Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102716 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Chaterina U.G.
"Beton merupakan salah satu material yang, sangat penting dan banyak dipergunakan pada pelaksanaan keperluan konstmksi di berbagai tempatjmulai dan konstruksi rumah tinggal, gedung bertingkat banyak dan prasarana lainnya. Kuat tarik beton yang rendah, memerlukan material tambahan yang berlimgsi menggantikan posisi baton untuk menahan tegangan tarik yang bekelja pada penampang slruktur. Tulangan baja merupakan material yang sesuai untuk memenuhi kepentingan atas. Adanya lekatan yang baik antarakedua material dengan kecepatan memuai yang hampir sempa, menyebabkan beton dan baja dapat bekerja sama.
Dengan dihasilkannya Semen Cap Rumah oleh PT Indocement, perkembangan teknologi beton diarahkan untuk meneliti kemampuan beton bertulang (reinforced concrele), yang mempergunakan Semen Cap Rumah sebagai bahan dasar pengganti Semen Tipe 1, dalam memenuhi kriteria kekuatan dan Iayan elemen struktural. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa konstruksi beton bertulang pada struktur balok dengan bahan dasar Semen Cap Rumah dengan agregat batu pecah normal mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menahan lentur. Terobosan ini sangat sesuai dengan proyek pembangunan mmah sederhana, karena konstruksi rumah sederhana merupakan konstruksi ringan, yang tidak memerlukan mutu beton yang tinggi. Selain itu biaya pembangunan yang dikeluarkan harus rendah.
Untuk itu, pada penelitian ini diuji perilaku dan kemampuan struktur balok bertulang yang mempergunakan Semen Cap Rumah yang dikombinasikan dengan agregat kasar ringan Pumice, dalam menahan beban lentur murni. Pemakaian agregat ringan Pumice pada belon bertujuan agar stmktur yang dihasilkan mempunyai berat sendiri yang lebih ringan, sehingga dimensi tulangan yang dibutuhkan serta beban kumulatif yang disalurkan ke pondasi akan lebih kecil. Selain itu Pumice, sebagai agregat ringan alami yang banyak terdapat pada sekitar daerah gunung berapi, tidak sulit diperoleh meskipun masih belurn tereksploitasi secara merata Dengan demikian biaya pembangunan konstruksi rumah sederhana dapat relalif lebih murah.
Desain yang dilakukan pada balok uji untuk tes lentur murni didasarkan pada kondisi lapangan, khususnya dalam pemilihan kombinasi tulangan. Sedangkan pemilihan dimensi penampang balok berdasarkan persyaratan lendutan. Penelitian mempergunakan sampel balok berdimensi 15 x 25 x 330 cm sebanyak 5 buah, dengan variasi perbandingan tulangan tekan terhadap tulangan tarik sebesar 25%, 39%, 44%, 56%, dan 100%.
Campuran beton terdiri dari Semen Cap Rumah, Pumice, pasir, dan air dengan rasio air semen berkisar 0,441 dan ∫'c sekitar 20 MPa. Sedangkan diameter tulangan utama yang dipergunakan adalah ϕ12 dengan ∫y sebesar 3200 kg/cmz, ϕ16 dengan ∫y sebesar 2400 kg/cm2, dan 11:19 dengan ∫y sebesar 4700 kg/cm2.
Penelitian yang dilakukan meliputi test material, beton segar (Slump Test), kuat tekan silinder, Modulus Elastisitas, dan tes lentur balok. Pada tes lentur, balok dibebani secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama untuk semua balok. Untuk setiap kenaikan beban diperhatikan perilaku regangan beton yang diukur dengan alat ukur regangan baton manual (D-Max), regangan tulangan berdasarkan pembacaan strain gages, pola penjalaran retak yang terjadi, serta lendutan balok pada areal tengah bentang balok dan sekitarnya.
Berdasarkan analisa hasil pengujian balok terhadap beban lentur dinyatakan bahwa balok beton ringan Pumice struktural temyata mampu menahan beban lentur yang melampaui beban rencana. Selain itu lendutan yang dihasilkan meneapai lendutan ijin ketika beban yang bekerja telah melampaui beban rencana. Hanya saja balok rentan terhadap initial crack dan retak berikutnya yang terjadi secara bertahap. Sehingga demi kesempumaan hasil penelitian, diperlukan pengujian lanjutan terhadap peningkatan kuat tarik belon ringan Pumice struktural."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Ariati
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S34511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaruddin
"ABSTRAK
Seiring dengan upaya untuk menjajaki kemungkinan penggunaan semen Cap Rumah sebagai bahan untuk pembuatan komponen stmktur khususnya balok beton, maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan kapasitas dan pola keruntuhan balok khususnya peninjauan terhadap gesernya_ mengingat keruntuhan akibat geser cenderung terjadi secara tiba-tiba.
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kapasitas geser dan pola keruntuhan alcibat geser pada balok beton benulang yang menggunakan semen Cap Rumah_
dengan menggunakan bentang geser dan penggunaan sengkang sebagai variabel penelitian, yakni pengujian dilakukan pada halok yang menggunakan sengkang dan balok yang tidak menggunakan sengkang serta penempatan beban pada jarak l.2h dan 2h dari perletakan.
Pengujian geser dilakukan pada balok yang berukuran 15 x 25 x 250 cm dengan mutu beton fc'350 kg/cm: dan tulangan Ientur BJTP 24 diameter 22 mm. Pala pembebanan diberil-can dengan melakukan penambahan secara monoton sampai terjadi I-cerunluhan.
Tes yang dilakukan melipuli tes material. tes kuat tekan silinder, ter larik baja, serta uji geser balok. Kapasilas dan pcrilaku kenuntuhan geser balok diamati dari tegangan dan regangan yang lenjadi pada beton dan tulangan Serta pengamatan terhadap lendutan yang tcrjacIi. Ana|isa terhadap hasil penelitian dilakukan dengan memhandingkan hasil penelitian lerhndap perhilungan secara teoritis berdasarkan peraturan SK-SNL-1991.
Hasil penelirian menunjukkan bahwa kapasitas geser dan pola kerumuhan yang terjadi pada balok beton bernulang yang menggunakan semen Cap Rumah sama dengan kapasftas geser pada balok belon yaang menggunakan semen tipe satu dengan mutu beton yang sama.

"
1996
S34565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Kazuya Rasito
"Nowadays the civil engineering enviroment has developed and improved advancely. The improvement and development include the computer involement, the invention of new formula and last but not least the invention of new materials that have not been used before. In this thesis the author tries to introduce a new technology in the civil engineering enviroment which is the using of concrete textile as an altematif that can be used in structural reinforcing and repairing of the concrete beam. To find out how much reinforcement can be increase by this material, the author set an experiment in the material and structural laboratorium. The author realy hopes this thesis can prove directly the effect of this material in reinforcing and repairing the concrete beam structure damaged by flexural faillure.

Sejalan dengan perkembangan jaman maka dunia ilmu sipil juga mengalami berbagai kemajuan dan perkembangan yang cukup berarti. Kemajuan dan perkembangan ini meliputi pemakaian komputer, penemuan rumus-rumus baru dan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah penemuan material-material baru yang belum pernah dicoba sebelumnya. Dalam skripsi ini penulis mencoba memperkenalkan suatu teknologi baru dalam dunia teknik sipil yaitu penggunaan tekstil beton sebagai salah satu alternatif material yang dapat digunakan sebagai perkuatan atau perbaikan struktur beton bertulang. Untuk mengetahui sejauh mana perkuatan yang dapat disumbangkan oleh bahan tekstil beton ini, maka dilakukan percobaan di laboratorium. Penelitian ini berguna untuk membuktikan secara langsung efek dari penambahan material tekstil ini terhadap struktur beton bertulang yang sudah rusah/failure akibat dari lentur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan teknologi yang pesat, mendukung munculnya berbagai inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan aplikasinya khususnya di dunia teknik sipil. Hal ini dapat dilihat dari mulai pergunakannya pelat karbon sebagai material perkuatan struktur, akibat dari berkembangnya dinamika aktivitas manusia yang berdampak pada berubahnya fungsi suatu bangunan. Perubahan inilah yang dapat menyebabkan beban-beban rencana semakin besar sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan yang dalam penelitian ini ditinjau sebagai sistem pertukaran struktur dengan penebalan dimensi secara concrete menggunakan tambahan bahan aditif Sila Viscocrete. Bangunan beton bertulang merupakan struktur yang dirancang dengan mutu dan umur rencana tertentu. Apaliba pembenanan pada struktur beton melebihi beban rencana, maka akan terjadi penurunan kekuatan struktur bangunan (deteriorate) sehingga umur yang direncanakan tidak dapat tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk mendukung struktur bangunan agar umur bangunan yang direncanakan dapat tercapai. Pekerjaan perkuatan struktur seringkali merupakan pekerjaan dengan permasalahan tersendiri sebab pekerjaan perkuatan ini dilakukan pada struktur-struktur yang sudah ada, sehingga factor lokasi (kemudahan untuk dicapai), cuaca, lama waktu pengerjaan dan biaya pelaksanaan merupakan factor-faktor penentu yang seharusnya dipertimbangkan dengan seksama oleh seorang perencana. Perbaikan mutu beton sebagai perkuatan struktur dapat dilakukan dengan mengaplikasikan bahan aditif dengan nama produksi ViscoCrete. Pemakaian produk ini memiliki kemudahan dalam pelaksanaan instalasi material perkuatan dan efektivitas waktu pengerjaan perkuatan. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah besar peningkatan kekuatan lentur elemen struktur balok dengan penebalan dimensi yang relatif kecil menggunakan bahan aditif ViscoCrete yang merupakan hasil perbandingan kekuatan struktur sebelum dan sesudah penebalan. Benda uji balok yang tidak dipertebal dan sudah dipertebal dimensinya akan diuji terhadap gaya aksial lentur sampai runtuh."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursetiawan Suroso
"Balok beton prategang sebagian umumnya dirancang untuk diperbolehkan mengalami
retak pada saat menerima beban kerja. Namun adanya retak ini dapat mengakibatkan korosi pada tulangan sehingga mengurangi kekuatan balok tersebut. Oleh karena im retak harus dikendalikan sedemikian rupa agar Iebamya tidak berleblhan. Untuk dapat mengendalikan lebar retak tersebut maka perlu diketahui terlebih dahulu perilaku dari Iebar retak di balok beton prategang sebagian.
Lebar retak pada balok beton prategang sebagian dipengaruhi oleh banyak fhktor. Hal
ini menyebabkan kerumitan dalam penyusunan persamaan untuk menghitung lebar retak yang dilakukan oleh para peneliti. Namun secara umum pendekatan yang digunakan oleh peneliti- peneliti tersebut untuk menghitung lebar retak dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) metode, yaitu metode yang berdasarkan tegangan tarik khayal beton dan metode yang berdasarkan tegangan baja setelah tahap dekompresi. Masing~masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Metode yang didasarkan pada tegangan tarik khayal beton sangat sederhana dalam proses perhitungannya tetapi mengasumsikan penampang balok dalam kondisi yang tidak retak, meskipun sebenarnya tegangan tarik beton ini sudah melampaui kekuatan tarik beton (modulus keruntuhan baton). Sedangkan perhitungan untuk metode yang
didasarkan pada tegangan baja cukup rurnit tetapi menggunakan penampang balok yang retak dalam analisanya sehingga menyerupai keadaan balok yang sebenamya.
Tulisan ini membahas kedua metode tersebut di atas bersama-sama dengan beberapa
persamaan untuk menghitung lebar retak yang telah dibuat oleh para peneliti dan batasan lebar retak yang diijinkan oleh peraturan. Untuk mengetahui seberapa jauh persamaan-persamaan tersebut dapat memberikan hasil yang memadai maka dilakukan pula perbandingan antara hasil yang didapat dari perhitungan dengan hasil yang didapat dari percobaan yang dilakukan di laboratorium oleh beberapa peneliti. Selain itu akan dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh dari beberapa parameter pada balok beton prategang sebagian terhadap perilaku lebar retak yang muncul. Parameter-parameter tersebut meliputi bentuk penampang balok, tingkat
prategang, kombinasi tulangan prategang dan non-prategang, jumlah tulangan, indeks
penulangan, dan letak/kedalaman tulangan prategang."
1996
S34603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanny Dharma Putra
"Dalam proses produksi Semen Portland dihasilkan CO2 sebagai hasil buangan, dimana produksi 1 ton semen secara langsung menghasilkan 0,55 ton CO2 dan membutuhkan pembakaran bahan bakar karbon untuk melepaskan 0,4 ton CO2. Pada tahun 1987, 1 miliar ton produksi semen juga terhitung terlepasnya 1 miliar ton CO2. Menurut International Energy Authority: World Energy Outlook, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan tahun 1995 adalah 23,8 miliar ton. Angka itu menunjukkan produksi semen portland menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan berbagai sumber. Tampaknya proporsi ini akan terus bertahan atau bahkan meningkat sesuai dengan peningkatan produksi semen kalau tidak ada perubahan berarti dalam teknologi produksi semen atau didapatkan bahan pengganti semen.
Pada tahun 2010, diperkirakan total produksi semen di dunia mencapai angka 2,2 miliar ton. Geopolimer dikatakan ramah lingkungan, karena selain dapat menggunakan bahan-bahan buangan industri, proses pembuatan beton geopolimer tidak terlalu memerlukan energi, seperti halnya proses pembuatan semen yang setidaknya memerlukan suhu hingga 800 derajat Celsius. Dengan pemanasan lebih kurang 60 derajat Celsius selama satu hari penuh sudah dapat dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi. Karenanya, pembuatan beton geopolimer mampu menurunkan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan oleh proses produksi semen hingga tinggal 20 persen saja.
Dari Penelitian Sebelumnya, disebutkan bahwa beton geopolimer berbahan dasar Bottom Ash dari sisa pembakaran batubara memiliki karakteristik yang unik dimana kuat tarik beton ini sekitar dua kali dari kuat tekannya. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai analisis penampang balok beton geopolimer; diagram tegangan-regangan beton geopolimer dan aplikasinya pada struktur sederhana untuk menguji apakah properties yang diinginkan dari beton geopolimer benar-benar bekerja dan dapat digunakan sebagai struktur, sehingga keuntungan dan kerugian dari penggunaan beton geopolimer sebagai material struktural dapat diketahui.

In the process of Portland Cement production, it also produces CO2 as waste, where a production of 1 ton cement directly produces 0,55 ton CO2 and need to burn Carbon to release 0,4 ton CO2. In the year 1987, 1 milion tons production of cement was too calculated as release of 1 milion ton CO2. According to International Energy Authority: World Energy Outlook, the numbers of Carbon Dioxyde produced in year 1995 was 23,8 milion tons. This number shows that the production of Portland Cement donate seven percent fron entire Carbon dioxyde that produced from many sources. It's seems that this proportion will be continue stays or even worsened, as the raising of cement's productions, if there is no significant change in cement producting technology or a brand new cement subtitude found.
In 2010, it was predicted that the total production of world's cement will arrive at 2,2 milions tons. Geopolymer was said to be eco-friendly as it can use waste materials from other industry. Meanwhile, the process of making geopolymer concrete don't need many energy, like the process of cement's making that at least need a temperature 800 degree of Celsius. With a warming conditioning at 60 degree Celsius in a single full-day, it's alredy produced a high strength concrete. Thats why, the making of geopolymer concrete will reduces tht green house gas emision whose caused by the process of cement production to be at 20 percent or less.
From the research before, it was told that geopolymer concrete with coal by product, bottom ash, has a unique characteristic where it's tenstile strength is at double of it compression strength. In this writings it will be studied about section analysis of flexure beam, the stress-strain diagram of geopolymer concrete and it's application in a simple structure as simple beam, to determine which is the properties of the geopolymer concrete that we want it to are really works out and can be used as struktural material, an then the advantages and disadvantages of geopolymer concrete as a structural material will be known.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>