Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Angkutan umum merupakan bagian dari sarana sistem transportasi perkotaan. Pentingnya angkutan umum terutama dirasakan di kota-kota besar di mana penduduk kota yang padat itu setiap hari melakukan perjalanan. Dalam hal ini kendaraan pribadi tidak mungkin memenuhi kebutuhan perjalanan orang yang sedemikian banyaknya, sehingga angkutan umum diharapkan mampu bersaing dengan kendaraan pribadi dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat pengguna. Perencanaan sistem angkutan umum tidak lepas dari perencanaan rute. Rute yang menghubungkan antar terminal harus direncanakan dengan baik sehingga dapat menjangkau sebanyak mungkin titik pemberhentian yang harus dilayani. Rute juga diusahakan mengikuti pola shortest path (jarak terpendek) sehingga orang yang ingin bepergian dapat dengan cepat sampai di tempat tujuan. Dalam perencanaan rute suatu jaringan perlu pula diupayakan agar penumpang tidak perlu pindah-pindah kendaraan untuk mencapai tempat tujuannya. Ketiga hal inilah yang menjadi sasaran untuk mengoptimasi pola rute pada sistem angkutan umum. Sebagai bagian dari tujuan pengoptimasian di atas, dibuat program komputer untuk menghitung jumlah penumpang yang harus pindah kendaraan dari angkutan umum yang satu ke angkutan umum yang lain untuk masing-masing rute dalam suatu jaringan. Sedangkan bila memperhatikan ketiga sasaran di atas, yaitu memaksimumkan daya jangkau rute, meminimumkan waktu atau jarak tempuh rute dan penumpang yang harus pindah kendaraan, dilakukan perhitungan secara manual dengan pembobotan tertentu untuk masing-masing sasaran dengan mengikuti algoritma yang telah dibuat. Jaringan dengan kombinasi rute yang optimum ini kemudian dibandingkan dengan kombinasi rute lain untuk menguji algoritma yang dibuat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjar Tjahjadi
"Pada karya tulis ini, dilakukan optimasi pada sistem jaringan rute angkutan umum dalam kota di Kota Tangerang pada tahun 2005 melalui dua skenario yaitu : Do-Nothing dan Do-Something, dimana data dasar yang dipakai sebagai acuan dalam peramalan bangkitan perjalanan tahun 2005 adalah data dasar hasil survei transportasi tahun 2000 dan metoda peramalan yang dipakai adalah Gravity Model.
Penyusunan model jaringan sistem transportasi Kota Tangerang tahun 2000 dilakukan dengan menggunakan program TRANPLAN 7.2. dan hasilnya berupa untuk kerja jaringan jalan Kota Tangerang tahun 2000 yang kemudian divalidasi dengan hasil lapangan (survei traffic counting) untuk menunjukkan apakah model tersebut dapat dipakai atau tidak. Model ini selanjutnya dipakai untuk menentukan besarnya tingkat kebutuhan angkutan umum pada tahun 2005.
Pada tahap optimasi dengan skenario do-nothing, sistem jaringan rute tahun 2005 sama sekali tidak berubah dari keadaan pada tahun dasar (tahun 2000), namun yang berbeda adalah besarnya jumlah-calon penumpang, jumlah armada angkutan umum dan headway antar kendaraan angkutan umum sebagai akibat dari hasil peramalan bangkitan dan tarikan perjalanan. Sedangkan pada skenario do-something, suatu perencanaan berupa restrukturisasi sistem jaringan rute angkutan umum dijalankan dengan membuat lintasan rute (trayek) baru, jumlah trayek baru, pengaturan daerah perayanan, perubahan jenis moda dan penambahan atau penghapusan terminal.
Hasil dari kedua skenario tersebut kemudian dibandingkan dengan mengacu pada suatu Transit Performance Measures, dimana sistem jaringan rute angkutan umum dilihat dari sudut pandang operator (pelayanan yang ditawarkan dan segi ekonomi) dan user (ketersediaan pelayanan dan kenyamanan)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T9311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sosiawan Prasetyo
"Di dalam mengoperasikan angkutan umum/bus tidak jarang operator dihadapkan kepada permasalahan tidak seimbangnya demand (permintaan perjalanan) pada titik-titik perhentian sepanjang rute yang harus dilayaninya. Di lain pihak untuk memenuhi tuntutan atas pelayanan yang baik operator dihadapkan kepada permasalahan mahalnya biaya pengadaan armada.
Dengan latar belakang tersebut, karya tulis ini mencoba mengembangkan suatu model matematis penjadwalan angkutan umum yang optimal dengan mengakomodasi kepentingan pengguna dan operator melalui pendekatan zona layanan.
Untuk mengakomodasi kepentingan pengguna, model ini memiliki fungsi objektif memaksimumkan jumlah penumpang yang terangkut bus, sedangkan kepentingan operator adalah meminimasi jumlah armada yang dicapai dengan meningkatkan utilitas setiap bus. Tujuan ini didekati dengan mencari total waktu perjalanan (total travel time) yang paling minimum di mana semakin singkat perjalanan bus maka akan semakin besar kemungkinan bus tersebut dapat ditugaskan untuk melakukan perjalanan berikutnya. Didalam sistem zona, tujuan tersebut dicapai dengan membagi rute menjadi dua zona layanan dengan menetapkan perhentian tertentu sebagai titik transfer sedemikian rupa sehingga total travel time dari seluruh bus yang dioperasikan minimal.
Solusi optimasi model menggunakan algoritma Newton sehingga didapatkan waktu keberangkatan bus dari setiap terminal (terminal A dan B). Selanjutnya dari waktu keberangkatan yang telah diperoleh, disusun rangkaian perjalanan dan ditentukan jumlah kebutuhan bus (fleet size) yang diperlukan, serta dihitung total travel time dari seluruh bus yang dioperasikan.
Contoh kasus diberikan pada akhir pembahasan dari karya tulis ini yang merupakan aplikasi dari pengembangan model ini. Berdasarkan permintaan perjalanan yang ada pada rute dua arah dengan 6 (enam) perhentian, menghasilkan perhentian 4 sebagai perhentian yang paling optimal sebagai titik transfer dengan jumlah bus yang dibutuhkan sebanyak 4 (empat) buah dan total travel time seluruh bus sebesar 148.9017."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Andi Kusuma
"Permasalahan angkutan darat (bis) pada kota-kota besar berakar pada masalah bagaimana efisiensi biaya yang dikeluarkan operator namun tetap dapat melayani penumpang secara efektif. Di dalam studi ini akan dilakukan suatu usaha efisiensi bagi operator yang diharapkan dapat mengurangi jumlah armada yang harus disediakan untuk melayani suatu keadaan rute dengan karateristik kedatangan dan pergerakan penumpang tertentu dengan tidak melampaui batas kenyamanan yang dapat diterima penumpang. Usaha yang diterapkan di dalam studi ini adalah dengan memberlakukan satu titik transfer pada rute layanan dua arah sehingga suatu rute akan terbagi menjadi dua bagian (zona). Usaha ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya produksi kilometer kosong pada suatu rute. Dengan memanfaatkan pola pergerakan penumpang dengan suatu karateristik tertentu, make titik transfer akan ditempatkan pada suatu titik sehingga akan didapatkan jumlah armada dan waktu tunggu total penumpang yang minimal selama periode penjadwalan tertentu.
Proses optimasi ini diawali dengan optimasi jadwal pemberangkatan bis yang meminimalkan waktu tunggu total penumpang pada kedua zona dengan batasan-batasan tertentu. Selanjutnya besarnya jumlah armada minimal yang harus disediakan pada tiap zona akan memanfaatkan jadwal yang dihasilkan dengan menggunakan fungsi defisit.
Jadi di dalam studi ini akan didapatkan dua fungsi tujuan yaitu meminimalkan jumlah armada dan waktu tunggu penumpang. Karena besarnya jumlah armada berbanding terbalik dengan waktu tunggu yang akan diderita oleh penumpang, maka keadaan yang optimal akan mempertimbangkan kedua hal tersebut dengan proporsi (bobot penyetara) yang tepat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penjadwalan dengan memberlakukan suatu titik transfer adalah jumlah penumpang yang akan ditransfer pada titik transfer, di mana hal ini akan mempengaruhi perhitungan jumlah penumpang dan waktu tunggu secara keseluruhan. Untuk mendapatkan keadaan yang optimal, maka dibuat suatu model optimasi dengan suatu algoritma yang akan mengevaluasi titik titik yang ada di sepanjang rute dan akan memilih suatu titik yang akan dijadikan titik transfer yang paling optimal.
Di dalam proses optimasi pola pergerakan penumpang pada suatu rute, tingkat kedatangan penumpang sepanjang rute, waktu tempuh di dalam rute merupakan suatu input utama yang akan mempengaruhi di mana letak titik transfer. Selain itu, input berupa kebijakan seperti besarnya faktor muatan dan lamanya periode penjadwalan jugs akan mempengaruhi. Untuk mengetahui evaluasi kerja optimasi suatu rute dengan adanya titik transfer, make dilakukan perbandingan hasil evaluasi pada suatu rute pada kondisi tanpa titik transfer dengan titik transfer.
Di dalam studi kasus yang diasumsikan dengan 7 pemberhentian termasuk 2 terminal pada suatu rute layanan dua arah, dievaluasi terhadap keadaan tanpa titik transfer dan dengan titik transfer. Pada keadaan tanpa titik transfer dihasilkan jumlah armada minimal sebanyak 7 bis dengan waktu tunggu penumpang total sebesar 2432 menit. Sedangkan untuk keadaan dengan titik transfer, dihasilkan jumlah armada minimal sebesar 5 bis dengan waktu tunggu penumpang total 2990 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Anwar
"Transportasi daerah perkotaan tidak pernah terlepas dari pengelolaan sistem angkutan umumnya. Didalam sistem angkutan umum dikenal adanya lima tahapan perencanaan ysng terdiri dari perencanaan rute (jaringan), perencanaan frekuensi kendaraan , perencanaan time tabling (jadwal angkutan umum) yang dipergunakan oleh (user), perencanaan Jadwal pemberangkatan armada dan perencanaan jadwal bagi pengemudi armada. Untuk mempermudah pemecahan masalah transportasi maka pada perencanaannya dibuat dalam bentuk model. Model untuk perencanaan transportasi sendiri dapat dibuat secara dinamik atau statik, dimana model statikjauh lebih sederhana dibandingkan model dinamik. Skripsi ini bertujuan untuk membuat model perencanaan rule untuk angkutan umum dengan simulasi dinamika sistem. Dengan model penetapan rute ini dapat diketahui rute mana yang paling layak untuk dioperasikan. Pada tahapan selanjutnya model ini disimulasikan dengan metode dinamika sistem, sehingga dapat diprediksi kelayakan rute untuk tahun-tahun mendatang. Pembuatan model perencanaan rute untuk angkutan umum didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan rute, yaitu profit yang dihasilkan oleh tiap pilihan rute. Profit merupakan fungsi dari revenue yang dihasilkan dan total cost yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan rule. Revenue sendiri sangat dipengaruhi oleh jumlah demand dan travel time sedangkan total cost dipengaruhi jarak tempuh dan teknologi yang dipergunakan. Salah satu kelebihan dari dinamika sistem adalah dapat memberikan feedback yang diperlukan dalam pembuatan suatu model. Feedback pada model penetapan rute terletak pada optimasi jumlah demand terhadap headway yang terjadi. Dari hasil simulasi didapatkan jumlah demand akan naik turun hingga mencapai suatu kondisi dimana jumlahnya konstan. Model perencanaan rute ini sendiri dibuat dengan memilih salah satu rute yang dioperasikan oleh operator sebagai bahan kajian akan layak atau tidaknya rute yang telah dioperasikan serta memberikan pertimbangan terhadap alternatif-alternatif pertimbangan terhadap rute-rute lain yang memiliki tujuan sama. Rute yang dipergunakan sebagai bahan kajian dan sumber data-data yang dipergunakan didalam simulasi ini adalah P-43 (trayek Depok - Lapangan Banteng). Dalam tahapan perancangan hasil pemodelan harus mendekati sistem yang sebenarnya, sehingga dari pemodelan ini tujuan utama penulisan berupa penggunaan pendekstan dinamika sistem dalam proses penetapan rute untuk angkutan umum dapat tercapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahry
"ABSTRAK
Pada karya tulis ini dikembangkan model optimasi penjadualan sistem angkutan umum. Model yang dikembangkan memperhatikan kepentingan pengguna (meminimasi waktu tunggu) dan juga operator (meminimasi jumlah armada).
Pemrograman matematis dari user-operator based model yang dikembangkan memiliki fungsi objektif minimasi waktu tunggu dan jumlah armada. Fungsi objektif ini dibatasi kendala kapasitas kendaraan serta beberapa konservasi yang berkaitan dengan waktu penjadualan.
Untuk menentukan solusi dari optimasi model dikembangkan algoritma yang menggunakan pendekatan "bi-level". Pada tahap pertama, dikembangkan model optimasi waktu keberangkatan yang bersifat user's objective based model. Solusi optimal diselesaikan dengan menggunakan pemrograman dinamis, hingga didapatkan waktu keberangkatan kendaraan dan total waktu tunggu penumpang.
Tahap kedua, merupakan pemodelan untuk mengoptimasi rangkaian perjalanan yang menjadi togas tiap armada (operator's objective based model). Model diselesaikan dengan konsep Maximum Cardinality Matching yang memanfaatkan representasi jaringan. Minimasi jumlah armada dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa skema pengaturan rote (skema Turn Around Trips, Interlining dan Deadheading) serta skema Shifting Departure Time.
Kedua tahapan pemodelan berinteraksi untuk menghasilkan nilai minimal bagi fungsi objektif dari user-operator based model.
Contoh kasus yang diberikan merupakan aplikasi model dalam optimasi penjadualan angkutan umum.
DAFTAR PUSTAKA : 14 (1974 - 1995)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonbi
"Ketidakseimbangan antara kebutuhan (user), supply (operator) dan regulator terjadi akibat kepentingan masing-masing pihak. Pemerintah (regulator) merupakan pihak yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan perencanaan angkutan umum melalui .kebijakan yang ditentukan. Untuk itu diperlukan suatu model kebijakan regulator.
Model kebijakan menggunakan dinamika sistem, dengan melakukan simulasi skenario subsidi, simulasi skenario LOS dan simulasi skenario jumlah armada. Penentuan kebijakan regulator menggunakan political bargaining approach.
Berdasarkan hasil simulasi diperoleh hasil : model kebijakan regulator dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan kebijakan regulator yang bersifat makro. Kebijakan regulator yang realistik untuk subsidi : bus biasa untuk umum : 40% - 50%, pelajar : 70% - 80%. Bus patas untuk umum dan pelajar : 40% - 50%, patas AC untuk umum : 20% - 30%. Bus double untuk umum : 20% - 30%, pelajar : 70% - 80%. Bus sedang untuk umum dan pelajar : 50%, bus kecil untuk umum dan pelajar : 20% - 30%. Kebijakan regulator yang realistik dengan meningkatkan LOS, pada skenario LOS 1, dan skenario jumlah armada 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nadjam
"Dalam mengoperasikan bus atau kendaraan dikeluarkan sejumlah biaya meliputi : biaya bahan bakar, oli, ban, awak bus, depresiasi, perawatan, asuransi dan overhead. Panjang rute angkutan umum mempengaruhi waktu tempuh bus, pada kondisi jalan macet waktu tempuh akan bertambah sehingga menimbulkan biaya operasi kendaraan meningkat.
Isi pokok pada tesis ini adalah menganalis hubungan antara biaya operasi kendaraan dengan panjang rute angkutan umum dan waktu tempuh kendaraan dari terminal asal ke terminal tujuan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan model yang berkaitan dengan variabel bebas dan tidak bebas.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi liner dan regresi nonlinier yang variabel tidak bebasnya adalah biaya operasi kendaraan dan variabel bebasnya adalah panjang cute angkutan umum, waktu tempuh kendaraan, dan jurnlah penumpang yang diangkut.
Pada analisis regresi linier dan non linier dilakukan tahapan untuk mendapatkan koefisien determinasi R2, tabel analisis varians dan koefisien regresi untuk menyusun persamaan regresi, kemudian dilakukan pemilihan persamaan terbaik dengan metode semua kombinasi yang mungkin. Proses analisis data dibantu dengan paket program statistik SPSS 6.0 for windows.Hasil yang diperoleh pada setiap jenis pelayanan berupa model matematis hubungan antara biaya operasi kendaraan dengan panjang rute angkutan umum atau waktu tempuh kendaraan dengan tingkat kepercayaan 95 % yaitu :
Untuk jenis pelayanan Bus Patas AC
Biaya operasi kendaraan = 17698,35 - 78129 ( panjang rute ) + 1,757 x (panjang rute)2 Biaya operasi kendaraan = 26947,287 - 16432,259 (waktu tempuh) + 6599,093 x (waktu tempuh) 2.
Hasil pembahasan akhir dari model matematis diatas berupa biaya operasi kendaraan minimum 16.830,00 (Rpljam) pada panjang rute optimum 22,23 km dan waktu tempuh optimum 1,28 jam. Untuk jenis pelayanan yang lain yaitu: Bus Patas dan Regular, Bus'Sedang dan Bus Kecil dibahas pada Analisis Hasil dan Pembahasan bab V. Pada peninjauan seluruh jenis pelayanan bus kota, antara biaya operasi kendaraan dengan panjang rute angkutan umum dan waktu tempuh kendaraan tidak ada keeratan hubungan linier, dengan prosentase hubungan kurang dari 43%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najuwa Mustafa
"Sistem pengadaan bahan baku pada perusahaan manufaktur dari pemasok ke pabrik produksi dituntut untuk menjadi sangat efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan jarak tempuh truk yang mengambil komponen dari pemasok berdasarkan sistem milkrun sehingga diperoleh rute dan penggunaan jumlah truk yang optimal pada perusahaan. Optimasi rute dihasilkan dengan menggunakan metode algoritma Differential Evolution. Keunggulan Differential Evolution adalah strukturnya yang sederhana, mudah diimplementasikan, cepat dalam mencapai tujuan, dan tangguh. Dengan menggunakan metode ini sistem transportasi dapat dioptimalkan sehingga biaya logistik dapat diminimalkan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penurunan jarak tempuh 1,230.4 km atau sebesar 15.23%.

Materials procurement system in a manufacturing plant is demanded to be very effective and efficient. The purpose of this research is to minimize truck's travelled distance based on Milkrun system in order to achieve optimum routes and truck utilization in the company. The optimization was obtained using the implementation of Differential Evolution Algorithm method. DE is a population based and direct stochastic search algorithm (minimizer or maximizer) which simple, yet powerful and straightforward. The preliminary results indicated that the proposed method could provide a practical tool to significantly reduce the travel distance which also means reduce the cost of logistic. The result of this research is the decreased of truck's travelled distance by 15.23%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>