (0,004%) 104,92 ppm, formula II (0,012%) 85,91 ppm, formula III (0,036%) 78,87 ppm dan blanko positif (gel kuersetin) 57,025 ppm. Berdasarkan nilai IC50 disimpulkan bahwa gel kulit batang manggis hutan 0,036% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan formula I (0,004%) dan formula II (0,012%) tetapi lebih rendah dari blanko positif (gel kuersetin). Sediaan gel ekstrak metanol kulit batang manggis hutan secara fisik terbukti stabil dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test.

Methanol extract stem bark forest mangosteen (Garcinia bancana Miq.) is known to contain epicatechin which had high antioxidant activity. This study was used to know the antioxidant activity and physical stability of gel preparations containing methanol extract stem bark forest mangosteen in various concentrations were 10xIC50 (0,004%), 30xIC50 (0,012%) and 90xIC50 (0,036%) (w/w) on the basis of carbomer. The antioxidant activity in gel preparation was calculated based on the value of IC50 DPPH radical reduction method. Physical stability test was conducted by organoleptic observations and pH gel which was stored at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C) and cycling test. The IC50 value of methanol extract stem bark forest mangosteen was 4,37 ppm. The IC50 value of stocks gel formula I (0,004%) 104,92 ppm, formula II (0,012%) 85,91 ppm, formula III (0,036%) 78.87 ppm and positive blank (quercetin gel) 57,025 ppm. Based on the IC50 value concluded that methanol extract stem bark forest mangosteen gel 0,036% had the highest antioxidant activity compared to formula I (0,004%) and formula II (0,012%) but lower than the positive blank (quercetin gel). Gel preparations of methanol extract stem bark forest mangosteen were proven physically stable in a wide range of storage temperatures and cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>