Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trisilo Broto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S34319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eman Rusmana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S38702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismanto
"Daur ulang (recycling) adalah suatu proses pengolahan atau penggunaan kembali perkerasan jalan lama setelah mengalami proses kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut selama kurun waktu yang relatif lama, baik dengan atau tanpa menggunakan suatu bahan tambah. Dengan metode daur ulang ini karakteristik campuran jalan lama dan material penyusun campuran diperbaiki hingga memenuhi persyaratan yang ditentukan. Bahan peremaja aspal lama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROB-50 yang tersusun dari tiga komponen yaitu Residu Oli Bekas (ROB), aspal minyak berupa aspal keras, dan minyak tanah dengan prosentase masing-masing campuran tersebut berurutan adalah 50%, 30%, dan 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan ROB-50 dalam meremajakan aspal lama dan kinerjanya pada campuran daur ulang jalan aspal. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan bahan peremaja ROB-50 dengan konsentrasi 1,1%, 1,2%, dan 1,3% dengan ditambahkan aspal baru penetrasi 60/70 dari 0% hingga 1,0% terhadap total campuran dapat digunakan untuk meremajakan karakteristik aspal lama hingga memenuhi persyaratan aspal keras penetrasi 60/70. Perubahan karakteristik aspal lama tersebut meliputi peningkatan penetrasi sebesar 264%, 272%, dan 284%; penurunan titik lembek sebesar 86,2% dan 81,3%; dan perbaikan nilai daktilitas hingga memenuhi persyaratan yang mengalami peningkatan lebih dari 370,4%. Penelitian ini menunjukkan kinerja bahan peremaja ROB-50 dalam campuran sangat efektif dalam memobilisir dan menurunkan viskositas aspal secara cepat dan menyeluruh sehingga dapat mengisi rongga-rongga dalam campuran. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada campuran jalan aspal lama dengan kadar aspal yang tinggi (7,88%), karakteristik campuran dapat diperbaiki dengan ROB-50 hingga memenuhi persyaratan lapis aspal beton (laston) tanpa diperlukan penambahan aspal baru."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Lutfia Annisa
"ABSTRAK
Limbah perkerasan jalan atau reclaimed asphalt pavement dan ban bekas merupakan limbah yang cukup banyak terdapat di dunia. Salah satu cara untuk mengurangi limbah-limbah tersebut adalah dengan menggunakan kembali sebagai bahan campuran perkerasan aspal. Kekuatan dari material daur ulang cenderung kurang baik karena aspal dan agregat yang terkandung telah mengalami proses penuaan. Oleh karena itu, limbah-limbah tersebut pada penelitian ini digunakan kembali sebagai bahan paving block untuk pedestrian karena memiliki spesifikasi dan kekuatan yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan campuran perkerasan jalan. Pada penelitian ini, ban bekas yang digunakan telah dimodifikasi hingga berukuran nano. Jenis aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70 dengan agregat bergradasi menerus. Material serbuk karet berukuran nano (nano crumb rubber) yang digunakan dalam campuran aspal dengan variasi kadarnya 0%, 2,5%,5%. Penambahan oli bekas dalam campuran aspal daur ulang dilakukan untuk meningkatkan nilai penetrasi aspal daur ulang. Kadar oli bekas yang ditambahkan ke dalam campuran aspal daur ulang ditentukan dengan melakukan pengujian penetrasi oli bekas dengan aspal lama. Karakteristik campuran aspal ditentukan dengan pengujian Marshall Standard dan Marshall Immersion. Resilien modulus diperoleh dengan uji Indirect Tensile Strength dengan variasi suhu 25°C, 35°C, dan 45°C. Karakteristik dan kekuatan paving block ditentukan dengan pengujian terhadap paving block berdasarkan SNI 03-0691-1996.

ABSTRACT
Reclaimed asphalt pavement and used tires are quite a lot of waste in the world. One way to reduce these wastes is to reuse as an asphalt pavement material. The strength of recycled material tends to be poor because the asphalt and aggregates contained have undergone an aging process.Therefore, the wastes in this study were reused as pedestrian paving blocks because they had specifications and strengths that tended to be lower compared to pavement mixtures. In this study, used tires were modified to nano-size. The type of bitumen used is 60/70 penetration with well-graded aggregate. The nano crumb rubber material used in asphalt mixtures with varying levels of 0%, 2.5%,5%.The addition of used oil in the recycled asphalt mixture is used to increase the penetration value of recycled asphalt. The used oil content added to the recycled asphalt mixture is determined by testing the penetration of used oil with old asphalt. Asphalt mixture characteristics are determined by conducting Marshall Standard and Marshall Immersion tests. Resilient modulus is obtained by conducting an Indirect Tensile Strength test with variations in temperatures of 25°C, 35°C,45°C. The characteristics and strength of paving blocks are determined by testing the paving blocks based on SNI 03-0691-1996."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahan baku serat untuk pembuatan kertas dari daur-ulang kertas bekas disebut serat sekunder. Daur ulang kertas sebenarnya bukan aktivitas baru tetapi sudah mapan dan menjadi lahan bisnis besar (2,7). Serat sekunder sudah digunakan untuk membuat kertas sejak tahun 105 M oleh Tsai Lun. Juga dilaporkan (7) bahwa Emir Mu'izzi Budis (1007 - 1061) telah membuat penjelasan tentang cara pembuatan kertas putih dari serat hemp bekas tali (serat sekunder)."
MPI 2:2 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evici Loryanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JJJ 25(2-3) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Anggara
"Meningkatnya kebutuhan aspal dan berlimpahnya produksi sludge oil, menuntut Pertamina melakukan modifikasi komposisi aspal dan juga melakukan penelitian untuk memberikan nilai tambah (added value) terhadap sludge oil. Hal ini mendorong penelitian modifikasi aspal menggunakan sludge oil dipadu dengan karet (rubber). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek modifikasi menggunakan sludge oil dan karet, mencari formulasi optimum yang sesuai dengan standar mutu aspal dan aspek lingkungannya. Modifikasi dilakukan dengan variabel komposisi aspal (60, 70, dan 80 bagian), sludge oil (0, 5, 10, 15, dan 20 bag ian) dan juga karet (0, 5, 10, 15, dan 20 bag ian). Aspal hasil modifikasi • kemudian diukur parameter angka pemetrasi, titik lunak (softening point) dan keliatan (ductility). Formulasi yang memenuhi ketiga parameter tersebut dilakukan uji TFOT (Thin Film Oven Test) dan juga analisis aspek lingkungan dengan uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). D~ri hasil percobaan diperoleh formulasi yang memenuhi standar adalah aspal : sludge oil : karet = 80 : 20 : 5. Formulasi ini juga telah diuji TFQT dan TCLP. Hasil uji menunjukkan bahwa formulasi tersebut telah memenuhi standar kelayakan kualitas dan aspek lingkungan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"Sintesis dibenzil tereftalat dilakukan melalui degradasi poli(etilena tereftalat) secara refluks dalam benzil alkohol pada temperatur 145-150 oC selama 20, 24, dan 28 jam menggunakan katalis zink asetat. Hasil degradasi dimurnikan dengan rekristalisasi dalam metanol dan kemudian titik leleh, spektra FTIR, RMN 1H, dan pemisahan secara TLC ditentukan. Titik leleh produk degradasi selama 28 jam adalah 98-99oC. Berdasarkan spektra FTIR diketahui senyawa hasil degradasi memiliki gugus OH dari benzil alkohol pengotor (3431,1 cm-1), C=O (1716,5 cm-1), C-O (1272,9 cm-1), CH alifatik (sekitar 2950 cm-1), dan aromatik (sekitar 3050 cm-1), benzen monosubstitusi (727,1 dan 696,3 cm-1), dan benzen disubstitusi (383,8 cm-1), sedangkan pada spektra RMN 1H menunjukkan pergeseran kimia pada 8,2 ppm (s, 10 H aromatik monosubstitusi), 7,5 ppm (s, 9 H yaitu 4 H aromatik disubstitusi dan 5 H aromatik benzil alkohol), 5,4 ppm (s, 1 H yang berikatan dengan O pada benzil alkohol), 4,8 ppm (s, 4 H metilen), dan 2,9 ppm (s, 7 H dari pengotor lain). Pada lempeng TLC terlihat noktah tunggal pada hasil degradasi selama 28 jam, yang dapat menunjukkan senyawa tunggal. Berdasarkan hasil karakterisasi ini dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil degradasi adalah dibenzil tereftalat yang masih mengandung benzil alkohol dan pengotor lain.

Synthesis Dibenzyl Terephthalate Through Depolimerization of Poly(ethylene terephthalate) as Alternative of Waste Plastics Recycling. Synthesis dibenzyl terephathalate were done through PET degradation by refluxing in benzyl alcohol at 145oC temperature for 20, 24, and 28 hours in the presence of zinc acetate catalyst. The result of degradation was purified by recristalization in methanol and then melting point (mp), FTIR, 1H NMR spectra, and TLC spot were determined. The melting point of product degradation for 28 hours was 98-99 oC. Based FTIR spectra known that compunds of product degradation have OH, C=O, C-O, CH, monosubstituted benzene, disubstituted benzene groups, while on 1H NMR spectra showed chemical shift at 8.2 ppm (s, 10 H of monosubtituted benzene), 7.5 ppm (s, 9 H consist of 4 H disubstituted benzene and 5 H of aromatic benzyl alcohol), 5.4 ppm (s, 1 H from OH benzyl alcohol), 4.8 ppm (s, 4 H of methylene), and 2.9 ppm (s, 7 H of other traces). The single spot of TLC plate indicated that product degradation for 28 hours might be a single compund. Based these characterization concluded that compound of product degradation was dibenzyl terephthalate contains benzyl alcohol and other traces."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>