Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surtinah Endang Retno
1977
S2071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pravissi Shanti
"Anak underachiever biasanya memiliki konsep diri yang cenderung negatif sehubungan dengan prestasi mcreka yang rendah di sekolah. Konsep diri yang negatif berkorelasi dengan underachievemenr, bisa sebagai penyebab atau sebagai dampak, dan akhimya saling berpengaruh sehingga mcnjadi lingkaran setan yang tidak ada habisnya (Withmoré, dalam Baker, Bridger & Evans, 1998). Maka dibutuhkan suatu cara untuk memutus lingkaran tersebut, yaitu dengan meningkatkan konsep diri anak, dan diharapkan anak akan lebih terpacu untuk meraih prcstasi yang lebih baik di sekolah Cognitive Behavior Therapy (CBT) adalah intervensi terapeutik yang bertujuan untuk mengurangi tingkah laku mengganggu dan maladaptif dengan mengembangkan proses kognitif (Kaplan et.a1., dalam Stallard, 2002).
Tujuan dari CBT adalah untuk memperbaiki persepsi terhadap diri, memfasilitasi pemahaman diri yang lebih baik, dan untuk meningkatkan kontrol diri dengan mengembangkan ketrampilan kognitif dan tingkah laku yang tepat. CBT mcrnbanru untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran dan kepercayaan yang negatif, bias, dan se#-critical dan mengubahnya sehingga tidak berpengaruh lebih luas terhadap tingkah laku (Stailard, 2002). Menurut Hattie (dalam Bumett, Craven, & Marsh, 1999), bentuk intervensi yang paling sukses untuk meningkatkan konsep diri dan juga seMesleem pada individu adalah intervensi yang didasarkan pada cognilive behavioral.
Program intervensi CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk mcrnbantu mcningkatkan konsep diri dan prestasi anak laki-laki bemsia 10 tahun yang duduk di kelas 4 SD dengan tingkat kecerdasan bright normal yang nilai-nilainya buruk di sekolah dan terancam tidak naik ke kelas 5 SD. I-Iasil dari program intervensi ini memmjukkan bahwa konscp diri anak, pola pikir dan perilaku menjadi lebih baik. Prestasi anakpun meningkat dan ia bcrhasil naik kelas.

Underachiever usually have a negative self concept related to their low achievement at school. Negative self concept related to underachievement, as a cause and also an effect, and it become a circle which has no end (Withmore, dalam Baker, Bridger & Evans, 1998). Therefor, we need some way to cut the circle, with increasing the chi1d?s self concept so the child will be more enthusiastic to reach a better performance at school.
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) is a therapeutic interventions head for decreasing a disturbing and maladaptive behaviour by expanding the cognitive process (Kaplan et.al., dalam Stallard, 2002). The purpose of CBT is to fix the perceptions of self; to facilitate a better self comprehension, and to increase self control by developing cognitive skills and appropriate behaviour. CBT helps us to identify negative thoughts and core beliefs, bias, and self-critical, and change it so it wou1dn?t effect our behaviour (Stallard, 2002). According to Hattie (in Bumett, Craven, & Marsh, 1999), a kind of interventions which most successiilll for increasing self concept and also self-esteem is the interventions which based to cognitive behavioral.
CBT intervention's program in this final task is head for increasing self concept and also performance of a ten years old boy, who sit at 4th grades in elementary school. He has a bright normal intelligence, but hc shows a bad performance at school and his teacher says that he probably couldn?t go on to Sth grades. The result of this intervention?s program shows that the child?s self concept, the thought, and also the behaviour become much better. The child's performance is also increasing and he could go on to 5th grades."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pravissi Shanti
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Utami Ayuningsih Mariani Soedarsono
"Autisme meningkat pesat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tahun 2000-an diperkirakan 1 per 150 anak menyandang autisme di setiap penjuru dunia, termasuk Indonesia. Salah satu karakteristik autisme adalah adanya kekurangan dalam interaksi sosial dan komunikasi. Anak autistik tampak tidak tertarik untuk bermain bersama teman dan lebih suka menyendiri. Perkembangan bahasanya lambat dan bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi (APA dalam Welton, Vakil dan Caresea, 2004). Pendidikan inklusi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak autistik (Diknas, 2001), di mana di dalam pendidikan inklusi anak diikutsertakan dalam proses pembelajaran bersama anak-anak normal lainnya. Pendidikan inklusi mempunyai hubungan yang positif dalam memperbaiki komunikasi dan interaksi sosial bagi anak autistik (Kamps, 2002).
Namun berdasarkan pengamatan yang tidak sistematis dan tidak formal yang dilakukan penulis di beberapa sekolah dasar di Jakarta menunjukkan bahwa anak autistik yang ikut serta dalam pendidikan inklusi belum memperlihatkan perkembangan yang nyata dalam komunikasi dan interaksi sosialnya. Oleh sebab itu, diperlukan suatu penelitian untuk melihat bagaimana hubungan antara pendidikan inklusi dengan perkembangan komunikasi dan interaksi sosial anak autistik di sekolah dasar yang diikutinya di Jakarta.
Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan melakukan penelitian di lapangan. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kuantitatif dengan menguji hipotesis melalui metode korelasi. Sampel penelitian adalah 21 anak autistik yang tersebar pada 14 SD negeri dan swasta di DKI Jakarta. Alat ukur berupa kuesioner dibuat sendiri oleh penulis khusus untuk penelitian ini, di mana data diambil melalui guru dan orang tua mereka.
Hasil analisis memperlihatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan inklusi dengan perkembangan komunikasi dan interaksi sosial pada anak autistik. Hal ini disebabkan pendidikan inklusi pada penelitian ini belum memiliki seluruh komponen yang menjadi kriteria penyelenggaraan pendidikan inklusi. Hal ini dibuktikan bahwa mayoritas sekolah regular menerima anak autistik tanpa didasari pengetahuan tentang kondisi anak, pelatihan guru, pendataan anak, serta tidak adanya persiapan sebelum menerima anak. Selain itu tidak adanya data yang lengkap tentang kondisi anak sebelum mengikuti pendidikan inklusi maka data yang diperoleh hanya data kondisi komunikasi dan interaksi sosial saat ini sehingga tidak dapat diperoleh berapa besar perkembangannya. Namun mayoritas anak autistik yang ikut serta dalam pendidikan inklusi di sekolah regular memperoleh kemajuan, baik di bidang komunikasi, interaksi sosial, akademik, motorik maupun kemandirian.
Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya kesiapan sekolah dengan memiliki seluruh komponen yang menjadi kriteria penyelenggaraan pendidikan inklusi, serta perlunya pendataan bagi siswa yang ikut serta dalam pendidikan inklusi secara lengkap dan akurat untuk melihat perkembangannya. Saran dari penelitian ini adalah adanya kolaborasi dari semua pihak untuk bersama-sama membantu anak autistik agar memperoleh kemajuan, serta perhatian yang nyata (konkrit) dari instansi pemerintah terkait untuk kemajuan pendidikan anak autistik di Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thelma Natasuwarna
"Laporan penelitian ini membahas mengenai dinamika perkembangan generativitas berdasarkan suatu Model Generativitas yang dibangun oleh McAdams dan de St. Aubin yang terdiri dari tujuh karakteristik dan kajian hubungannya dengan aspek religiusitas-spiritualitas serta dimensi aktualisasi diri. Wink dan Dillon menemukan bahwa generativitas berhubungan dengan karakteristik religiusitas dan spiritualitas pada seorang individu dewasa. Di masa dewasa madya juga diyakini bahwa individu akan mcncapai suatu kebutuhan aktualisasi diri yang dirumuskan oleh Maslow.
Penelitian ini meninjau hubungan ketiga hal itu berdasarkan kerangka teori masing-masing, hasilnya diharapkan dapat membantu efisiensi perkembangan psikososial dewasa madya dan dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Studi kualitatif dengan metoda pengumpulan data menggunakan wawancara kisah hidup ini terdiri dari delapan pertanyaan pokok mengenai perkembangan dari masa kecil hingga masa dewasa.
Karakteristik generativitas subyek mengalami dinamika sejak usia remaja, dewasa muda, hingga puncaknya usia dewasa madya. Titik temu dari dinamika tersebut adalah karakteristik keyakinan generatif yang berhubungan erat dengan aspek religiusitas dan spiritualitas, dan dengan beberapa dimensi aktualisasi diri yang khas. Ideologi personal secara konsisten mendasari tema dominan hidup subyek. Tema dominan hidup subyek memperkuat keyakinan generatif dan komitmen generatif para subyek. Pada akhimya, dalam penguraian makna generatif, sub-karakteristik tujuan prososial masa depan subyek sangat berkaitan erat dengan keyakinan generatif tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Rania Wiraatmadja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecemburuan dan harga diri pada emerging adults usia 18 hingga 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kepada 1451 emerging adults. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Jealousy Scale dan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi kognitif kecemburuan dan harga diri r=-.161; p

This study was conducted to determine the relationship between jealousy and self esteem among emerging adults ages 18 to 25 years. This research uses quantitative method to 1451 emerging adults. The instrument used are Multidimensional Jealousy Scale and Rosenberg Self Esteem Scale. The results showed that there was a significant negative relationship between the cognitive dimension of jealousy and self esteem r .161 p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Pratiwi
"Pentingnya gizi pada anak usia sekolah yang akan memengaruhi Indeks Pengembangan Manusia (IPM) atau HDI (Human Development Index) sebuah negara masih belum disadari oleh banyak masyarakat Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih banyaknya kasus gizi buruk pada anak usia sekolah yang terjadi di Indonesia termasuk Jakarta sebagai ibukota negara. Banyak faktor yang memengaruhi status gizi anak salah satunya pengetahuan yang kemudian akan memengaruhi asupan makanan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status gizi dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan mengenai masalah kekurangan zat gizi dalam hal ini vitamin C pada anak usia sekolah di yayasan Kampung Kids pada tahun 2009.
Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. Data yang dikumpulkan pada tanggal 18 Oktober 2009 berupa data antropometri untuk mengetahui status gizi dan wawancara kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai masalah kekurangan vitamin C dan subjek yang dipilih adalah anak usia sekolah yang terdaftar di yayasan Kampung Kids pada tahun 2009 dan hadir saat pengambilan data. Data antropometri dan skor wawancara kuesioner selanjutnya dianalisis dengan menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan status gizi dengan tingkat pengetahuan mengenai masalah kekurangan vitamin C.
Hasil menunjukkan dari 78 subjek (46 perempuan dan 32 laki-laki) rata-rata anak memiliki berat badan 26 kg dan tinggi 130cm. Hasil juga menunujukkan bahwa 40 anak (51,3%) berstatus gizi kurang berdasar indikator BB/U, 25 anak (35,1%) berstatus gizi kurang berdasar indikator TB/U (bertubuh pendek), dan 30 anak (38,5%) berstatus gizi kurang berdasar indikator BB/TB. Namun sebagian besar anak (71,8% atau 56 orang) memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai masalah kekurangan vitamin C. Berdasarkan uji chi-square disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasar BB/U (p=0,718), TB/U (p=0,571), dan BB/TB (p=0,781) dengan tingkat pengetahuan mengenai masalah kekurangan vitamin C.

The importance of nutrition of childschool which can affect the Human Development Index (HDI) in one country has not been realized by many people in Indonesia. That is showed by so many bad nutrition cases in Indonesia including Jakarta as the capital city of Indonesia. Many factors that affect nutritional status of childschool student one of them is knowledge which can affect the intake of nutrion. Thus, this study is aim to know the nutrion status and its correlation with the level of knowledge about the deficiency of vitamin C in childschool age in Yayasan Kampung Kids 2009.
This study use cross sectional method.Data was retrieved on October 18th, 2009. The data is the result of antropometric physical examination which in use to know the nutrional status and questionaire interview which in use to know the level of knowledge about the deficiency of vitamin C. The subject in this study is childschool age who registered in yayasan Kampung Kids in 2009 an was attending when the data was retrieved. Antropometric and score of questionaire then was analyzed by chi-square to know the correlation between nutrional status and the level of knowledge about the deficiency of vitamin C.
The result showed that from 78 subject (46 female and 32 male) the average of them has 26 kg mass and 130 cm tall. This study also showed that 40 child (51.3%) have undernutrioned according to the weight for age index, 25 child (35.1%) have short stature according to the height for age index, and 30 child (38.5%) were thin according to the weight for height index. Most of them (71.8% or 56 child)have low level of knowledge about deficiency of vitamin C.According to chi-square analysis this conclude that there are no correlation between nutrional status according to weight for age index (p=0.718), height for age index (p=0.571), and wight for height age index (p=0.781) with the level of knowledge about deficiency of vitamin C.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ilhaminingsih
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida G. Soepoetro
1983
S2044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Retno Wulandari
2007
T38206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>